(AF) Thank You My Brother

Thank You My Brother

Chapter 1

Thank You My Brother Chapter 1

Author : @q2lovepink

Main Cast : Choi Siwon, Tiffany Hwang. Kang Minhyuk and Jung Krystal

Other Cast : Im YoonA, Kim Taeyeon and Kai

Genre : Romance and Family

Rating : PG (17+)

Length : Two Shoot

Disclaimer :

FF ini murni hasil pemikiranku. Apabila ada kesamaan cerita ataupun karakter tokoh adalah hal yang tidak di sengaja.

So Happy Reading 😉

Prolog

“Hyuk-ah tolong kau jaga kakakmu ne, jangan biarkan ia disakiti lagi oleh siapapun. Eomma mempercayakannya padamu.” Di sisa nafas terakhirnya, nyonya Hwang memberikan wasiat kepada putra bungsunya Hwang Minhyuk –yang kala itu masih berusia 20 tahun—untuk menjaga putri sulungnya Hwang Tiffany yang baru saja mengalami kejadian buruk. Tiffany gadis cantik berusia 23 tahun ini masih syok dengan kenyataan pahit yang menimpa dirinya. Ditambah lagi sang ibu terkena serangan jantung setelah mendapat kabar buruk mengenai putrinya.

Minhyuk yang kini menggantikan posisi ayahnya—yang telah pergi 5 tahun yang lalu—tentu merasa harus lebih bertanggung jawab begitu nyonya Hwang menghembuskan nafas terakhirnya, serta wasiat yang harus diembaninya. Meskipun usianya tergolong masih sangat muda, namun sebagai seorang pria, ia harus melindungi kakak perempuannya yang tengah terpuruk. Minhyuk berjanji akan mengembalikan senyuman sang kakak.

 

 

–Thank You My Brother—

 

“Noona apa hari ini kau tidak ada jadwal mengajar?” Minhyuk baru saja keluar dari kamarnya. Ia heran melihat kakaknya yang tengah menata makanan di meja makan hanya mengenakan pakaian santai. Minhyuk berjalan mendekatinya, lalu ia menggeserkan kursi ke belakang dan duduk di depan Tiffany.

“Apa kau lupa, hm? Hari ini hari orientasi mahasiswa baru. Tentu saja aku tidak memiliki jadwal.” Tiffany meletakkan dua potong sandwich keatas piring kosong milik adiknya, tidak lupa ia juga menuangkan air putih kedalam gelasnya.

“aku pikir Noona juga akan ikut hadir,” Minhyuk memasukkan potongan kecil sandwich kedalam mulutnya.

“Aniyo. Aku akan pergi ke kampus besok.”

Setelah kepergian ibunya 3 tahun yang lalu, Tiffany dan Minhyuk hanya tinggal berdua dirumah sederhana peninggalan orang tua mereka. Karena prestasinya yang menakjubkan, begitu lulus dengan predikat tertinggi, Tiffany langsung dinobatkan sebagai dosen muda di Seoul National University kampus tempat ia mengemban ilmu bisnis. Berbeda dengan Tiffany yang mengambil jurusan bisnis, Minhyuk yang juga tengah menjalani tingkat akhir di universitas yang sama, justru lebih tertarik dengan dunia hukum. Ia ingin menjadi seorang pengacara terkenal untuk membela orang – orang yang tidak bersalah dengan kasus yang melilit mereka.

Ketika keduanya sedang menikmati sarapan mereka, tiba – tiba suara bel pintu berbunyi. Tiffany menghentikan suapannya dan berjalan kearah pintu. Saat pintu terbuka lebar, muncullah sesosok gadis yang menjulang tinggi melebihi dirinya. Im YoonA.

“Hai, Eonni,”

“Hai, kau ceria sekali pagi ini Yoong.” Tiffany memperhatikan penampilan YoonA dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia terlihat manis dengan kemeja biru berlengan panjang dipadukan dengan jeans hitam dan rambut yang diikat ke belakang serta make up yang tidak berlebihan.

Im YoonA adalah sahabat dekat Minhyuk sejak mereka duduk dibangku SMA hingga kini mereka duduk di bangku kuliah. Hanya saja YoonA mengambil jurusan yang berbeda dengan Minhyuk. Ayahnya menginginkannya menjadi penerus perusahaannya. Oleh karena itulah YoonA mengambil jurusan yang sama dengan Tiffany, yaitu bisnis.

Tiffany sangat menyukai kepribadian YoonA yang hangat dan ceria. Ia juga tahu jika gadis bertubuh kurus ini menyukai adiknya. Namun sayang Minhyuk hanya menganggapnya sebagai sahabat, tidak lebih.

“Eonni, apa kau akan membiarkanku terus berdiri disini?”

“Eoh? Mianhae. Aku terlalu terpesona denganmu.” Ucap Tiffany menggoda YoonA. YoonA melingkarkan lengannya pada lengan Tiffany dan mereka berdua masuk menemui Minhyuk.

“Hwang Minhyuk apa kau tidak merasa malu? Setiap hari Youngie yang selalu menghampirimu. Seharusnya kau-lah yang menjemputnya.” Tiffany pura – pura marah melihat ekspresi adiknya yang cuek dengan kedatangan YoonA. Ia sudah terbiasa dengan kehadiran YoonA dirumahnya. Baginya YoonA adalah adik yang manis yang selalu menghiburnya disaat ia frustasi.

“Salahnya sendiri, kenapa ia selalu datang pagi – pagi sekali? Semua orang pasti tengah menikmati sarapan mereka di jam seperti ini.” YoonA mendengus kesal. Ia memukul pelan kepala Minhyuk dengan tas yang dibawanya.

“Aww..”

“seharusnya kau senang Oppa. Tidak semua orang bisa didatangi bidadari cantik sepertiku di pagi hari.” Ujar YoonA bangga seraya berdiri disamping Minhyuk dengan membusungkan dadanya.

“Mwo?? Menurutku kau hanyalah seekor rusa yang akan menghabiskan seluruh makanan dirumahku.”

“YAKK!!! Oppa!!!”

“Hahahaa” aksi kejar – kejaran pun terjadi antara Minhyuk dan YoonA. Tiffany hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kehadiran YoonA ditengah mereka, sedikit mengobati kepedihan mereka setelah nyonya Hwang pergi.

 

*****

Setiap hari Minhyuk dan YoonA selalu bersepeda menuju kampus mereka. Sebenarnya YoonA bisa saja menggunakan mobilnya, mengingat ia berasal dari keluarga kalangan atas. namun karena rasa cintanya yang besar terhadap Minhyuk, ia rela mengorbankan harga dirinya.

 

Semua senior telah berkumpul di depan aula kampus, tidak terkecuali Minhyuk dan YoonA. Mereka telah bersiap untuk mengorientasi mahasiswa baru. Tidak sedikit para mahasiswi baru yang terpesona dengan ketampanan dan kecerdasan Minhyuk saat menyampaikan sambutan pertamanya di podium. Mereka bertepuk tangan dan bersorak memanggil namanya.

“Oh God, Minhyuk sunbae tampan sekali.” Ujar salah satu mahasiswi.

“Ne, seandainya aku bisa menjadi pacarnya.” Balas mahasisiwi lainnya.

Ketika mereka tengah tersihir dengan pesona Minhyuk, dari arah pintu masuk aula, muncul seorang gadis cantik yang melangkah dengan angkuh menuju depan aula. Ia menyibakkan rambut panjangnya yang indah. Semua pasang mata tertuju padanya dengan ketukan heelsnya yang menggema memenuhi aula.

“Apa acaranya sudah dimulai sunbae-nim?” tanyanya tanpa sopan santun.

