(AF) Fly Over 40.000ft. Part 1

 Fly Over 40.000ft. Part 1

fly-over-40-000ft

Author: Arisa Karamorita (@IM_Soshitaengs)

Main Cast: Tiffany Hwang/Stephanie Young & Choi Siwon

Support Cast: Park Jung Soo

Genre: Romance.

Rating: G

Lenght: Two Shoot

Disclaimer: this fanfiction is original story of mine. The cast belongs to themselves. Cerita ini terinspirasi dari salah seorang pramugari Air Asia yang baru-baru ini tertimpa musibah. Sebelumnya cerita ini sudah pernah di post dengan cast Kim Taeyeon-Byun Baekhyun di wp “All The Stories is Taeyeon”. Jika menemukan cerita ini dalam cast yang berbeda, selama authornya masih Arisa Karamorita (@IM_Soshitaengs) maka bukan termasuk plagiat. Please enjoy and leave your comment^^.

Synopsis : disaat tiffany harus memilih antara kekasih atau karir terbangnya, dua hal yang menjadi hidupnya selama ini. sungguh pilihan yang sangat sulit hingga takdir yang berbicara tanpa harus memilih jalan mana yang akan tiffany ambil. Ini bukan sebuah dongeng antara pangeran dan puteri yang akhirnya hidup bahagia diakhir cerita. Ini hanyalah sepenggal kisah sederhana dari sejoli yang berharap memiliki akhir layaknya dongeng dimasyarakat. Tetapi takdir mahacinta sudah ditentukan.

Credit poster by Veokim @poster Channel. Big Thanks for Awesome poster ^^

– Fly Over 40.000ft –

‘Bahkan cahaya mentari yang menembus awan tak dapat mengalahkan cahaya dalam jiwamu. I love you from 40.000 ft. still be my patner in crime, mr.S.’

Siwon terseyum tipis saat melihat sebuah foto yang di unggah di akun instagram. Dalam gambar tersebut terlihat sebuah siluet wajah wanita yang tengah memandang langit cerah disamping jendela pesawat. Pesan yang tertulis dibawahnya membuat darah Siwon berdesir.

“ehem!”

Tatapan bahagia itu berubah menjadi tatapan tajam yang siap menerkam mangsa.

“I love you from 40.000 ft. hahaha.” Jungsoo menujukkan wajah usilnya, membuat Siwon ingin menendangnya sekarang juga.

“hey apa ada yang lucu? Hentikan tawa jelek itu, berisik!”

“aigoo… CEO kita benar-benar galak. Hahaha”

Ucapan Jungsoo membuat Siwon menegang. Tangannya reflek menutup mulut Jungsoo yang sedang tertawa lebar. “apa katamu? CEO?”

Jungsoo tak menjawab, ia justru mengeluarkan sebuah map dan menyerahkan map tersebut ke Siwon. “Komisaris tertarik dengan presentasimu kemarin, ia memilihmu sebagai CEO dari anak perusahaan di daerah Gangnam.”

Mata Siwon berbinar saat membaca surat keputusan yang ada ditangannya sekarang. Sungguh ini terlalu jauh dari ekspetasi Siwon. Jujur saja jika presentasi kemarin adalah ajuan Siwon untuk naik jabatan ke posisi co-manager, bukan CEO anak perusahaan.

“kau harus mentraktirku Choi Sajjang –CEO Choi—.” canda Jungsoo.

“katakan apa yang kau inginkan manager Park.” Balas Siwon yang masih tak mengalihkan pandangannya.

Jungsoo seperti menimbang-nimbang memikirkan sesuatu, Siwon yang melihat tingkah konyol Jungsoo hanya bisa tertawa.

“makanan terlalu biasa. Aku ingin… kau mengenalkanku pada teman-teman pramugari kekasihmu. Aku tau dia memiliki banyak teman bule. Yah… takdir tuhan memang sebuah misteri, tapi siapa yang tau jika salah satu dari mereka memiliki takdir untuk bersamaku.”

Siwon menendang betis Jungsoo sebagai respon atas permintaan konyol sahabatnya itu.

“mimpi saja, Park Jungsoo!” ledek Siwon lalu pergi meninggalkan Jungsoo yang kini merintih kesakitan.

“Ya! Choi Siwon! Aku juga ingin cari jodoh!”

– Fly Over 40.000ft –

Senyuman Siwon menyambut kedatangan seorang gadis yang berjalan kearahnya. Gadis yang masih lengkap dengan seragam pramugari itu membalas dengan senyuman yang mampu menghipnotis siapapun yang melihat. Hingga saat jarak keduanya mulai dekat, Siwon mengulurkan lengannya dan langsung diterima dengan tautan hangat dari tangan gadis itu.

“udara begitu dingin dan kau masih memakai seragam pendek itu? aku akan menghukummu, Stephanie Young.”

