[Re-Post] When a Man Falls in Love

When a Man Falls in Love

 

 

 

 

 

WHEN A MAN FALLS IN LOVE

 

When a Man Falls in Love© Song Haneul
Publish by Sifany’s Island

oOoOo

 

Main Cast

Choi Siwon [Super Junior] || Tiffany Hwang [Girl’s Generation]

Additional Cast

Original Caracter

Genre

Romance || Hurt

Length

Longshoot

Rating

PG 17

Category

Fanfic

Summary

Aku tak mengenal cinta dan kasih sayang sebelumnya.
Kehadiranmu membuatku bingung harus menjawab apa atas semua pertanyaan yang hadir dibenakku.

Aku tak mengenal cinta.
Tapi dengan mudahnya kau bilang, mencintaiku….

 

 

Ω When a Man Falls in Love Ω

 

Langkah ringan seorang gadis terdengar menggema lirih disepanjang lorong sempit yang terlihat gelap itu. Minimnya penerangan yang mengelilingi sepanjang lorong itu membuat suasananya semakin mencekam. Waktu sudah menunjukkan pukul 04.10 di Seoul yang merupakan ibu kota dari Negeri Gingseng, Korea Selatan. Tidak ada rasa takut atau khawatir sedikitpun yang terpancar dari raut wajahnya yang cantik.

Kepalanya tertunduk dengan rambut yang terikat asal membuat sebagian rambutnya mencuat keluar dari ikat rambut yang digunakannya. Wajahnya pucat dengan mata yang terus saja memandang kearah bawah kakinya yang melangkah menyusuri jalan gelap itu. Jalan itu terlalu sepi dan hening, membuat suara apapun yang terdengar akan menjadi gema.

Gadis itu masih melanjutkan langkahnya dengan tangan yang memegang sekantung plastik berisikan 7 bungkus ramen. Persediaan makanannya untuk seminggu kedepan. Gadis itu seakan tak peduli dengan suasana mencekam yang kini ia rasakan disepanjang perjalanan pulangnya. Bahkan gadis itu tak sadar, bahwa tak jauh didepannya. Segerombolan laki-laki yang tengah mabuk tengah menuju kearahnya.

“Wohooooo….. Li-hatlah, lihat…..! Betapa baik-nya Tuhan pada ki-ta malam ini.” Ungkap salah satu dari keempat laki-laki yang berhenti tepat didepan gadis itu, dengan suara yang tak jelas akibat pengaruh alkohol yang diminumnya. Langkahnya terlihat sempoyongan saat ia berusaha mendekati gadis itu. Dan dengan perlahan gadis itu berjalan mundur menghindari laki-laki itu. Tangan laki-laki itu terayun menggapai lengan gadis didepannya, dan langsung ditepis gadis itu.

“Hahhahhaahaa. Gadis yang gesit ternyata.”

“Be…nar, boss. Gadis ini… lincah sekali, huhuyyy…….” Sahut teman pria tadi dengan tawa yang kencang. Membuat ketiga teman yang lainnya ikut tertawa.

“Minggir!” Kata gadis itu terdengar dingin dan lirih namun tetap saja tertangkap indera pendengar mereka.

“Kalau ka-mi tidak mau…. A-pa yang akan kau la-kukan no-na manisssssssss? Hahahaha…..” Tanya pria pertama yang sepertinya adalah ketua geng para pemabuk tersebut.

“Su-dah boss, tarik sa-ja gadis cantik ini. Setelah itu…… ki-ta PESTA BESAR, hahahahaha.” Ucap laki-laki lainnya, yang berada tepat disamping laki-laki yang dipanggilnya boss itu.

Gadis itu memandang datar sekelompok pria yang ada dihadapannya kini. Tak ada yang tahu pasti, apa yang kini dirasakan oleh gadis cantik itu. “Minggir!” ucapnya lagi lebih tegas dari sebelumnya.

“Tidak! Sebelum kau….” Laki-laki yang terlihat lebih muda menunjukkan telunjuknya tepat didepan wajah gadis itu, membiarkan ucapannya tertahan. “ Sebelum kau………. melayani ka-mi!” Keempatnya menyeringai. Seakan tak peduli dengan kelakuan laki-laki yang ada dihadapannya. Gadis itu beriniat meninggalkan keempatnya.

 

 

Lengan gadis itu dicekram erat oleh ketua dari kelompok laki-laki itu, saat menyadari gadis dihadapannya akan pergi begitu saja. Gadis itu membelalakan matanya terkejut melihat pria brengsek didepannya, berani menyentuhnya. Dengan gerakan memaksa, gadis itu melepas tangan laki-laki yang mencekram lengannya. Keempatnya tertawa melihat perlawanan dari gadis dihadapan mereka. Laki-laki lainnya yang terlihat paling mabok dibandingakan ketiga kawannya, menarik mantel yang digunakan gadis itu. Dan langsung menahan tubuh mungil gadis itu kedalam rangkulannya. Tak ingin memberi kesempatan, gadis itu mendorong keras tubuh laki-laki itu. Membuat laki-laki mabuk itu, terjatuh diatas tanah. Mungkin karena efek mabuknya jugalah yang membuat laki-laki tersebut terjatuh dengan mudah. Melihat temannya terjatuh tak berdaya, ketiga kawannya terlihat tak terima.

“YAK! Gadis jalang, berani-beraninya kau menjatuhkan anak buahku!” bentak ketua mereka didepan wajah gadis itu. Namun sang gadis malah menatap tajam laki-laki tersebut.

“HAH..! Lihat boss, gadis ini menantang kita rupanya.”

“Cih….” Ketuanya tersebut membuang ludahnya didepan gadis tersebut. Namun respon gadis itu yang terlihat cuek dan tak peduli, membuat berang kelompok laki-laki tersebut.

 

 

Laki-laki yang tadi terjatuh, terbangun dan langsung menarik kerah baju gadis itu dengan satu tangannya. Namun dengan cepat gadis itu menarik tubuhnya dari cekraman laki-laki tersebut. Tak tinggal diam ketua mereka menarik rambut gadis itu, dan melemparkannya pada salah satu laki-laki lain. Yang ada disampingnya. Sedangkan Laki-laki yang diserahkan gadis itu dari bossnya memegang erat kedua bahu gadis itu. Sang gadis berontak ditangan pria itu dan mendorongnya. Membuat laki-laki tadi terhempas kebelakang dan menabrak dinding bercatkan putih.

Nafas gadis itu terengah-engah. Belum selesai gadis itu mengontrol napasnya, laki-laki yang paling muda, menarik kerah bajunya kembali dengan kedua tangannya dan menghempaskan gadis tersebut ketanah dengan keras. Itu membuat sang gadis meringis kesakitan -namun pelan-. Kepalanya tertunduk kebawah. Dilihatnya bungkusan ramen yang tergeletak disamping tubuhnya, yang baru saja terlepas dari pegangannya. Tangannya berusaha mengambil kantung plastik tersebut, namun sayang. Kaki kanan laki-laki barusan menginjak kantung berisikan ramen tersebut.

Mata gadis itu berkilat tajam menatap laki-laki yang menginjak ramennya tersebut. Suaranya memekik pelan, saat rambutnya kembali ditarik. Dengan susah payah, gadis itu bangkit karena paksaan laki-laki tadi. Kepalanya terasa pening seketika saat kedua kakinya sudah kembali tegap.

 

 

Tamparan keras mendarat dengan cepat mengenai pipi mulus gadis cantik itu. Darah segar perlahan turun melalui sudut kiri bibir tipisnya. Gadis itu menatap datar pria kekar dihadapannya. Tidak ada gurat kesakitan ataupun rasa takut yang terlihat dari wajahnya. Membuat keempat laki-laki itu berang melihatnya. Dihempaskannya lagi tubuh mungil gadis itu kedinding yang ada disamping mereka. Membuat gadis itu jatuh tak berdaya setelahnya. Namun lagi-lagi wajahnya menatap kosong kearah depannya, seakan tak peduli dengan apa yang dialaminya.

“Ya! Hentikan…!” suara lantang tersebut menghentikan gerakan ketua genk tersebut, saat baru saja diangkatnya sebelah kakinya berniat untuk menendang gadis tersebut. Melihat laki-laki yang berteriak tadi berlari kearah mereka. Keempatnya langsung terburu-buru meninggalkan tempat tersebut dengan segera. Sesaat setelah mereka tahu siapa laki-laki barusan.

Gwenchana?” tanya laki-laki itu khawatir, melihat keadaan gadis didepannya. Penampilannya sangat berantakan. Pakaiannya compang-camping dan wajah yang pucat terlihat lebam karena tamparan salah satu dari keempat laki-laki tadi. Laki-laki itu memandang iba gadis didepannya, terlebih saat dilihatnya luka kecil yang menimbulkan darah segar keluar dari sudut kiri bibirnya.

Gadis itu berdiri tanpa berniat menjawab pertanyaan dari laki-laki yang menolongnya tersebut. Laki-laki itu membantu gadis yang terlihat kesusahan untuk bangkit dari duduknya itu. Saat sudah benar-benar berdiri, sang gadis melepas kaitan pria itu dari lengannya. Dan berjalan tertatih meninggalkan lelaki yang hanya terpaku memandang ekspresi dari wajah sang gadis.

Bibirnya terasa kelu. Itulah yang dirasakan laki-laki barusan. Ada perasaan yang aneh saat ia memandangi wajah pucat gadis itu. Membuatnya tak mampu berkata-kata. Dipandanginya tubuh lemah itu sampai akhirnya menghilang diujung lorong, karena tertutup kegelapan yang tak mampu dijangkau oleh kedua mata laki-laki itu.

Seakan sadar dari apa yang dilakukannya. Memandangi gadis tersebut tanpa melakukan apapun. Ia mengumpat kesal dalam hatinya, karena terlihat begitu bodoh hanya karena gadis yang tak dikenalnya. Ia menghembuskan napasnya. Dengan mata yang masih memandang jalan yang baru saja dilalui sang gadis. Hati kecilnya berharap. Ia bisa bertemu lagi dengan gadis itu. Entah alasan apa yang membuatnya ingin sekali bertemu dengan gadis tadi. Melihat wajahnya yang datar seperti tadi, seakan mengetuk pintu hatinya untuk mencari tahu siapa gadis malang yang baru saja mengalami tindakan kriminal.

Mengingat kejadian tadi, membuat laki-laki barusan mengepalkan kedua tangannya. Ia bersumpah, akan menangkap gerombolan tengik barusan. Lagi-lagi laki-laki itu menghebuskan napasnya dan menundukkan wajahnya dengan wajah pasrah. Dibalikkannya tubuh tinggi dan kekarnya. Tak sengaja matanya menangkap sebuah benda yang tergeletak dibawah kakinya. Sebuah benda berwarna hitam kecil berbentuk persegi. Diambilnya benda tersebut, lalu dibolak-balikannya. Sebuah dompet. Tanpa pikir panjang, dibuka pengait dari dompet tersebut.

Matanya menjelajah meilhat isinya. Hanya ada uang senilai 2000 won (IDR 17,874). Dan…. Kartu pengenal. Senyum manis tercetak jelas dari wajah tampannya. Walaupun penerangan dilorong tersebut tak memadai, namun senyum manisnya masih terlihat menawan. Tak lama, dilihatnya sekantung plastik hitam tak jauh dari tempat ia menemukan dompet hitam yang dipegangnya. Diambilnya kantung tersebut yang ternyata berisikan ramen yang sudah hancur. Mungkin ini ulah, bocah-bocah tengik tadi. Pikirnya.

Laki-laki itu melangkah meninggalkan tempat kejadian, dengan langkah yang tegap. Tatapan laki-laki itu seperti menerawangkan sesuatu. Senyum kecil dan sebuah harapan terlihat diwajahnya.

“Mi Young….”

“Hwang….”

“Mi- Young”

Nama itu terus saja digumankan laki-laki tampan tersebut. Langkahnya terus terayun dengan menggenggam dompet dan kantung plastik berisikan ramen ditangan kirinya. Dengan tangan kanan yang memegang tanda pengenal dari gadis yang baru saja membuatnya terus terbayang akan sosok gadis tersebut. Hwang Mi Young.

 

***

 

 

 

Kesibukan terlihat jelas dalam ruangan tersebut. Ada 5 meja, dengan masing-masing dua diantaranya saling berhadapan disamping kanan dan kiri. Satunya lagi berada diujung tepat ditengah-tengah, memisahkan masing-masing dari keempat meja lainnya.

 

 

Suara keras yang timbul dari arah pintu masuk ruangan tersebut, membuat semua orang yang ada diruangan itu menghentikan kegiatannya. 3 orang yang memakai pakaian polisi menyeret masuk empat orang laki-laki yang terlihat babak belur. Seorang laki-laki yang duduk dimeja tengah, menatap tajam kearah mereka.

“Inspektur Choi! Kami sudah menangkap orang-orang yang anda maksud.” Lapor salah satu dari ketiga polisi tersebut. Laki-laki yang dipanggil Inspektur Choi, hanya mengangguk paham. Dan menyuruh ketiganya meninggalkan ruangan. Dilihatnya keempat tersangka yang ada dihadapannya. Mereka menunduk dalam saat disadarnya, sang Inspektur menatap tajam kearah mereka.

“Kalian sadar apa yang membuat kalian ada ditempat ini, sekarang?” keempatnya tak ada satupun yang menjawab.

“Jadi… kalian benar-benar tidak tau,?”

“Atau… tidak mau mengakuinya?” Inspektur tersebut sengaja membuat jeda diperkataanya. Ingin melihat respon apa yang akan ia dapat dari keempat orang yang ada dihadapannya kini.

“Inspektur Seo, tolong berikan dokumen yang kemarin lusa saya berikan kepadamu!”

Inspektur yang dimaksud, segera mengambil dokumen yang diminta didalam laci mejanya. Lalu diberikannya kepada Ketua inspekturnya tersebut. Inspektur Choi mengucapkan terima kasih setelahnya.

“Selalu mengganggu ketenangan warga. Meminta uang keamanan kepada para pedagang dipasar,”

“Tidak cukup dengan itu, bahkan meminta uang kepada orang-orang yang melaui tempat kalian. Dan juga… kalian sering mengeroyok orang-orang yang membantah kalian. Dan laporan terakhir adalah…”

“Menyiksa seorang perempuan disebuah gang sepi.” Ucapnya penuh penekanan pada kalimat terakhir. Lalu menutup kembali dokumen yang baru saja dibacanya. “Apa ada tambahan lagi dari kejahatan kalian ini?” Tanyanya.

Keempatnya masih terdiam. Membuat senyum sinis keluar dari sudut bibir sang Inspektur Choi. Inspektur itu menjongkokan tubuhnya, menyamakan posisinya dihadapan salah satu diantara mereka. Yang diketahuinya sebagai kepala genk berandal tersebut. “Bisakah kamu mewakili temanmu untuk menjawabnya, Song-Ye-Gum?”

Song Ye Gum. Laki-laki yang dipanggil namanya oleh seorang inspektur tampan didepannya, hanya dapat menundukkan kepalanya semakin dalam. Inspektur Choi masih bersabar menunggu kata-kata yang keluar dari mulut mereka berempat.

 

5 Menit.

 

10 Menit.

 

20 Menit.

 

Inspektur Choi berdiri dari jongkoknya barusan. Setelah dirasanya sia-sia menantikan keluarnya ucapan dari Song Ye Gum. “Inspektur Jung.”

“NE.” Inspektur Jung langsung berdiri dari kursinya, saat Inspektur Choi memanggilnya.

“Urus mereka! Pastikan, hukuman yang mereka terima pantas untuk membayar semua perbuatan mereka.” Perintahnya lagi.