“Kau siapa?” balas Minhyuk sinis.

“Mwo?? Kau tanya siapa aku? Bagaimana mungkin kau tidak mengenalku, eoh?”

“dengar nona, siapapun dirimu aku tidak peduli. Jika kau mahasiswa baru disini, sebaiknya kau cepat bergabung bersama teman – temanmu.” Tegas Minhyuk tanpa menghiraukan tatapan tak percaya gadis tersebut. Ia menghentakkan kakinya dan mulai bergabung dalam barisan. Baru kali ini ada yang orang memerintahnya dan bersikap dingin padanya.

“Oppa, aku rasa gadis itu Jung Krystal. Ia adalah putri dari salah satu pemegang saham kampus kita. Menurut cerita yang aku dengar, ia baru menginjakkan kakinya di korea. Selama ini ia sekolah di Amerika. “ setelah Minhyuk kembali ke kursinya, YoonA menjelaskan perihal gadis sombong tadi. Ia mendengar berita mengenai putri tuan Jung So Hyun yang akan melanjutkan sekolahnya di universitas ini. Dan ia yakin gadis itu adalah Jung Krystal.

‘jadi gadis itu Jung Krystal?’ gumam Minhyuk dalam hati. Mendengar nama dan marga-nya membuat darah Minhyuk menjadi mendidih. “Ceritamu tidak akan mempengaruhiku untuk mengistimewakan gadis itu.” Entah kenapa YoonA merasa ada sorot kebencian yang terpancar dari mata Minhyuk begitu mendengar cerita yang ia sampaikan.

“Ok. Semuanya terserah padamu sunbae-nim.” YoonA pergi meninggalkannya yang masih duduk dengan menahan amarah.

 

*****

Tiffany tengah asyik menyiram tanaman di halaman rumah sederhananya. Ia memang menyukai bunga sejak kecil. Oleh karena itulah rumahnya selalu terlihat asri dan indah. Saat ia akan memetik salah satu bunga yang mekar, tiba – tiba ponselnya berdering. Tiffany mengernyit begitu melihat nama yang tertera pada ponselnya.

“Yeoboseo Song Guk-ssi,”

Yeoboseo Tiffany-ssi, bisakah sekarang anda kemari?”

“Eoh? Bukankah hari ini tidak ada pembelajaran?”

“Ne, itu memang benar. Tapi rektor baru kita akan datang pagi ini. Ia ingin seluruh staff hadir untuk memperkenalkan diri.”

“arraseo. 45 menit lagi aku akan sampai disana. Terima kasih sudah memberitahuku Song Guk-ssi.”

Cheonma, baiklah aku tunggu. Annyeong.”

“Annyeong.”

Tiffany mengehembuskan nafas kasar. Ia bergegas masuk kedalam rumahnya untuk bersiap – siap. Rencananya untuk bersantai seharian terpaksa dibatalkan.

 

 

Tiffany berjalan anggun menuju gedung pertemuan di Seoul National University. Wajahnya yang dingin tidak melunturkan kecantikannya. Tidak sedikit mahasiswa bahkan rekan kerjanya, mencoba mengejar cintanya. Namun benteng kokoh yang ia bangun terlalu kuat untuk dihancurkan. Tiffany tidak ingin membuka hatinya lagi untuk siapapun. Ia takut luka yang telah ia kubur akan kembali bangkit.

“Tiffany, syukurlah kau sudah datang.”

“Waeyo? Apa aku terlambat?” Tiffany diseret oleh rekan seprofesinya Kim Taeyeon ke deretan kursi barisan kedua. Kim Taeyeon berada di jurusan Art. Ia merupakan rekan yang paling dekat dengan Tiffany. Mungkin karena perbedaan usia mereka yang tidak terpaut jauh. Hanya saja Taeyeon sudah menikah 2 tahun yang lalu, dan telah memiliki satu putra yang sangat lucu bernama Kim Kyungsan.

Tiffany dan Taeyeon terlebih dulu menyamankan posisi duduk mereka sebelum mereka kembali melanjutkan pembicaraan mereka.

“Tiff, aku dengar rektor baru kita sangat tampan. Ia juga masih muda, dan kalau aku tidak salah ingat, usianya masih 30-an. Wow bukankah itu sangat fantastis? Kita akan berada di bawah pimpinan rektor yang tampan juga muda.” Mata Taeyeon berbinar – binar ketika membayangkan sosok rektor baru yang akan memimpin Universitas mereka.

“Kim Taeyeon ingatlah suami dan anakmu dirumah! Cih aku sama sekali tidak tertarik.” Tiffany melipat tangannya di depan dada dan membuang pandangannya dari Taeyeon beralih ke podium yang tengah ditata secantik mungkin untuk menyambut sang rektor. Tiffany paham kemana arah pembicaraan Taeyeon. Selama ini Kim Taeyeon –satu – satunya orang yang menjadi temannya setelah kepergian ibunya—selalu berusaha menjodohkannya dengan beberapa pria tampan. Bahkan suaminya Kim Heechul pun ikut membantunya. Namun semua itu selalu berakhir sia –sia. Tiffany tetap pada pendiriannya untuk tidak jatuh cinta.

“Oh ayolah Tiff, sampai kapan kau akan terus mengunci hatimu, eoh? Jangan jadikan masa lalumu sebagai alasan untukmu menutup diri!” geram Taeyeon yang melihat sikap acuh sahabatnya. Tatkala ia akan membuka kembali mulutnya, suara tuan Song Guk menginterupsinya.

“Para hadirin semuanya dimohon untuk berdiri.”

Beberapa detik kemudian, masuklah seorang pria tampan bertubuh kekar nan tinggi. Ia tidak melepaskan senyumannya pada setiap orang yang menyapanya. Lesung pipinya terbentuk indah tatkala ia melemparkan senyuman. Semua orang yang hadir di ruangan tersebut, berdecak kagum padanya. Terkecuali Tiffany. Ia hanya memasang wajah datar menanggapinya. Hatinya benar – benar sudah membeku untuk seorang pria.

“Selamat datang tuan Choi! Selamat bergabung bersama kami!” sapa Tuan Song sopan seraya membungkuk dan mempersilakan orang yang dipanggilnya ‘tuan Choi’ tersebut duduk disinggasananya.

“Terima kasih. Suatu kehormatan bagiku bisa bergabung bersama kalian. saya sering mendengar tentang prestasi para mahasiswa yang begitu luar biasa berkat bimbingan para pengajar disini. Saya yakin kita dapat bekerjasama dengan baik untuk lebih memajukan universitas kita. Dan saya juga mohon bimbingan dari para seniorku yang jauh lebih berpengalaman daripada diriku. Jujur saja ini adalah pengalaman pertamaku ikut berkecimplung dalam dunia pendidikan. Jadi mohon maaf jika saya masih banyak kekurangan atau ada sesuatu yang mungkin suatu saat tidak berkenan di hati kalian. Oh iya saya hampir lupa. Perkenalkan namaku Choi Siwon, putra pertama dari Choi Kiho pimpinan kalian sebelumnya. Saya harap saya bisa menjadi pimpinan yang baik seperti yang Appa lakukan selama ini. Sekali lagi mohon kerjasamanya agar kita menjadi tim yang solid untuk mencapai tujuan utama kita.”

Suara riuh tepuk tangan terdengar menggema setelah Choi Siwon menyampaikan sepatah dua patah kata dan perkenalan dirinya. Semuanya berdiri memberikan hormat pertanda mereka menerima Choi Siwon sebagai rektor baru.

Tiffany sedikit tersentuh dengan kalimat yang dilontarkan Siwon. Namun bukan berati ia menyukainya. Ia hanya menghargai kerendahan hatinya.