“aku sengaja tak membawa mantelku untuk menguji tingkat kepekaanmu, Choi Siwon.”

Dalam hal seperti ini Siwon selalu kalah. Kekasihnya tak pernah kehabisan kata untuk membalas candaan Siwon, inilah mengapa Siwon sangat menyukai stephanie atau lebih akrabnya disapa Tiffany.

Tanpa menunggu lama lagi Siwon melepas mantel hangatnya dan menyampirkan dibahu Tiffany. “apa sekarang aku lulus? Kau sudah menyiksaku. Lihatlah, aku hanya mengenakan pakaian tipis,  ini sungguh mirip adegan sebuah film.”

“hmm… bagaimana ya? Sepertinya kau perlu mencoba adegan yang lebih romantis dilain waktu.”

Siwon langsung mengacak rambut Tiffany gemas.

Sudah sebulan lebih mereka tidak bertemu. Siwon yang disibukkan dengan agenda workshop dan presentasi kenaikan pangkat dikantornya serta jadwal penerbangan Tiffany yang padat membuat keduanya tak bisa menyempatkan diri walau untuk minum teh sejenak.

Rasanya mata Siwon tak ingin sekalipun mengalihkan pandangannya dari Tiffany yang saat ini tengah sibuk membaca menu café. Tak bosan-bosan ia menelurusuri setiap inci wajah kekasihnya itu, bulu matanya yang lentik, mata bulan sabit seperti sebuah magnet, kulit putih bersihnya yang terawat, bibir mungil yang menggoda, sungguh Siwon tak akan membiarkan siapapun memilikinya, hanya Siwon seorang yang berhak menyentuhnya nanti.

“kau ingin pesan apa?”

“samakan denganmu.”

Tiffany memberikan catatan menu yang dipesan kepada pelayan. “sampai kapan kau akan memandangiku seperti itu, Choi Siwon?”

“sampai kau keriput dan jelek.”

Sepertinya berjuta kata rasanya tak akan pernah habis jika keduanya saling bertemu melepas rasa rindu. Pertemuan keduanya silam yang secara tak terduga ternyata mengantarkan mereka pada sebuah hubungan yang manis.

“mohon maaf tuan, silahkan pasang sabuk pengamannya. 10 menit lagi pesawat akan lepas landas.” Senyum masih terlukis indah dari  pramugari itu.

“aku ingin memasangnya tetapi aku tidak bisa, bisa kau pasangkan ini?” lelaki itu tersenyum penuh nafsu kearah sang pramugari.

Jika boleh memilih, pramugari itu akan memilih untuk pergi dan membiarkan lelaki mesum itu. tapi profesinya sebagai pramugari tak memberikan dia pilihan. Saat pintu pesawat telah tertutup, seluruh tanggung jawab ada ditangannya mulai dari pelayanan hingga keselamatan penumpang.

Tak ada pilihan lain, ia meraih pengait sabuk pengaman dan berusaha menyatukannya. Namun sial, lelaki itu justru memanfaatkan hal ini dengan berusaha menyentuh wajah sang pramugari. Pramugari itu mengetahui niat lelaki itu, ia sontak menampis tangan yang berusaha mendekati wajahnya itu secara halus. Merasa tertantang, tangan lelaki mesum itu kini justru meraih tangan pramugari dan memberikan sentuhan-sentuhan yang membuat pramugari itu tidak nyaman.

Semakin keras ia menarik dan berusaha melepaskan diri, semakin keras pula pegangan tangan lelaki itu. Tangan sang lelaki justru kini menarik pramugari itu membuat jarak keduanya semakin sempit, sang pramugari tentu berontak dan menarik dirinya dengan paksa. seluruh tenaga ia kerahkan hingga tanpa sadar tangannya menghantam mata lelaki itu.

Raut panik jelas terlihat dari wajah sang pramugari saat melihat sang lelaki kesakitan sambil memegangi matanya. Meskipun baru saja merupakan wujud perlindungan diri, ia lantas tak dapat menyalahkan lelaki itu.

-byur-

“wanita kurang ajar. Beginikah caramu memperlakukan penumpang?”

pramugari itu pasrah saat lelaki itu menyiram wajahnya dengan segelas air. Para penumpang di kursi kelas bisnis yang semula tenang kini serentak memusatkan perhatian mereka kearah pramugari yang tengah menunduk pasrah.

Dari salah satu kursi kelas bisnis itu duduk seorang lelaki yang tak ketinggalan memandangi kejadian itu dengan sudut tajam matanya. Ia mengetahui betul alur kejadian yang menimpa pramugari itu.

Nuraninya sudah tidak tahan melihat kala lelaki kurang ajar itu memperlakukan wanita dengan kasar dihadapannya. Ia berdiri dari bangkunya menuju tempat yang sedari tadi hanya ia pandangi.

