(AF) Heiress Queen Tiffany Part 2

HEIRESS QUEEN TIFFANY Chapter 2

Heiress Queen Tiffany

Author             : ThaJoonFany a.k.a @citramelica

Main Cast        : 1. Tiffany Hwang

                            : 2. Choi Siwon

Sub Cast          : Just Find By Your Self! ^^

Rate                 : PG-15

Length             : Chapter

Genre              : Romance-Comedy

Disclaimer       : This Fanfic is original story of mine. The cast belongs to themselves. So Don’t bash me. Kalau ada kesamaan cerita atau jalan cerita itu bearti saya belum pernah baca karya anda. Sumpah dah! FF ini juga di posting di blog aku “thajoon.wordpress.com” kalau ada waktu silahkan mampir J

Author’s side :

Tiffany sampai di rumah kediamannya yang besar bak istana yang ditinggalinya bersama Ayah dan para pekerja rumah tangga. Taeyeon memberhentikan mobil didepan pintu masuk rumah besar Tiffany.

“Kau tidak mampir dulu Taeng?” Tanya Fany sebelum turun

“Umm… aku ada janji dengan Eomma untuk menemaninya berbelanja hari ini Fany-ah, jam 7 malam ini jangan sampai terlambat, oke? Atau kau akan melihat Angel Yoona murka” kata Taeyeon mengingatkan Tiffany mengenai pesta pembukaan restoran baru sahabatnya Yoona.

“Nnnee… Arrasho, aku juga tidak mau menjadi orang pertama yang membuatnya murka Taeng-ah, oke aku masuk dulu, Gomawo sudah menjemputku Annyeong…” Ucap Fany lagi sambil membuka pintu dan mengeluarkan semua tas dan kopernya.

“Eoh, Fany-ah… malam nanti kau pergi dengan siapa? Apa mau kujemput?” tanya Taeyeon sebelum Fany benar benar selesai mengeluarkan barang-barangnya.

“Tidak usah Taeng-ah, aku bisa pergi sendiri nanti, lagipula kau pasti akan pergi bersama lovely dongsaengmu Byun Baekhyun bukan? Aku sudah jera menjadi pengusir nyamuk setiap kali bersama kalian…” ujar Fany setengah bercanda kepada Taeyeon, yah berbeda dengan Tiffany yang belum juga menemukan namjanya, Taeyeon justru sudah menjalani hubungan selama 2 tahun terakhir dengan namja bernama Byun Baekhyun. Namja itu lebih muda 3 tahun darinya dan masih kuliah S2 sambil bekerja disebuah perusahaan periklanan di Korea. Hubungan mereka dapat dikatakan berjalan mulus mengingat jarangnya konflik diantara mereka berdua. Pribadi Taeyeon yang aneh sangat blend dengan Baekhyun yang penuh humor dan lelucon.

“Yaak! Dia bukan dongsaengku, tapi pacarku, baiklah kalau begitu kita bertemu disana saja oke?” ujar Taeyeon melontarkan protesnya, yah secara umur Taeyeon memang lebih tua dari kekasihnya Baekhyun, tapi dilihat dari wajah dan bentuk fisik mereka terlihat sangat cocok mengingat wajah Taeyeon yang baby face J dan Fany sering menggoda Taeyeon dengan menyebut Baekhyun sebagai dongsaengnya.

“Oke, Eoh iya, ini untukmu Taeyeon-ah, mudah-mudahan kau suka, aku tidak sempat  berbelanja banyak di Beijing” ujar Fany setelah menurunkan semua barangnya dan meninggalkan satu buah kantong belanjaan di kursi belakang mobil Taeyeon.

“Owwh… Gomawo Fany-ah… aku tersentuh kau masih mengingatku bahkan ketika kau sibuk… baiklah kalau begitu aku pergi, Annyeeeong…”

“Nnnee Annyeeong, sampai bertemu nanti malam…” kata Fany sambil melambaikan tangan dan melihat kepergian mobil Taeyeon sampai hilang dibalik gebang besar rumahnya, iapun dibantu oleh beberapa pekerja rumah tangganya untuk membawa semua barang-barangnya kedalam rumah.

Tiffany masuk kedalam rumah besarnya dan langsung mencari Ayahnya. Hal itu adalah yang paling utama dilakukannya ketika sampai dirumah. Tiffany sangat mencintai Ayahnya Hwang Jihyuk mengingat hanya Ayahnyalah satu satunya keluarga yang ia miliki saat ini. Setelah kematian Ibunya 3 tahun yang lalu Tiffany menjadi semakin protective dan concern terhadap segala hal tentang Ayahnya.

“Appa… Appa…. aku pulang…” teriak Tiffany begitu ia memasuki rumah.

“Agashi sudah pulang?” Sambut Tuan Park Gong Chul yang merupakan Kepala Pekerja rumah tangga dirumah Tiffany.