“Siap laksanakan!”

Inspektur Jung membawa keempatnya keluar ruangan untuk diproses secara lanjut. Dibantu salah satu rekannya. Inspektur Choi menghela nafas kasar. Ia kembali ke mejanya. Dan terduduk dikursinya. Ia memijat lembut pelipisnya, merasakan pening karena banyak kasus yang harus diselesaikannya. Pekerjaanya sebagai seorang polisi membuatnya harus bekerja dengan cekatan. Atau kalau tidak, itu akan merugikan bagi para korban yang telah mengadukan keluhannya kepada pihak kepolisian Seoul.

Dan karena alasan ini pulalah, Choi Siwon –Inspektur Choi- belum sempat mencari seseorang yang ingin ditemuinya. Hwang Mi Young. Seorang gadis yang ditemuinya 5 hari yang lalu disebuah gang yang terletak dikawasan Suwon. Saat itu ia sedang ada patroli dikawasan tersebut. Karena adanya keluhan dari salah satu warga didaerah tersebut.

Mereka bilang adanya sekelompok berandalan yang suka mengganggu ketenangan warga sekitar. Saat itu Siwon langsung meluncur kedaerah yang dimaksud –Suwon-. Tapi tak disangkanya, ia akan bertemu secepat itu dengan para berandal yang dimaksud. Mereka berempat terlihat sedang menyiksa seorang gadis yang sudah terlihat lemah terduduk diaspal jalan.

Melihat kejadian yang melanggar hukum didepan matanya. Siwon langsung berlari kearah mereka, namun keempatnya lari begitu saja saat menyadari Siwon mengenakan pakaian dinasnya. Siwon tak melanjutkan aksi mengejar berandal tersebut. Karena terpaku melihat gadis yang baru saja menjadi korban mereka terdiam tanpa suara. Siwon heran, takut terjadi apa-apa. Maka dari itu ia langsung memeriksa keadaan gadis tersebut.

Bukannya menjawab pertanyaan dari Siwon. Gadis itu langsung beranjak pergi dan meninggalkan Siwon yang terdiam melihat ekspresi gadis cantik itu. Raut wajah itulah yang selalu memenuhi pikiran Siwon beberapa hari ini. Siwon merasa Gadis itu –Hwang Mi Young- butuh perlindungan.

Siwon mengusapkan wajahnya dengan kedua telapak tangannya berulang kali. Merasa frustasi hanya karena seorang gadis yang tak dikenalnya.

 

***

 

 

“12000 won”

Seorang wanita berumur 30-an memberikan beberapa lembar uang dengan jumlah yang dimaksud kepada kasir minimarket. Kasir tersebut menerima uangnya dan mengetik dikomputer yang ada dihadapannya atas pembayaran pembelanjaan yang baru saja dilakukan oleh wanita didepannya.

Setelah menerima struk pembayaran dari kasir, wanita 30-an itu meninggalkan tempat. Dengan sebelumnya mengucapkan terima kasih kepada kasirnya, yang hanya dibalas dengan anggukan kecil. Setelah kepergian pelanggannya tadi, kasir yang memakai name tag pada bagian dada kirinya terduduk diam di meja kasirnya. Suasana begitu sepi, hanya terdengar suara-suara kecil yang ditimbulkan oleh binatang-binatang kecil disekitar daerah tersebut.

Tatapannya begitu kosong, seperti tak ada kehidupan didalamnya. Ada sedikit lebam pada wajah cantiknya namun itu, tak mengurangi kadar kecantikan gadis itu. Beberapa kali pelanggan minimarket tersebut, silih berganti memasukinya. Dan dengan ekspresi yang sama, ia melayani para pelanggan tersebut. Tanpa senyum. Hanya sekedar membungkukan badannya, lalu kembali memasang wajah datarnya.

Hwang Mi Young. Tercetak jelas ukiran nama diname tag yang ia lekatkan pada kemeja putihnya. Letaknya tepat didada sebelah kirinya. Ini sudah berjalan 6 bulan ia bekerja menjadi kasir salah satu minimarket didaerah Suwon. Jam kerjanya dimulai pukul 8 malam sampai dengan pukul 4 pagi. Awalnya kepala minimarket tersebut tidak menyetujui jam kerjanya yang terlalu larut malam bagi seorang perempuan. Namun Mi Young meyakinkan kepala minimarket tersebut kalau ia akan baik-baik saja.

 

 

Mi Young langsung beranjak dari duduknya dan membungkuk, saat didengarnya pintu terbuka. Menandakan ada orang yang berkunjung untuk membeli keperluannya di minimarket tersebut. Laki-laki itu tersenyum saat gadis dimeja kasir tersebut membungkuk karena kehadirannya. Lalu dialihkannya, pandangan matanya mengedar keseluruh bagian-bagian rak yang tersusun rapi barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Laki-laki itu mencari sebotol air mineral. Ia mengalami dehidrasi saat tersadar ia sudah mengelilingi Suwon selama seharian ini hanya untuk mencari seseorang. Seseorang yang membuatnya tak bisa tertidur dengan nyenyak. Diambilnya air mineral tersebut dan dibawanya kemeja kasir untuk dibayar terlebih dahulu.

 

sarang seureon nun useum neomchil ttae, neon areum dawo, nun busheo.

 

Langkahnya terhenti saat ponselnya mengeluarkan nada dering. Panggilan telpon untuknya. “Yoebseyo…” dengan menggenggam ponsel ditangan kirinya dan air mineral disebelah kanan tangannya, saat menerima panggilan tersebut. Ia terus melangkah menuju kasir untuk membayar air mineralnya. Diserahkannya botol mineral itu, masih dengan kesibukanya berbicara kepada penelpon yang menghubunginya.

“558 won.” Laki-laki itu, mengambil 1000 won dikantung celananya. Dan mengulurkan uang itu kepada kasir perempuan didepannya. Namun…

 

 

Siwon terdiam dengan tangan masih terangkat didepan kasir tersebut. Sedangkan Mi Young-Kasir minimarket- menatap laki-laki didepannya tanpa ekspresi. Sedangkan Choi Siwon, memandang tak percaya gadis didepannya.

Ya. Gadis yang membuatnya menghabiskan waktu seharinya untuk mencari keberadaan gadis tersebut. Semula ia begitu mudah menemukan tempat dimana Mi Young tinggal, namun prasangka baiknya dibayar kekecewaan karena gadis itu tak ada dirumahnya. Menurut tetangga yang berada tepat disamping rumahnya. Mi Young biasanya akan pergi bekerja mengantarkan susu dan Koran kepada pelanggannya dipagi hari. Maka dari itu, Choi Siwon berusaha keras untuk mencari keberadaan Hwang Mi Young. Ia bertekad menemukannya hari ini, namun ternyata hingga jarum jam menunjukkan angka 1 pagi pun. Wajah cantik nan pucat dari Hwang Mi Young tak terlihat oleh pandangan Siwon. Sehingga Siwon memutuskan untuk beristirahat. Saat dirasakan tenggorokannya begitu kering karena tak minum seharian. Ia begitu mengkhawatirkan Mi Young. Sudah tujuh kali Siwon mengunjungi rumah Mi Young namun pemiliknya belum juga pulang. Membuatnya harus ekstra sabar menunggu gadis yang baru sekali dilihatnya.

Dan sekarang gadis yang membuatnya gila seharian ini. Ada dihadapannya. Keajaiban apa ini, pikirnya. Saat baru beberapa menit yang lalu, sebelum Siwon memasuki minimarket ini. siwon memutuskan untuk menyerah. Namun tiba-tiba saja Tuhan memberikan kuasanya, akan takdir yang membawanya dihadapan gadis yang mengisi seluruh ruang hatinya yang sempit, semakin sesak saat mengingat wanjah pucat Hwan Mi Young.

 

“…Inspektur? Anda baik-baik saja?”

 

Terdengar suara yang terus saja keluar dari ponsel Siwon. Mi Young mengerutkan keningnya, saat dilihatnya laki-laki didepannya mematung dan tak menjawab panggilan rekannya ditelpon. Siwon terhenyak saat dilihatnya tatapan tajam Mi Young mengarah kepada Siwon.

“Ehm… ehm…. Shin. A-aku akan menghubungi-mu lagi.” Ucap Siwon terbata-bata. Lalu memutuskan panggilan anak buahnya tanpa peduli sahutan dari Shin Jae Ru.

A…an-nyeong…” sapa Siwon dengan senyum kikuknya. Sedangkan Mi Young hanya menatap Siwon tak mengerti. Mi Young lupa, kalau sebelumnya mereka pernah bertemu.

“Ekhmm.. eemm, ka-mu tidak mengingatku?” tanya Siwon setelah dirasanya cukup lama Mi Young tak menjawab salamnya.

Mi Young menggeleng. Siwon mendesah kecewa, melihat kesungguhan diwajah Mi Young. “Arraseo.” Gumannya tak jelas. Siwon merasa keccewa pada dirinya sendiri. Ia merasa seperti orang bodoh, Siwon mengharapkan pertemuannya dengan gaidis didepannya. Namun apa ini? Bahkan gadis yang diharapkan tak mengenalnya.

“558 won.”

“Y-ye?” ujar Siwon terkaget saat Mi Young berucap padanya.

“Ini.” Mi Young mengangkat tangan kanannya yang membawa sebotol air mineral yang dibeli Siwon.

“Aaahhh…. Mian, aku lupa. Berapa?” tanya Siwon dngan menatap lekat wajah Mi Young.

“558 won.”

Siwon memberikan uang yang ternyata sudah berada ditangannya. Yang sebelumnya memang ingin ia berikan kepada kasir minimarket ini. Namun urung dilakukan karena terkejutannya, akan sosok gadis cantik dihadapannya.

Siwon masih terus menatap gadis didepannya yang sibuk dengan alat pembayaran didepannya. Sampai akhirnya Siwon tersadar saat manik mata mereka saling bertemu satu sama lain. Siwon mengerjap-ngerjakan kedua matanya bingung. Saat dirinya ketangkep basah sedang memperhatikan Mi Young.

“Mwo?” tanyanya lagi, saat Mi Young mengulurkan tangannya menyerahkan sekantung plastik dan beberapa lembar uang dengan struck putih dibawah lembaran-lembaran uang itu.

“Ini belanjaannya. Dan kembaliannya!” Siwon membulatkan matanya dengan menganggukan kepalanya mengerti. Diterimanya semua itu dengan senyumm manis yang melekat diwajahnya. Berharap akan mendapatkan sambutan hangat dari gadis ddepannya. Namun lagi-lagi hanya wajah dingin yang diberikan oleh Mi Young, dan sedikit anggukan kecil kepalanya untuk Siwon.

Siwon mendesah. Ia tahu, sekarang saatnya ia pergi. Ia melangkah pelan menuju pintu keluar minimarket itu. Ia menolehkan kepalanya, melihat Mi Young yang sudah terduduk ditempatnya dengan sorot mata kosong. Siwon, masih didepan pintu itu. Saat ia mulai memutar tubuhnya lemas, ia teringat sesuatu. Senyum manis merekah dari kedua sudut bibir tipisnya. Ada sebuah keyakinan didalamnya.

“Hwang Mi Young…” Siwon kembali berdiri dihadapan Mi Young. Membuat Mi Young tersentak mendengar suara Siwon yang tiba-tiba saja didengarnya lagi.

Dilihatnya Siwon yang tersenyum didepannya. “Kamu tidak ingin mengambilnya dariku?”

Hwang Mi Young mengernyitkan keningnya. Semakin bingun dengan pria aneh didepannya. Ia mendesah pelan saat dilihatnya senyum kebahagian diperlihatkan oleh orang asing didepannya.

 

 

 

Ω When a Man Falls in Love Ω

 

 

Mi Young terus melangkahkan kakinya dengan pandangan kosong. Tidak dipedulikannya hawa dingin yang terus menusuk-nusuk permukaan kulit putihnya. Seperti hari-hari biasanya, Mi Young melalui jalan yang sama. Sebuah lorong sempit yang pernah dilaluinya 10 hari yang lalu, bukan hanya 10 hari yang lalu. Setiap harinya ia akan melalui lorong itu. Seakan tidak merasakan efek traumatic akan kejadian yang pernah dialaminya. Mi Young terus saja melangkahkan kakinya menuju kediamannya.

Kakinya mulai menaiki tangga kecil untuk memasuki apartementnya itu. Rumah bertingkat 5 itu, tidak bisa dibilang dengan sebutan ‘apartement’ juga. Namun karena pemiliknya selalu membanggakan rumah miliknya dengan sebutan apartement. Membuat semua orang yang tinggal dikawasan itu, sering menyebutnya ‘aprtement’ juga.

Mi Young tinggal dilantai 3. Disetiap lantainya hanya terdapat 5 kamar berukuran kecil. Dan Mi Young tinggal dikamar yang jendelanya menghadap tepat keluar jalan. Jadi jika lampu kamarnya menyala atau tidak, maka orang akan tahu. Apakah Mi Young berada didalam atau tidak. Atau setidaknya seperti pikiran Siwon saat ini, saat dilihatnya lampu kamar Mi Young yang sebelumnya menyala, meredup kembali karena mungkin Mi Young sudah masuk kedalam alam mimpinya.

Siwon menghela napas panjang, ia masih berdiri didepan ‘apartement’ kecil itu. Benar-benar memastikan kalau Mi Young sudah terlelap. Hampir 10 menit ia berdiri ditempatnya, walau ia tahu sudah 10 menit yang lalu. Lampu kamar Mi Young mati.

Siwon mulai meninggalkan tempatnya. Jam tangan yang berteger manis pada pergelangan tangan sebelah kirinya sudah menunjukkan pukul 4.45 pagi. Dalam hati ia meyakini, Mi Young akan terbangun tepat pukul 5 pagi. Entah apa yang sudah disetting dalam kehidupan gadis itu. Kehidupan sehari-harinya selalu sama dari hari kehari. Bahkan Siwon sampai hafal betul, apa saja yang akan dilakuakan oleh gadis itu. Setiap harinya. Siwon menghela napasnya lagi –entah untuk keberapa kalinya-. Jika saja hari ini, ia tak ada jadwal untuk mengujungi salah satu atasannya. Tentu saja Siwon akan tetap berada ditempatnya. Mengamati Mi Young dari jarak jauh seperti hari-hari sebelumnya. Sudah 3 hari ini ia selalu melakukan rutinitasnya, menjadi seorang stalker. Bukan tanpa alasan ia melakukan ini. Siwon hanya merasa khawatir pada gadis itu. Terlebih semenjak kejadian 10 hari yang lalu. Saat dimana para berandal tengik itu memukuli Mi Young. Tentu saja Siwon tak menginginkan kejadian itu terulang lagi.

“Aku seperti penjahat saja.” Gumannya. Masih dengan langkah gontainya, Siwon berjalan menjauhi kediaman Mi Young.

 

 

“Hwang Mi Young….”

“Kamu tak ingin mengambilnya dariku?” Tanya Siwon tiba-tiba saat Mi Young sedang terdiam kembali dibangku kasirnya. Membuat Mi Young tersentak.

Mi Young menatap tajam kearah Siwon yang disambut senyuman manis Siwon, itu membuat Mi Young semakin menajamkan tatapannya. Bagi siapapun yang melihatnya, pasti akan merasa tatapan itu adalah tatapan yang paling mematikan. Siwon sempat berpikir, sangat disayangkan jika mata indah itu hanya dipergunakan untuk menguliti seseorang yang tak disukainya. Akan lebih baik, jika mata itu digunakan untuk tersenyum indah kepada semua orang. Terlebih jika orang itu adalah dirinya. Akan jauh lebih baik lagi.