“ini pesawat bukan club malam, jika anda orang yang berpendidikan seharusnya tau itu.”

Tangan lelaki muda itu menarik sang pramugari untuk menjauh. Lelaki itu bisa merasakan dinginnya tangan pramugari itu akibat ketakutan yang mungkin dirasakan.

Mereka berhenti tepat di lorong kecil dekat toilet pesawat. Tangan lelaki itu kemudian mengulurkan sebuah sapu tangan ke hadapan sang pramugari.

“anda baik-baik saja?”

Sang pramugari hanya mengangguk lemah, tangannya meraih saputangan pemberian lelaki dihadapannya.

Pesawat tiba-tiba bergerak tanda akan segera lepas landas, tak lama guncangan terjadi membuat pramugari itu kehilangan keseimbangan hingga terjatuh tepat kepelukan lelaki dihadapannya. Entah sejak kapan jantung keduanya berdetak begitu cepat, bukan karena guncangan dari pesawat tetapi karena kedua pasang mata yang kini saling menatap.

“kau disini, Stephanie Young. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan terkait penumpang di kursi kelas bisnis.”

Kehadiran seorang pramugari yang lebih senior membuyarkan kegiatan mereka. Lelaki itu bisa melihat raut pasrah dengan jelas diwajahnya. Pramugari itu melangkah dengan ragu mengekori pramugari senior yang baru saja menegurnya.

“jika anda akan menghukum pramugari itu karena laporan seorang penumpang, setidaknya anda juga harus mendegarkan kesaksian seorang penumpang lain yang mengetahui kejadian sebenarnya.”

Pramugari senior itu menghentikan langkahnya, ia menatap lelaki yang baru saja bersuara penuh tanya.

“Saya Choi Siwon, penumpang dari kursi kelas bisnis sekaligus saksi mata kejadian yang baru saja terjadi.”

Seperti sebuah kisah dongeng, Siwon hadir sebagai pangeran yang siap menolong putri yang sedang kesulitan. Takdir seolah enggan memutus keduanya hingga saat ini keduanya terikat dalam sebuah hubungan yang sudah bertahan selama 4 tahun.

“maaf, sepertinya saya tidak memesan brownis.”

Pelayan itu tersenyum, “hari ini adalah hari special, jadi kami memberikannya secara gratis.”

Tiffany mengangguk paham, sementara Siwon mencoba menahan senyumnya seolah mengetahui sesuatu.

“kapan ada jadwal lagi?”

“dua bulan kedepan akan sangat padat. Kau sendiri, bagaimana presentasimu?” Tiffany hendak menyuapkan sesendok Brownis kemulut Siwon, namun ditolak dengan gelengan pelan.

“yah… seperti yang diharapkan.”

“kau terpilih? Co-manager?”

“tidak hanya Co-manager, tetapi CEO anak perusahaan.”

“CEO? wahh… selamat sayang, kau hutang hadiah padaku.”

“kau akan mendapatkannya sebentar lagi.”

Tiffany yang belum sepenuhnya mencerna perkataan Siwon masih terus menyendok Brownis dan memasukkan kedalam mulutnya.

Saat suapan yang ke sekian, Tiffany merasa aneh dengan Brownis yang ia makan. Lidahnya merasakan sebuah benda keras, memaksa Tiffany untuk mengeluarkannya. Ia tak dapat menyembunyikan keterkejutannya saat melihat benda keras yang memasuki mulutnya tadi adalah sebuah cincin.

“aku pernah berjanji pada diriku sendiri. Saat aku mencapai kursi yang selama ini aku inginkan, saat itulah aku akan melamarmu.” Tangan Siwon meraih tangan Tiffany, mengalirkan sejuta keyakinan dalam dirinya. “Will you marry me? be my patner in life, my enemy and also mom for our child soon?”

Perasaan Tiffany campur aduk antara terkejut dan terharu. Tangan Siwon hendak mengambil cincin yang ada ditangan Tiffany, namun dicegah oleh Tiffany. Ia mengeluarkan selembar tissue dari dalam tasnya dan membersihkan cincin itu. “aku tak ingin memakai cincin kotor. ini sungguh jorok, Oppa!”

Siwon tersenyum, ia tau saat ini Tiffany berusaha menyembunyikan perasaan salah tingkahnya.

Setelah cincin itu dibersihkan, Siwon kembali mengambilnya. “jadi… apa kau juga ingin menjadikan aku ayah dari anak-anakmu?”

Tidak ada yang tau jika saat ini jantung Siwon seakan ingin meledak. Perasaannya begitu campur aduk sama seperti saat ia menyatakan perasaannya pertama kali di hadapan Tiffany.