Acara dilanjutkan dengan memperkenalkan seluruh staff Seoul National University kepada Choi Siwon. Ketika giliran Tiffany tiba, mata Siwon terpaku pada wajah dinginnya. Tiffany hanya menampakkan senyum tipis sekilas tatkala mereka berjabat tangan.

“Ini adalah nona Tiffany Hwang, ia berada di fakultas Bisnis. Selain itu ia juga merupakan alumni terbaik yang pernah dimiliki universitas ini. Prestasinya sangat luar biasa. Ia juga aktif di berbagai organisasi yang kami adakan.” Jelas tuan Song singkat mengenai profil Tiffany.

“Iya, saya juga pernah mendengar tentang anda Tiffany-ssi. Senang bisa berkenalan langsung denganmu.”

“Ne, terima kasih.” Balasnya dingin.  Setelah Siwon beralih pada yang lainnya, Taeyeon menyikut lengan Tiffany pelan. Ia geram dengan ekspresi yang ditunjukkan Tiffany.

“Aish.. ada apa lagi?” desisnya.

“Begitukah caramu menyambutnya? Dengar Tiff, jika kau tetap bersikap seperti tadi, aku jamin ia tidak akan mempertahankanmu sebagai dosen disini.”

“Apa kau lihat bagaimana tatapannya tadi padaku? Aku yakin ia tidak sebaik yang kau pikirkan.”

“Mwo? Jadi kau hanya menilainya dari tatapannya saja?” Taeyeon bergeser menghadap Tiffany. Ia sungguh kewalahan menghadapi temannya yang satu ini.

“aku sudah terlalu sering melihat tatapan seperti itu Taeng,” Tiffany kembali duduk dengan melipatkan kakinya tanpa menghiraukan mata tajam Taeyeon.

Taeyeon hanya bisa memijit pelipisnya. Ia tidak tahu lagi bagaimana cara membujuk temannya yang keras kepala ini.

 

*****

Minhyuk tengah menandatangani beberapa buku yang ia tugaskan kepada para mahasiswa baru untuk mendapat tanda tangan seluruh senior. Sepasang kaki menjulang di depan mejanya. Minhyuk mendongak keatas dan mendapati Krystal tengah menatap tajam kearahnya. Minhyuk hanya mengedikkan bahu tidak peduli dan kembali pada kegiatan awalnya. Krystal semakin kesal dibuatnya. Ia menggebrakan meja sambil berteriak.

“YAKKKK!!! Kenapa kau mengacuhkanku, eoh?”

“Bersikaplah sopan nona.” Jawab Minhyuk tenang tanpa menoleh kearah Krystal.

“Mwo? Aku pasti akan mengadukanmu pada kakak sepupuku. Kau akan menyesal Minhyuk sunbae.”

“Ok. Aku tunggu.” Balasnya santai. Lalu ia berdiri dan meninggalkan Krystal yang berdiri melongo.

“Aaaarrrrgghhhh…. awas kau Hwang Minhyuk!!!! Kau akan menerima akibatnya!!!!” YoonA yang berada tidak jauh dari mereka, hanya menatap keduanya heran. Sebelumnya Minhyuk tidak pernah bersikap acuh pada orang lain. Apalagi pada siswa baru. Ia yakin ada sesuatu yang disembunyikan Minhyuk.

“Oppa!! Tunggu!!!” YoonA berlari mengejar Minhyuk. Merasa ada orang yang memanggil namanya, Minhyuk menghentikan langkahnya dan berbalik kearah suara.

“Hai, Yoong. Ada apa?”

“Aniyo. Aku hanya ingin mengajakmu makan siang. Otte?”

“Mmmm, ajakan yang bagus. Kajja! Perutku juga sudah lapar.” Minhyuk merangkul bahu YoonA, entah kenapa ada tatapan tidak suka pada penglihatan Krystal. Ia bingung kenapa Minhyuk bersikap manis pada orang lain, sedangkan padanya ia selalu bersikap dingin. Bahkan terkesan membencinya. Padahal mereka baru pertama kali bertemu. Dan memang harus diakui, pertemuan awal mereka sangat buruk mengingat sikap tidak sopan dirinya pada seniornya. Ia menyesal untuk itu. Tapi apakah ia juga harus diperlakukan tidak baik seperti ini? Sungguh tidak adil. Teman – temannya yang lain,  hanya ditugaskan mendapat tanda tangan. Sementara dirinya, ia harus membantu petugas kebersihan untuk membersihkan halaman kampus di tambah lagi ia harus mengangkat beberapa barang milik teman – temanya. Minhyuk berkilah itu adalah hukuman yang harus diterimanya karena ia terlambat datang. Namun sikap dingin dan kejamnya terhadap Krystal membuatnya tidak habis pikir kenapa pria yang banyak digandrungi gadis – gadis itu melakukan hal tidak adil terhadapnya. Saat ia tengah hanyut dalam pikirannya, seseorang menepuknya dari belakang.

“Hai, namamu Jung Krystal kan? Perkenalkan aku Luna. Maukah kau berteman denganku?”

“Nde?? Ah tentu saja.”

 

*****

“Tuan Song apakah Tiffany-ssi selalu bersikap dingin terhadap orang lain?” setelah pertemuannya dengan Tiffany beberapa saat lalu, ia merasa ada sesuatu yang tidak lazim pada diri Tiffany. Namun ia tidak ingin terlalu cepat mengambil kesimpulan. Untuk itulah ia memanggil Tuan Song Guk.

“Tiffany-ssi sosok yang tidak mudah dijangkau tuan Choi. Ia lebih senang menyendiri dibandingkan bergaul dengan yang lainnya. Hanya Taeyeon-ssi yang dekat dengannya.” Siwon mengangguk mengerti, tetapi masih ada yang mengganjal dalam hatinya.

“Apa mungkin ia memiliiki masalah dengan kehidupannya?” tuan Song mengernyit dengan pertanyaan Siwon. Mengerti dengan ekspresi yang ditunjukkan tuan Song, Siwon berdehem gugup.

“Maaf, aku hanya tidak ingin orang yang bekerja padaku memendam suatu masalah yang mungkin akan mengganggu pekerjaannya. Atau jika aku mengetahui permasalahannya mungkin aku bisa membantunya.” Siwon menghela nafas lega setelah tuan Song tersenyum padanya.

“Kami tidak pernah tahu apa yang terjadi dengan Tiffany-ssi. Ia sangat tertutup. Tapi anda tidak perlu khawatir tuan, selama ini ia selalu bekerja dengan baik.”

“Baguslah. Itu yang aku butuhkan. Baiklah, anda boleh kembali ke tempat dan terima kasih untuk informasinya.”

“Ne, senang membantu anda tuan.” Tuan Song membungkuk terlebih dulu sebelum beranjak keluar dari ruangan Siwon.

Apa yang terjadi denganku? Tidak seharusnya aku mengkhawatirkan orang yang baru aku kenal. Huh.. sebaiknya aku segera mengisi perutku sebelum ia berontak meminta makanan.’ Siwon bangkit dari kursinya dan memutuskan untuk pergi ke kantin. Sebenarnya ia bisa saja memesan makanan pada sekretarisnya. Namun ia ingin melihat sendiri seperti apa kantin dan ruangan lainnya.