“Nnee Ahjusshi, Appa ada dimana Ahjusshi? Aku sangat merindukannya…” Tanya Fany kepada Tuan Park

“Itu… begini Agashi, pagi ini tekanan darah Tuan kembali tinggi, tapi Agashi tenang saja,saya sudah menghubungi doktek dan sekarang Tuan Hwang sedang istirahat setelah minum obat” Jelas Tuan Park dengan hati-hati pada Tiffany, ia tahu persis bagaimana Tiffany akan bereaksi jika hal itu menyangkut kesehatan Ayahnya. Tuan Hwang memilki riwayat penyakit darah tinggi yang bisa dikatakan cukup serius. Sejak kematian Ibu Tiffany, penyakit darah tinggi Tuan Hwang sering kambuh dan hal itu tentu membuat Tiffany tidak berhenti mengkhawatirkannya.

“Benarkah? Lagi? Aiigoo Appa… “ tanpa menunggu lebih lama lagi Tiffany langsung memacu langkahnya menuju kamar Ayahnya yang berada di kamar utama lantai satu rumahnya. Kepala Park mengikutinya dari belakang, ia sudah tau kalau reaksi Tiffany akan seperti ini.

Tiffany masuk dengan langkah hati hati dan langsung menghampiri Ayahnya yang terbaring di tempat tidurnya. Ia dapat melihat bagaimana Ayahnya terlelap dengan selang infus yang ada ditangannya. Tiffany termangu sejenak melihat kondisi Ayahnya. Tiffany tau betul jika Ayahnya memang  tak muda lagi ditambah kepedihan ditinggal Ibunya tak heran jika penyakit Ayahnya sering kambuh selama 2 tahun ini.

“Puteriku sudah pulang?” suara lembut yang terkesan ngebass khas Tuan Hwangpun membuyarkan pemikiran Tiffany yang sejenak melayang.

“Appa…. Gwencahana? Apakah Appa merasa sakit? Dimana? Sebelah mana? Katakan padaku” Satu pertanyaan sederhana Ayahnya dibalas dengan pertanyaan bertubi tubi ala Tiffany.

“Yaak! Berhenti menghujaniku dengan pertanyaan cemasmu itu Fany-ah….” jawab Ayahnya santai dengan pandangan mata sayu kepada puteri kesayangannya tersebut.

“Appa… bagaimana mungkin aku tidak cemas, ini sudah ketiga kalinya dalam bulan ini penyakit Appa kambuh, apa yang Appa pikirkan? Kenapa sampai kambuh lagi?” Tanya Fany lagi mempertegas pertanyaannya.

“Tidak ada, hanya beberapa hal mengenai perusahaan, kau tidak usah khawatir Fany-ah… Appa hanya butuh istirahat…” jawab Tuan Hwang lagi masih dengan nada tenangnya.

“Aku tidak bisa berhenti mengkhawatirkanmu kalau begini terus Appa… sudahlah aku tidak mau banyak bicara lagi, sekarang Appa istirahat Nnnee… aku akan memasak bubur sembari Appa istirahat…” ujar Fany lagi sambil merapikan selimut dan menyetel kembali kelembaban udara dikamar Ayahnya.

“Fany-ah… “ gumam Tuan Hwang

“Ayolah Appa, aku tidak mau bicara lagi, Appa harus banyak istirahat….” ujar Fany lagi

“Apa kau sudah siap untuk menjadi CEO dan memimpin perusahaan?” tanya Tuan Hwang seakan membantah Tiffany. Ia kembali melontarkan pertanyaan kepada Tiffany dan menolak beristirahat. Pertanyaan itupun sontak berhasil membungkam bahkan menghentikan pergerakn tubuh Tiffany. Firasat buruk akan kalimat selanjutnya yang akan dilontarkan Ayahnya menyergapi hatinya.

“Mwo? Kenapa Appa tiba-tiba menanyakan hal itu?” Sedikit rasa takut pun kini menjalari tubuh Tiffany setelah mendengar pertanyaan Ayahnya, ia yakin sesuatu yang buruk akan keluar dari mulut Ayahnya setelah ini.

“Aniia… Appa hanya ingin mengingatkanmu saja, kau adalah satu satunya penerus Appa, dan kau harus siap kapanpun untuk menggantikan Appa…” jelas Tuan Hwang penuh dengan makna tersirat dalam kalimatnya.

“Appa….”

“Appa percaya padamu sayang, Appa sudah tua dan sering sakit sakitan akhir akhir ini, jadi…” tidak ingin mendengar perkataan Tuan Hwang lebih lanjut, Tiffany berinisiatif memotong kalimat Ayahnya.

“Arrasho Appa… sudahlah, sekarang Appa istirahat, oke… Saranghae Appa…” Kata Fany segera mengakhiri percakapannya dengan Ayahnya, ia tidak sanggup jika harus mendengar lanjutan perkataan Ayahnya. Wajahnya memanas terutama dibagian pelupuk matanya yang terasa perih, ia berusaha menahan bendungan air matanya yang mendesak ingin keluar.

“Appa mencintaimu lebih sayang…” kata Tuan Hwang yang akhirnya menyerah dan memejamkan matanya untuk istirahat. Tiffany langsung berjalan keluar kamar Ayahnya, bendungan air mata yang ditahannya sudah semakin besar dan sulit untuk ditahan, yang pasti satu hal, ia tidak ingin menangis didepan Ayahnya. Tiffany keluar dan segera menjauh dari kamar Ayahnya. Detik itu juga air matanya tumpah dan tangisnya pecah. Ia hanya memiliki Ayahnya di dunia ini, Ia memang masih mempunyai kerabat dari Ayah dan Ibunya seperti Imo dan Samchon, namun semuanya menetap diluar negeri, jadi ia belum siap dan tidak akan pernah siap kehilangan sosok Ayahnya, kesedihan mendalam karena ditinggal ibunya masih dirasakannya hingga saat ini, ia tidak tau bagaimana jadinya jika Ayahnya juga akan pergi dan meninggalkannya.