“jika boleh jujur sebenarnya aku ingin Park Si Hoo yang menjadi ayah dari anak-anakku. Namun kini sudah tidak ada pilihan lain dan juga tidak ada alasan untuk menolakmu.”

Park Si Hoo adalah seorang aktor Korea Selatan yang terkenal dalam beberapa serial drama, Siwon tau jika Tiffany mengidolakan aktor tersebut. Namun sekarang yang terpenting bukan masalah aktor idola Tiffany, barisan kalimat tersirat sebagai tanda Tiffany menerima lamarannya adalah yang utama.

Tangan Siwon meraih tangan kiri Tiffany lalu memasukkan cincin itu kedalam jari manis Tiffany.

“fany-ahh…”

“hmm…”

“tak bisakah kau berhenti terbang? Aku ingin kau cukup menjadi pramugari pesawat rumah tangga kita nanti.”

“terbang adalah impianku sejak kecil dan kau tau itu.”

Lagi-lagi Siwon harus menelan rasa kekecewaan tiap kali ia meminta Tiffany untuk berhenti dari pekerjaannya. Ini memang bukan masalah uang, Siwon sangat mampu untuk memenuhi biaya hidup Tiffany jika ia benar-benar mau berhenti. Namun yang menjadi kendala adalah keinginan kuat Tiffany untuk bertahan karena pramugari memang cita-citanya sejak kecil. Tiffany sangat menyukai awan, bintang, dan segalanya yang berhubungan dengan langit.

Selama ini Siwon tak pernah menuntut sesuatu dari Tiffany. Ia hanya sekadar bermimpi kecil jika Tiffany nantinya akan menjadi Ibu rumah tangga yang sibuk dengan urusan keluarga, bukan perkerjaan ataupun jam terbang. Rasanya Siwon harus mengubur keinginan kecil itu. Ia tak bisa memaksakan keinginan gadis yang sangat ia sayangi.

– Fly Over 40.000ft –

“Coex Group baru saja mengirimkan proposal kerjasama untuk pembangunan pusat oleh-oleh di dekat stasiun bawah tanah.”

“jangan tunda lagi. Bawakan proposal itu sekarang!”

Siwon masih sibuk dengan beberapa dokumen penting yang ia pegang. Sesekali tangannya membubuhkan tanda tangan dan cap perusahaan diatasnya. Dering panggilan ponsel  sejak tadi tak sedikitpun menggetarkan Siwon untuk segera mengangkatnya. Terlebih saat ini nama kekasihnya tertera, semakin membuat Siwon merasa enggan untuk sekadar melirik saja.

Baru dua bulan yang lalu Siwon menyematkan cincin kedalam jari manis Tiffany sebagai ikatan yang lebih serius lagi. Namun saat ini perasaan manis itu seakan membeku, kehangatan hubungan keduanya seolah hilang untuk sementara waktu.

Beberapa waktu yang lalu dengan kedua mata Siwon, ia melihat gadis yang sudah berstatus sebagai tunangannya itu berjalan bergandengan tangan dengan seorang lelaki.

Sebenarnya ia tak harus cemburu mengingat lelaki itu adalah patner kerja Tiffany. Ia adalah seorang pilot muda yang jika tidak salah bernama Nichkhun Horvejkul. Namun tetap saja aneh rasanya saat melihat mereka bersama dalam sebuah acara dan Siwon juga termasuk didalamnya.

Waktu itu ia menghadiri sebuah acara perilisan fasilitas terbaru di bandara, Siwon datang sebagai perwakilan dari perusahaan. Sepanjang acara tatapan matanya tak lepas dari dua orang yang tidak lain adalah tunangannya dengan pilot muda tadi, Nichkhun Horvejkul.  Keduanya saling bergandengan tangan berbagi kehangatan. Senyum tak pernah lepas dari bibir masing-masing. Mereka begitu menikmati acara yang tengah berlangsung tanpa memperdulikan sebuah tatapan tajam dari salah seorang yang duduk di salah satu kursi VIP.

Sesekali kedua matanya bertemu dengan mata sang gadis namun sang gadis hanya tersenyum tipis, selebihnya ia menghindari tatapan Siwon.

Perasaan terbakar dihatinya bukan karena melihat gadisnya berjalan berdampingan dengan lelaki lain, melainkan rasa kekecewaannya lantaran Tiffany menghindari tatapan Siwon seolah-olah mereka tidak saling mengenal.

Ponsel yang letaknya tak jauh dari jangkauan Siwon itu masih berbunyi, namun sang pemilik masih menyibukkan dirinya dengan tumpukkan dokumen yang membuat dahinya mengerut.

– Fly Over 40.000ft –

Beberapa menu makanan tersaji diatas meja makan. Siwon yang baru saja pulang dari kantor mencoba menahan dirinya untuk bicara, ia tahu siapa yang menyiapkan semua ini. Satu-satunya orang yang mengetahui sandi apartemen Siwon selain dirinya sendiri dan keluarganya hanya dia, Tiffany.

