(AF) Trapped Into Love Part 2

Title : Trapped Into Love

1423688389419[1]

Author : cherrystory/stepcherry

Cast : Hwang Mi Young (Tiffany), Choi Siwon

Genre : Romance, Drama

Rating : PG-18

Disclaimer : This fanfiction belongs to me and was originally made by me, the casts belong to themselves. DO NOT copy the idea or even this fanfiction without any of my permission. Keep giving your comment to support this fanfiction. 🙂 xxx

Tidak, tidak, Mi Young pasti bermimpi. Satu juta dollar?! Gosh! Dia bahkan bisa membeli beberapa mobil sport Jerman!

Mi Young kembali menghela nafas berlebihan. Bayangan pria tampan itu dan cek sebesar satu juta dollar masih terbayang-bayang dipikirannya. Semenjak tadi, Mi Young tak bisa berkonsentrasi memperhatikan pengajaran dosennya seakan-akan dosennya adalah seorang alien yang sedang menggunakan bahasa MARS.

“Hwang Mi Young!”

Mi Young yang tengah berjalan di sepanjang jalan taman kampus menoleh ke belakangnya dan mendapati Choi Minho tengah memanggilnya. Minho adalah salah satu temannya yang well, sama-sama orang Korea. Sangat sulit bagi Mi Young untuk mencari teman asia di New York mengingat banyaknya orang berawajah bule di sini. Minho sebenarnya begitu menyukai Mi Young, tapi entah kenapa Mi Young terasa begitu menjaga jarak seakan ia tak ingin melampui garis pertemanan mereka.

“Hey,” sapa Mi Young.

“Bagaimana kabarmu?” tanya Minho antusias.

Pretty well. Ada apa memanggilku?”

Minho menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “Ehm, begini, apakah akhir pekan kau sibuk?”

“Tidak… memangnya ada apa?”

Minho melebarkan senyumnya. “Ah, begini, aku ingin mengajakmu ke acara ulang tahunku yang ke-21. Well, aku sebenarnya ingin kau menyanyi di sana.”

“Menyanyi?”

Minho mengangguk semngat. “Semua orang tahu suaramu bagus, Mi Young. Karena itu… aku ingin kau tampil akhir pekan ini.”

Mi Young menimbang-nimbang. Minggu ini dia banyak mengalami masalah. Apakah ia harus datang?

“Kalau kau bertanya apakah kau akan mendapat bayaran, yes you will. Itu adalah sebuah acara yang well… cukup formal.”

WOW ini kesempatan! “Baiklah.” jawab Mi Young langsung, disambut oleh seringaian lebar Minho. Minho memeluknya singkat sambil berkata, “Oh, thank you. Aku berutang banyak padamu.”

Mi Young tersenyum manis, “Ah, kau berlebihan.”

“Acaranya akan dimulai pukul 6. Aku menunggumu akhir pekan. Sampai jumpa.”

“Sampai jumpa.”

Hm, ini tawaran emas. Mungkin ia memang harus memulai menyanyi untuk mendapatkan uang. Oh, pikirannya melayang lagi ke cek satu juta dollar itu. Shit, dia bukan wanita murahan, tadinya. Dia harus mengembalikan cek itu.

Dan disinilah ia, kembali ke klab malam yang selalu ramai oleh pengunjung malam. Kali ini ia datang bukan dengan baju seksi pelayannya, tapi dengan celana jins, blouse putih dan jaket kulit yang menutupi seluruh tubuhnya. Pengalamannya kemarin benar-benar menohoknya, menyadarkannya bahwa pekerjaan itu bukanlah pekerjaan yang baik, dan akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan itu.

Hey, Tiffany!”

Mi Young melihat George tengah melambai-lambaikan tangannya dengan ceria ke arahnya. Mi Young tersenyum dan menghampiri George yang tengah menuangkan segelas whisky dan menyerahkannya kepada pelanggan yang sedang dilayaninya.

Hey, George. How you doin’ ?” sapa Mi Young begitu pelanggan tadi pergi ke arah kerumunan pengunjung yang tengah menikmati dentuman music di lantai dansa.

Good as ever.” katanya lalu tertawa kecil. “Kau sendiri? Kenapa tidak memakai baju pelayan, sweetheart?”

Mi Young menghela nafas dan menopang dagunya, tiba-tiba menjadi lesu kembali, “Aku sudah keluar dari pekerjaan itu.”