*****

Jam menunjukkan pukul 15.00 KST, Siwon terlihat sedang uring-uringan di beranda kamarnya. Satu buah buku nonfiksi kini ada ditangannya, bukannya dibaca Siwon malah terkesan hanya membolak balik seakan ia mencari sesuatu dan tidak ditemuinya di tiap lembar buku tersebut. Sedari tadi ia berupaya mencari kesibukan agar bisa mengalihkan perhatiannya dari benda berbentuk segi empat milik Tiffany yang tak henti diliriknya sedari tadi.

“Bukankah dia mengatakan butuh handphonenya dengan segera? Kenapa dia tidak menghubungiku dari tadi?” gerutunya dengan menutup bukunya dan kembali meraih Handphone Tiffany dari meja disamping kursi tempat ia bermalas malasan tersebut.

“Aku kira kau akan mengemis dan memohon untuk segera menukarkan handphonemu, tapi kenapa kau hanya diam saja?” ujar Siwon pada handphone Tiffany yang digenggamnya seakan benda itu mewakili si pemiliknya. Yap! Awalnya Siwon berharap ia bisa membuat Tiffany kesal dan membuat Tiffany memohon bahkan mengemis untuk segera bertemu dengannya, tapi sepertinya sedari tadi Tiffany sama sekali belum menghubunginya kembali.

“Apa kau benar-benar patuh dan percaya kalau aku sibuk dan tidak bisa diganggu? Aku rasa kau bukan tipe seperti itu…. Aaaakkhhh… Cheongmal”  Yah, setidaknya itulah yang dilakukan Siwon sedari ia sampai di apartemennya.

“Kau lihat saja, kalau kau menelfon nanti, aku tidak akan mengangkatnya” gumam Siwon lagi dan lagi bicara pada benda mati tersebut.

Seakan lelah, Siwonpun berhenti mengomel dan merebahkan tubuhnya lebih dalam lagi di kursi santainya. Ini sama sekali bukan Choi Siwon, dia biasanya hanya dipusingkan oleh masalah bisnis dan perusahaan, kenapa kali ini ia bisa memusingkan yeoja dan handphonenya itu? Detik kemudian Handphone milik Tiffany yang digenggam Siwonpun berdering, Siwonpun segera bangkit dan melihat layar Handphone itu dengan penuh semangat. Semangatnyapun kembali ciut ketika membaca nama si penelfon. “Nichkhun Oppa” yah, itulah kira kira nama si penelfon yang sudah menelfon hampir sepuluh kali sedari tadi dan mengirimkan banyak pesan.

“Aakkh… kenapa kau lagi yang menelfon? Eoh atau jangan jangan kau adalah kekasih yeoja aneh itu? Hmm…” Siwon hanya bisa memandangi layar handphone yang kini menyala dan bergumam tidak jelas. Pada awalnya Siwon sempat mengangkat salah satu dari sekian banyak telfon namja yang bernama Nichkhun tersebut, ia mengira kalau saja Tiffany menghubunginya lewat nomor itu, namun setelah mendengar suara laki-laki Siwon langsung menutupnya dan tidak mengangkatnya hingga saat ini.

“Sudahlah berhenti menghubungi nomor ini, bukan kau yang aku minta untuk menelfon” gerutu Siwon lagi.

Nada dering handphone Tiffanypun berhenti pertanda panggilan dari Nichkhun berakhir, Siwon kembali meletakkan handphone itu diatas meja dan kembali merebahkan tubuhnya lebih dalam di kursi santainya. Detik kemudian ia kembali meraih handphone milik Tiffany, tanpa ia sadari, iapun menjalajahi handphone milik Tiffany tersebut.

“Ayo kita lihat seaneh apa yeoja yang bernama Tiffany Hwang ini” Gumam Siwon sebelum menjelajah satu persatu menu yang ada di layar Handphone touch screen tersebut. Jari jari Siwonpun bergerak dan membawanya membuka galeri foto dari Tiffany. Tidak banyak foto yang ditemuinya. Hanya ada 10-15 foto didalamnya, hal ini tentu bisa dikatakan sedikit untuk ukuran yeoja yang kebanyakan kecanduan Selca. Lima buah foto menampilan gambar Tiffany bersama Ibu  dan Ayahnya, lalu  sebuah foto pemandangan, Siwonpun berhenti pada foto tersebut, ia merasa mengetahui tempat tersebut.