“Jangan menatapku seperti itu! Aku sudah terbiasa dengan tatapan-tatapan sepertimu.” Ujar Siwon kalem.

Siwon mengambil sesuatu pada kantung celana kirinya. Sebuah dompet berwarna hitam yang ternyata adalah milik Mi Young.

“Tada….” Siwon mengerak-gerakan dompet itu kekanan dan kiri tepat didepan wajah Mi Young. Sedangkan Mi Young hanya menatap datar kelakuan Siwon.

“Ini-“

 

Krek

 

Siwon menolehkan kepalanya saat didengarnya suara pintu terbuka. Dialihkannya kearah Mi Young yang ternyata sudah membungkukkan badannya kearah pelanggannya yang baru saja tiba. Siwon menghentikan pembicaraannya, saat dirasanya kurang pantas ia mengajak Mi Young berbicara saat Mi Young tengah bekerja. Setidaknya ia harus menunggu orang itu untuk menyelesaikan keperluannya berbelanja di minimarket ini.

“1700 won” Siwon masih mengamati Mi Young yang sedang melayani pelanggannya. Dilihatnya ekspresi Mi Young yang sama seperti saat Mi Young melayaninya. Siwon menghela napas saat pembeli tadi keluar dari minimarket.

Siwon tersenyum manis dan hendak mengatakan sesuatu namun terpotong oleh suara dingin Mi Young. “Kalau anda ingin memberikannya. Taruh saja diatas meja itu.” Mi Young mengarahkan matanya menunjuk atas meja dihadapannya. “Tapi jika tidak… silahkan keluar dari tempat ini.” Mi Young berbica tanpa menatap wajah Siwon yang terdiam mendengar penuturan Mi Young.

An-niyo! Aku berniat mengembalikannya. Tapi…” Siwon menimbang-nimbang apa yang akan diucapkannya.

“Aku-“

“Pergilah!” Mi Young lagi-lagi menginterupsi ucapan Siwon. Siwon mendengus sebal karena ia merasa bodoh.

“Mi Young-ssi

“Aku tidak akan memenuhi persyaratanmu.” Mi Young menatap Siwon dengan tatapan dinginnya.

Mwo?” Siwon tak mengerti apa yang sebenarnya ada dalam pikiran gadis cantik didepannya. Siwon ikut menatap kedua manik Mi Young.

Mi Young membuang pandangannya saat Siwon membalas tatapannya. “Pergilah!”

Shireo!” sahut Siwon tegas.

Mi Young tak menyahuti ucapan Siwon. Ia kembali terdiam. Siwon berdecak sebal melihat respon Mi Young. “Jangan berpikir tidak-tidak padaku, Mi Young-ssi.”

“Aku ingin mengembalikan dompet ini. Dan aku tidak meminta syarat apapun, aku hanya…”

“Aku tidak mengenalmu. Jadi pergilah!” Siwon memandang tak percaya kepada Mi Young.

Siwon tersenyum lembut. Ia harus bersabar, karena gadis yang ada dihadapannya ternyata memiliki sifat yang unik. “Mi Young-ssi. Tolong dengarkan aku! Dan jangan potong pembicaraanku.” Perintah Siwon.

“Aku ingin mengembalikan dompetmu ini. Tapi aku juga ingin minta tolong padamu.”

Mi Young mengernyitkan keningnya, namun tetap tak mengalihkan pandangannya pada wajah Siwon yang berharap padanya.

“Tolong jadi saksi untuk kasus keempat laki-laki yang waktu itu mengganggumu. Kasus mereka sekarang sedang dalam penyelidikan pengadilan. Mereka sering membuat onar dikawasan ini. Dan aku ingin menjadikanmu salah satu saksi supaya berkas kami lengkap dipengadilan.”

Hening. Mi Young sama sekali tak berniat menjawab permintaan Siwon. “Mi Young-ssi…” panggil Siwon lembut.

Siwon mendesah. Mi Young sama sekali tak menggubrisnya, itu membuat Siwon bingung dan gregetan diwaktu yang bersamaan. Siwon menghela napas pasrah. Ditaruhnya dompet hitam itu diatas meja yang dimaksud Mi Young barusan. “Ini! Jangan sampai hilang lagi. Sekarang banyak orang yang menggunakan kesempatan untuk berbuat yang tidak-tidak. Kamu mengerti maksudkukan?” Mi Young mengangguk sekali tanpa memandang wajah Siwon yang masih mengharapkannya.

“Hubungi aku jika kamu berubah pikiran. Kasus mereka diproses dalam satu minggu kedepan. Aku… sangat mengharapkanmu.” Ujar Siwon seraya memberikan sebuah kartu nama. Berharap Mi Young berubah pikiran untuk membantunya. Siwon benar-benar membutuhkan keterangan langsung Mi Young. Walaupun ia melihat sendiri kejadiannya, tetap saja kehadiaran Mi Young untuk menceritakan kronologis sebenarnya akan lebih mempermudah Siwon menjerat keempatnya kedalam hukuman yang sesuai dengan kejahatan mereka.

Siwon meninggalkan Mi Young yang masih terdiam dibangkunya dengan langkah berat. Tanpa disadarinya Mi Young mengambil kartu nama Siwon. Dan menggumankan nama Siwon dengan lirih.

“Choi Siwon………”

 

 

“Inspektur Choi! Jendral memanggil anda.”

“Baiklah! Aku akan segera kesana. Gomawo inspektur Han.” Ucap Siwon tulus. Siwon baru saja akan duduk dibangkunya, namun urung dilakukan karena ia dipanggil oleh atasannya.

Siwon melangkah menyusuri koridor yang berada dalam lingkup gedung kepolisian kota Seoul. Ia sedang menuju ruangan atasannya. Siwon berharap tak akan ada hal buruk yang didengarnya. Akhir-akhir ini, tingkat kriminalitas semakin tinggi. Membuat satuan kepolisian Seoul harus bertindak cepat. Namun sepertinya Siwon harus mendapatkan teguran dari salah satu orang yang paling berpengaruh dikepolisian ini karena sudah beberapa hari ini ia lalai dalam pekerjaan. Beberapa kali Siwon harus menganggukan kepalanya kepada setiap orang yang menyapanya. Langkah tegapnya membuat orang-orang berdecak kagum.

Siwon membuang napasnya dari mulut terlebih dahulu saat dilihatnya pintu ruangan yang akan dimasukinya berada tepat didepannya.

 

Tok tok

 

“Masuklah!” suara lantang terdengar dari dalam ruangan besar itu.

Siwon membuka pintunya dengan gerakan pelan, berusaha tidak menimbulkan suara. Karena ia tahu Jendralnya ini tak suka kebisingan, saat harus berada diruangannya. Siwon melangkah mendekati meja atasannya itu. Disambut senyum kecil dari atasannya itu. Siwon membungkuk dalam. Membuat Jendral yang didepannya tertawa geli melihat tingkah Siwon. “Sudahlah Siwon, angkat tubuhmu itu!” perintahnya.

“Jangan salah paham, saya tidak akan menghukummu sekarang. Saya hanya ingin bertanya padamu.” Siwon mengerutkan keningnya.

“Kamu bingung?”

“Maaf Jendral.” Sesal Siwon karena tak mengerti dengan permintaan jendralnya itu.

“Untuk apa kamu minta maaf, euh?” tanyanya. “Duduklah!”

Siwon duduk ditempat yang dimaksud oleh jendralnya. “Bgaimana kelanjutan kasus penggelapan dana Lee Corp.? Apa… sudah mencapai titik terang?”

Siwon membulatkan mulutnya. ‘Jadi ini yang ingin dibicarakan Jendral.’ Pikirnya. Sang jendral hanya menggelengkan kepalanya heran melihat sikap Siwon yang aneh dari biasanya.

“Ada apa Inspektur Choi?”

Siwon tersentak dan tersadar, buru-buru menggelengkan kepalanya. Tersenyum canggung. “Tidak Jendral! Mian, saya sedang tidak focus.” Sesal Siwon.

Gwenchana.” Jendral Choi mengangguk paham.

“Jadi untuk kasus Lee Corp., saya dan Inspektur Jung sudah menentukan beberapa list orang yang kami curagai sebagai dalang dari penggelapan proyek besar Lee Corp. tersebut. Dan untuk selanjutnya, Inspektur jung akan bekerjasama dengan pengacara Lee Corp. untuk mendapatkan kesaksian langsung dari orang-orang yang kami curagai.” Jelas Siwon dengan wajah wibawanya.

“Darimana kalian bisa tahu. Bahwa orang-orang yang masuk list kalian adalah orang-orang yang mungkin menjadi tersangkanya?”

Siwon tersenyum kecil mendengar pertanyaan Jendral yang paling diseganinya ini. Bukan apa-apa, hanya saja Siwon jadi teringat kejadian 2 tahun lalu .Dimana Jendral dihadapannya itu lah yang memberikan test langsung atas kelayakannya sebagai seorang polisi.

“Itu bukanlah hal yang sulit Jendral Hwang.” Jawab Siwon dengan nada percaya diri.

 

***

 

 

Mi Young membersihkan sebuah meja yang baru saja diduduki oleh salah satu pengunjung toko bubur tempat ia bekerja. Ia terlihat sibuk dengan semua permintaan pelanggan yang menyuruhnya ini dan itu. Walau begitu, Mi Young tetap menunjukkan wajah yang sama. Datar.

“Hey, nona. Kemari!” Mi Young segera menghampiri laki-laki bertumbuh tambun yang baru saja memanggilnya. Mi Young berdiri tegak disamping meja laki-laki itu, menunggu permintaan dari laki-laki yang masih sibuk dengan bubur yang terus saja dimakannya.

“Ambilkan soju untukku!” perintahnya dengan suara yang tak jelas, karena bubur yang dimakannya memenuhi seluruh ruang mulutnya.

“Disini tidak ada soju.”

“Mwooo? Kenapa tidak ada soju? Toko makan macam apa ini?” ucap laki-laki itu sambil menggebrak meja yang ia tempati. Membuat beberapa pengunjung, terkejut mendengar suara keras yang ditimbulkan laki-laki tambun itu. Mi Young sendiri hanya menatap datar laki-laki didepannya.

“Anda bisa mengunjungi club disekitar sini. Disana anda bisa membelinya sesuka hati anda.” Kata Tiffany tanpa memperdulikan wajah laki-laki itu sudah memerah menahan rasa marahnya yang tak beralasan itu.

Neo….

Laki-laki itu hampir saja akan memukul Mi Young. Namun gagal karena seseorang yang langsung mendekap Mi Young kedalam pelukannya. Mi Young terdiam merasakan kehangatan tubuh laki-laki yang memeluknya itu. Ia tahu siapa laki-laki ini. wangi parfumenya sering merasuki indera penciumannya akhir-akhir ini. Wangi khas yang mengingatkannya akan seseorang yang begitu dirindukannya.

“Anda bisa kena pidana kekerasan dimuka umum. Jika anda berani memukulnya.” Ujar laki-laki itu dingin.

“Tsk… aku tidak takut. Neo nuguya?”

“Choi Siwon… Inspektur Choi-Siwon dari kepolisian Seoul.” Mendadak wajah laki-laki tambun itu berubah menjadi pucat pasi. Saat Siwon mengeluarkan ID pengenalnya sebagai seorang polisi. Laki-laki itu langsung lari dengan tergesa-gesa hingga menabrak beberapa meja yang ditempati oleh pelanggan lain yang ada ditoko itu.

Siwon masih dengan posisinya. Mendekap Mi Young dan menatap tajam kepergian laki-laki yang baru saja hampir memukul Mi Young. Siwon menghela napas saat dirasanya, laki-laki itu sudah tak terlihat lagi batang hidungnya.

“Bisakah anda melepas tubuhku?” Siwon langsung melepas pelukannya saat Mi Young mengeluarkan suara dinginnya. Dengan wajah gugup. Siwon beranikan diri menatap wajah tanpa ekspresi yang selalu ditunjukkan Mi Young dihadapannya.

“A-an-nyeong….” Siwon mengusap tengkuknya dengan tangan sebelah kirinya dan melambai kaku dengan tangan kanannya. Siwon merutuki kebodohannya, yang hampirnya saja tidak akan melepaskan pelukan mereka tadi. Siwon merasakan kelegaan dan kenyamanan sekaligus. Lega karena usahanya berhasil untuk mencegah seseorang yang ingin melukai wajah mulus Mi Young. Dan nyaman sekaligus karena ia bisa merasakan hembusan napas Mi Young diatas dada bidangnya. Siwon gugup karena takut-takut jika Mi Young berpikir ia menggunakan kesempatan untuk melakukan itu pada Mi Young.

Mi Young mengalihkan pandangannya dari Siwon pada meja disampingnya. Mi Young langsung membersihkan sisa-sisa makanan yang ada diatas meja itu. Semua makanan berceceran tak karuan karena laki-laki tadi menggebrak meja dengan keras sehingga makanan yang ada diatas meja itu secara otomatis terjatuh dari tempatnya.

Siwon membantu Mi Young memenguti makanan yang berceceran dilantai. Siwon tersenyum kecil dalam jongkoknya. Hari ini ia berhasil melindungi Mi Young. Sesuai janjinya pada dirinya sendiri. Siwon bersumpah tidak akan membiarkan orang manapun menyakiti gadis itu lagi. Siwon langsung menegakkan tubuhnya saat disadarinya Mi Young yang mulai beranjak menjauh dari tempatnya tadi.

“Mi Young-ssi.” Langkah Mi Young terhenti tanpa menoleh menghadap Siwon. Siwon melangkah menuju Mi Young.

“Ini.” Siwon menaruh makanan yang sudah menjadi sampah karena terjatuh dilantai itu, keatas nampan yang dibawa Mi Young. Dan tersenyum manis, menampilkan kedua lesung pipi manis miliknya. Mi Young menatap nampan yang dibawanya sejenak dan beralih menatap Siwon.

Gomawo.” Ucap Mi Young dingin dan langsung meninggalkan Siwon yang terdiam mematung.

‘Ta-di dia bilang a-pa?’ tanyanya dalam hati.

Go-ma-wo?” guman Siwon lirih. Siwon mengepalkan tangannya dan meninjunya keatas udara. Hatinya begitu senang saat mendengar ucapan Mi Young yang mengucapkan ‘Gomawo’ padanya. Siwon hampir saja berteriak saat ia tersadar semua mata pengunjung ditoko bubur ini melihat kearahnya. Siwon langsung membungkukkan badannya kepada semua orang yang melihatnya, berulang kali. Siwon menggigit bibirnya pelan dan meninggalkan toko bubur itu dengan rasa malu dan tentunya rasa senang yang sudah tak mampu ia bendung lagi.

Mi Young terdiam didepan westafel. Tadi bossnya menegurnya. Bossnya bilang untuk lebih hati-hati lagi menghadapi pelanggan seperti laki-laki tadi. Namun bukan itu yang membuatnya terdiam. Mi Young memegangi dada kirinya. Ia belum pernah mendengarnya sebelum ini. Mi Young belum pernah merasakan sebelumnya. Belum pernah ia merasakan jantungnya berdetak dengan kencang sehingga membuatnya sadar bahwa sebenarnya ia masih hidup dngan normal. Mi Young membuka keran dengan tatapan kosong. Namun lagi-lagi tangannya terangkat untuk merasakan detakan jantungnya yang tak seperti biasanya. Mi Young menutup matanya merakan getaran itu.

Gomawo” lirihnya dalam hati.