Siwon berjalan santai sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. Ia menoleh ke kanan dan kiri mengamati setiap obyek yang ia lewati. Saat ia melewati sebuah ruangan musik, telinganya tak sengaja menangkap suara seseorang yang tengah bernyanyi sambil bermain gitar. Merasa penasaran, Siwon mengikuti arah suara tersebut. Sungguh keberuntungan berpihak padanya. Pintunya terbuka sedikit sehingga ia bila melihat siapa sosok dibalik suara indah yang ia dengar. Mata Siwon terbelalak begitu mengetahui Tiffany-lah yang tengah bersenandung dengan iringan gitar yang sangat merdu. Tiffany tidak menyadari kehadiran Siwon. Ia terlalu fokus dengan lagunya. Lagu yang membawanya kembali pada kenangan lamanya yang pahit.

Secara diam – diam Siwon menikmati setiap syair yang dilantunkan Tiffany. Ia menyanyi dengan segenap perasaannya membuat Siwon terenyuh. Untuk kali pertama Siwon terbawa kedalam lirik lagu yang dibawakan seseorang. Ia sendiri tidak mampu menjelaskan apa alasannya.

Setelah Tiffany menyelesaikan lagunya, ia menyeka buliran airmata yang mengalir di pipinya. Kemudian ia menyimpan gitar yang tadi digunakannya ke tempat semula lalu merapikan make up-nya yang sedikit berantakan akibat menangis. Tiffany menyibakkan rambut panjangnya dan mengatur nafasnya yang masih memburu. Siwon tidak  lepas memandanginya. Ia memperhatikan setiap detail gerakan yang dibuat Tiffany. Entah kenapa ada rasa penasaran yang menyelimutinya akan sosok wanita misterius yang sedang berada di dalam sana.

 

*****

Minhyuk dan YoonA duduk bersebrangan di kantin kampus. Mereka makan dengan tenang. Sesekali YoonA melirik kearah Minhyuk yang tampak serius. Ia tidak berani bertanya padanya. Di sudut lain, Krystal dan Luna yang duduk tidak jauh dari meja mereka, terus memperhatikan keduanya. Luna tetap fokus pada makanannya. Sementara Krystal, ia masih kesal pada Minhyuk.

“Krystal, apa kau tidak akan memakannya? Kenapa sedari tadi kau diam terus?” karena tidak mendapat jawaban, Luna mengikuti arah pandang Krystal. Ia menautkan kedua alisnya begitu mengetahui siapa orang yang ditatap teman barunya itu.

“Hei, apa kau menyukai Minhyuk sunbae? Kalau kau menyukainya, kau harus rela bersaing dengan ratusan gadis lainnya. Ia adalah pria terpopuler di kampus kita. Tapi sayangnya, ia tidak mudah didekati. Hanya YoonA sunbae yang dekat dengannya. Mereka sudah berteman sejak lama. Bahkan banyak yang mengira jika mereka sepasang kekasih.” Tanpa diperintah, Luna menguraikan secara detail perihal Minhyuk. Tatapan Krystal beralih padanya.

“darimana kau tahu?”

“Aisshh… hampir semua orang membicarakan mereka. Bagaimana mungkin kau tidak mendengarnya.” Cibir Luna geram.

“apa kau pikir aku tertarik padanya?”

“Aku berani bertaruh kalau suatu saat nanti kau akan jatuh dalam pesonannya. Dan satu lagi, jika kau ingin mendekatinya, kau harus bisa mengambil hati kakaknya. Kebetulan ia akan mengajar di kelas kita. Ia Hwang Tiffany seonsangnim.”

“jangan berfikiran bodoh Luna. Aku tidak akan melakukannya.” Luna mengangkat kedua tangannya, “Terserah. Yang penting aku sudah memberitahumu.”

aku tidak akan mungkin tertarik padanya. Aku hanya ingin menunjukkan pada semua orang jika aku bukanlah gadis bodoh yang tidak mampu menaklukan hatinya.’ Desis Krystal dalam hati.

 

*****

Hari sudah mulai sore, seperti biasa Tiffany akan menunggu kedatangan bis di halte depan kampusnya. Sudah 30 menit ia menunggu, tapi hingga detik ini bis yang akan ditumpanginya tidak kunjung datang.

Sebuah mobil audi hitam berhenti di depannya. Sang pengemudi menurunkan kaca mobilnya, dan nampaklah wajah tampan Choi Siwon. Tiffany memutar bola matanya.

“Apa anda butuh tumpangan nona?”

“Tidak, terima kasih.”

“Aku rasa bismu tidak akan datang. Jadi sebaiknya anda ikut saja denganku.”

“maaf tuan, bukankah tadi sudah kukatakan? Aku tidak ingin ikut denganmu. Jadi sebaiknya anda segera pulang dan tidak perlu menghiraukanku. Oke.”

Dari kejauhan, Minhyuk melihat Tiffany tengah berbicara dengan pemilik mobil di depannya. Tapi jika dilihat dari raut wajahnya, Tiffany tampak menahan kekesalan. Minhyuk memacu sepedanya lebih cepat. Ia tidak ingin kakaknya di ganggu oleh siapapun.

“Noona, ikutlah bersamaku!” ujarnya seraya menatap Siwon.

“Kau datang disaat yang tepat Hyuk-ah.” Tiffany menghampiri Minhyuk, lalu duduk di jok belakang sepedanya. Minhyuk memberikan senyuman kemenangan pada Siwon. Ia pun melambaikan tangannya dan berlalu pergi dari hadapannya.

Siwon melongo tak percaya. Bagaimana mungkin Tiffany lebih memilih menumpangi sepeda bocah itu daripada mobilnya. Tunggu! Apa tadi ia memanggilnya ‘noona’? aishh.. ia bahkan lebih muda darinya. Siwon menggeram dan memukul stirnya.

“Arrrrggghhhh…”

 

*****

“Noona apa kau mengenalnya?” Minhyuk bertanya sambil tetap mengayuh sepedanya. Tiffany sibuk merapikan rambutnya yang berterbangan akibat angin yang berhembus kencang.

“Tentu saja, ia rektor baru kampus kita.” Jawabnya sedikit berteriak.

“Mwo????”

Ciiiitttt…….

Suara decitan ban sepeda memekik keras. Minhyuk mengerem sepedanya secara mendadak. Kepala Tiffany terbentur pada punggung adiknya.

“HWANG MINHYUK!!!! Apa kau ingin membunuhku?????”

“Mian Noona, aku hanya terlalu kaget. Jadi orang tadi adalah Choi Siwon rektor baru kita?” tanya Minhyuk dengan ekspresi yang bisa dibilang berlebihan.

“Ne, Waeyo?”

“Noona, kenapa kau tidak mengatakannya?”

“Jika aku mengatakannya, apa kau akan membiarkanku diganggu olehnya?” bagaikan anak berusia 5 tahun yang sedang dimarahi ibunya, Minhyuk hanya menggeleng polos.

“Kalau begitu cepat jalan! Aku ingin segera sampai di rumah.”

“Ne, noona.” Mereka pun menghabiskan perjalanan sambil menikmati pemandangan di sore hari.

 

*****

Karena terburu – buru, Krystal tidak melihat ada batu kecil yang mengganjal langkahnya yang membuatnya harus terjatuh dan mengeluarkan darah segar dari lututnya. Dan parahnya lagi, Krystal memakai rok pendek sehingga lukanya langsung menusuk tulangnya.

“Aww! Appoyo.” Krystal meringis kesakitan. Minhyuk yang kebetulan lewat, awalnya tidak ingin menghiraukannya. Namun melihat Krystal tidak mampu berdiri, ia tidak tega mengacuhkannya. Minhyuk memutuskan untuk menolongnya. Ia mengulurkan tangannya pada Krystal yang tengah menunduk menahan sakit.

“Peganglah tanganku!” Krystal mendongak dan menatap Minhyuk ragu.