“Santorini? Yunani? Apa dia menyukai tempat ini?” Ujar Siwon sembari memperhatikan foto tersebut, Yap! Tepat sekali, gambaran pantai dan kota kota di pinggiran tebing itu adalah Santorini Yunani. Tempat ini memang sangat terkenal bagi penyuka pantai dari 5 tahun terakhir. Sedikit heran memang, diantara semua foto yang menampakkan kebersamaan Tiffany dengan keluarga dan sahabatnya itu terselip foto pemandangan indah sunset khas Santorini. Siwon melanjutkan menggeser layar handphone dan melihat sisanya diisi dengan foto Tiffany, tapi foto- foto itu sepertinya diambil oleh orang lain, kebanyakan foto tersebut diambil layaknya candid atau tanpa sepengetahuan Tiffany. Hanya ada satu foto yang benar benar diambil dengan wajah Tiffany menghadap kamera dengan senyum lebarnya. Dapat dilihat bagaimana keindahan senyum seorang Tiffany Hwang di foto tersebut. Deretan gigi putih rapi dan yang pasti smiling eyesnya yang membuat matanya seakan menghilang akibat lengkungan bulan sabit yang terbentuk saat ia tersenyum itu. Foto itupun membuat Siwon terpaku dan terpana selama beberapa detik kedepan.

“Neomu Yeopeo(sangat cantik)…” ia tanpa sadar bergumam dan mengatakan foto itu sangat cantik.

“Omo! Ada apa denganku, Yak! Cho Siwon sadarlah, kenapa kau memuji yeoja aneh ini eoh? Hmm… oke aku akui kau memang cantik bahkan sangat cantik jika tersenyum seperti ini, aku sampai tidak percaya kalau ini kau yeoja aneh, tapi kau tetap saja yeoja aneh yang menyebalkan bagiku, Okee…?” Siwon seperti orang gila berbicara sendiri pada Handphone Tiffany yang seolah olah itu adalah Tiffany.

Tanpa disadarinya, Siwon terus menjelajah isi handpone Tiffany, Hey bukankah itu naamanya melanggar privasi? Tapi ini sudah terlambat untuk dihentikan, begitulah pikir Siwon. Dari beberapa lama investigasinya membongkar handphone Tiffany ada beberapa hal yang dapat Siwon simpulkan, pertama, Tiffany adalah yeoja yang tidak terlalu suka mengambil foto, kedua, Tiffany bahkan tidak mempunyai media sosial apapun baik itu SNS maupun blog, ketiga, Tiffany termasuk seorang player menurutnya, ya walaupun hal ini belum dapat dibuktikan dengan pasti, tapi dengan melihat banyaknya kontak namja di handphonenya ditambah lagi selama Siwon memegang handphone ini sudah ada sebanyak 5 namja yang mengajaknya pergi bersama ke sebuah acara, Siwon mengambil kesimpulan sendiri kalau Tiffany adalah seorang player atau mungkin dia yang digilai banyak lelaki. Whoaa Daebak!

“Yah, kau cantik, senyummu juga indah, tidak heran jika banyak namja yang datang padamu, tapi apa mereka semua tidak tau keanehan dan sifat menyebalkanmu? Heuh…” sepertinya kegilaan Siwon bicara dengan handphone Tiffany akan berlanjut dan entah sampai kapan.

*****

Dari awal Tiffany sampai dirumahnya ia disibukkan oleh banyak hal mengenai Ayahnya, setelah mandi dan berganti baju Tiffany memasak bubur untuk Ayahnya,Rumah besar Tuan Hwang tentu saja memiliki banyak pekerja Rumah Tangga yang pastinya sudah ahli dan baik dalam urusan membersihkan rumah, memasak, maupun tukang kebunnya, tapi semua itu tidak lantas membuat Tiffany tumbuh menjadi anak manja dan tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Ia dari kecil sering melihat Ibunya yang cekatan mengurus keperluan dirinya dan Ayahnya serta memasak. Hal inipun yang dipelajari Tiffany dan ia selalu menyempatkan memasak setidaknya di akhir pekan untuk Ayahnya. Setelah memasak Tiffany kekamar Ayahnya dan menyuapi Ayahnya lalu membantu minum obat. Tiffany begitu cekatan dan baik dalam mengurus Ayahnya. Setelah itu ia kembali menemani Ayahnya beristirahat. Tidak ada hal lain yang mengalihkan perhatiannya dari tadi selain Ayahnya.

“Fany-ah… kau masih disini?” tanya Tuan Hwang yang baru bangun dari tidurnya setelah makan siang dan minum obat.

“Nnee… aku ingin menemani Appa, Wae?” tanya Tiffany balik

“Sudah jam berapa ini? Bukankah kau akan kepesta Yoona?” tanya Appanya lagi seolah mengingatkan. Tiffanypun terkejut dan melirik jamnya seketika itu juga.

“Oh My God! Ini sudah jam 5 sore, Aiigoo… aku hampir saja melupakannya, tapi apa Appa bisa aku tinggal sebentar? Apa masih terasa pusing?” tanya Fany memastikan keadaan Ayahnya sebelum ia memutuskan pergi

“Appa sudah merasa baikan sayang, pergilah… tidak baik jika kau datang terlambat ke pesta sahabat dekatmu bukan?” ujar Ayah Tiffany berusaha meyakinkan.