“selamat datang, sayang…”

Sambutan Tiffany hanya dibalas dengan ekspresi datar Siwon.

“sepertinya hari ini kau sangat sibuk sampai tak sekalipun panggilanku kau jawab.”

Sikap Tiffany kali ini seolah tidak terjadi apa-apa diantara keduanya. Ia menyeret Siwon dan memaksanya untuk duduk di kursi meja makan. Tangannya sibuk memenuhi piring Siwon dengan makanan yang ia buat.

“lemari pendinginmu sudah kuisi dengan beberapa makanan baru. Bagaimana bisa kau menyimpan makanan kaleng kadaluarsa begitu banyak. Jangan terlalu sering makan makanan seperti itu, tak baik untuk kesehatanmu. Aku juga menulis nomor telepon jasa kebersihan, panggil saja jika kau butuh. Aku tau kau sibuk, tapi kebersihan apartemenmu sangat penting.”

Bibir Siwon tersenyum tipis kala melihat gadisnya memarahinya seperti seorang istri yang memarahi suaminya. Namun ia langsung menahannya, saat ini yang terpenting ia harus menunjukkan ekspresi dinginnya karena kejadian beberapa waktu lalu. Setidaknya sebagai wujud untuk mendisiplinkan Tiffany agar tidak bersikap seenaknya jika sedang bersama lelaki lain.

“berhentilah bersikap seperti itu Choi Siwon. Kau ingin aku bersujud dihadapanmu, menangis dan meminta maaf karena kejadian sepele waktu itu?”

“aku hanya ingin kau menjaga sikapmu saat bersama lelaki lain, terlebih di depan kedua mata tunanganmu sendiri.”

Siwon memilih untuk pergi dari ruang makan, ia beralih keruang tamu untuk menghindari perdebatan yang lebih. Ia duduk seenaknya dan menyalakan televisi.

Dibelakang Tiffany menyusul dan duduk disebelahnya. Tangannya memeluk Siwon tanpa memberikan sedikitpun celah, kepalanya bersandar nyaman didada Siwon.

Tangan Siwon hendak melepaskan pelukan Tiffany namun Tiffany semakin mengeratkan pelukannya.

“biarkan seperti ini sampai rasa kesalmu hilang.”

Tiffany paham jika saat ini apa yang sedang Siwon rasakan adalah kekesalan. Cemburu hanya senjata yang ia gunakan untuk membuat suasana seolah serius. Ia juga tak membalas pelukan Tiffany sama sekali. Untuk beberapa saat suasana begitu hening.

“apa kau marah karena aku pergi dengan pilot Horvejkul?” Tiffany mula angkat bicara.

Siwon tak berminat sama sekali untuk menjawab. Mendengar nama pilot itu saja cukup membuatnya enggan.

“Pilot Horvejkul sangat banyak membantuku. Dia terkenal baik dan ramah, ketampanannya juga membuatnya menjadi bintang bagi maskapai kami. Tapi asal kau tau, aku dengannya hanyalah sebatas teman dan rekan kerja, tak pernah lebih dari itu. Kami terpilih sebagai duta di maskapai, sehingga saat itu kami berdua harus datang untuk menyambut para pemegang saham penerbangan. Aku tak tau jika kau juga hadir sebagai undangan. Rasanya akan sangat canggung jika aku menya…”

“sst… cukup… Aku tak ingin membahas itu sekarang.” Potong Siwon tiba-tiba.

Tiffany tersenyum. Ini tanda jika Siwon sudah melupakan kejadian itu, alasannya diterima sepenuhnya. Pelukan Tiffany semakin erat, rasanya begitu nyaman saat ia tidur dipelukan orang yang sangat ia sayangi.

Sementara itu tangan Siwon perlahan mulai membalas pelukan Tiffany. Hidungnya mencium puncak kepala tunangannya itu. Aroma lembut green tea dari tubuh Tiffany memberikan kenyamanan bagi siapapun yang menghirupnya.

Tiga jam dalam posisi yang masih tetap sama tak sedikitpun membuat lengan dan tubuh Siwon pegal-pegal. Keberadaan Tiffany dalam pelukannya seolah menjadi obat bagi Siwon. Saat-saat seperti ini memang selalu dirindukan Siwon. Selama ini waktu memang seolah menggerogoti kebersamaan mereka, untuk sekadar bertemu sekali dalam sebulan rasanya begitu sulit.

Jarum jam tangan Siwon menunjukkan pukul 11 malam. Ia tak tega untuk membangunkan Tiffany, matanya menutup begitu damai membuat siapapun yang melihatnya akan merasa tenang. Ia memilih membawa Tiffany menuju kamar tidurnya dan menidurkannya disana. Entah mengapa untuk saat ini ia merasa tak ingin Tiffany pulang.