 

***

 

 

Siwon berjalan dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya. Ia belum pernah lagi merasakan sebahagia ini. Ini kedua kalinya ia benar-benar merasa bahagia. Pertama kalinya, karena ia diterima sebagai bagian dari kepolisian Seoul. Itu merupakan cita-citanya dari kecil, terlebih itupun merupakan harapan dari kedua orang tuanya yang saat ini tinggal di Macau. Ayahnya sedang mengurus cabang perusahaan keluarga mereka disana ditemani oleh ibunya. Dan ini kedua kalinya. Kebahagian ini benar-benar membuat jantungnya terus berdegup kencang. Siwon sudah tak sabar menunggu esok pagi. Siwon ingin sekali melihat Mi Young dan menyapa gadis itu. Melihat wajah cantiknya yang pucat itu merupakan rutinitas wajib yang harus dijalaninya. Atau kalau tidak. Siwon bersumpah tidak akan pernah berselera untuk makan atau minum dalam jangka waktu ia tak bertemu Mi Young. Jika Siwon bisa melihat wajah Mi Young. Maka Siwon dapat makan dan minum dengan baik serta tidur dengan nyenyak.

Kalau bukan karena tugas yang penting untuk hari ini. Siwon pasti masih berada dalam jarak 2 meter dibelakang Mi Young. Mengikuti gadis itu seperti hari-hari sebelumnya. Namun sungguh disayangkan bagi Siwon. Ia harus menyelidiki kasus yang tengah dipegannya bersama tim independen lainnya.

Wajah Siwon mulai serius saat ia mulai membaca dokumen-dokumen yang baru saja diantar anak buahnya setelah Siwon sampai dimeja kerjanya. Siwon mulai menganalis perkara yang tengah menjadi buah bibir dikalangan media. Lee Corp yang tengah menjadi sorotan banyak media, mempercayai kasus mereka kepada kepolisian Seoul. Dan ini merupakan kasus besar pertama yang Siwon tanganinya. Dan menuntut Siwon mengawasi secara langsung kasus ini.

Proyek besar mereka yang merupakan pembangunan sebuah resort dikawasan Aomori, Jepang. Terhenti begitu saja. Semua dana yang telah disiapkan Lee Corp. untuk pembangunan resort itu hilang begitu saja. Resort itu tadinya akan didedikasikan Tuan Lee –pemilik Lee Corp.- untuk mendiang istrinya Moon Hae Ri yang telah meninggal 5 tahun yang lalu. Istrinya sangat menyukai Aomori, maka dari itu Tuan Lee ingin membuatkan sebuah Resort yang nantinya akan menjadi tempat yang memenuhi kenangan istrinya yang sudah meniggal itu.

Siwon terpejam dengan tangan yang mentupi sebagian wajahnya. Daftar nama tersangka sudah berada ditangannya. Hanya tinggal menentukan siapa dalang utama dibalik penggelapan dana resort itu. Siwon harus tepat, atau kalau tidak jabatannyalah yang akan menjadi taruhan.

 

“Itu bukanlah hal yang sulit Jendral Hwang.”

Jendral Hwang tersenyum samar mendengar penuturan anak buah kesayangannya ini. ‘Siwon benar-benar berkembang dengan pesat’ pikirnya.

“Kamu terlalu percaya diri Inspektur Choi”

Siwon menatap Jendral Hwang. “Tidak seperti yang anda bayangkan Jendral Hwang.” Jendral hwang menuntut Siwon untuk melanjutkan ucapannya dari raut mukanya.

“Saya mengatakan itu. Karena saya yakin dengan semua analis dan kinerja saya dan tim yang berusaha mencari tahu kebenaran kasus ini. Dan saya yakin kekuatan tim kami bisa membuka pintu hitam dalam kasus ini.” Jelas Siwon.

“Lalu jika salah?”

Siwon kembali menatap Jendral Hwang dengan wajah yang mengeras. “Saya tidak pernah berpikir seperti itu.” Jendral Hwang menganggukan kepalanya.

“Saya ingin selalu berpikir positif, karena saya percaya dengan kinerja saya. Seseorang pernah mengatakan pada saya. Jika kamu selalu berpikir yang baik untukmu. Tuhan akan selalu memberikan kebaikan dalam jalan hidupmu. Anggap saja itu sebuah do’a kecil dan harapan. Tuhan tidak akan pernah menyia-nyiakan do’a hamba-hambanya.” Kata Siwon melanjutkan ucapann yang ia tahan barusan.

“Saya tahu. Kemungkinan benar akan selalu beriringan dengan sebuah kesalahan. Tapi kasus ini bukan hanya menggunakan pemikiran saya. Disini ada sekumpulan orang lain yang telah mengeluarkan kinerjanya sama dengan apa yang saya keluarkan. Kami menjalankan tugas untuk membuka sebuah kebenaran bukan hanya untuk menghukum seseorang karena kesalahannya. Jadi saya yakin, dengan semua ketulusan yang kami lakukan dalam penyelidikan ini. Maka Tuhan akan membantu kami pula.”

Jendral Hwang tidak menyangka Siwon akan menjawab pertanyaan kecilnya dengan rentetan kalimat yang panjang. Sebenarnya Jendral Hwang tidak bermaksud untuk meragukan kinerja Siwon dan timnya. Hanya saja dalam kasus ini, ia telah menemukan sebuah kejanggalan. Karena Jendral Hwang sendiri sebenarnya secara diam-diam ikut menyelidiki kasus ini. Jendral Hwang yakin orang yang sebenarnya menjadi dalang dalam kasus ini, bukanlah orang diluar lingkup keluarga Lee. Namun saat dilihatnya list yang telah diberikan tim Siwon. Orang-orang itu adalah mereka yang berada dalam susunan orang-orang yang bertanggung jawab dalam proyek resort tersebut.

“Baiklah kalau memang itu yang menjadi pemikiranmu.” Siwon tersenyum lega. Setidaknya kepercayaan Jendral Hwang akan menjadi penyemangatnya untuk melanjutkan kasus besar pertamanya ini.

“Apa ada yang ingin anda bicarakan lagi, Jendral Hwang?”

“Tidak ada! Silahkan kembali dalam ruanganmu.” Siwon mengangguk dan langsung berdiri dari duduknya. Sebelum meninggalkan ruangan Jendral Hwang. Siwon membungkukan tubuhnya memberikan hormat kepada Jendral Hwang yang dibalas anggukan Jendral Hwang.

Belum sempat tangannya menyentuh knop pintu. Suara Jendral Hwang mengintrupsi langkahnya. “Jika kamu gagal. Kamu harus siap mempertaruhkan jabatan yang baru saja kamu dapatkan , Inspektur Choi!”

“Baiklah.” Jawab Siwon dengan lantang. Meninggalkan Jendral Hwang yang menatap pintu yang baru saja dilalui Siwon.

Jendral Hwang terdiam mengingat sesuatu. Mengingat sebuah kenangan yang selalu ia tutupi dalam benaknya.

‘Perkataannya sama denganmu, Yerim-ah.”

 

 

Siwon tak pernah menyesal karena mengatakan hal itu kepada Jendral Hwang. Yang saat ini ada dalam pikirannya. Apa yang menjadi kelengahannya dalam kasus ini?. Ia sangat memahami Jendral Hwang seperti ia memahami ayahnya sendiri. Selama 2 tahun ini, Jendral Hwang lah yang menjadi panutannya dalam melakukan sesuatu. Dan jika sudah begini, bukan tidak mungkin jika pekerjaan yang dianggapnya benar menjadi kesalahan fatal bagi siapapun yang berada dalam kasus ini. Bukan hanya kehilangan jabatannya. Jauh dari itu, Siwon lebih mengkhawatirkan tuan Lee dan juga rekan satu timnya. Walau bagaimanapun Siwon adalah ketua dalam kasus yang mereka tangani. Maka jika terjadi kesalahan dalam tugas ini, anak buahnya pun akan ikut tersalahkan. Dan juga karena ia akan merasa tidak enak dengan tuan Lee. Terlebih karena Tuan Lee adalah teman akrab Ayahnya. Jadi jika ia gagal mengungkapkan kasus ini, sama saja ia mencoreng nama baik ayahnya.

Siwon mendesah lelah. “Akan jauh lebih baik, jika kamu disini Mi Young-ssi.”

Siwon memejamkan matanya, membayangkan wajah pucat nan cantik milik Mi Young. 20 menit lagi ia harus segera menjalankan tugasnya. Siwon ingin merefresh pikirannya dulu dengan membayangkan wajah Mi Young. Hanya dengan itu, masalah yang membani pikirannya akan melebur begitu saja.

 

***

 

 

Disinilah Mi Young berdiri saat ini. seperti yang menjadi rutinitas setiap minggunya. Berdiri dengan tegap dibawah pohon rindang. Melihat pemandangan didepannya yang tak jauh dari tempatnya bersembunyi saat ini. dilihatnya langkah riang seorang gadis cantik yang lebih muda 3 tahun darinya. Memeluk erat pria paruh baya, yang baru saja turun dari mobil dinasnya. Mereka terlihat bahagia satu sama lain. Membuat Mi Young menatap nanar pemandangan didepannya. Telebih saat pria yang sudah menginjak usia 58 tahun itu mencium puncak kepala gadis yang merupak anak tersayangnya itu. Dimata Mi Young laki-laki itu terlihat begitu kokoh. Usia tidak memakan semangat dalam diri pria itu. Justru pria itu terlihat semakin gagah dan beribawa di mata Mi Young. Mata yang ia gunakan selama 2 tahun ini untuk selalu mengawasi gerakan tubuh pria didepanya.

Appa…” tubuhnya bergetar hebat saat mulutnya tak sengaja menyebutkan sebuah kata yang begitu ia rindukan. Air matanya turun dengan sendirinya, senyumnya terlihat samar saat kedua orang ynag dilihatnya memasuki rumah mewah mereka. Bukannya beranjak untuk pergi dari tempat itu, Mi Young masih berdiri ditempatnya. Mi Young tahu apa yang membuat mereka begitu cepat memasuki rumah itu.

Awan gelap menutupi sebagian besar langit diatasnya. Menandakan akan turunnya hujan yang sebentar lagi akan ikut mengguyur tubuhnya. Dan benar saja tidak lama setelah itu, hujan deras membasahi tubuh mungil Mi Young. Wajahnya semakin pucat, dengan bibir yang sudah terlihat membiru karena dingin yang menguliti seluruh tubuhnya. Mi Young tidak memperdulikan itu. Baginya terus berada disini jauh lebih baik. Karena ia tahu, pria yang ingin sekali ia panggil ‘appa’ berada dalam jarang yang tak jauh arinya.

Karena jika ia tak berada disini saat ini. Mi Young tidak akan lagi dengan mudahnya melihat wajah tampan ayahnya tersebut. Hanya setiap hari Jum’at inilah Mi Young dapat melihat dengan leluasa wajah lelah ayahnya itu. Bukan tanpa alasan. Mi Youngs angat tahu kesibukan ayahnya. Jabatannya sebagai seorang Jendral di Kepolisian Seoul menuntut pria itu untuk selalu stand by berada diruang kerjanya. Dan hanya dihari Jum’at seperti sekarang ini, ayahnya yang merupakan atasan Choi Siwon. Jendral Hwang. Berada dirumahnya sendiri bersama putri kesayangannya.

 

Drettt. Drett.

 

‘Eomma’

 

Mi Young tak langsung menjawab telpon dari ibunya itu. Ia hanya menatap datar ponsel yang kini berada digengamannya. Ponsel itu sudah basah terkena air hujan yang terus menguyuri tubuh Mi Young dan juga ponsel itu. Mi Young menatap ponsel itu bergantian dengan menatap rumah besar didepannya. Sampai akhirnya ia menekan tombol hijau menjawab panggilan ibunya.

“Youngie…”

Mi Young tidak menjawab panggilan ibunya. Ia hanya terdiam dengan bibir yang terus bergetar menahan dingin yang menyeruak keseluruh bagian tubuhnya.

“Youngie Gwenchana?” tanya ibunya lagi disebrang sana dengan nada cemas.

“Eo-m-ma…” terdengar isak tangis setelah Mi Young mengucapkan kata ‘eomma’ yang sudah lama tak ia ucapkan.

 

***

 

 

 

Siwon menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah yang didalamnya ada seseorang yang ingin ditemuinya saat itu juga. Ini begitu penting sehingga Siwon harus melaporkannya sesegra mungkin. Siwon telah mendapatkan bukti yang mengejutkannya saat itu juga, ia belum memberi tahukannya kepada rekannya yang lain. Namun Siwon ingin, Jendral Hwang lah yang tahu terlebih dahulu langsung dari mulutnya. Namun langkahnya terhenti saat dilihatnya sesosok wanita yang tertidur disebuah pohon rindang disebrangnya.

Siwon memicingkan matanya. Meyakini penglihatannya tidak benar.

“Hwang Mi Young?”

Siwon langsung berlari ketempat Mi Young berada saat ini. Diangkatnya tubuh lemah Mi Young, wajahnya semakin pucat dari sebelumnya. Bibirnya sudah berubah keunguan, menandakan Mi Young sudah berada lama diluar sini. ‘Tapi untuk apa?’ tanya Siwon dalam hati.

“Mi Young-ssi?”

“Mi Young-ssi. Bangunlah!” kekhawatiran tergambar jelas diraut muka Siwon. Diperiksanya pergelangan tanga Mi Young. ‘Detaknya melemah’ ucapnya dalam hati.

Siwon menggendong Mi Young ala bridal style. Siwon berlari cepat dengan membawa tubuh dingin Mi Young. Dalam hati ia terus berdo’a, agar Mi Young masih baik-baik saja. Dimasukkannya tubuh Mi Young kedalam mobilnya. Tak lupa Siwon memasangkan seat belt pada Mi Young. Siwon pun lekas memasuki mobilnya juga setelah itu memasang seat belt untuk dirinya sendiri. Siwon menginjak pedal rem dan menggeser tuas transmisi menuju R (mobil mundur) lalu mengalihkannya menuju D (mobil maju), setelah itu Siwon melepas pedal remnya bebarengan dengan menonaktifkan parking brake. Dan mulailah Siwon meninggalkan kediaman Jendral Hwang.

Tanpa disadari Siwon sejak tadi Jendral Hwang mengawasi pergerakan Siwon dari lantai atas rumahnya. Wajahnya terlihat lega, karena Siwon telah menyelamatkan Mi Young. Putri kandungnya.

 

Ω When a Man Falls in Love Ω

 

 

Siwon terduduk disamping ranjang pasien yang kini ditempati oleh Mi Young. Tangan kirinya menggenggam erat telapak tangan Mi Young yang terasa dingin diatas permukaan kulitnya. Sesekali tangan sebelah kanannya membelai lembut permukaan wajah pucat Mi Young dan terkadang pula Siwon membelai rambut Mi Young.

Wajahnya masih terlihat cemas, karena Mi Young tak kunjung siuman. Namun Siwon merasa bersyukur karena menurut keterangan dokter yang menangani Mi Young. Gadis itu hanya kelelahan.

“Mi Young-ssi….” Panggilnya lirih.

Siwon menggenggam erat tangan Mi Young yang masih saja dingin dengan kedua tangannya. Meletakkan keningnya diatas genggaman tangannya dan Mi Young. ‘Tuhan…. Tolong sembuhkan dia. Hatiku begitu sakit melihatnya seperti ini. Jadi aku mohon… sembuhkan dia.’ Do’a Siwon dalam hati.

Siwon sungguh tak mengerti kenapa Mi Young ada disekitar rumah Jendral Hwang. Terlebih saat melihat Mi Young sudah tergeletak pingsan dibawah pohon rindang yang tak jauh dari rumah Jendral Hwang. Ditatapnya wajah pucat Mi Young.       Berulang kali Siwon mengelap keringat dingin yang membasahi kening gadis itu. Siwon mengernyitkan keningnya, melihat Mi Young yang terlihat tak nyaman dalam tidurnya.