“Chengmalyeo?” tanya Tiffany lagi

“Aiigoo… kenapa aku punya putri cerewet seperti ini, Cheongmalyeo, Appa sudah tidak apa apa, lagipula kalau ada apa apa kan Kepala Park bisa diandalkan…” jelas Tuan Hwang lagi

“Oke baiklah, aku akan siap-siap dulu, Appa jangan nakal oke?” ujar Fany lagi sambil memperbaiki kembali tempat tidur Ayahnya dan berdiri.

“Arrashooo…” ujar Tuan Hwang setengah menyerah dan Tiffany hanya bisa tersenyum melihat ekspresi Ayahnya yang tanpa perlawanan seperti itu. Tiffanypun segera naik ke lantai dua menuju kamarnya. Iapun mandi dan membersihkan diri sebelum bersiap siap.

Oke! Mini dress sederhana dengan panjang selutut berwarna peach, rambut diurai dengan S curl yang indah plus fringe bang menawannya, Coat Burberry berwarna coklat muda untuk menghindari cuaca dingin, heels dan tas tangan berwarna silver, make up Glam smooky eyes, dan oke perfect! Itulah detail pakaian yang dikenakan Tiffany untuk pesta Yoona kali ini, dan sudah dipastikan dia terlihat sangat cantik dengan semua detail tersebut. Tak lupa Tiffany menambahkan Acessories berupa jam tangan Casio Sheen berwana putih, serta kalung, gelang, dan cincin mutiara berwarna putih yang membuat penampilannya makin terlihat sempurna.

Tiffanypun melirik jam ditangannya yang menunjukkan pukul 18.15 dan ia dapat memastikan kalau ia tidak akan datang terlambat ke pesta Yoona.

“Oke ready! Eoh apa Taeyeon sudah mau berangkat? Kenapa dia tidak menghubungiku sedari tadi?” tanpa menyadari bahkan mengingat  masalah handphonenya sedari tadi Tiffanypun meraih handphone Samsung Galaxy Note 2 yang terletak di nakas samping tempat tidurnya, iapun menggeser layarnya dan terkejut mendapati wallpaper handphone tersebut.

“Oh My God! Kenapa aku tidak ingat kalau handphoneku tetukar dengan Tuan mimpi buruk itu, Omona! Ini sudah hampir malam, bukankah dia mengatakan akan menghubungiku? Kenapa masih belum ada kabar?” gumam Tiffany setelah ia menyadari masalah handphonenya. Tiffany begitu disibukkan mengurus Ayahnya yang sakit hingga tidak mengingat hal tersebut.

“Aiigoo… ini tidak bisa dibiarkan, aku harus menghubunginya, aku tidak peduli dia sedang sibuk ataupun sedang sekrat, aku menginginkan handphoneku secepatnya…” gumam Tiffany lagi, iapun kembali mengetikkan nomornya dan mengubunginya segera. Satu, dua hingga tiga kali terdengar bunyi sambungan tapi tidak ada yang mengangkat. Tiffany mengulangnya sampai 3 kali hingga akhirnya kekesalannya kembali muncul ke permukaan.

“Kali ini kau sudah keterlaluan Tuan mimpi buruk! Kau mau mencoba mempermainkanku? Akan kupastikan kau tidak akan selamat!” gerutunya lagi, dan dia hampir kembali ingin membanting handphone tersebut. Tiffanypun turun dan berpamitan kepada Ayahnya.

“Appa jangan nakal oke? Ahjussi, kalau ada apa apa segera hubungi a…” Tiffany tidak jadi melanjutkan kalimatnya setelah ia kembali ingat kalau handphonenya masih belum pasti kembali hari ini, bagaimana mungkin Kepala Park bisa menghubunginya?

“Kenapa Agashi?” tanya Kepala Park seketika

“Eoh,…? Tidak, tidak apa-apa, Omona sudah setengah 7, aku bisa dibunuh Yoona jika aku datang terlambat, Anyyeongigesaeyeo Appa… Ahjusii…” ujar Tiffany sambil setengah berlari keluar dari kamar Ayahnya.

“Heii,,, hati hati….” kata Ayahnya setengah berteriak melihat Tiffany yang sudah berlari keluar

“ARRASHO APPA…” teriak Tiffany yang sudah berada diluar kamar Ayahnya, Tuan Hwang hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah puterinya itu.

*****

Siwon keluar dari kamar mandi dengan bath pajamas dan rambut basahnya. Ia mandi agar tubuh dan pikirannya lebih segar, jika biasanya Siwon mandi untuk menghilangkan lelah setelah bekerja,  khusus hari ini Siwon mandi untuk menghilangkan lelah setelah menunggui handphone Tiffany seharian. Terdengar lucu memang tapi, bagi Siwon itu adalah hal yang sangat menyebalkan. Rencananya untuk membuat Tiffany kesal dan memohon kepadanya sepertinya gagal. Siwonpun segera beralih ke lemari pakaiannya, ia mengganti bajunya dengan baju kaos santai berwarna putih dan celana rumah berwarna abu-abu. Setelah itu iapun beralih ke sofa ruang tengah untuk menonton tv demi mendapatkan update berita terbaru sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Setelah beberapa saat ia duduk dan menonton, Siwon kembali teringat akan handphone Tiffany, tanpa aba-aba apapun ia segera berdiri hendak mengecek handphone tersebut. Siwonpun meraih handphone milik Tiffany yang ia lempar ke atas kasurnya tadi untuk melampiaskan kekesalannya. Ia berencana membuat Tiffany kesal tapi yang terjadi malah sebaliknya.