Beberapa tahun menjalin cinta tak sedikitpun Siwon menuntut yang hal “berlebihan”. Ia bukan termasuk golongan lelaki kurang ajar yang hanya mengedepankan nafsu dalam sebuah hubungan. Entah seberapa malampun itu, Siwon selalu mengantarkan Tiffany pulang. Pendiriannya adalah menjaga kesucian Tiffany sampai nanti ketika hubungan mereka disahkan dalam janji suci sehidup semati di depan altar. Namun untuk malam ini nalurinya berkata lain, ia ingin Tiffany tetap disini.

Setelah membenarkan selimut yang menyelimuti tubuh Tiffany, Siwon hendak keluar dan tidur di sofa. Namun langkahnya tertahan ketika tangan Tiffany tiba-tiba menariknya. “tetaplah disini…”

Tangan Tiffany yang lain menepuk-nepuk tempat kosong disebelahnya. Awalnya Siwon ragu, namun gejolak laki-laki dalam dirinya tak bisa menolak. Ia naik keatas tempat tidur dan mengambil posisi disebelah Tiffany.

Perlahan tangan Siwon menyentuh setiap helai rambut Tiffany penuh kasih sayang. Ia menatap wajah damai Tiffany yang masih setengah sadar. semakin membuatnya ingin tetap berada disampingnya.

“oppa…” Lirih Tiffany.

“hmm…?”

“apa kau benar-benar ingin aku berhenti terbang?”

Jauh dalam lubuk hatinya, ia sangat ingin Tiffany berhenti dari pekerjaan yang saat ini diembannya. Entah sudah berapa kali Siwon menyinggung akan hal ini didepan Tiffany tapi Tiffany hanya menjawabnya dengan santai, pramugari adalah hidupnya. Untuk saat ini Siwon memilih diam tak menjawab, guna menjaga perasaan Tiffany.

“apa kau benar-benar ingin aku mengundurkan diri? Jawab saja, aku tak akan marah.”

“terbang dan pramugari adalah hidupmu, aku tak memaksa.” Jawab Siwon dengan suara sepelan mungkin.

“kau juga hidupku. Kau cahayaku.”

Kalimat sederhana dari Bibir Tiffany membuat jantung Siwon berdetak lebih kencang dari biasanya.

“Jika tuhan memintamu untuk memilih satu, terbang atau aku, mana yang akan kau pilih? Tak ada Park Si Hoo dalam pilihanmu.”

Tiffany tersenyum, selama ini Park Si Hoo adalah senjata Tiffany jika ia mendapatkan pertanyaan yang dirasa sulit untuk dijawab.

“jangan paksa aku untuk memilih, jika aku kehilangan salah satunya, maka aku akan mati. Bukankah jawaban Park Si Hoo jauh lebih baik?”

“aku tak pernah memaksamu untuk memilih. Jika kau tidak memilihku, maka aku akan menikahi Im Yoona.”

“apa kau pikir aktris cantik itu mau menikah denganmu? Aku rasa hanya aku satu-satunya wanita yang bersedia kau nikahi. Jadi kubur saja impian itu, Choi Siwon. hahaha”

“jangan tertawa! Jantungku berdebar.”

Tiffany sontak mengerucutkan bibirnya dan itu cukup membuat Siwon gemas hingga tangannya mengacak rambut Tiffany lembut.  Jika saja ia mampu menghentikan waktu, maka tak butuh waktu lama akan ia lakukan sekarang juga. Ia ingin seperti ini lebih lama lagi. Memandangi satu-satunya wanita pemilik hatinya tanpa ada penghalang diantara mereka.

Keduanya saling menatap mengalirkan kehangatan disetiap pancaran mata masing-masing. Siwon semakin memperpendek jarak diantara mereka hingga wajah keduanya hanya berjarak beberapa centi saja. Bibirnya mendarat manis pada bibir mungil Tiffany, memberikan ciuman lembut. Tiffany membalas ciuman Siwon, tangannya meremas baju Siwon sebagai tuntutan agar Siwon tak melepaskan ciuman mereka.

Malam itu terasa sangat indah bagi keduanya. Meski keduanya menghabiskan malam dalam satu tempat tidur, setidaknya Siwon masih memegang komitmennya. Tak ada sesuatu yang lebih selain ciuman manis yang mereka lalui, Siwon tetap menjaga tangannya untuk tidak menyentuh sedikitpun kancing baju Tiffany. Pendiriannya tetap teguh untuk tidak merusak kesucian Tiffany sampai hubungan keduanya disucikan nanti.