“Sebenarnya, apa yang terjadi denganmu, Mi Young-ssi?” guman Siwon.

 

 

sarang seureon nun useum neomchil ttae, neon areum dawo, nun busheo.

 

 

Siwon tersentak saat mendengar ponselnya berbunyi. Diambilnya ponsel tersebut dalam saku celananya.

 

Jendral Hwang

 

Siwon mendesah. Siwon lupa kalau ia ada janji dengan atasannya itu. Diangkatnya panggilan tersebut dengan cepat.

Yeoboseyo… Jendral Hwang ma-“

“Bagaimana keadaan gadis itu?”

Siwon mengernyit bingung. Ketika Jendral Hwang memotong ucapannya disaat ia ingin mengatakan maaf karena tak memenuhi perjanjian mereka yang akan bertemu untuk membahas masalah Lee Corp. Terlebih dengan pertanyaan Jendral Hwang.

“Maksud anda-“

“Gadis yang kamu bawa tadi. Apa dia baik-baik saja?” Lagi-lagi Jendral Hwang memotong ucapan Siwon.

“Y-ya, di-a baik-baik saja.” Sahut Siwon masih dengan kebingungan yang melanda pikirannya. Terdengar helaan napas lega dari tempat Jendral Hwang.

“Jendral?”

“Ye?”

“Anda mengenal Mi-“

“Dia putriku.”

Siwon membelalakan matanya. Bahkan genggaman tangannya yang sedari tadi masih memegang erat tangan Mi Young terlepas begitu saja. Ini benar-benar mengejutkan bagi Siwon. Selama ini Siwon hanya mengenal Hwang Chae Ri, sebagai putri kandung Jendral Hwang. Yang membuat Siwon tak habis pikir. Jika memang Mi Young adalah putrinya. Kenapa Jendral Hwang hanya terdiam melihat Mi Young pingsan saat dibawanya kerumah sakit. Ini benar-benar membuat kepala Siwon pening seketika. Siwon ingin menanyakannya, namun sepertinya tak etis menanyakan permasalahan ini melalui telepon

“Tolong jaga dia Siwon. Beritahu saya jika dia sudah sadar.”

“Anda tahu… Mi Young belum sadar?” tanya Siwon sambil mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan rumah sakit ini. Ruangan tempat Mi Young dirawat, merupakan ruangan terbuka karena hanya ditempati oleh pasien yang mengalami penyakit ringan. Seperti demam biasa atau yang seperti Mi Young alami saat ini. Walau begitu tempat ini begitu nyaman.

“Tidak perlu mencariku Siwon. Aku hanya menebak kalau gadis itu pasti belum tersadar karena kelelahan.” Ujar Jendral Hwang yang sepertinya tahu bahwa Siwon menduga ia berada disekitar Siwon dan Mi Young berada saat ini.

Siwon berdehem karena tertangkap basah mencurigai Jendral Hwang. Jendral Hwang tersenyum samar ditempatnya. Siwon begitu mudah ditebak oleh Jendral Hwang, maka dari itu ia begitu menyayangi Siwon seperti ia menyayangi anaknya sendiri.

“Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk menghubungiku.” Ucap Jendral Hwang lagi yang dibalas anggukan Siwon, namun dengan cepat Siwon sadar bahwa tak mungkin Jendral Hwang mengetahuinya.

“Ye.” Sahut Siwon.

Terdegar nada terputusnya sambungan telpon mereka. Siwon menghela napas dan menatap Mi Young yang kini terlihat nyenyak dalam tidurnya.

“Mi Young-ssi…. Apa kamu sudah melalui mimpi burukmu? Apa kamu menyadarinya?” Siwon menggenggam tangan Mi Young yang mulai menghangat.

“Ayah-mu mencemaskanmu.” Lanjut Siwon. Siwon memejamkan matanya, dan kembali meletakkan keningnya diatas genggaman tanggannya dan Mi Young.

“Kejutan apa lagi setelah ini, Mi Young-ssi?” tanya Siwon lirih.

Siwon menidurkan kepalanya disamping tubuh Mi Young. Siwon begitu lelah memikirkan semua kejadian yang menyangkut Mi Young hari ini. Bukan karena ia merasa enggan untuk mengetahuinya. Ini semua seperti sebuah misteri yang tertutup rapat, jika saja ia tak berani untuk memasukinya. Siwon berpikir. Jika saja ia yang notabennya orang lain dalam kasus ini sudah begitu lelah. Apalagi Mi Young yang benar-benar melaluinnya seorang diri.

“Mi Young-ssi. Aku disini. Aku berjanji akan membantumu. Dan… melindungimu. Aku berjanji.” Guman Siwon sebelum benar-benar terlelap dengan kepala yang menghadap wajah Mi Young.

 

***

 

 

Hwang Jong Suk. Menatap nanar sebuah pohon rindang yang terlihat tua namun masih berdiri kokoh ditempatnya. Tempat dimana Mi Young tergeletak tak sadarkan diri. Sebuah penyesalan terlukis diwajahnya yang kian menua. Hwang Jong Suk sungguh tak menyangka. Jika Hwang Mi Young yang merupakan anak dari wanita yang dicintainya dulu masih berada ditempatnya walau hujan menghajar tubuh mungilnya itu.

Hwang Jong Suk mendesah pelan. Dihempaskan dirinya pada sebuah sofa kecil yang terletak tepat menghadap jedela kamarnya. Ditempat itu, biasanya ia selalu memandangi Mi Young yang masih berdiri dibawah pohon rindang. Hanya untuk melihat dirinya kembali kerumahnya setelah berhari-hari mengurusi pekerjaannya dikantor polisi. Setiap Jum’at putrinya itu pasti akan mendatangi rumah ini, walau hanya melihatnya dari jauh.

Hwang Jong Suk bisa merasakan kehadiran Mi Young. Terkadang Hwang Jong Suk sengaja mengalihkan pandangannya menuju pohong rindang itu. Namun Mi Young sengaja menyembunyikan tubuh mungilnya dibalik pohon tersebut.

Hwang Mi Young adalah putri pertama yang ia miliki dari seorang wanita cantik yang sangat ia cintai. Seo Yerim.

Segaris senyum lirih selalu tergambar dari sudut bibirnya tatkala memengingat kembali bagaimana rupa wanita yang ia cintai dulu. Wajahnya sama seperti Mi Young. Tak ada bedanya. Setidaknya mata kedua wanita itu memiliki bentuk yang sama. Walaupun Hwang Jong Suk merasa tatapan Mi Young terlihat begitu kosong, dibandingkan tatapan Yerim yang begitu bercahaya. Namun terselip keyakinan. Bahwa mata yang dimiliki Mi Young bahkan jauh lebih indah dibandingkan milik Yerim.

Hwang Jong Suk dapat berasumsi seperti itu. Karena ia yakin, Mi Young memiliki garis keturunan darinya. Sepasang mata yang melengkung sempurna bagaikan bulan sabit yang memancarkan kebahagian disekitarnya. Hwang Jong Suk sangat meyakini itu. Mi Young memiliki eye’s smile. Yang juga dimiliki olehnya dan juga putrinya yang lain. Hwang Chaeri.

26 tahun yang lalu. Hwang Jong Suk dan Seo Yerim adalah sepasang kekasih yang saling mencintai satu sama lain. Hubungan mereka terjalin baik selama 2,5 tahun. Sampai akhirnya Hwang Jong Suk harus kembali ke Seoul, kerena dipindah tugaskan ke kepolisian Seoul. Berat bagi Hwang Jong Suk meninggalkan Seo Yerim terlebih saat itu Jong Suk tahu bahwa kekasihnya tersebut tengah mengandung anak mereka. Buah cinta mereka.

Keduanya belum menikah. Namun mereka sudah tinggal bersama selama mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Sesungguhnya Jong Suk selalu meminta Yerim untuk bersedia dinikahinya, namun Yerim selalu menolak dengan halus. Karena tak ingin terburu-buru menjalin hubungan kejenjangan yang semakin serius. Saat itu Yerim memang masih muda dibandingkan Jong Suk yang sudah memasuki usia kepala 3. Dan Yerim takut, jika nantinya ia belum bisa menjadi istri yang baik untuk Jong Suk. Maka dari itulah, Yerim belajar diam-diam pengembangan diri pada diri seorang wanita untuk menjalani pernikahan yang baik nantinya. Dan menjadikan dirinya istri yang sempurna bagi Jong Suk.

Yerim mempersiapkan itu semua tanpa sepengetahuan Jong Suk. Sehingga saat perpisahan terakhir mereka, Jong Suk mengira Yerim memang tak mencintainya selama ini. Dan pemikirannya semakin terbukti dengan penolakan Yerim yang kesekian kalinya pada Jong Suk. Saat dimana Jong Suk mengajak Yerim ikut ke Seoul dan menikah dengannya. Menjalani kehidupan bersama hingga menua.

Jong Suk pergi meninggalkan kekecewan atas keputusan Yerim yang tetap bersikukuh menolak lamarannya. Ia pergi setelah Yerim, menyuruhnya untuk pergi saja apabila tak mampu untuk menunggu Yerim. Bukan itu. Pikir Jong Suk saat itu.

Ia sudah tak punya waktu. Ayahnya sudah menyuruhnya segera kembali ke Seoul untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai Komisaris di Kepolisian Seoul Ia takut jika nantinya, terlalu lama. Takdirpun menjauh dari mereka. Itulah yang ditakutkan oleh Jong Suk.

Selama hampir 2 tahun. Jong Suk dan Yerim terpisah tanpa berkomunikasi kembali. Yang Jong Suk tahu, Yerim kembali ke Busan. Tempat kelahirannya. Bersama anak mereka. Yang sekalipun tak pernah dilihat Jong Suk.

Setelah tiga tahun. Jong Suk mencari Yerim yang tak pernah ia temui. Jong Suk memutuskan untuk menyerahkan semua kepada takdir yang digariskan oleh Tuhan kepadanya dan Yerim. Sampai akhirnya, Jong Suk dijodohkan pada seorang wanita lain pilihan ayahnya. Ia pun menerima perjodohan yang ayahnya lakukan. Walaupun sesungguhnya, jauh dalam lubuk hati Jong Suk saat itu. Ia masih sangat mencintai Yerim.

Semuanya berjalan baik-baik saja. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Mi Young. Berdiri didepan rumahnya dulu. 2 tahun yang lalu. Mi Young datang, mengatakan bahwa ia adalah putri Jong Suk dari wanita yang bernama Seo Yerim. Membuat Hwang Jong Suk berdiri kaku ditempatnya. Tak memperdulikan istrinya yang saat itu berteriak histeris karena merasa dikhianatinya.

Jong Suk bahkan tak mampu mengendalikan amarah, Yoon Hyo Na yang selalu menyebutnya. Bajingan. Istrinya pergi dari rumah. Dan meminta cerai saat itu juga. Jong Suk sangat memakluminya. Sangat tidak mungkin jika Hyo Na tidak kecewa padanya.

Selama hampir 22 tahun hidup bersama. Tak pernah sekalipun Jong Suk mengatakan cinta kepada wanita cantik yang begitu setia mendampinginya sampai saat itu. Saat dimana perceraian adalah kata yang paling ampuh untuk membunuh semua rasa sakit hati yang selama ini terpendam dalam benak Hyo Na.

Hwang Jong Suk. Meringis kecil, saat kepalanya terasa pening lebih dari sebelumnya. Memikirkan kejadian dimasa lampau membuatnya semakin bersalah. Karena telah menyakiti banyak orang.

Seandainya dulu ia dengan nekat membawa Yerim ke Seoul. Maka semua ini tidak akan pernah terjadi. Tidak akan mungkin wanita sebaik Hyo Na mengeluarkan caci makinya, saat tahu bahwa pria yang ia pertahankan selama ini mengkhianati semua yang telah dibangunnya.

Tidak mungkin pula Hwang Chae Ri. Anaknya dan Hyo Na. Mengalami kecelakaan membuat gadis energik itu harus mengenakan kaki palsu karena mengalami kecelakaan saat mengejar ibunya yang pergi meninggalkan ayahnya dan juga dirinya.

Hwang Chaeri mengalami kecelakaan, saat akan melintasi jalan raya. Saat akan mengejar ibunya yang berlari meninggalkannya. Tanpa diduga, sebuah truck besar menabrak tubuh ramping gadis itu. Membuatnya terpental jauh dari tempat kejadian. Mengakibatkan kaki sebelah kanannya remuk dan harus segera diamputasi. Membuat impian kecil yang ingin menjadi seorang penari handal. Terkubur sia-sia.

Dan yang lebih menyakitkan. Saat ia menyadari kebodohannya pun menyakiti Seo Yerim dan putrinya. Hwang Mi Young. Terlebih kepada putrinya. Jong Suk bahkan tak mampu bertindak banyak karena takut akan membuat Chae Ri tertekan.

 

Appa?

Y-ye?” Jendral Hwang, terkaget saat suara lembut gadis cantik yang tengah menyembulkan sebagian kepalanya melalui pintu masik kamarnya. Tersenyum lebar melihat Jendral Hwang menunjukkan mukanya yang terkejut.

Chaeri berjalan menuju Jendral Hwang, memeluk erat tubuh Jendral Hwang. “Appa, kamu sedang apa? Kenapa melamun seperti itu?”

Senyum hangat muncul dari wajah Jendral Hwang saat mendengar pertanyaan polos dari putrinya. “Appa hanya sedang memikirkan kasus yang sedang kami hadapi.” Chae Ri mengangguk-angguk mengerti, mendengarkan kebohongan Jendral Hwang.

“Oh ya…!” Jendral Hwang menoleh pada Chaeri saat putrinya tersebut tiba-tiba berteriak kencang disampingnya. Chae Ri menatap sang ayah dengan tatapan bertanya.

Appa. Bukankah katamu, Siwon oppa akan datang? Kenapa sampai sekarang batang hidungnya pun tak kelihatan?” tanya Chaeri cemberut.

Jendral Hwang tertawa kecil melihat tingkah kekanak-kanakan putrinya tersebut. “Aigoo. Putri appa ternyata sedang menantikan pangerannya, euh?” Chaeri menunduk malu saat ayahnya menggodanya dengan mengusap-usap rambut putrinya tersebut. Tentunya Jendral Hwang tahu bahwa Chae Ri diam-diam menyukai anak buahnya. Choi Siwon.

Appa. Geumanhae!” guman Chaeri lirih. Karena Jendral Hwang tak henti-hentinya tersenyum geli dan menatapnya dengan penuh tatapan penyelidikan.

 

***

 

 

Siwon mengerjap-erjapkan matanya. Menyesuaikan sinar yang tiba-tiba menelisik masuk kedalam dua matanya.

 

 

Siwon langsung menegakkan tubuhnya, saat ia tak melihat Mi Young ada dihadapannya. Seingatnya, Mi Young masih tertidur diatas ranjang ini. Napas Siwon memburu, saat dilihatnya disekitar tempat itu pun ia tak melihat wajah Mi Young.

Siwon berlari mencari Mi Young. Menanyakannya kepada para dokter atau suster yang ia temui. Ataupun orang lain yang tak sengaja berpas-pasan dengannya. Namun tak ada satupun dari mereka yang melihat keberadaan Mi Young.

Dilangkahkan kakinya menuju pintu keluar Rumah Sakit. Matanya beredar mencari sosok gadis cantik yang selalu memenuhi pikirannya tersebut. Mata Siwon menyipit, saat dilihatnya sosok familiar yang tengah dicarinya sejak tadi.