“Wow, benarkah?Kenapa?” tanya George yang mulai tertarik.

“Well, hanya saja tidak cocok denganku, kau tahu.”

“Oh, I got it. You’re such a good girl.” kata Geroge sambil mengedipkan sebelah mata. “So, kau ke sini sebagai seorang pengunjung berarti? Kau mau minum?”

No, thanks.” kata Mi Young. “Aku ada keperluan di sini. Aku perlu bantuanmu, George. Kau bisa membantuku? Hanya kali ini saja.” katanya sambil memasang wajah penuh harap.

“Baiklah.Apa yang bisa kubantu?”

Mi Young memajukan dirinya dan menyuruh George untuk mendekat ke arah dirinya, “Apakah kau pernah menemukan seorang pria asia yang err… mungkin pernah menyewa jasa pelayan di sini?” tanya Mi Young dengan pelan, berusaha agar tidak ada orang yang mendengarkan.

“Siapa namanya?”

“Uhm, sebenarnya aku tidak tahu namanya. Aku baru bertemu dengannya kemarin malam.”

“Dia pelangganmu?!” seru George antusias. Mi Young langsung gelapan dengan suara George yang terdengar begitu keras sehingga banyak pasang mata yang langsung menoleh ke arah mereka.

“George, please pelankan suaramu!”

George terkikik kecil, “I’m sorry, I was getting so excited. Sepertinya aku tahu dia, mengingat hanya segelintir orang asia saja yang pernah ke sini.”

Mi Young membelalakkan matanya. “Benarkah?”

Well, beritahu aku ciri-cirinya.”

Mi Young kembali mengingat sesosok pria tampan itu lalu menyebutkan ciri-cirinya pada George, sesuai dengan ingatannya yang masih tampak begitu jelas. Bagaimana bisa Mi Young lupa dengan pria itu? Walaupun pria itu menghinanya, Mi Young tetap tidak bisa menolak pesona yang terpancar, seakan-akan dengan melihatnya saja akan ada banyak sekali wanita yang memuja-muja.

“Kurasa dia teman Jack.”

“Manager Jack?”

George mengangguk kecil, “Yeah, kau bisa tanya padanya. Aku yakin sekali itu pasti dia.”

“Kau mengenalnya?”

George menggelengkan kepalanya lesu. Oh, pria yang satu ini memang sedikit girly rupanya. “Tidak, hanya saja banyak orang yang membicarakannya kemarin. Dia baru datang satu kali ke sini, dan pelanggan pertamanya adalah kau.” kata George sambil mengedipkan sebelah mata, yang hanya disambut oleh tatapan heran Mi Young.

“Kenapa memandangku seperti itu?” tanya Mi Young dengan muka heran.

George tertawa lebar melihat Mi Young, sekali-kali tangannya mengayun di udara, “You know what, everybody was talking about you last night, you lucky damn girl.” katanya lalu tertawa lagi.

Mi Young semakin bingung, apa maksudnya dengan lucky damn girl? “George bicara yang jelas. Aku benar-benar tidak mengerti apa maksudmu.”

“Sekarang aku baru tahu kalau yang dimaksudkan orang-orang adalah kau. Dia Choi Siwon. Kau tahu Choi Brighton Corp Group?”

Mi Young masih tidak mengerti. Oh ayolah, kenapa pembicaraan ini jadi begitu berbelit-belit? “Nah.”

“Kau tahu Brighton Hotel ?”

Mi Young menaikan sebelah alisnya, “Maksudmu hotel bintang lima yang ada di Fifth Avenue?”

Mi Young ingat, dulu sebelum tugas kuliahnya makin banyak, she used to go for a walk dengan tujuan untuk melihat hiruk pikuk salah satu jalan di New York yang menjadi tempat bertengger toko, hotel, maupun restoran bintang 5 itu. Dia juga ingat, tak jarang dia berhenti di depan Brighton Hotel, menengadahkan kepalanya ke arah bangunan hotel tersebut yang menjulang begitu tinggi dan bermimpi suatu saat dia bisa menginap di salah satu suit room di sana.

George mengangguk-anggukkan kepalanya, “Exactly, itu adalah salah satu hotel milik Choi Siwon -pelangganmu kemarin malam.”

WHAT THE HECK IS THIS SHIT ABOUT?!