“Ayo cepatlah!” Minhyuk menggoyang – goyangkan tangannya memberi isyarat pada gadis didepannya untuk segera memegang tangannya.

“Kau sedang tidak mempermainkanku kan?” lirih Krystal pelan.

“Akan kuhitung sampai tiga. Jika kau masih tidak bergerak, aku akan meninggalkanmu.”

“Yak! Tunggu! Kenapa kau mudah sekali marah?” Krystal akhirnya menggenggam tangan Minhyuk dengan mulut yang mengerucut.

“Argh.. pelan – pelan. Kakiku sakit sekali.” Rengeknya manja. Minhyuk hanya memutar bola matanya dan mengalihkan tangan kiri Krystal memenuhi bahunya. Sementara tangan kanannya, memeluk pinggang Krystal. Gadis bertubuh tinggi itu tertegun dengan aksi Minhyuk. Ia memandang wajahnya tanpa berkedip.

“jangan memandangiku seperti itu gadis manja. Kau akan menyesal.” Krystal tersentak, ia segera membuang wajahnya kearah lain.

“Kau menyebutku apa? Dengar sunbae, kau tidak berhak memanggilku manja.” Sembur Krystal tak terima dengan sebutan yang dialamatkan Minhyuk padanya, sekaligus untuk menutupi rasa gugupnya.

“Apa kau ingin aku melemparmu disini, eoh?”

“Mwo??? Aisshhh… sunbae kakiku sedang sakit. Aku tidak bisa berjalan. Apa kau tega melakukannya?’

“Untuk gadis sepertimu, aku tega melakukan apapun.”

“Mwo?”

“Sudahlah, tutup mulutmu sebelum aku membungkamnya,”

Beberapa pasang mata menatap iri pada Krystal, termasuk YoonA. Minhyuk tidak menyadari keberadaan YoonA. Yang ada dalam pikirannya saat ini ialah segera sampai diruang kesehatan agar bisa terbebas dari gadis cerewet ini.

Tidak tahan dengan pemandangan yang ada di depannya, YoonA bergegas lari menuju kelasnya dengan airmata yang berusaha ia cegah untuk keluar.

 

Sesampainya di ruang kesehatan, Minhyuk membantu Krystal berbaring di ranjang yang tersedia disana. Ia menyuruh salah satu petugas kesehatan untuk mengobati luka Krystal sebelum terjadi infeksi. Setelah itu ia hendak pergi, namun tangan Krystal mencegahnya.

“Gomawo sunbae-nim,” ucapnya tulus, dan untuk pertama kalinya Minhyuk tersenyum pada Krystal yang membuat gadis berambut panjang tersebut bersorak gembira di dalam hatinya.

 

*****

Di dalam kelas, YoonA tidak fokus dengan pelajarannya. Ia duduk resah dan sering melamun. Terkadang jika ia ditanya mengenai materi yang disampaikan, ia akan kebingungan. Tiffany yang sedari tadi memperhatikannya, menegur YoonA.

“Im YoonA ikut denganku!”

“Ne, Tiffany seosaeng-nim,”

Sesampainya di luar kelas, Tiffany melipat kedua tangannya di depan dada mengamati raut wajah YoonA yang tampak tidak bersemangat.

“Apa ada yang mengganggu pikiranmu?” tegurnya yang sontak membuat YoonA mengangkat kepalanya yang tertunduk.

“Aniyo.” Jawab YoonA bohong.

“Kau tidak bisa membohongiku Yoong. Aku sudah lama mengenalmu.” Baru saja YoonA akan membuka mulutnya, suara seseorang menginterupsi pembicaraan mereka.

“Tiffany-ssi,  bisakah kita bicara sebentar?” Tiffany dan YoonA langsung menolehkan kepala mereka ke arah sumber suara.
“Eoh? Ah.. ne tentu saja tuan Choi. Yoong, kembalilah ke kelas kita bicarakan lagi nanti.”

“ne, eonni.”

Tiffany mengikuti langkah Siwon dari belakang seraya menggerutu kesal. Sebenarnya ia malas harus berbicara dengannya. Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak bisa membantah perintah atasannya pada jam kerja seperti ini.

Setibanya mereka di ruangan Siwon, pria bertubuh atletis itu mempersilahkan Tiffany untuk duduk di sofa tamu. Ia kemudian menelepon sekretarisnya untuk membawakan minuman.

“Jadi apa yang ingin anda bicarakan tuan?” tanya Tiffany to the point setelah Siwon menempalkan butt nya di atas sofa.

“Tidak bisakah kita menunggu minuman kita terlebih dahulu?”

“Maaf tuan, saya harus segera kembali ke kelas. Jadi sebaiknya anda segera menyampaikan apa yang ingin anda sampaikan pada saya.” Siwon menghela nafas pasrah. Wanita ini memang sulit ternyata.

“Begini Tiffany-ssi, saya ingin mengadakan acara summer camp minggu depan. Jadi saya harap anda bisa ikut berpartisipasi dalam acara ini.” Perbincangan mereka terhenti begitu terdengar suara ketukan pintu dari arah luar.

“Masuk!”

Seorang wanita cantik muncul dari balik pintu dengan membawa nampan berisi dua cangkir coffee late hangat.

“Tuan, ini minuman anda.”

“Ne, terima kasih Hye Sun-ssi.”

Setelah kepergian Go Hye Sun, Siwon kembali melanjutkan perbincangannya dengan tiffany yang sempat tertunda.

“Jadi bagaimana?”

“Kenapa anda ingin saya ikut berpartisipasi?” tanya Tiffany dengan nada yang selalu dingin.

“karena menurut informasi yang saya dapat, anda memiliki dedikasi yang tinggi terhadap kampus ini. Jadi saya rasa anda tidak mungkin menolaknya bukan?” ucap Siwon santai sambil menyesap coffe late nya.

“Anda jangan terlalu yakin tuan. Karena saya termasuk orang yang pemilih dalam menentukan suatu hal.” Siwon hanya tersenyum kecil menanggapi pernyataan Tiffany. Wanita di hadapannya ini sungguh berbeda dengan wanita lain yang pernah ditemuinya.

“Tapi aku rasa akan lebih mudah bagi Hwang Minhyuk jika ia bisa berkoordinasi langsung dengan kakaknya sendiri dibanding dengan orang lain.” Mata Tiffany terbelalak, ‘pintar sekali pria ini menggunakan senjata. Ia sengaja membawa nama adikku.’ Pikir Tiffany

“Apa anda sengaja melibatkannya untuk menarikku?” tangan Tiffany yang pada awalnya bertumpu diatas pahanya, kini berubah menjadi bersidekap.

“Haha kau memang wanita yang cerdik nona Hwang, tapi sayangnya aku memutuskan ini semua atas pemikiran yang matang. Dan aku bukan orang yang dengan mudah menunjuk sembarang orang hanya demi untuk memenuhi kepentinganku.” Siwon mencodongkan tubuhnya ke depan sehingga membuat Tiffany sedikit memundurkan wajahnya.

“Jadi apa anda masih ingin menolaknya nona Hwang?” Tiffany menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya dalam sekali hentakan.

“Baiklah, aku setuju.” Ucapnya yakin.

‘yes!!!’ jerit Siwon dalam hati.

“Senang mendengarnya,” Tiffany mendelik sebal dengan senyuman Siwon yang menurutnya menjijikan.

“Apa sekarang saya boleh kembali ke kelas, tuan?” Tiffany sudah bersiap berdiri. Ia ingin segera pergi dari hadapan Siwon.

“Tentu saja, silahkan.” Tiffany membungkuk hormat sebelum melangkah pergi. Namun belum sempat ia memegang handle pintu, Siwon kembali memangilnya.