– Fly Over 40.000ft –

“Aku percaya takdir cerita mahacinta tak akan salah. Lihatlah betapa indahnya cahaya langit 40.000 kaki yang mengalir di setiap kilau cincin kecil ini. It feels like a morning that we share together. Although as time passes, let’s not let go of our hands cause I want to be by your side forever. Always my dalrS, my best friend, my enemy, and my patner in crime? No no no, my patner in life =) Let’s let this be our last love. I wish for that, who always made my life complete, my darlS♥.”

Tumpukan dokumen dihadapan Siwon seolah menjadi angin lalu. Yang menjadi fokus perhatiannya kini justru ponsel yang ada digenggamannya.

Bibir Siwon melukiskan senyuman tipisnya kala melihat sebuah foto jari tangan seorang wanita di dekat jendela pesawat. Jari-jari tangan itu melengkung membentuk pola hati. Cahaya terang awan membuat kilau cincin yang melingkar dijari manis itu semakin indah. Rentetan kalimat cinta yang tertulis dibawah foto itu menggetarkan siapapun yang membacanya.

Jari Siwon menekan tombol ‘love’ sebagai tanda jika ia menyukai posting-an foto tersebut. Tak lama ia memilih keluar dari akun instagramnya dan menekan tombol panggilan nomer 1, suara sambungan terdengar ditelinga Siwon.

“dasar gadis nakal! Aku akan melaporkan kepada atasanmu jika ada seorang pramugari yang memainkan ponselnya saat penerbangan sedang berlangsung.”

Serangan Siwon membuat suara diseberang sana tertawa.

“lapor saja jika kau mau. Dan aku akan tertawa kemudian karena pramugari yang dimaksud itu justru kini masih duduk santai menunggu penerbangan yang sama sekali belum berlangsung.”

“eoh? masih belum berangkat?” ponsel masih melekat ditelinga Siwon namun tangannya masih sibuk dengan beberapa dokumen ditangannya.

“hmm… begitulah. Delay 2 jam karena cuaca buruk.”

Sekretaris Siwon memasuki ruangan dan memberikan kode jika meeting akan segera dimulai. Siwon membalas dengan mengacungkan jempolnya.

“Sebenarnya aku ingin mengobrol lebih lama lagi sampai waktu penerbanganmu tiba. Tapi meeting akan segera dimulai. Jangan nakal nyonya Choi, hati ini akan mengontrolmu.”

Siwon membenarkan posisi dasi serta jasnya. Ia memerintahkan sekretarisnya untuk membawa beberapa map penting dan meninggalkannya sendirian karena ia akan segera menyusul.

“fokus saja pada meetingmu Tuan Choi. Lagipula hati itu juga tak akan peka meskipun aku melakukan sesuatu disini.”

“YA ! Stephanie!”

Suara Siwon yang begitu keras membuatnya menjadi pusat perhatian beberapa pasang mata karyawan yang melintas.

“arasseo, arasseo… kututup panggilannya. Semangat untuk meetingnya sayang. Love you.”

“Love…” belum sempat Siwon membalas, sambungan sudah terputus. Ia cukup menelan ludah kekecewaannya. Langkah kakinya terasa berat untuk memasuki ruangan meeting.

Pikiran Siwon tak fokus selama meeting berlangsung. Entah perasaan apa yang membuatnya susah untuk berkonsentrasi penuh. Dari tadi ia hanya memainkan ballpoint yang ia pegang. Materi presentasi dari perwakilan perusahaan tak sedikitpun dapat Siwon terima dengan baik. Ini sungguh bukan seperti dirinya.

“terimakasih atas perhatiannya. Semoga kedepannya perusahaan kita dapat melakukan merger yang lebih baik lagi untuk kemajuan pembangunan negeri.”

Inilah kalimat yang sejak tiga jam terakhir Siwon tunggu, pertanda jika meeting telah usai. Setelah berjabat tangan dengan beberapa rekan kerjanya, ia bergegas keluar.

Langkah Siwon melambat ketika melihat sosok yang sudah tidak asing lagi baginya. “Park Jungsoo?”

Tepat didepan pintu ruangan, sahabatnya berdiri dengan raut wajah pucat pasi, keringat membasahi setiap sudut pelipis wajahnya. Nafasnya memburu. Tangannya sedikit bergetar. Kedua bibirnya seakan membeku untuk mengucapkan sepatah dua patah kata.

-To be Continue-

Teaser Part 2 –last episode-

Siwon berlari layaknya orang kesetanan. Napasnya memburu mengiringi setiap langkah yang diambil. Tubuhnya terasa melayang tanpa jiwa.

“aku tak tau harus memulainya dari mana. Ini akan terasa berat untukmu…

“Tiffany… Tiffany…” Jungsoo ingin menyerah, namun kenyataan kembali mendesak.

“apa kau bahagia?…”

“apa kabar… sayang.”

“hidupku seperti sebuah pulau tak berpenghuni…”

“kenapa… kenapa kau merahasiakannya dariku?”