Siwon berlari menuju tempat tersebut. Dilihatnya Mi Young yang tertidur disebuah bangku kosong, disekitar taman Rumah Sakit yang merawat Mi Young. “Mi Young-ssi?” panggil Siwon. Tangan Siwon merapihkan helai demi helai rambut Mi Young yang menutupi wajah cantiknya. Dirabanya wajah pucat Mi Young. Yang terasa kembali dingin karena terlalu lama berada diluar tersenut.

Posisi Mi Young meringkuk dengan tangan yang memeluk erat tubuhnya sendiri. Siwon membuka mantel hitam yang ia gunakan, memperlihatkan pakaian dinasnya yang terlihat cocok untuk tubuh kekarnya tersebut. “Mi Young-ssi?” Siwon terus memanggil nama Mi Young, membuat Mi Young terusik dan terbangun dari tidurnya. Mi Young membangunkan tubuhnya dibantu oleh Siwon, menatap Siwon yang kini terjongkok didepannya yang tengah duduk diatas bangku taman tadi.

“Syukurlah.” Guman pelan Siwon.

“Kenapa kamu pergi begitu saja? Tubuhmu masih terlalu lemah Mi Young-ssi. Tidak seharusnya kamu pergi dari Rumah Sakit, terlebih tanpa pemberitahuanku?” oceh Siwon. Siwon bukannya marah pada Mi Young, ia hanya terlalu khawatir pada keadaannya Mi Young.

Nuguseyo?” tanya Mi Young. Membuat Siwon menelan ludah dengan susah.

“Mi Young-ssi?” digengamnya tangan dingin Mi Young. Namun ditepis oleh Mi Young.

Nugu Neo?” bentak Mi Young dan membuang Mantel Siwon yang semula dipasangkan Siwon untuk menghangatkan tubuh Mi Young.

“Mi Young-ssi?” Mi Young berdiri dan menatap Siwon dengan tajam.

“Jangan ikut campur urusanku. Aku tak mengenalmu. Pergilah!” Ucap Mi Young dingin.

“Mi Young-ssi.” Panggilan Siwon tak digubris oleh Mi Young, ia justru beranjak dari tempatnya meninggalkan Siwon yang terlihat shock mendengar penuturan Mi Young

Siwon berjalan mengejar Mi Young yang sudah menjauh darinya. “Mi Young-ssi dengarkan aku dulu.” Ucap Siwon mengentikan langkah Mi Young dengan menarik pergelangan tangan Mi Young. Namun langsung ditepis oleh Mi Young tanpa menatap wajah Siwon. Dan tetap berjalan meninggalkan Siwon.

“Mi Young-ssi. Chakkaman!” kata Siwon lagi yang kini sudah berdiri didepan Mi Young.

“Berhenti mengikutiku!” teriak Mi Young kesal. Siwon membuka rahangnya, terkejut melihat Mi Young berteriak didepannya dengan air mata yang beruraian.

Mi Young melalui Siwon yang terdiam ditempatnya. Bukan teriakan Mi Young yang membuatnya terdiam. Namun air mata kesedihan yang dilihatkan Mi Young barusan. Ia tak pernah melihat air mata itu. Bahkan saat para berandal-berandal tengik saat itu mengeroyok Mi Young. Gadis itu justru menunjukkan wajahnya yang terlihat tak mengalami kejadian apapun.

Siwon membalikkan badannya menatap punggung Mi Young yang gemetar. Sesekali tangannya terangkat untuk menghapus air mata yang keluar dari kedua mata indah Mi Young. Siwon mendesah pelan. Memejamkan matanya, ‘Apa ini karena ulahku? Terkutuklah kau Siwon’.

Siwon tetap berjalan pelan mengikuti arah perginya Mi Young. Ia tak peduli, bahkan jika Mi Young akan memukulinya karena tetap mengikuti kemana gadis itu pergi. Siwon menatap nanar Mi Young yang masih saja berjalan dalam keadaan tubuhnya yang lemah.

Siwon tahu saat ini Mi Young pasti kedinginan. Telihat dari gestur tangannya yang terkadang mengusap-usap kedua lengannya yang saling disilangkan bersedekap didepan dadanya. Siwon ingin sekali memberikan mantel yang kini ada digenggaman tangannya. Jaket yang sebelumnya dibuang oleh Mi Young.

Siwon menghentikan langkahnya saat dilihat Mi Young berhenti tepat disamping lampu lalu lintas yang diatasnya terlihat lampu berwarna merah menyala. Menandakan penyebrang dapat melalui jalan tersebut. Namun Mi Young jutru terdiam dengan tatapan kosongnya. Membuat Siwon mengernyit bingung.

Siwon langsung membelalakan matanya saat Mi Young berjalan tepat disaat lampu tersebut beubah menjadi warna hijau. Suara klakson mobil berbunyi memperingatkan gadis tersebut. Siwon langsung berlari dan mendekap tubuh Mi Young dari belakang. Mi Young seakan tersadar dari lamunannya. Napas mereka sama-sama memburu. Siwon mengalihkan tatapnnya pada kedua manik mata Mi Young.

Deruan napas Siwon berhembus diatas wajah Mi Young. Membuat Mi Young mengerjap-erjapkan kedua matanya. Mengatur detak jantung yang tiba-tiba saling berlomba menunjukkan kekuatan degupnya.

***

 

Kedua berhenti didepan kediaman Mi Young. Tangan Siwon masih merangkul tubuh Mi Young yang masih lemah. Siwon memutuskan mengantar Mi Young pulang. Dan Mi Young hanya terdiam saja tanpa berniat untuk menolak tawaran pria tampan yang ada disamping tersebut.

Gomawo.” Ucap Mi Young lirih. Siwon mengangguk kaku.

Mi Young menatap Siwon dengan tatapan yang sulit diartikan. Namun Siwon langsung tersadar bahwa sejak tadi tangannya masih melingkari bahu Mi Young.

“Ehmm… mian.”Siwon membungkuk sedikit, karena merasa tak enak dengan tatapan Mi Young.

Mi Young hanya berlalu tanpa membalas ucapan Siwon. Sedangkan Siwon menghembuskan napas kasarnya. Dielusnya dada bidangnya yang sejak tadi berdegup hebat. Siwon berharap Mi Young tak mendengarnya. Itu akan sangat memalukan. Pikir Siwon.

Mi Young menyalakan lampu kamarnya. Dan terduduk diam diatas lantai , memandang kosong depannya. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini, tangannya mencekram erat mantel Siwon yang masih melekat ditubuh mungilnya. Mencium aroma yang begitu dikenalnya, aroma tubuh Siwon yang selalu tercium dari arah belakang tubuhya.

Sesungguhnya Mi Young menyadari betul. Keberadaan Siwon dalam kehidupannya akhir-akhir ini. Aroma inilah yang membuatnya tahu, bahwa Siwon selalu menjaganya dalam diam. Melindunginya sejak kejadian beberapa hari yang lalu. Kejadian yang membuatnya bertemu dengan Siwon, dan mencium aromanya. Aromanya yang membuat Mi Young merasa nyaman disetiap langkahnya.

 

Drttt. Drrtt.

 

Dilihatnya layar poselnya yang terus berkedip, menandakan panggilan masuk yang sedang berusaha menghubunginya. Mi Young hanya menatap datar panggilan yang bertuliskan ‘Eomma’ tersebut. Mi Young membiarkannya, tak berniat untuk mengangkat panggilan tersebut. Sampai akhirnya panggilan itu mati setelah berusah menghubunginya sebanyak tiga kali.

Mianhae, eomma.

***

 

Tok Tok

 

“Masuk!” Siwon memutur knop pintu didepannya dan membuka pintu tersebut secara perlahan. Siwon membungkukkan tubuhnya, dan Jendral Hwang membalasnya dengan anggukan kepalanya.

“Duduklah Siwon!” perintah Jendral Hwang menunjuk sofa yang berada diruangannya. Dan berdiri. Ikut mendudukkkan dirinya di sofa tersebut. Siwon tersenyum kecil, dan menghempaskan tubuhnya di sofa itu juga. Tepat dihadapan Jendral Hwang.

“Kamu bisa menyampaikannya sekarang.”

Siwon mengangguk. Dan trerlihat bahwa raut wajahnya menjadi serius. “Aku sudah tahu siapa pelaku utamanya. Dan aku sangat meyakini itu.”

Jendral Hwang tak menyahutinya. Ia membiarkan Siwon melanjutkan omongannya, Siwon mengeluarkan beberapa dokumen penting sejak tadi ada ditangannya. Dan menyerahkannya kepada Jendral Hwang.

Dibacanya dengan teliti tanpa melewati satu katapun. Dan diamatinya beberapa lembar foto yang memperlihatkan beberapa adegan dari keterlibatan tersangka atas kasus yang tengah melilit Lee Corp.

Jendral Hwang tersenyum puas atas apa yang dilihatnya. ‘Kinerja yang bagus’, pikirnya. Ditaruhnya berkas tersebut diatas meja yang ada dihadapannya. Siwon masih menunggu komentar Jendral Hwang atas penemuan baru yang diyakininya merupakan kebenaran yang sebenarnya.

“Kamu bekerja terlalu keras akhir-akhir ini Siwon.” Siwon tersenyum samar, mendengar ucapan Jendral Hwang yang tidak ia yakini menjurus kearah mana.

Jendral Hwang berdiri. Dan berjalan menghampiri Siwon. Melihat itu, Siwon pun ikut bangkit mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Jendral Hwang yang tengah berdiri tegap didepannya.

“Selamat.” Siwon memandang tangan Jendral Hwang yang terulur dihadapannya. Lalu tersenyum manis, menampilkan lesung pipinya yang menyempurnakan senyumnya tersebut.

Gamsahamnida.” Sahut Siwon dengan membalas jabatan tangan Jendral Hwang.

“Apa kamu sudah menyuruh anak buahmu untuk menangkap tersangka?” tanya Jendral Hwang sembari melepaskan tautan tangan mereka

“Belum. Tapi setelah saya keluar dari ruangan ini. Saya akan segera memberitahu mereka. Untuk mengeksekusi tersangka.”

“Bagus.” Angguk Jendral Hwang. “Lebih cepat lebih baik.”

“Darimana kamu tahu, bahwa Pengacara Han lah yang memanipulasi keuangan Lee Corp?” kata Jendral Hwang menanyakan kembali tentang kasus Lee Corp. kepada Siwon.

Siwon menghebuskan napasnya pelan. “Saya sudah katakan itu bukan hal yang sulit. Setidaknya untuk kasus ini. Walau sebenarnya, saya agak sedikit terkecok dengan semua keterangan yang dibuat oleh pengacara Han. Namun itu adalah clue yang paling menguntungkan untuk saya pribadi.”

“Saat anda memanggil saya keruangan ini. Dan membahas masalah ini. Saya pikir itu bukanlah sesuatu yang biasa.” Jendral Hwang mengernyitkan keningnya mendengar penjelasan Siwon. Sedangkan Siwon hanya tersenyum melihat kebingungan yang tergambar diraut muka Jendral Hwang.

“Anda tidak akan pernah memanggil saya. Jika memang kinerja saya sudah benar. Jadi saat anda memanggil saya. Saya sagat yakin saat itu, akan ada kesalahan yang saya perbuat. Dan ternyata benar. Setelah sorenya saya berkunjung tanpa pemberitahuan. Saya melihat Pengacar Han bertemu dengan seseorang dan melakukan transaksi. Dia benar-benar pintar, menggunakan rekening atas nama Lee Hae Bi salah satu anak Lee Corp yang telah meninggal. Dan memanipulasi laporan keuangan tersebut. sehingga tidak akan ada yang pernah berpikir bahwa uang itu masuk kedalam rekening Lee Hae Bi. Karena Lee Hae Bi sendiri sudah meninggal sejak liam tahun yang lalu. Dengan begitu ia mudah untuk menggelapkan dana perusahaan tanpa ada orang yang mencurigainya. Terlebih ia merupakan pengacara keluara Lee, yang memang sejak dulu mengabdi pada Keluarga Lee.”

Jendral Hwang tersenyum puas mendengar penjelasan Siwon. “Anda sudah mengetahuinya bukan? Jendral Hwang?” tanya Siwon tiba-tiba.

“Darimana kamu tahu?”

“Saya sudah bilang. Saya curiga saat anda memanggil saya hanya untuk kasus ini. karena anda tidak mengurusi devisi kami. Dan kalaupun anda memanggil saya pasti itu hanya untuk putri anda. Hwang Chae Ri”

“Hahahahaha. Kamu benar Siwon! Kemu benar-benar pintar, Inspektur Choi.”

Siwon hanya menanggapinya dengan senyum. “Ngomong-ngomong tentang Chae Ri. Dia menunggumu seharian kemarin.”

Jeongmal? Mianhae, aku harus mengurus Mi Young terlebih dahulu.” Jawab Siwon dengan tampang polos. Seakan-akan tak sadar bahwa dihadapannya kini berdiri seprang pria paruh baya yang merupakan ayah dari gadis yang ia sukai. Hwang Mi Young. Siwon sengaja menyebut nama Mi Young, karena sesungguhnya ia penasaran akan rantai permasalahan antara Mi Young dan Jendral Hwang.

Jendral Hwang Jong Suk terdiam mematung. Mukanya berubah pucat, bukan karena takut. Melainkan semua penyesalannya kembali terbuka lebar padahal luka itu belum benar-benar sembuh dan sekarang harus terkena siraman air asin yang menambah perih relung hatinya.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Jendral Hwang.

Nugu? Mi Young? Hwang Mi Young?” tanya Siwon kembali tanpa menjawab pertanyaan Jendral Hwang.

Ne.” Jendral Hwang menatap Siwon tajam, menuntut jawaban yang ingin segera didengarnya.

“Mengepa anda tidak menemuinya dan melihat keadaannya sendiri?” tanya Siwon lagi, membalas tatapan Jendral Hwang dengan wajah tenang.

“Tidak semudah yang kamu pikirkan.” Jendral Hwang berjalan kembali menuju meja kerjanya. Terdiam sesaat dan menatap Siwon.

“Kamu ingin mendengar ceritanya? Atau… mencari tahunya sendiri?” tanya Jendral Hwang.

Siwon terdiam. ‘Haruskah?’.

***

 

 

Siwon berjalan tenang memasuki ruangan tempat ia bekerja. Sampai akhirnya langkahnya terhenti ketika mendengar suara Inspektur Jung yang memanggil namanya.

Wae?

“Ada yang menunggu sejak tadi.” Kata Jendral Jung, sembari membolak-balikan dokumen yang tengah diperiksanya.

Nugu?” tanya Siwon bingung. Seingatnya, hari ini ia tak ada janji dengan siapapun.

“Seorang wanita. Aku juga tak tau persis. Inspektur Kim yang menyampaikannya padaku.” Jelas Inspektur Jung.

Siwon mengernyit bingung. “Dimana wanita itu sekarang?” tanya Siwon kembali. Inspektur Jung hanya menunjuk sebuah tempat yang biasanya menjadi ruang tempat saksi memberikan keterangannya.

Gomawo.” Inspektur Jung hanya membalasnya dengan anggukan dan mengangkat sebelah tangannya yang memperlihatkann jari telunjuk dan ibu jari yang yang bertemu membentuk bulat. Siwon memandang geli teman satu profesinya itu yang kini tengah serius dengan perkara yang tengah ditanganinya.

Siwon bejalan menuju ruang saksi. Ia sungguh penasaran siapa wanita yang dimaksud oleh Inspektur Jung barusan. Dilihatnya sesosok wanita yang terasa familiar baginya.Terduduk membelakanginya.