Gosh, Mi Young benar-benar dibuat makin berputar-putar sekarang. Oh shit, jadi selama ini, hotel yang selalu menarik decak kagumnya, pemiliknya adalah pelanggannya yang menghinanya dan mengatainya seorang bitch!Dan George berkata bahwa itu adalah salah satu hotel.

Somebody kill me now.” lirih Mi Young, meletakkan kepalanya yang terasa cenat cenut ke atas meja bar, sesekali ia menjeduk-jedukkan kepalanya pelan, membuat George yang berada di hadapannya melihatnya dengan heran.

“Ada apa denganmu, lucky girl?”

“Oh, jangan memanggilku lucky girl, George. I am not.”

George makin heran, “Kenapa? Apakah bayaranmu kurang besar?”

“George, yang benar saja! Dia memberiku satu juta dollar!” geram Mi Young dengan wajah frustasi.

George langsung termangu-mangu, tak kuasa menahan keterkejutannya atas nominal uang yang baru disebutkan Mi Young. “Kau bilang… satu juta… dollar?” Oh bahkan kata-katanya kini terseret-seret di tengah jalan. “Goodness, kau bahkan bisa membeli penthouse dengan uangmu itu!”

“Tidak akan. Aku akan mengembalikan uangnya secepatnya.”

George makin dibuat bingung. “Kenapa?”

“George, perlu kau tahu, kami tidak melakukan apa-apa semalam.”

SERIOUSLY?!” seru George yang tidak percaya.

“George please kecilkan suaramu! Harus berapa kali aku bilang?!” kata Mi Young begitu sebal yang hanya di sambut oleh senyuman maaf George.

Kali ini George berkata lebih pelan, “Lalu bagaimana bisa kau mendapat uang itu?”

Mi Young menceritakan detail kejadian kemarin malam, bagaimana pria itu menghinanya lalu kejadian saat Mi Young menamparnya, perihal perawan dan akhirnya diserahkannya cek itu.

Sweetheart, kau masih pe…”

“Tidak perlu dibicarakan lagi, George. Karena itu aku ingin mengembalikan cek-nya hari ini. Apakah dia datang?”

George masih saja terkesima dengan peristiwa yang dialami Mi Young kepadanya. “Entahlah, kau mungkin bisa menanyakan Jack tentang orang itu. Atau mungkin kau bisa datang ke kantornya. And you’re still the lucky one, for sure.”

Mi Young memutar bola matanya, “Bullshit. Aku benci padanya. Kurasa datang ke kantornya adalah ide yang bagus mengingat kemarin Jack begitu marah padaku karena baru satu hari bekerja aku langsung keluar.” Mi Young menghela nafas, lalu mengecek jam tangan yang melelet di tangan kanannya. “Aku harus pulang sekarang, George.”

“Kau tidak ingin minum dulu?”

Mi Young menggeleng dan tersenyum, “Aku harus pulang. Kalau kau bertemu dengannya, beritahu aku sedang mencarinya. Dia bisa menanyakan kontakku pada Jack.”

Alright, sweetheart.”

Thanks, George. Bye.”

Keesokan harinya, setelah pulang dari kelasnya, Mi Young memutuskan untuk pergi ke kawasan Fifth Avenue yang letaknya sebenarnya cukup jauh dari flat-nya. Begitu sampai di depan gedung Brighton Hotel yang menjulang tinggi, Mi Young menarik nafasnya dalam-dalam, berusaha mengatur kegugupannya, inilah saatnya dia masuk ke dalam hotel yang selama ini dikaguminya.

Begitu ia masuk ke dalam lobby, semuanya serba glamour and fancy. Lobby itu begitu luas, didekorasi oleh pilar-pilar dan tembok berwarna keemasan, serta yang paling menonjol di sana adalah sebuah lampu Kristal yang sangat besar sehingga siapa pun bisa melihatnya dan dari sudut mana pun. Pengunjungnya pun tak kalah dengan dekorasinya. Banyak sekali wanita-wanita di sana yang terlihat begitu glamour dan tak sedikit pria yang memakai jas maupun tuxedo. Bila dibandingkan dengan penampilan Mi Young yang hanya memakai celana jins biru ketat dengan sweater biru kedodoran miliknya, dia kalah jauh.

“Ada yang bisa dibantu miss?” kata sang resepsionis begitu melihat Mi Young datang ke arahnya.