“Tiffany-ssi,”Tiffany menoleh malas. “Ada apa lagi tuan?”

“Apa kau tidak akan menghabiskan kopi mu?” tanya Siwon seraya menunjuk kopi Tiffany yang masih utuh.

“Saya sudah sangat terlambat tuan, jika anda menginginkannya, anda boleh meminumnya.”

“Tidak baik mengabaikan pemberian orang nona Hwang,” Tiffany semakin kesal dibuatnya. Nafasnya memburu menahan amarah. Ia berjalan cepat menuju meja dan mengambil cangkir berisi minuman berkafein tersebut lalu meminumnya dalam satu tegukan.

Setelah kopinya terminum 3/4 cangkir, Tiffany menyeka mulutnya yang agak  blepotan karena minum dengan tergesa – gesa. “Changkamman!” Siwon mengambil tissue yang ada di atas mejanya, ia lalu berdiri dan membersihkan jejak kopi yang menempel di sudut bibir Tiffany. Sesaat Tiffany teringat dengan kenangan di masa lalunya. Hatinya kembali teriris. Saat Siwon semakin dalam menatapnya, Tiffany tersentak. Ia menepis tangan Siwon yang berada di dekat bibirnya.

“Apa yang kau lakukan tuan Choi?” desis Tiffany tajam.

“aku hanya ingin membantumu membersihkannya. Apa itu salah?”

“Aku tidak butuh bantuannmu. Permisi!” Tiffany menghentakkan kakinya lalu pergi meninggalkan Siwon dengan seringaiannya. “Sifat dinginmu membuatku semakin tertarik Tiffany,” gumamnya.

 

*****

Keesekon harinya berita mengenai kegiatan summer camp sudah tersebar luas di semua fakultas di Seoul National University. Semua mahasiswa menyambut antusias kegiatan tersebut. Tak terkecuali luna.

“Krys, kau dengar kita akan camping minggu depan. kau akan ikut serta kan?”

“Menurutmu?” Krystal terus berjalan tanpa menghiraukan ocehan Luna yang mencoba mensejajarkan langkahnya dengan gadis jangkung di depannya.

“Aku dengar Minhyuk Sunbae akan menjadi ketua kegiatan kita. kau bisa berkesempatan  mendekatinya.” Krystal berhenti melangkah dan membalikkan badannya menghadap Luna.

“bisakah kau berhenti mengoceh? telingaku bisa rusak karena terus mendengar ocehanmu.” Luna mengerecutkan bibirnya, namun Krystal tidak peduli. Ia kembali berjalan. Ketika ia akan menuju tangga, langkahnya terhenti tatkala ia melihat dua insan tengah berbincang akrab sehingga membuat Luna harus menabrak punggungnya.

“Aww! Yaak!! Jung Krystal!! Kenapa kau berhenti mendadak? Kepalaku jadi sakit.” Luna mengusap – usap keningnya yang terbentur dengan punggung Krystal. Gadis di depannya tidak bergeming. Tatapannya tetap tertuju pada dua insan yang ada di depannya.

“Yoong, tolong kau persiapkan program yang akan kita laksanakan di summer camp nanti. Aku harus mengerjakan yang lainnya. Jangan lupa beritahu Kai siapa saja peserta yang akan ikut serta.”

“Ne, Oppa. Kalau begitu nanti malam aku akan berkunjung ke rumahmu. Kita bisa mengerjakannya bersama – sama.”

“Baiklah. Aku tunggu kau jam 7 malam. Awas kalau kau terlambat!”

“Siap bos!!” tangan YoonA diangkat keatas, ia berlagak seperti orang yang sedang hormat.

“Aishh kau ini,” Minhhyuk mengacak rambut YoonA lalu ia menggandeng tangannya untuk segera menemui Kai.

Disudut lain, Krystal tampak geram dengan pemandangan yang baru saja dilihatnya. Entah kenapa ada perasaan tidak suka saat ia melihat Minhyuk memperlakukan YoonA dengan manja. Terlebih ia mendengar jika YoonA akan datang kerumahnya malam nanti.

“Kau cemburu padanya?” suara Luna sontak menghantarkan kembali kesadaran Krystal.

“Aniyo. Kajja! Kita harus segera mendaftarkan diri.” Krystal menarik tangan Luna yang membuatnya hampir terhuyung ke depan.

“Jadi kau akan ikut? Yeay!! Aku senang mendengarnya.”

“Kecilkan suaramu Luna! Kau ini berisik sekali.”

“Ne, arraseo!!”

 

*****

Hari yang ditunggu – tunggu para mahasiswa pun akhirnya tiba. Semuanya telah bersiap dengan bawaan mereka masing – masing.

Sreek… sreeek…

Suara gesekan tas yang terdengar cukup keras, sontak mengalihkan perhatian para peserta summer camp pada sumber suara tersebut. Mereka terbelalak kaget saat melihat seorang gadis dengan penampilan yang selalu modis berjalan anggun dengan membawa dua buah koper dan satu tas selempang dengan ukuran kecil. Ditambah lagi satu tas berisi peralatan make up dan dua tas berukuran besar yang dibawakan oleh supir pribadinya.

Jung Krystal. Dengan gesture tubuhnya yang elegan menyapa hangat orang – orang yang ia lewati. Beberapa pasang mata terkagum – kagum menatapnya. Namun ada pula yang mencibirnya karena terlalu berlebihan. “Apa ia pikir kita akan pindah rumah? Kenapa bawaannya banyak sekali?” bisik salah satu gadis pada temannya. “lihatlah sang putri kita. Mungkin ia tidak terbiasa tinggal diluar rumah. Makanya hampir seluruh isi lemarinya ia bawa kemari.”     “Dasar tukang pamer. Ia hanya ingin menunjukkan betapa kaya nya ia.” Itulah beberapa komentar yang keluar dari sekian banyak temannya yang memang iri padanya. Krystal tidak peduli. Baginya ia memiliki hak untuk melakukan apa yang ia inginkan. Kedua kakinya berhenti tepat di hadapan Hwang Minhyuk yang menatapnya heran.

“Apa kau ingin pindah rumah nona Jung?” cibir Minhyuk dengan nada mengejek.

“Seperti pepatah yang mengatakan ‘sedia payung sebelum hujan.’ Dan itu berlaku untukku. Aku harus mempersiapkan segalanya sebelum sesuatu terjadi menimpaku.” Minhyuk hanya mengedikkan bahu tidak peduli. Ia berjalan menjauhinya. Krystal semakin geram, ia menyentakkan kakinya dan pergi ke arah yang berlawanan dengan pria yang selalu membuatnya kesal.

 

*****

Butuh waktu 3 jam untuk mereka sampai di tempat tujuan. Selama perjalanan Siwon tidak pernah berhenti menatap Tiffany yang duduk di sebrang kursinya. Tiffany yang menyadari tatapan Siwon, berpura – pura acuh untuk menghindari tindakan aneh Siwon lainnya. Ia menyibukkan dirinya dengan membaca buku yang dibawanya sembari mendengarkan musik melalui earphone-nya. Tiffany duduk disebelah kiri Taeyeon yang otomatis posisinya lebih dekat dengan Siwon. Sesungguhnya Tiffany merasa risih dengan tatapan Siwon. Namun ia berusaha untuk tetap tenang guna menghindari skandal yang akan terjadi jika ia menegur pria berlesung pipi itu.