“Maaf nona. Apa anda mencari saya?” tanya Siwon saat tepat ada dibelakang wanita itu.

Wanita itu membalikkan badannya. Membuat Siwon tertegun menatap sosok didepannya tersebut.

“Mi Young-ssi?”

Mi Young. Wanita yang menunggu Siwon sejak satu jam lalu, langsung berdiri saat melihat orang yang ditunggunya sudah ada didepannya.

Mi Young membungkuk dan dibalas oleh Siwon dengan membungkukkan badannya pula. Keduanya terlihat canggung satu sama lain. Kejadian semalam membuat mereka menjadi jauh lebih aneh

“Ehm. Ada apa Mi Young-ssi?” tanya Siwon setelah keduanya kini terduduk saling berhadapan dimeja yang biasanya dipergunakan untuk memnita keterangan saksi.

“Aku… baru saja memberikan kesaksian atas kejadian empat laki-laki jahat itu.” Ucap Mi Young pelan. Siwon semula terlihat bingung dan tak mengerti maksud Mi Young, namun saat tersadar akan kasus empat pria yang pernah berlaku jahat pada Mi Young. Siwon pun mengangguk paham, dan tersenyum senang karena Mi Young memenuhi panggilannya.

“Benarkah?” tanya Siwon memastikan. Mi Young hanya mengangguk tanpa berani menatap Siwon yang terus tersenyum didepannya.

Gomawo Mi Young-ssi.” Kata Siwon tulus. Mi Young mengangkat wajahnya yang sejak tadi tertunduk. Membalas tatapan Siwon.

Siwon menahan perasaan yang bergejolak dalam hatinya saat ini. Ia sungguh ingin meledak saat ini juga. Melihat wajah Mi Young didepannya. Dan juga tatapan teduh yang Mi Young berikan saat ini padanya. Membuat wajah Siwon memerah karena terlalu bahagia. Melupakan sejenak semua beban pikirannya atas pembicarannya dengan Jendral Hwang barusan.

“Sepertinya kamu sibuk. Aku- pulang dulu.” Mi Young tiba-tiba pamit untuk perrgi. Namun Siwon menahan pergerakan Mi Young dengan memegang pergelangan tangan Mi Young.

Oddiga?” tanya Siwon menyiratkan ketidaksetujuannya akan kepulangan Mi Young.

“Aku mau ke toko bubur. Boss pasti sudah menungguku.” Jawab Mi Young tanpa melepaskan pegangan Siwon pada pergelangan tangannya.

Siwon menghela napasnya. Ia benar-benar tidak rela pertemuannya dan Mi Young sesingkat ini. Tapi hari inipun ia harus segera bertugas kembali menangkap Pengacara Han, atas kasus Lee Corp.

“Apa nanti malam kamu bekerja?” tanya Siwon saat tiba-tiba saja sebuah ide melintasi otaknya.

Mi Young menatap Siwon penuh tanya. “Waeyo?

“Kamu ingin mengikutiku lagi?” tanya Mi Young lagi, membuat Siwon melepas pegangannya pada Mi Young. Dan terlihat gugup karena Mi Young menyadari. Selama ini ia selalu mengikuti Mi Young.

Aniyo.” Siwon mengusap tengkuknya, mengelak dari pertanyaan Mi Young.

“Aku- hanya ingin mengajakmu pergi.” Ucap Siwon terbata-bata.

Mi Young mengernyitkan keningnya. Siwon yang melihat itu langsung memberi penjelasan. “Aku hanya ingin mentraktirmu makan malam. Sebagai ucapan terima kasih karena kamu sudah menjadi saksi kami. Dan.. karena sekarang aku harus menyelesaikan tugasku terlebih dahulu. Jadi aku hanya punya waktu malamnya.” Jelas Siwon.

“Bisakah?” tanya Siwon cemas. Wajahnya sangat mengharapkan kesanggupan Mi Young. Sedangkan Mi Young menatap datar wajah Siwon.

“Kamu mau mengajakku kencan?” tanya Mi Young tenang. Siwon tersentak mendengar pertanyaan Mi Young. Siwon tersenyum canggung didepan Mi Young dan memejamkan matanya menahan malu.

***

 

Siwon berjalan tenang melalui koridor perusahaan Lee. Mengacuhkan pandangan banyak mata yang menatap dirinya dan temen-temannya yang datang tiba-tiba kedalam perusahaan. Kini Siwon dan timnya memasuki lift yang hanya berisikan 2 orang saja didalamnya, dan menekan tombol angka 15. Menuju ruangan yang akan ditujunya.

 

 

Pintu lift terbuka sempurna di lantai 15. Lima orang polisi keluar dengan langkah wibawa mereka, menghantarkan berjuta pertanyaan para karyawan Lee Corp. yang melihatnya. Biasanya jika ada kepolisian yang akan mendatangani perusahaan akan ada pemberitahuan sebelumnya. Namun kali ini, kepolisian tidak memberitahukan sebelumnya.

 

Meeting Room.

 

Mereka sudah sampai didepan pintu yang bertuliskan ‘Meeting Room’. Tempat dimana target mereka berada saat ini. Inspektur Kim membuka pintu dengan sebelumnya mengetuknya terlebih dahulu. Semua orang didalamnya terlihat kaget melihat kehadiran kelima polisi tersebut masuk keruangan rapat. Dimana didalamnya terdapat Direksi dan pejabat perusahaan lainnya. Siwon masih diluar saat keempat temannya sudah masuk.

Keempat rekannya menyuruh semua orang tenang. Mulailah Siwon memasuki ruangan tersebut dan membungkukkan tubuhnya dihadapan semua orang yang melihatnya. Diambilnya selembar kertas yang sudah ia persiapkan dibalik mantel yang ia gunakan.

“Kami dari kepolisian Seoul. Mendapat surat perintah untuk menangkap pengacar Han.” Semua mata kini tertuju kepada pengacara Hanyang terlihat pucat ditempatnya. Saat Siwon membuka surat penangkap yang ditujukan untuk Pengacara Han.

Keempat anak buah Siwon. Langsung bergegas menuju tempat pengacara Han, menarik paksa pengacara Han yang sempat memberontak. Mereka menggeret keluar pengacara Han, Siwon mengangguk saat Inspektur Jung menatapnya. Bermaksud menyuruh mereka melanjutkan pekerjaan mereka membawa pengacara Han untuk dimasukkan kedalam penjara. Sedangkan ia harus menyelesaikan masalah ini hingga tuntas.

“Inspektur Choi, ada apa ini? kenapa tiba-tiba anda menangkap pengacara kami?” tanya Tn. Lee yang masih terlihat terkejut. Choi Siwon tersenyum kecil mendegar pertanyaan Tn. Lee.

“Saya akan menjelaskan semuanya Tn. Lee.”

***

 

Mi Young terlihat sedang mencuci piring-piring kotor di wastafel. Tak menyadari boss dan dua temannya mengintip dibalik tembok. Memperhatikannya dengan pandangan heran dan curiga. Bagaimana tidak, seharian ini. Mi Young tersenyum ramah kepada semua orang. Walaupun tidak bisa dibilang senyum lebar. Namun kejadian langka ini tentunya membuat semua orang disekelilingnya menatap heran Mi Young yang terlihat berbeda dari hari sebelumnya.

 

Drrtt. Drrtt.

 

Mi Young merogoh kantung celemeknya yang terpasang pada tubuhnya sejak tadi. Dilihatnya panggilan atas nama orang yang dikenalnya. Senyum manisnya mengembang begitu saja. Ditekannya tombol hijau untuk menerima panggilan telepon tersebut. Terdengar suara laki-laki yang sedang menunggunya didepan toko.

“Aku sudah didepan tokomu.” Kata laki-laki itu yang tak lain adala Choi Siwon.

“Eum.”

“Aku akan menunggumu disini.” Ucap Siwon lagi.

“Eum.”

Mi Young langsung mematikan telponnya saat Siwon mengucapkan ‘annyeong’. Pun bergegas menyelesaikan pekejaannya. Setelah selesai Mi Young langsung melepas celemknya dan mengambil tas yang tersimpan didalam loker karyawan. Tak dihiraukan pandangan penuh tanya dari rekan-rekannya yang sejak tadi memandang heran kearahnya.

Mi Young berpamitan kepada Boss dan teman-temannya. Tanpa mendengar terlebih dahulu pertanyaan yang ingin diajukan teman-temannya.

Siwon tersenyum melihat Mi Young yang baru saja keluar dari toko bubur tempat Mi Young bekerja. Siwon pun melambaikan tangannya, dan melangkah menuju Mi Young yang memandang Siwon dengan kaku.

Kajja.” Ajak Siwon yang dibalas anggukan oleh Mi Young. Mereka berjalan beriringan menuju sebuah halte yang tak jauh dari tempat mereka berada. Keduanya terduduk diam menunggu bus yang akan mereka tumpangi. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Hening.

Sampai akhirnya bus yang mereka maksudpun datang. Siwon mempersilahkan Mi Young untuk naik terlebih dahulu. Bagku-bangku bus tersebut terlihat kosong, hanya diisi oleh beberapa orang. Bus tersebut akan menuju Hongdae. Siwon sendiri yang menentukan tempat tersebut, karena Mi Young hanya terdiam saat ditanya.

Siwon dan Mi Young duduk dibangku yang paling akhir dalam bus tersebut. Mi Young sendiri duduk didekat jendela sedangkan Siwon duduk disampingnya. Siwon menatap Mi Young yang sedari tadi tak melepaskan pandangannya dari jendela memperlihatkan keindahan malam Seoul.

“Mi Young-ssi.” Mi Young menolehkan kepalanya kearah sumber suara. Dilihatnya Siwon yang sibuk merogoh kantung mantelnya mencari sesuatu yang dibelinya sebelum mendatangi toko bubur tempat Mi Young bekerja.

Mi Young tersentak kaget saat tiba-tiba Siwon menarik tangan Mi Young. Siwon memasangkan sarung tangan berwarna pink pada telapak tangan Mi Young yang begitu dingin.

“Udara sangat dingin. Tapi kenapa kamu begitu menyukai tanganmu tak berbalut sarung tangan?” tanya Siwon masih sibuk memasangkan sarung tangan yang sama seperti Siwon pakai. Bedanya Siwon berwarna biru sapphire.

“Selesai.” Kata Siwon lagi, sesaat setelah sarung tangan itu terpasang dengan sempurna dikedua tangan Mi Young.

Siwon menatap Mi Young yang masih lekat menatap Siwon dengan pandangan tanya. Siwon tersenyum manis menampilkan lesung pipi andalannya.

Siwon mengusap puncak kepala Mi Young. “Aku tak ingin kamu kedinginan, makanya aku membelikan sarung tangan itu.” Jelas Siwon sambil menunjukkan sarung tangan yang dipakai Mi Young.

“Hufftt. Dinginnya…!!!” ujar Siwon mengalihkan tatapannya kearah depan pengemudi bus. Menghidari tatapan Mi Young yang membuat Siwon salah tingkah. Menggosokkan kedua telapak tangannya, memperlihatkan sarung tangan dengan motif yang sama dengan milik Mi Young. Mi Young menatap sarung tangan yang melekat ditangannya bergantian dengan menatap sarung tangan milik Siwon.

***

 

Jendral Hwang terduduk diam. Setelah ia baru saja kembali dari pertemuannya dengan para pejabat tinggi dikepolisian Seoul.

Jendral Hwang sedang memikirkan perbincangannya dengan Siwon tadi pagi. Perkataan Choi Siwon terus berputar memenuhi otak Jendral Hwang.

 

FLASHBACK ON

 

“Kamu ingin mendengar ceritanya? Atau… mencari tahunya sendiri?” tanya Jendral Hwang.

Siwon tersenyum setelah memikirkan penawaran Jendral Hwang. Siwon menggeleng.

“Sesungguhnya saya sangat penasaran. Tapi, saya rasa itu bukan wewenang saya untuk mengetahui duduk permasalahan anda dengan Hwang Mi Young.” Jelas Siwon saat melihat tatapan Jendral Hwang yang menuntut penjelasannya.

Jendral Hwang tersenyum mendengar penolakan Siwon.

“Jadi kami tidak ingin tahu?”

“Tidak. Kecuali Mi Young sendiri yang mengatakannya. Aku tidak ingin menyakitinya, dengan ikut campur dalam kehidupannya terlalu jauh.”

Jendral Hwang memicingkan tatapannya. “Kamu menyukainya?”

Siwon menatap takjub Jendral Hwang yang selalu bisa menebak jalan pikirannya. Siwon hanya terdiam tak menjawab.

“Jaga dia.” Perintah Jendral Hwang.

“Jaga dia jika kamu benar-benar menyukainya.” Kata Jendral Hwang lagi.

“Beri dia kasih sayang, yang tak pernah aku berikan kepadanya.” Siwon mengernyitkan keningnya. Dan melihat Jendral Hwang yang terlihat begitu menyedihkan. Terlihat penyesalan yang teramat dari raut mukanya.

“Kamu boleh meninggalkan ruangan ini!” perintah Jendral Hwang kembali.

Siwon mengangguk dan membungkukkan tubuhnya dalam. Melangkahkan kakinya, keluar ruangan Jendral Hwang. Namun saat ia ingin berbalik, ia mengurungkan niatnya dan menghadap Jendral Hwang kembali.

“Aku rasa dia jauh lebih membutuhkan kasih sayang anda dibandingkan saya.” Jendral Hwang menegakkan kepalanya menghadap kearah Siwon.

“Tidak ada yang lebih besar, dibandingkan kasih sayang orang tua. Sebesar apapun cinta saya pada Hwang Mi Young. Dia jauh lebih membutuhkan anda, sosok ayahnya. Saya tidak tau apa yang menjadi permasalahan dalam keluarga anda. Tapi sangat menyakini ini. Hwang Mi Young merindukan anda. Temuilah dia, walau cuma sesaat saya yakin itu sudah membuat dia merasa bahagia.”

“Maaf jika saya berkata lancang. Walua bagaimanapun, dia adalah gadis yang ingin saya lindungi. Dan saya tidak akan membiarkan siapapun untuk menyakitinya. Termaksud anda Jendral Hwang.” Siwon menekan ucapannya dikalimat terakhir.

Jendral Hwang tak menyahutinya. Ia hanya terdiam dengan pandangan kosongnya. “Dan tidak ada tempat yang paling nyaman bagi seorang anak. Kecuali dipelukan orang tuanya sendiri. Jadi walaupun saya menjaganya. Perlindungan anda jauh lebih kuat dibandingkan saya.”

“Saya permisi.” Siwon membungkukkan badannya kembali. Dan benar-benar meninggalkan ruangan Jendral Hwang. Sedangkan Jendral Hwang hanya terdiam mematung dikursinya.

 

FLASHBACK OFF

 

Jendral Hwang menyandarkan kepalanya yang terasa berat. Memejamkan kedua kelopak matanya yang ikut melemah seiring dengan ingatanya akan ucapan Siwon yang terus berputar.

Diambinya ponsel gengam dilaci mejanya. Menekan nomer telepon yang telah diingatnya dengan baik-baik.

“Chae Ri-ya. Ayo kita makan malam diluar. Ada yang ingin ayah bicarakan.”

***

 

Siwon mendorong tubuh Mi Young kedalam toko kosmetik yang menjual berbagai kebutuhan wanita maupun laki-laki untuk perawatan tubuh dan wajah. Mereka baru saja sampai di Hongdae. Namun bukannya membawa Mi Young ketempat makan. Siwon justru membawa Mi Young kedalam toko kosmetik trersebut.