Mi Young menelah ludahnya sebelum berkata, “Uhm, begini, bisakah aku bertemu dengan Mr. Choi Siwon?” Mi Young ingat, setelah pulang dari klab semalam, ia langsung mengetik nama Choi Siwon di kolom pencarian google, dan menemukan kantornya berada di Brighton Hotel juga. Dan yang paling menghebohkan adalah bahwa namanya telah berada di Wikipedia ditambah dengan masuknya ia dalam 25 pengusaha muda paling sukses di USA dan dia berada di urutan ke 7. Mi Young bahkan hampir pingsan saat membaca berapa kisaran penghasilannya maupun kekayaan yang dimilikinya.

“Apakaha miss sudah membuat janji temu dengan beliau?” tanya sang resepsionis yang merasa kurang yakin dengan Mi Young yang terlihat begitu muda dan kurang meyakinkan. Oh siapa pun bisa memandangnya aneh mengingat penampilannya saat ini yang lebih terlihat seperti gadis SMA dibanding gadis kuliahan.

“Uhm, well, belum. Tapi aku yakin dia akan mengenaliku bila dia mendengar namaku.”

“Maaf, miss, kami tidak bisa membiarkan seseorang bertemu dengan beliau tanpa janji temu.”

Oh shit, ini begitu menyusahkan. “Kumohon, aku benar-benar butuh untuk bertemu dengannya.”

I’m sorry miss but you can’t.”

“What’s going on here?”

Mi Young mendengar suara berat di belakangnya. Begitu menoleh, matanya langsung melebar begitu menemukan pria di hadapannya saat ini adalah pria yang melecehkannya kemarin malam! Damn, that’s Choi Siwon.

“Begini, Sir, perempuan ini ingin bertemu dengan anda.” kata sang resepsionis sambil menunjuk badan Mi Young entah kenapa tiba-tiba begitu kaku. Oh, dia memang selalu seperti ini bila berhadapan dengan pria seksi seperti Choi Siwon di hadapannya sekarang. Begitu melirik ke arah Siwon, pria itu terlihat tengah memandanginya dengan penuh arti. Oh no, this is truly bad.

“Tidak apa, aku mengenal gadis ini.” kata Siwon seraya melirik kembali ke arah Mi Young yang benar-benar merasa awkward dengan situasi yang dialaminya saat ini. “Kalau lain kali dia datang, just let her in.”

Sang resepsionis melirik ragu ke arah Siwon dan Mi Young bergantian, namun akhirnya berkata dengan agak paksa, “Yes, Sir.”

“Ikut aku, Miss Tiffany.”

Goodness, pria itu bahkan masih mengingat nama Mi Young yang diberikannya pada waktu di klab malam!

Hwang Mi Young bergerak ragu mengikuti Choi Siwon dari belakang yang tengah berjalan dengan anggun dan sangat terlihat membawa kesan wibawa. Tak sedikit orang-orang yang bahkan menunduk ataupun menyapa pria itu ketika lewat di hadapan mereka dan dia hanya membalas dengan anggukan singkat -yang tentu saja dapat dilihat Mi Young dari punggung pria itu.

Mereka saat ini berada di dalam lift pribadi Brighton Hotel. Choi Siwon terlihat begitu tinggi bila dibandingkan dengan tubuh mungil Mi Young yang hanya sebatas pundak lebar Siwon. Oh, ini begitu mengintimidasi. Suasana begitu tegang, dan kaku. Mi Young menelan ludahnya dengan kesusahan, berusaha melirik ke arah Siwon yang tengah berdiri dengan santai.

I can’t believe you’re here, miss Tiffany. Bagaimana bisa kau menemukanku?

Mi Young melirik kembali ke arah Siwon yang tetap memandang ke depan. Mi Young sedikit sebal, apakah pria itu tidak sudi menatapnya? Oh, bukankah yang seperti itu seharusnya Mi Young?

“Itu tidak penting, Mr. Choi Siwon, ada hal yang harus kubicarakan denganmu.”

“Hm, kau bahkan sudah tau namaku.” kata Siwon sambil menggesek-gesekan dagunya. “Ada yang harus kubicarakan juga denganmu, Tiffany.”

Mi Young menghela napas gugup, lalu melihat ke arah layar penunjuk lantai yang menunjukkan angka 4, sedangkan yang ditekan Siwon adalah 25. WOW. Pria itu bahkan berencana membawanya ke lantai paling atas gedung ini. Apakah lantainya ada di sana?