Taeyeon yang sedari tadi memperhatikan dua insan yang terlihat canggung ini, hanya tersenyum – senyum geli melihat tingkah keduanya. Taeyeon tahu jika sebenarnya Siwon menaruh hati pada Tiffany. Ia juga sering menasehati temannya yang keras kepala ini untuk mencoba mengenal lebih dekat dengan pria yang masih setia memandanginya itu. Taeyeon yakin jika Siwon berbeda. Buktinya ia selalu sabar menghadapi kekerasan hati Tiffany. Ia juga tidak pernah marah meskipun Tiffany selalu bersikap keras padanya.

Tiffany selalu berkilah jika semua pria akan bersikap manis pada awalnya. Pengalaman pahit di masa lalunya seakan selalu mengingatkannya bagaikan alarm. Itulah mengapa Tiffany takut untuk jatuh cinta lagi.

Tanpa terasa mobil bis yang mereka tumpangi telah berhenti, pertanda mereka telah sampai. Semuanya sibuk mengemasi barang – barang mereka.

“Teman – teman cepat kemasi barang – barang kalian! Awas jangan sampai ada yang ketinggalan!” Kai, yang kebetulan menjadi ketua kelompok di bis yang ditumpangi Tiffany, memperingati teman – temannya untuk segera berkemas.

“Ne, Sunbae-nim!”

“Kai, bisakah kau panggilkan Minhyuk kemari?”

“Eoh? Noona? Minhyuk sedang mengurus bis yang lainnya Noona. Mungkin aku bisa membantumu.” Tiffany tersenyum manis pada Kai. Ia mengibaskan tangannya pertanda menolak. “Aniyo, gomawo. Aku hanya ingin bertanya padanya saja. Tidak terlalu penting.”

Siwon berdiri dari duduknya. Ia memberikan isyarat pada Kai untuk tidak menghalangi jalannya.

“Kai, bukankah kau harus mengerjakan yang lainnya? Mereka sudah menunggumu.” Kai membungkuk hormat pada Siwon. “Ne, Tuan Choi, terima kasih sudah mengingatkanku.”

“Cheonma.” Siwon menepuk – nepuk bahu Kai pelan.

“Baiklah kalau begitu saya permisi. Noona jika kau perlu sesuatu bilang saja padaku, ne.”

“Ne, arraseo.”

Setelah semua siswa keluar dari bis, kini giliran Tiffany dan Taeyeon yang mengemasi barang mereka. Siwon masih setia menunggunya. Ia memang tidak terlalu banyak membawa tas karena semua kebutuhannya sudah disiapkan oleh asisten pribadinya.

“Apa kalian sudah selesai? Biar aku yang membawa tas kalian.” Tiffany dan Taeyeon sontak menoleh ke belakang mendengar tawaran tiba – tiba Siwon.  Taeyeon tentu saja sangat antusias. Siapa yang tidak senang jika ada seseorang yang dengan sukarela ingin membawakan barang – barang kita. Berbeda dengan Tiffany yang menolaknya mentah – mentah. “Jika anda ingin berbaik hati, cukup bawakan saja tas temanku. Aku masih bisa membawanya sendiri.” Ketus Tiffany seraya berlalu dengan kesusahan karena tas nya yang berat. Siwon hanya bisa menghela nafas pasrah. “kenapa sulit sekali mengambil perhatiannya?” gumamnya pelan.

 

*****

Minhyuk, YoonA dan Kai tengah berdiskusi di dekat pohon besar, saat Krystal menghampiri mereka.

“Kai Oppa!!” Minhyuk dan YoonA saling pandang. Sejak kapan Krystal memanggil Kai dengan sebutan ‘Oppa’

“Oppa, tas ku semuanya masih tertinggal di bis. Maukah Oppa membawakannya untukku?” ucap Krystal dengan mengeluarkan jurus aegyo nya.

“Tentu saja manis, kajja!” Minhyuk semakin mengernyitkan dahinya. Ia menatap Kai dengan penuh selidik. “Kai, ingat. kau masih memiliki tugas yang lebih penting.” Ujar Minhyuk memperingati.

“Arra! Aku akan segera kembali. Kau tidak perlu khawatir.” Kai langsung menggandeng tangan Krystal. Sebelum melangkah pergi, Krystal terlebih dulu menggerlingkan matanya pada Minhyuk yang membuatnya membulatkan mata. Minhyuk bergidik ngeri menatap keduanya.

“Oppa, gwenchana?” suara YoonA mampu mengembalikan kesadaran Minhyuk.

“Eoh? Ne. Sampai dimana kita tadi?” YoonA memandang aneh pada pria yang terlihat tidak nyaman tersebut. Ia mengambil beberapa kertas yang ada di dalam tas kecilnya, lalu kemudian menyerahkannya pada Minhyuk. “Ini adalah daftar program yang akan kita lakukan disini.” Minhyuk mengangguk – anggukkan kepalanya. “baiklah. Kajja! Kita harus segera membagi tim untuk mereka.” Meskipun Minyuk tengah berbicara dengan YoonA, namun pikirannya jauh entah dimana. Dan YoonA menyadari itu.

 

*****

Semuanya sudah berkumpul di hamparan berumput dengan tenda yang dipasang di sana sini. Minhyuk, YoonA dan Kai bersiap untuk membagi tim. Sementara Siwon, Tiffany dan juga Taeyeon hanya mengawasi mereka dari jarak yang tidak terlalu jauh.

Minhyuk maju selangkah. Ia mengumumkan siapa saja anggota – anggota yang masuk ke dalam tim 1 sampai tim 10. Saat ia membacakan daftar anggota tim 2 yang dipimpinnya sendiri, ia terlonjak kaget karena ada nama Jung Krystal tertera disitu. Ini bukanlah keinginannya, sebab semuanya dipilih berdasarkan hasil kocokan. Minhyuk hanya bisa mendesah pasrah. Ia melirik sekilas kearah Krystal yang tengah tersenyum senang.

Tiffany yang merasa ada sesuatu yang aneh dengan gelagat adiknya dan Krystal, ingin segera menarik Minhyuk untuk bertanya langsung apa yang sebenarnya terjadi diantara keduanya. Sepengetahuannya, Minhyuk belum pernah terlihat seperti ini sebelumnya.

“Hey, ada apa?” bisik Taeyeon tepat di telinga Tiffany.

“Obseo.”

“Ehem!! Apa kalian sedang membicarakanku?” Tiffany dan Taeyeon sontak menoleh. “Nde?” tanya mereka serempak. “Aniyo, tuan. Kami hanya sedang berdiskusi. Iya kan Tiff?” Taeyeon mengedipkan sebelah matanya sebagai isyarat. “Ne,” jawab Tiffany terpaksa.

“Hm, baiklah. Aku akan masuk ke tendaku. Tolong kalian awasi mereka.”

“Ne, tuan.” Setelah kepergian Siwon, Taeyeon kembali mencecar Tiffany dengan pertanyaan keingintahuannya. “Cepat katakan padaku kenapa kau menatap adikmu seperti tadi.” Tiffany memutar bola matanya, “Aigoo Taeng, apa salahnya aku menatap adikku.”

“tatapanmu berbeda Tiff. Kau seperti sedang mengintimidasinya.”

Bingo!

Seperti biasanya Taeyeon selalu bisa membaca pikiran sahabatnya.

“Mollayo. Aku hanya heran saja dengan sikap adikku akhir – akhir ini. Terlebih sikapnya pada Krystal.”

“Krystal?? Maksudmu Jung Krystal sepupu Tuan Choi?!” mata Taeyeon membulat sempurna seakan bola matanya ingin keluar.

“Ssstt.. pelankan suaramu Taeng. Kau ingin kita terkena masalah?”

“Ups. Mian. Lalu apa yang kau khawatirkan?” inilah Taeyeon. Selalu tidak puas dengan satu pertanyaan.