“…sudah kukatakan berkali-kali jangan nakal dengan pilot itu, hati ini selalu mengontrolmu…”

“aku bosan hidup dalam jebakan ilusimu…”

Arisa Karamorita kembali membawakan satu karya fiksi yang mungkin jauh dari kata sempurna, komentar kalian sangat dibutuhkan untuk perkembangan menulis author berikutnya. Gimana untuk part 1-nya? Pasti males ya pas klimaks tiba tiba muncul “to be continued (pengalaman) mwehehe ^^v. Ready for part 2(ending)? Enjoy it^^

99 pemikiran pada “(AF) Fly Over 40.000ft. Part 1

  1. nah loh ! itu tiffany kenapa ? jangan jangan pesawat nya jatoh andwee TT.TT masa ia kisah cinta yang manis semanis eskrim/? ini harus sad ending ? huaaa TT.TT .. next chap jangan lama lama ya author fighting ! XD

  2. ap yg trjd ??
    ap ssuatu hal buruk trjd pd fany ??
    aigoo penasaraan tingkat akut nh..
    hummpptt tp knp teaserny bwa2 nichkun.?
    hn..penasaraan
    next part dtunggu bgt

  3. Tiff unni knp ?? Omooooo :’ smoga smuanya baik” sj 😥 jan bikin tiff unni meniggal juseyoo :(( baper batt ihh ini sumvah ;-; happy ending pliss, mereka trllu sweet untuk sad ending yawlaaa hikseuuu *nangis dipojokan*? Next part ditunggu, hwaiting!!

  4. Hai author salam kenal yah ..
    Aku suka sama ff ini .. Bahasanya dan tulisannya juga enak dibaca, gak terlalu formal dan terlalu santai ..
    Semangat terus author! D tunggu part 2 nya yaahhhhh 😀

  5. Aduhh jangan lagi lagii. Itu kenapa tiffany, pesawatnya ga jatuh kann? Ga ada kecelakaan kan? Atau ngapain sama si pilott. Happy ending kan thorr? Ditunggu kedua nyaa

  6. Wow fany jdi pramugari 😮 astaga mreka so sweet duuhh sifany bikin baper lagi huhu 😂😂 itu fany knp kok pnya prasaan nggk enak grgr denger “cuaca buruk” smga nggk knp” ya🙏😢 and itu tbc nya emng bikin nyesek ye , udh seru” nya eh muncul gtu aja ㅠㅠ smga sifany bersatu 😂😊🙏, part 2 ditunggu 😊

  7. Huaaaa aku hampir mau nangis nih..
    Ahhh jangan sampai pesawat Tiffany nyungseb di lautan kaya AirAsia 😦 Nanti gimana dengan Siwon oppa? 😦 Hiks hiks hiks 😥

  8. Hai ateng, idolamu datang karena dirimu memaksa diriku membaca ini. Apa ini. Siwon??? Ngapain abang buluk jadi cast? Ewwww :((((((((( ototnya tuh ya cuma photoshop #plak



    OMG W MELTING BACA PAS SIWON SI ABANG2 GEMESIN ROMANTIZZZZZZ. Jadi flashback kelakuan dia ke akyuh .g
    TIFFANY (me) AND SIWON EMG CUCYOK ♥♥ MYAHAHAHAHAHA banyak yang penasaran, mesti kasih spoiler gak neh? Fufufufuf:3

    PENILAIAN AKUH : yah, aku sih yes ( ੭ु´ ・∀ ・`) ु

  9. Anjirrr thor 👍👍👍👍👍keren binggo
    Ngena banget,feel nya jeboll buat ff ini :’)))
    Ada apa ada apa ada apa dengan stephanie TT
    Ga sabar buat nunggu next episode nya,ditunggu ditunggu~

  10. Ah jangan suka begitu… ini mah perfect banget lagi :’) heueuheu… ,wuahhhh keren bgt nih… feelnya kerasa bgt deh ciyusan ❤ 😀

  11. Ini tidak akan berakhir sad endingkan ?? I’m so worried about that TT
    Pas liat judulnya “emm sepertinya kisah romantis” dan ternyata cukup romantis dengan gombalan-gombalan siwon, hahaa dan cukup menyenangkan sekali bacanya, ringan , penuh dan jelas..
    Walaupun diending banyak pertanyaan apalagi ditambah preview part 2nya bikin penasaran, so aku baca dulu next partnya 😉

  12. Baru tau ada wp khusus ff sifany, bagus2 lagi ceritanya
    Dan ff ini feelnya kerasa banget:’)
    Part duanya udah ada kah?izin baca ya thor

  13. Astaga ada kabar apa yang bikin Jungsoo sampe pucet gitu? Ngerasa beda sama profesi Tiffany yang jadi pramugari itu keren haha

Tinggalkan komentar