Mi Young melirik lagi ke arah pria itu dan memperhatikan bentuk badannya yang terlihat begitu kekar walau dalam balutan jas hitam dan kemaja putih di dalamnya. Oh, dia seksi. Dia tidak berubah dari terakhir kali ia bertemu dengan pria itu di klab malam. Oh yang benar saja Mi Young, kau hanya tidak bertemu dengannya selama 2 hari.

“Sedang menikmati pemandangan, miss Tiffany?”

Damn! Mi Young berasa seperti seorang pencuri yang tertangkap basah. Well, dalam konteks yang berbeda tentunya. “Yang benar saja.” Sergahnya. Choi Siwon hanya menaikkam sudut bibirnya begitu mendengar komentar pedas Mi Young.

Dan mereka hanya berdiri dalam diam.

Begitu Mi Young hendak mengatakan sesuatu, tanpa diduganya, Choi Siwon mendorong tubuhnya sehingga punggungnya menatap dinding lift dengan keras. Ia meringis kesakitan karena saat ini punggungnya terasa sangat perih dan panas. Choi Siwon menaruh kedua tangan Mi Young di atas kepalanya sedangkan tubuhnya sudah benar-benar terhimpit ke dinding oleh tubuh besar milik pria itu.

“What the hell are you doing now?!”

Mi Young begitu terkejut dan berusaha memberontak dari himpitan Choi Siwon, namun apa daya bila cengkeraman pria itu begitu kuat di tangannya. Dia bahkan bisa merasakan hembusan napas berat dan tidak teratur dari pria itu tepat di wajahnya.

Oh, this is truly crazy!

“Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi.”

Mi Young dapat melihat pancaran mata Choi Siwon yang mulai menggelap. Oh, sepertinya ini mulai menjadi sedikit berbahaya. Mi Young tidak tahu apa yang akan terjadi dengannya 10 detik setelah ini. Bahkan imajinasi-imajinasi buruk mulai menggerayai otaknya yang bisa dibilang masih cukup ‘polos’ bagi seorang perempuan berumur 20 tahun.

Oh, ayolah, semua orang pasti bisa menebak apa yang akan terjadi dengan Mi Young setelah melihat posisi mereka berdua saat ini. Jantungnya pun kini berdegup menjadi lebih kencang.

“A…apa maksudmu?” Mi Young sulit berkata-kata, masih berusaha melepaskan cengkeraman tangannya yang begitu kuat oleh pria HOT di hadapannya ini.

Choi Siwon menatap mata Mi Young dengan dalam dan tiba-tiba sudah memagutkan kedua bibir mereka begitu cepat, melumat bibir Mi Young dengan penuh tekanan, membuat Mi Young sulit untuk mengontrol dirinya sendiri. Ini begitu tiba-tiba. Ini begitu intim dan basah. Ia sebenarnya ingin melawan, tapi entah kenapa tubuhnya melakukan hal yang berlainan dengan otaknya. Dan tanpa sadar, Mi Young mulai membalas lumatan itu. Ikut merasakan tiap inci bibir pria seksi di hadapannya saat ini.

Jika seseorang melihat mereka berdua saat ini pasti dia akan sangat merasa malu. Ah, untuk apa ia memikirkan hal konyol itu sedangkan di hadapannya sekarang ini adalah seorang pria tampan yang sedang mencumbuinya.

Mereka berdua melepaskan pagutan bibir mereka dan saling memandang untuk beberapa lama,sampai Choi Siwon menyeringai dan dengan cepat menjauh dari tubuh Mi Young yang tidak bisa berkutik sama sekali.

TING!

Pintu lift terbuka dan Choi Siwon menoleh ke arah Mi Young yang masih bersandar dengan dinding lift. “Kau mau tetap di sini atau keluar?” dan setelah itu Siwon keluar dari lift, meninggalkan Mi Young yang masih tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan padanya.

Mi Young mendengus,meraba-raba bibirnya yang terasa bengkak, pipinya pun kini merona merah. Dia masih bisa merasakan bibir pria itu yang menekannya. Choi Siwon memang benar-benar sudah gila! Untuk apa pria itu tiba-tiba menciumnya kembali?!