“Di satu sisi aku tidak ingin Minhyuk mengorbankan perasaannya karena masa laluku. Tapi disisi lain, aku juga tidak ingin ia menyukainya.” Mata Tiffany berkaca – kaca, mencoba untuk menahan agar tangisannya tidak keluar. Taeyeon mengelus – elus lengannya. Ia tahu persis bagaimana perasaan Tiffany saat ini.

“Tiff, apa kau yakin Minhyuk menyukainya?”

“Rasa benci dan cinta itu hanya berbeda tipis bukan? Minhyuk terlalu membencinya. Aku takut perasaannya akan berubah .” Taeyeon tampak berpikir sejenak. Apa yang dikatakan Tiffany memang ada benarnya. Saat mereka tengah hanyut dengan pemikiran masing – masing, seorang gadis menghampiri mereka.

“Seonsaeng-nim?” Tiffany terlonjak kaget mendapati Krystal sudah berada di depan matanya.

“Eoh, Krystal? Waeyo?”

“Seonsaeng-nim, bolehkah aku menginap di tenda kalian malam ini?”

“Nde??”

“Badanku sedang tidak enak. Siwon oppa bilang tenda kalian kosong. Jadi tolong izinkan aku tidur di tenda kalian untuk malam ini saja.” Wajah Krystal tampak sangat lemah. Sebenarnya sejak kemarin kondisi tubuhnya memang sedang tidak dalam keadaan baik, hanya saja ia memaksakan untuk ikut camping demi tujuan tertentu.

Tiffany dan Taeyeon saling pandang. Mereka berpikir sejenak, hingga akhirnya Taeyeon memberikan anggukan. Bukankah fungsi mereka disini untuk mengawasi murid – muridnya?

“Baiklah kau boleh tinggal.” Ujar Tiffany akhirnya.

“Khamsahamnida Seonsaeng-nim.” Taeyeon mengantar Krystal menuju tenda mereka. Tiffany hanya mengikutinya dari belakang. ‘apa yang harus kulakukan?’ gumamnya dalam hati.

 

*****

Menjelang sore, Minhyuk ingin mengumpulkan tim-nya untuk berdiskusi mengenai tugas pertama mereka besok yakni memasang bendera di setiap titik di dalam hutan. Bendera tersebut harus dicari oleh tim lawan. Tenda pertama yang ia kunjungi ialah tenda milik Krystal. Saat ia akan memanggilnya, Luna sudah terlebih dulu keluar.

“Eoh, Minhyuk sunbae.”

“Eung.. apa Krystal ada di dalam?”

“Obseo. Ia ada di tenda Tiffany seonsaeng-nim.”

“Mwo? Bagaimana bisa?” kaget? Tentu saja. Minhyuk tidak habis pikir kenapa Krystal bisa berada di tenda kakaknya.

“Krystal sakit, jadi tuan Choi menyuruhnya untuk bermalam di tenda seonsaeng-nim. Katanya ia akan lebih nyaman berada disana.” Ujar Luna menjelaskan.

“Aishhh.. anak itu. Aku yakin ia hanya mencari alasan.” Gumam Minhyuk pelan sambil berlalu menuju tenda Tiffany.

 

Minhyuk berjalan dengan tergesa – gesa. Ia ingin menyeret Krystal dan menyuruhnya untuk berhenti bersikap manja. Ketika ia membuka tenda kakaknya, matanya disuguhkan dengan pemandangan yang tidak lazim.

“Noona, apa yang k—“

“Sssttt…..” Tiffany menaruh jari telunjuknya di depan bibir tipisnya. Saat ini ia tengah mengompres tubuh Krystal yang terkena demam.

“Apa ia benar – benar sakit?” bisik Minhyuk sembari melangkah kearahnya.

“Ne, tubuhnya sangat panas.” Tiffany mengambil handuk kecil yang menempel di atas kening Krystal. Lalu ia mencelupkannya kembali di dalam air dingin dan menempelkannya lagi di kening Krystal.

“Kendeu Noona, kenapa kau bersedia memperhatikannya?”

“Walau bagaimanapun ia tetap muridku Minhyuk. Aku tidak bisa mengabaikannya.”

“Aku tahu. Tapi—-“

“Sudahlah. Jangan terlalu membencinya Hyuk-ah. Aku tidak ingin hatimu akan sakit nantinya.”

“Maksud Noona?” saat Tiffany akan menjawab pertanyaan Minhyuk, panggilan Siwon menginterupsi percakapan kakak-beradik itu.

“Tiffany-ssi! Apa kau ada di dalam?”

“Ne, masuklah.” Siwon masuk dengan membawa beberapa obat – obatan. Ia sedikit terkejut mendapati Minhyuk juga berada disana.

“Oh, jadi kau juga ada disini?”

“Ne, tuan. Aku harus memastikan kondisi anggota tim-ku.” Siwon menepuk  bahu Minhyuk pelan. “Kau memang yang terbaik. Aku tidak salah memilihmu.” Siwon melirik sekilas kearah Tiffany yang sukses membuat Minhyuk mengerutkan keningnya. Tiffany langsung memalingkan wajahnya. Ia tidak ingin Minhyuk berpikiran macam – macam.

“Oh iya, aku sudah menghubungi keluarga Krystal. Katanya mereka akan mengirimkan seseorang untuk menjaganya disini.”

Deg..

Wajah Tiffany berubah pucat pasi. Ia takut jika seseorang yang dimaksud Siwon adalah orang yang selama 3 tahun ini tidak ingin ditemuinya.

 

 

 

To be continue………………………

 

 

Mian jika alurnya kecepetan atau ceritanya jadi aneh. Aku hanya sedang mencoba membuat FF Two Shoot. Jadi mohon kritik dan sarannya ^^

68 pemikiran pada “(AF) Thank You My Brother

  1. Pasti ada apa2nya deh sm kluarga krystal.. Trus yoona disini jd tmnnya minhyuk, lucu bgt sih..heheh..next part jgn lama2 ya chingu..pnasaran nih^^

  2. omoo Siwon jadi Rektor 😲 coba aja rektor aku kya siwon pasti semangat tuh ke gdug rektorat wkwkwk *ehhh

    buat ceritanya seru, tapi Tiffany knp ya sama kluarga jung, ahh penasarann lanjutkan thor? 😊

  3. Sumpah penasaran bacanya..
    Sebenarnya masa lalu tiff eonni gimana sih?
    Siapa coba orang masa lalunya?
    Terus juga lucu-lucu gimana gitu pas sifany momentnya😄❤
    Part selanjutnya ditunggu secepatnya..
    Fighting👊

  4. Annyeong.
    Salah satu pairing di sini kan hyukstal ya, please terus shipper-in mereka ya jngn illfeel gara2 confirm dating Krystal n Kai dari SM (maaf ya ga bermaksud bashing Kai, aku jg suka Kai kok, tapi sebagai sahabatnya Krystal. Aku malah ngayalin Kai sma Kim Yoo Jung). Di dunia per-ff-an Krystal cuma punya Minhyuk, begitu juga sebaliknya, Minhyuk cuma punya Krystal.

  5. sebenernya ada apa dg masa lalu tiff unnie? apa yg mmbuatnya menjadi tertutup gitu n.n knp kok tiff unnie takut ketemu keluarga krys unnie, atau jangan jangan? aigoo penasaran dg semua ini, siwon oppa juga udh ngode ngode tuh >< ditunggu next partnya!

  6. Tantangn nih bwt siwon dptin fany. smg siwon bs keluarkn fany dr trauma ms ll ny. sk nih crt krn fany karakterny cerdas n sederhana..

Tinggalkan komentar