Siwon mengecek handphone tersebut, iapun dapat melihat 21 missed call di layar tersebut. Siwonpun melihat siapa gerangan yang menghubungi sebanyak itu. Matanyapun membelalak ketika ia mendapati nomornyalah yang menghubungi handphone Tiffany yang ia pegang saat ini.

“Whooaa! Daebak! Ini pasti dia yang menelfon, Aigoo… aku sudah menunggu lama sampai rasanya berjamur, kau tau itu?” gumam Siwon kembali bicara pada handphone Tiffany

“21? Heuh… kau pasti sudah dibuat kesal kan sampai menghubungiku sebanyak itu, hahaha… oke oke… mari kita selesaikan!”ucap Siwon lagi, senyuman manis feat lesung pipitnyapun kembali menghiasi wajahnya dalam sekejap.

******

Tiffany beruntung datang tepat waktu di pesta pembukaan restoran Yoona, jika tidak ia akan melihat bagaimana Angel Yoona yang baik dan tidak pernah marah mengamuk padanya. Tiffany bersyukur pesta pembukaan ini tidak terlalu ramai dan terkesan private party. Hanya ada keluarga dan sahabat sahabat dekat Yoona yang umumnya juga Tiffany kenal yang hadir disana. Walaupun kini pikiran Tiffany masih dipenuhi oleh masalah handphonenya ditambah lagi fakta bahwa Ayahnya sedang sakit, iapun berusaha melangkah kedalam pesta dengan wajah segar dan tanpa masalah.

“Terima kasih sudah menyempatkan hadir Tiffany sajang-nim…” ucap Yoona menyambut kedatangan Tiffany dengan setengah bercanda.

“Yaak! Jangan bicara seperti itu Young, aku sangat merindukanmu lil sist!” ucap Fany dengan segera memeluk Yoona, Yoona memang satu tahun lebih muda darinya tapi mereka satu angkatan saat di perguruan tinggi.

“Kau sudah datang Fany?” tanya seorang namja yang muncul dari belakang Yoona.

“Ah Nnee… Kyuhyun Oppa Annyeong haseyo…. “ ujar Tiffany menyapa Kyuhyun yang merupakan kekasih Yoona. Yap! Cho Kyuhyun adalah namja yang sudah mengencani Yoona selama 6 bulan belakangan ini, tak heran jika hubungan mereka sedang hangat hangatnya, dan  Kyuhyun jugalah yang membantu Yoona membuka restoran mewah ini.

“Nneee Annyeong haseyo, Whooaa… seperti biasanya, kau terlihat cantik Fany-ah…” puji Kyuhyun saat melihat Tiffany

“Yaaak! Oppa! Kau memuji wanita lain dihadapan yeojachinggumu sendiri? Aiigoo Cheongmal…” ujar Fany setengah bercanda, dan mereka bertigapun tertawa.

“Kau datang sendirian? Aku kira kau akan bersama Nichkhun…” ucap Kyuhyun lagi

“Eoh? Hehhee… ya aku datang sendiri…” jawab Fany sambil tertawa tidal jelas.

“Eonnie… aku mengirim beberapa pesan tadi, kenapa eonnie tidak membalasnya?” tanya Yoona, dan hal ini tentu saja langsung mengingatkan Tiffany tentang kekesalannya.

“Eoh? Itu,” belum sempat menjawab, Ucapan Tiffany sudah diotong oleh suara menggelegar ala Taeyeon.

“Whooaa… Tiffany sajang-nim sudah datang?” suara Taeyeonpun terdengar menginterupsi, Taeyeonpun menghampiri mereka bertiga dengan Baekhyun yang digandengnya.

“Annyeong Fany Noona….” sapa Baekhyun dengan cerah ceria, dia dengan santainya menyapa Tiffany dengan bahasa informal.

“Aiigoo kalian berdua sama saja, Yaak! Baekhyun-ah… berhenti bicara informal kepadaku! walaupun kau berpacaran dengan sahabatku, kau tidak bisa melakukannya…” kata Tiffany kepada BaekYeon couple.

“Eoh? Nnee… Algaeshimida Sajang-nim…” Ujar Baekhyun lagi, sontak mereka semua tertawa melihat wajah geram Tiffany dan lelucon Baekhyun yang dipastikan akan berlanjut hingga nanti.

Yoona dan Kyuhyunpun menyambut tamu lain yang datang, sedang Baekhyun dan Taeyeon sibuk mencicipi setiap makanan yang ada disana, sedangkan Tiffany? Ia sama sekali tidak mood untuk melakukan apapun, yang ia inginkan hanya satu yaitu handphone nya kembali.

“Heei Tiff!” suara namja tampan yang sudah dikenal lama oleh Tiffany itupun terdengar memanggilnya.

“Eoh Nichkhun Oppa… Oppa baru datang?” tanya Tiffany seketika namja bernama Nichkhun itu menghampirinya.