Mi Young keluar dari lift dengan mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri, mengikuti punggung Choi Siwon yang terus berjalan menuju ke arah pintu dengan dua daun pintu yang besar dan memiliki pahatan yang indah. Seorang wanita pirang melihat kedatangan Choi Siwon dan berdiri, menundukkan punggungnya kecil dan mengucapkan salam.

Mi Young mengernyitkan dahi heran, sejak kapan orang Amerika memakai tata krama seperti itu? Apakah semua orang di sini melakukan hal tersebut karena Choi Siwon adalah orang Asia?

Ketika Mi Young berjalan melewati wanita pirang tersebut yang sepertinya adalah sekretaris pribadi Choi Siwon, dia memandang Mi Young dengan tatapan sinis dan seakan-akan tidak terima atas kedatangan Mi Young di sana. What da fvck.

Siwon membuka pintu ruangannya dan mempersilahkan Mi Young masuk. Begitu Mi Youg masuk, Siwon menutup pintu dan berjalan menuju sofa hitam yang letaknya tak jauh dari meja kerjanya, meninggalkan Mi Young yang tengah terpana dengan isi ruang kerja itu. Mi Young merasa takjub dengan desain ruang tersebut. Setengah dari ruangan tersebut menggunakan kaca mati yang terisi penuh di dinding, sehingga dapat terlihat jelas pemandangan kota New York dari lantai 25 Brighton Hotel.

Ruang kerja tersebut bahkan luasnya melebihi flat Mi Young yang bisa dibilang cukup kecil. Meja kerja berada di tengah-tengah ruangan dekat tembok, ada TV plasma 40 inch di dekat sofa hitam tempat Choi Siwon duduk sekarang. Mi Young menoleh ke arah kirinya dan mendapati pantry kecil dengan meja dan 5 kursi bar, ditambah lagi beberapa lemari yang memamerkan berbagai merek wine. Lampu Kristal juga ikut terpajang di plafond, ditambah dengan lampu-lampu kecil yang letaknya berada di atas pantry. Di dekat meja kerja terpampang beberapa lemari yang memaparkan buku-buku.

“Aku senang kau datang kesini tanpa kuundang terlebih dahulu.” Choi Siwon sudah duduk di sofa hitam dengan anggun, menatap wajah Mi Young yang terlihat gugup.

“Sebenarnya, aku datang kesini karena ingin mengembalikan cek yang kau berikan tempo hari.”

Mi Young mengambil cek bernilai satu juta dollar itu dari dalam tasnya dan menaruhnya langsung di meja dihadapan Siwon saat ini. Ia menunggu reaksi dari pria itu dengan gugup. Kenapa pria itu hanya diam saja?

Siwon menaikkan sudut bibirnya dengan tatapan dingin dan menoleh ke arah Mi Young, “Apakah cek itu kurang?”

Mi Young mengernyitkan dahi, bagaimana cek itu bisa kurang? Bahkan hanya orang buta yang menganggap cek itu adalah jumlah yang kecil. “Maaf, tuan, aku tidak bisa menerima cek itu.”

“Apakah karena aku sama sekali belum menyentuhmu?”

Mi Young memicingkan matanya, “Tuan, sepertinya kau salah sangka mengenaiku. Aku mengembalikan cek itu karena aku tidak mau melakukan pekerjaan seperti itu. Akan lebih baik kalau kau mencari wanita lain. Kalau begitu, permisi.”

Selesai sudah! Diam-diam Mi Young menarik napas yang sedari tadi ditahannya.

Mi Young membalikkan badannya dan hendak melangkah pergi dengan langkah tanpa ragu, setelah harga dirinya terasa diinjak-injak oleh pria sombong di hadapannya ini, namun langkahnya terhenti begitu mendengar kata-kata Siwon yang terdengar begitu jelas di telinganya, dan yang membuat degupan jantungnya menjadi tidak karuan.

“Katakan berapa hargamu agar kau menjadi milikku.”

TBC

 

121 pemikiran pada “(AF) Trapped Into Love Part 2

  1. aaaaiiihhh aiiihhh siwon keknya jatuh cinta nih sama tiffany, pura pura aja tuh mau beli tiff *kidding haahhahah keren thor suka 😀

  2. wah exclusive man utk siwon. q ykin siwon akn pny perhatian lebih utk fany. bhkn fany tertegun dgn perlkuan siwon. ditggu ap yg akn terjd dgn sifany???

Tinggalkan Balasan ke Ari Batalkan balasan