“Ya, aku baru saja sampai, boleh aku duduk?” tanya Nichkhun menanyai kursi disamping Tiffany yang masih terluang dan kosong

“Tentu saja…” jawab Fany singkat. Nichkhun Buck Horvejkul merupakan namja keturunan Cina-Thailand-America berumur 27 tahun yang sudah lama tinggal dan menetap di Korea. Ia merupakan seorang arsitek handal, dan termasuk kedalam jajaran arsitek terkenal yang dicari di Korea. Namja tampan berkulit putih, tubuh atletis, baik, dan family man inipun merupakan satu dari sekian banyak nanmja yang jatuh hati pada Tiffany.

“Kau datang sendirian? Hari ini aku menghubungimu, tapi kenapa tidak ada jawaban sama sekali? Apa kau sedang sibuk?” tanya Nichkhun

“Eoh? Itu? Hmm… ada sedikit masalah yang harus kuurus jadi aku tidak bisa menjawab telfonmu, Mianhae Oppa, aku juga lupa untuk balik menghubungimu” jawab Fany, entah mengapa ia rasanya malas jika ia harus menceritakan tentang handphonenya, itu hanya akan membuatnya semakin kesal.

“Oh begitu, yah… aku mengerti bagaimana sibuknya seorang Tiffany Hwang…” Ujar Nichkhun lagi

“Yaak! Jangan bicara seperti itu…” protes Tiffany

“Memang begitu adanya, kau tidak akan menolak setiap ajakan makan malamku jika kau tidak sibuk bukan?” jawab Nichkhun lagi

“Mianhae Oppa, aku masih belum sempat memenuhi janji makan malamku, oke akan aku usahakan secepatnya oke?” jawab Fany lagi

Sedang asyik mengobrol dengan Nichkhun tiba-tiba terdengar handphone berdering, Tiffany merasakan getaran handphone tersebut dari saku Coatnya, iapun segera meraih dan melihatnya. Tidak salah lagi itu adalah nomornya, dan itu artinya itu adalah tellfon dari Choi Siwon!

“Akhirnya kau menelfonku Tuan Mimpi Buruk!” gerutu Tiffany tanpa sadar jika Nichkhun ada disebelahnya.

“Mwo? Any problem Tiff?” tanya Nichkhun yang heran

“Eoh? Anii Oppa, tidak ada, Oppa… aku mengangkat telfon sebentar oke?” ucap Tiffany lagi dengan segera menjauh dari kebisingan pesta dan mencari tempat yang tenang.

Setelah ia keluar dari lokasi pesta dan  mendapatkan tempat yang tenang, Tiffanpun menggeser layar handphone dan mendekatkan ke telinganya, iapun langsung berteriak saat mengangkat telfon tersebut.

“YAAAK! Kemana saja kau? Kenapa tidak menghubungiku?” teriak Tiffany keras hingga membuat Siwon yang berada di seberang terkejut dan mengelus kupingnya yang seakan beranak setelah diteriaki Tiffany.

“Kenapa kau langsung meneriakiku eoh? Sudah aku katakan kalau aku akan sibuk hari ini bukan?” kata Siwon lagi juga dengan nada keras di ambang batas

“Kau mencoba mempermainkanku?” tanya Tiffany lagi, nada bicaranya masih saja tidak berubah.

“Baiklah, aku akan mematikan telfon ini jika kau terus berteriak…” ujar Siwon di seberang sana.

“Mwo? Andwe… Andwe… aku akan membunuhmu jika kau melakukannya!” ujar Fany memepringatkan.

“Dan kau akan masuk penjara jika kau melakukannya…” balas Siwon

“Jangan matikan….! Kumohon…” Yap! Seorang Stepanie Hwang Miyoung pun memohon saat ini kepada namja yang ia kutuk itu. Hal ini terpaksa ia lakukan karena ia benar-benar menginginkan dan membutuhkan handphone itu kembali padanya. Ia akan melakukan apa saja agar handphonenya kembali.

“Baiklah kalau kau memohon, aku menunggu kata itu dari tadi, jadi kau benar benar menginginkan handphonemu?” tanya Siwon lagi yang seolah merasa diatas angin mendapati Tiffany yang benar benar menginginkan handphonenya dan seakan berada dibawah kendalinya. Ia menyimpulkan senyum kemenangannya, penantian dan kekesalannya seharian tadi terbayar sudah dengan kata memohon Tiffany kepadanya.

“Tentu saja aku menginginkannya, berhenti mempermainkanku…” ucap Fany lagi, ia berusaha untuk mengontrol emosinya agar Siwon tidal mematikan telfonnya.

“Oke, berhubung aku sedang malas keluar rumah, jadi kau bisa menjemputnya ke apartementku di Cheongdamdong Gu Gangnam D512, disana ada sebuah coffe break, aku tunggu kau disana  sekarang juga, aku tidak bisa menunggu lama oke?” Jawab Siwon dengan santainya

“Yaak! Kanapa harus disana? Aku sedang berada jauh dari tempat itu, lagipula aku sedang ada acara yang tidak bisa ditinggalkan” jawab Fany lagi, yap! Tempat itu berjarak sekitar 25 menit dari tempatnya sekarang belum lagi jika ditambah kemacetan  kota Seoul, itu akan memakan waktu lebih lama.

“Baiklah kalau kau tidak mau, aku juga tidak masalah…” jawab Siwon santai, ia benar benar berhasil mengontrol Tiffany saat ini.

“Yak chakaman! Aaakkh… oke baiklah… aku akan kesana, tapi mungkin agak memakan waktu…” mau tidak mau sepertinya Tiffany akan meminta maaf untuk pulang lebih awal kepada Yoona berhubung acara puncaknya belum dimulai sama sekali.

“Aku tidak akan menunggu lebih dari 20 menit, oke? Pastikan kau tidak terlambat” ujar Siwon lagi

“Yaaak! Kau mau aku menerobos setiap lampu merah dan menabrak para pejalan kaki?” Emosi Fany kembali tersulut.

“Kau akan kehabisan waktu jika terus mengomel Tiffany-shi…” ujar Siwon lagi

“Aaakkh… sial! Aku segera kesana…” kata Fany lagi, kekesalannya memuncak hingga tidak bisa diucapkan dengan kata-kata lagi. Jika handphone itu tidak hal yang penting baginya, ia tidak akan pernah mau dan bahkan tidak sudi berada dibawah kendali Siwon seperti itu. Tiffanypun segera kembali ke pesta untuk mencari Yoona, ia melihat Yoona tengah sibuk melayani tamu yang lain, Tiffany memutuskan untuk meminta maaf kepada Yoona lewat telfon saja berhubung ia juga sudah dikejar waktu. Tiffanypun keluar dari restoran baru milik Yoona dan segera menuju mobilnya.

Tiffany berangkat dengan mengendarai Audy A7 berwarna putih  miliknya, mobil ini termasuk dalam jajaran mobil mahal di dunia tentu saja. Kualitas mesin, desain, kenyamanan, keamaman tak perlu diragukan lagi namun tetap saja Tiffany memberikan sedikit modifikasi pada mobilnya tersebut. Ia mengubah desain interior mobil tersebut dengan warna pink. Semuaya pink, tak heran jika siapa saja yang masuk ke mobil tersebut akan merasa ada didunia lain yaitu dunia Tiffany hahaha. Sepanjang perjalanan Tiffany tetap menggerutu bahkan terdengar seperti mengutuk pada handphone milik Siwon. Bagaimana ia bisa sampai di tempat itu dalam waktu 20 menit? Siwon benar-benar keterlaluan, bukankah dia mengatakan coffee break itu berada di dekat apartementnya? Apa salahnya jika dia menunggu saja didalam apartementnya sampai Tifany sampai, kenapa dia harus mendesak Tiffany seperti itu? Hmm…  Tiffany bahkan tidak percaya dengan apa yang dialaminya saat ini.

 

41 pemikiran pada “(AF) Heiress Queen Tiffany Part 2

  1. Hahaha daebakk chingu! Part2 nya daebak, aku rasa siwon mulai suka sama tiffany. Kuharap dikelanjutannya tiffany cuma cinta sama siwon bukan sama nichkhun (namja pabo dan jelek). Dan semoga ada momen romantis di pertemuan mereka nanti sekalian di konser filipina yg bakal diselenggarakan. Keep writing chingu. Fighting!!

  2. wahh udah mulai ada sinyal sinyal cinta dari siwon tuh ciee ciee. siwon nya juga nyebelin disini ke tiffany wkwkwk tapi seruu lanjut ya thor mksh

  3. hhhhhaaaa ternyata siwon yg megang kendali. cckck tp hati2 lo siwon. klo aj ntar kmu ska am fany kkkk

    fany jga jgn nyebut siwon tuan mimpi buruk ntar bisa berubah lo

  4. Ahhh keren banget !! Siwon oppa jahil banget sama fany eonni . Tanda2 cinta udah kelihatan nih
    Next thor ditunggu part selanjutnya

  5. ya ampun siwon oppa jail bgt sih…. kayaknya bkin fany eonni kesel jd hobi baru nya siwon oppa deh… 😀 yg sbar y eonni,, oppa nglakuin itu psti krna dia penasaran n mulai suka ma eonni… hehehehee

  6. Omo sukaaa bgt, hihi ada bumbu” pertengkrn diantara sifany, seru 😄siwon yaampun jahil bgt sma fany, kan ksihan fany nya ckck😄 tpi suka cranya ㅋㅋㅋ yg pnting sifany ketemu lagi 😄 hhmm gmna ya klo mreka ktemu? 😱 okay next part di tunggu 😀 fighting!

  7. kasihan bgt ya tiffany udah ditinggal eommanya krn meninggal dan skrg malah appanya jg lagi sakit2an gtu…
    nah itu jga siwon jahil bgt harus pula tiffany mohon2 dulu baru tu hp dipulangin padahal kan tu hp perlu bgt buat fany…
    gmn klo msalnya appanya fany tba2 kondisinya drop mau di hubingin kemana fany ckckck…
    ditunggu part selanjutnya 🙂

  8. Ya kok udh yg part ini nanggung bgt. wah lht fany perhatian syg bgt am ayahny ,emg ank yg berbakti.
    uuhh siwon ngeselin bgt, bikin fany kesel tuh.g sbr lht interksi sifany….

Tinggalkan Balasan ke celine Batalkan balasan