Mi young terlihat enggan saat Siwon menyodorkan berbagi kosmetik ditangannya. Namun Siwon memaksa Mi Young untuk mencobanya. Alasan Siwon bukan karena Mi Young terlihat jelek tanpa make up. Siwon hanya ingin melihat wajah Mi Young terlihat lebih fresh.

Mi Young akhirnya hanya menuruti kemana pun Siwon mengajaknya. Dari satu outlet ke outlet lainnya. Mi Young hanya menatap datar ranjang kecil yang dipegangnya. Memperlihatkan banyak kosemetik yang diperlukan oleh Mi Young. Tentunya semua itu adalah pilihan Siwon.

Siwon menyodorkan Lipstik didepan wajah Mi Young yang terlihat terpaku menatap isi ranjangnya. Mi Young tersentak dan hanya diam saat Siwon memakaikan Lipstik tersebut diatas bibir tipis milik Mi Young.

Siwon sendiri ikut tertegun menyadari aksinya yang terlalu berlebihan. Siwon langsung membuang tatapannya dari bibir Mi Young. Sedangkan Mi Young hanya menatap bingung melihat perubahan Siwon yang tiba-tiba memerah diwajahnya.

“Lipstik ini cocok untukmu. Tidak terlalu mencolok. Kajja.” Siwon menrik tangan Mi Young dan menaruh Lipstik yang digunakannya pada Mi Young tadi kedalam ranjang. Ia berniat untuk membayar semua kosmetik yang ia belikan untuk Mi Young. Namun langkahnya terhenti saat melihat outlet parfume.

Siwon mengambil salah satu parfume yang disukainya. Dan menyemprotkannya pada Mi Young. Sedangkan Mi Young terlihat menghindari semprotan itu.

“Kita ambil ini juga. Ini adalah parfume yang juga digunakan ibu dan adikku. Aku sering membelikannya untuk mereka. Kajja.” Siwon lagi-lagi menarik tangan Mi Young. Tidak memberikan kesempatan pada Mi Young untuk menanyakan sesuatu.

Setelah membayar semua kosmetik itu. Mi Young dan Siwon berjalan beriringan menuju restoran yang akan menjadi tempat mereka makan malam. Saat ini jalan tak terlalu ramai seperti biasanya. Jadi Siwon dan Mi Young bisa leluasa menikmati perjalanan mereka. Tanpa harus berdesak-desakan seperti hari biasanya.

Mi Young tiba-tiba menghentikan langkahnya, membaut Siwon yang sudah dua langkah didepannya pun ikut berhenti. “Ada apa?” tanya Siwon heran.

Mi Young mengulurkan tangan kirinya. Membuat Siwon bingung dengan maksud Mi Young. “Mereka bergandengan kenapa kita tidak?” tanya Mi Young polos dengan menunjuk kearah sepasang kekasih yang saling bergandengan tangan dengan mesra Siwon melihat kearah yang ditunjuk Hwang Mi Young.

Siwon tertegun menatap kepolosan Mi Young. Dan tak tahu harus mengatakan apa. Lidahnya tiba-tiba kelu.

“Tidak mau?” tanya Mi Young lagi sambil menarik kembali uluran tangannya. Namun langsung dicegah oleh Siwon dengan mengamitkan jari-jari tangan mereka. Dan mempererat genggamannya.

Kajja.” Ujar Siwon kaku. Menarik lembut tubuh Mi Young. Mereka kini berjalan beriringan dengan saling menggenggam satu sama lain.

Siwon hanya memandang depan jalannya. Ia merasa takut melihat wajah Mi Young. Ini sangat mendebarkan bagi Siwon. Berkali-kali Siwon menarik napasnya, karena terlalu bahagia. Sampai-sampai ia pun lupa bagaimana cara bernapas dengan baik.

Sedangkan Mi Young kerap kali mencuri pandang kearah Siwon yang terpaku pada jalannya. Mi Young tersenyum samar melihat wajah Siwon yang memerah. Bahkan selama perjalanan mereka menuju rsaturant, keduanya tak henti-hentinya tersenyum dalam diam. Dan semakin mempererat genggaman keduanya.

 

Ω When a Man Falls in Love Ω

 

 

Pandangan Mi Young masih terus tertuju pada Siwon, yang sibuk memakan makanannya. Saat ini keduanya berada dalam restaurant Jepang. Siwon sendiri yang mengusulkannya pada Mi Young. Sedangkan Mi Young yang memang tak mengerti tentang masakann Jepang hanya mengangguk patuh. Siwon yang sadar Mi Young terus menatapnya, membalas tatapan Mi Young tepat pada manik kedua mata mata Mi Young.

Museum iliya? (ada apa?)” tanya Siwon masih sibuk menyantap makanannya.

Mi Young menggeleng. Siwon yang sebenarnya begitu gugup karena terus diperhatikan oleh Mi Young. Menghentikan suapannya. Siwon mengambil seiris daging setengah matang dan memberikannya kepada Mi Young. Ditaruhnya daging tersebut diatas mangkuk nasi yang tersaji didepan Mi Young. Yang sejak awal belum tersentuh sama sekali.

“Kenapa kamu selalu mengikutiku?” gerakan tangan Siwon terhenti seketika karena ucapan Mi Young yang begitu menyudutkan posisi Siwon.

Siwon tersenyum kaku, dan menggeser mangkuk nasi tersebut lebih mendekati Mi Young. Bermaksud menyuruh Mi Young untuk makan. “Meogda! (Makanlah!)”

Dangsini naleul joha?(Kamu menyukaiku?)” tanya Mi Young lagi.

Siwon menghembuskan napasnya. Lalu menatap Mi Young yang masih mengeluarkan ekspresi yang sama sejak 10 menit yang lalu.

“Aku tak suka melihat wajah pucatmu itu. Bisakah kamu mengurus dirimu lebih baik lagi?” tanya Siwon, yang ditanggapi dengan diamnya Mi Young.

Siwon meraih tangan Mi Young yang masih terbalut sarung tangan pemberiannya. Melepasnya dan mengusap-usap tangan Mi Young yang ternyata masih dingin walau sudah terpasang sarung tangan ditelapak tangannya. Udara begitu dingin malam ini. Membuat usaha mereka untuk menghangatkan badan dengan pakaian tebal mereka terlihat sia-sia. Siwon pun menggenggam tangan Mi Young dan kembali menatap Mi Young yang terpaku akan perilaku manis Siwon.

“Berhentilah menatap ku seperti itu!” Mi Young mengalihkan tatapannya saat Siwon tiba-tiba menyerukan ucapannya.

Mi Young mengambil segelas teh hangat diatas meja dengan tangan kanannya, dan meminum teh tersebut. Menghindari Siwon yang justru balik menatapnya.

“Itu membuatku semakin menyukaimu.” Kata Siwon lirih, namun masih dapat terdengar dengan baik oleh Mi Young.

Mi Young menarik tangannya yang semula digenggam oleh Siwon secara perlahan. Keduanya terlihat sama-sama canggung dalam suasana yang tiba-tiba muncul setelah Siwon mengungkapkan perasaannya.

Mi Young mengambil sumpit, dan memakan hidangan didepannya secara perlahan. Siwon terus saja memperhatikan Mi Young yang terlihat begitu dingin sesaat setelah ia mengungkapkan perasaannya.

Baik Siwon maupun Mi Young terdiam dikedinginan malam yang kini membalut keduanya. Siwon menggerutu tak jelas dalam hatinya. Menyesali ucapannya yang membuat suasana aneh tersebut tercipta diantara ia dan Mi Young.

***

 

Chae Ri terdiam mendengar permintaan Jendral Hwang. Setelah Chae Ri terduduk dan melihat kegelisahan diwajah Jendral Hwang. Ia menanyakan hal buruk apa yang tengah menghampiri Jendral Hwang, hingga membuat ayahnya tersebut terlihat ragu menceritakannya pada Chae Ri.

Chae Ri tak menyahuti panggilan Jendral Hwang. Air matanya kini mulai menggenangi kedua bola mata indahnya. Ia sungguh tak menyangka jika ayahnya tersebut akan mengungkit masalah ini lagi.

Chae Ri sungguh tak menyukai jika Jendral Hwang mengungkit nama wanita yang telah menghancurkan keluarganya. Membuatnya harus kehilangan ibunya, karena perceraian kedua orang tuanya. Dan juga karena kecelakaan yang menimpanya 2 tahun silam. Yang telah merenggut semua impian yang dibangunnya sejak kecil.

Hwang Mi Young.

Mendengar namanya saja sudah membuat amarahnya kembali mencuat. Mengingat semua perbuatannya 2 tahun lalu membuat tubuh Chae Ri gemetar teringat akan kehancuran keluarganya dan juga impiannya.

Shireo!” ucapan Chae Ri terdengar bergetar ditelinga Jendral Hwang. Inilah alasan mengapa Jendral Hwang menjauhi pembahasan tentang Hwang Mi Young. Tragedy 2 tahun lalu masih menyisakan luka yang mendalam dibenak Chae Ri.

Dimana saat itu Hwang Mi Young mendatangi Jendral Hwang yang merupakan ayah kandungnya kerumah Jendral Hwang yang saat itu masih ada Yoon Hyo Na­­­­ -ibu kandung Chae Ri. Saat itu, Mi Young mengaku sebagai anak kandung Jendral Hwang dari wanita bernama Seo Yerim. Membuat istrinya marah dan langsung menggugat cerai Jendral Hwang. Dan dihari yang sama Chae Ri mengalami kecelakaan yang membuat kakinya harus diamputasi.

Inilah yang membuat Chae Ri sangat membenci Mi Young. Membuatnya tak ingin melihat wajah Mi Young bahkan walau hanya mendengar namanya saja.

Salahkah Chae Ri membenci Mi Young? Tidak. Itulah yang ada dibenak Chae Ri. Membenci Mi Young bukanlah sebuah kesalahan. Karena Mi Young lah, keluarganya hancur seperti ini. bahkan ia –Chae Ri- sudah tak lagi berhubungan dengan ibunya, yang entah ada dimana saat ini.

“Chae Ri-yah…” panggil Jendral hwang lembut.

Shireo appa.” Sahut Chae Ri tegas.

Jendral Hwang menghela napasnya. Jendral Hwang meminta izin pada Chae Ri untuk membawa Mi Young tinggal bersama mereka. Sungguh Jendral Hwang sudah tak mampu melihat penderitaan Mi Young selama ini. Namun Jendral Hwang pun tak ingin menyakiti Chae Ri yang begitu rapuh.

Chae Ri mengambil tasnya yang semula ia taruh disamping bangkunya. Dan berdiri dengan tubuh gemetar.

“Aku duluan appa.” Chae Ri membungkukkan badannya. Meninggalkan Jendral Hwang yang hanya terdiam membisu. Disaat seperti ini, Chae Ri membutuhkan waktu untuk sendiri. Karena jika Jendral Hwang tetap memaksakan kehendaknya, atau berusaha untuk mengejar Chae Ri. Hal buruk mungkin akan terjadi pada Chae Ri.

Mengingat saat itu. Dimana sebulan kemudian setelah Mi Young datang kerumah mereka. Gadis itu mendatangi Jendral Hwang diam-diam tanpa sepengetahuan Che Ri. Namun ternyata Chae Ri mengetahui itu. Dan berniat untuk bunuh diri jika Jendral Hwang bertemu kembali dengan Mi Young.

Sejak saat itulah Jendral Hwang menyuruh Mi Young untuk tidak menemuinya sebelum situasinya memungkin. Jendral Hwang tak ingin Chae Ri melukai dirinya sendiri. Walau sebenarnya Jendral Hwang pun tak ingin Mi Young terluka.

***

 

Chae Ri berjalan dengan tertatih. Mendengar permintaan ayahnya membuat hatinya begitu sakit. Ia sangat tahu bahwa ayahnya sangat menyayangi Mi Young. Ia pun tahu tak sepantasnya, ia memisahkan Mi Young dengan ayahnya. Namun hatinya masih belum siap untuk menerima kehadiran Mi Young ditengah-tengah keluarga kecilnya.

Chae Ri menyesal karena ia bersikap begitu dingin kepada ayahnya tadi. Tapi lagi-lagi keegoisan Chae Ri menghancurkan rasa empatinya.

Tangannya bergerak menghapus air mata yang terus membasahi pipinya. Namun langkahnya terhenti saat ia melihat seseorang yang begitu dikenalnya. Seseorang yang selalu menghiasi mimpi malamnya selama 1 tahun ini. Seseorang yang mampu menghilangkan semua kesedihannya hanya dengan melihat senyum manis dari wajah pria tersebut.

Niatnya menghapiri sang pujaan terhenti ketika dilihatnya sosok lain yang tepat berada disamping laki-laki tersebut. Sosok yang juga sangat dikenalnya, sosok yang membuatnya menjadi orang yang sangat egois.

Hwang Mi Young. Dan laki-laki itu. Choi Siwon. Mereka berjalan beriringan, walau terlihat biasa saja. Namun kehadiran keduanya dalam waktu dan tempat yang sama membuat wajah Chae Ri memerah menahan amarah yang semakin bergejolak dalam hatinya.

Chae Ri melangkah mundur, tak ingin lagi melihat sosok keduanya yang semakin terlihat berdekatan. Dimana Siwon tiba-tiba meraih tangan Mi Young.

‘Ini sungguh tak adil Tuhan.’

***

 

Siwon meraih tangan Mi Young begitu saja. Saat disadarinya, sarung tangan Mi Young masih dalam genggamannya. Ia berniat memasangkannya kembali.

Shireo!” tolak Mi Young, membuat Siwon menghentikan gerakannya. Dan menatap Mi Young penuh tanya.

Waeyo?” tanya Siwon lembut.

Mi Young tak menjawab pertanyaan Siwon. Ia justru mengambil sarung tangan itu dan memasukkannya kedalam saku mantelnya. Setelah itu tangannya bergerak meraih tangan Siwon.

“Jauh lebih hangat genggamanmu.” Kata Mi Young lirih. Sambil menggenggam tangan Siwon. Sedangkan Siwon hanya terdiam, merasakan desiran yang tiba-tiba mengalir kedalam seluruh ruang hatinya.

Mata Mi Young yang semula melihat genggaman keduanya. Beralih menatap kedua manik Siwon yang masih terdiam melihat wajah Mi Young. Tatapan keduanya bertemu pada satu titik. Menimbulkan guncangan hebat dikedua hati insan yang saling menghangat satu sama lain ini. Tatapan penuh cinta yang Siwon berikan pada Mi Young. Menggetarkan pintu hati Mi Young untuk mengenali perasaan apa yang tengah menggelitiki sebagian isi perutnya.

Tidak mau?” Mi Young hendak melepas genggamannya. Namun Siwon langsung menarik kembali tangan Mi Young. Dan memasukkannya kedalam kantung besar mantelnya. Mi Young tersenyum samar melihat tingkah Siwon yang terlihat canggung. Sedangkan Siwon berusaha menghindari tatapan Mi Young.

Nan jeongmal dangsineul salang haeyo! Chameulo! (Aku benar-benar menyukaimu! Sungguh!).” Ucap Siwon serius. Mi Young kembali terdiam. Keduanya masih berjalan dengan bergandengan tangan menuju halte bus.

“Aku tidak tahu kenapa? Tapi aku benar-benar menyukaimu. Aku tak pantas menyebut ini cinta saat ini. Karena kita baru saling mengenal. Tapi aku tak bisa mengelak jika itu benar cinta. Apa aku salah menyukaimu?” Tanya Siwon menghentikan langkah mereka. Menatap Mi Young yang lagi-lagi hanya terdiam. Menatap depannya lebih antusias dibandingkan membalas tatapan Siwon.

Siwon memengang bahu Mi Young dengan tangan kirinya. Menghadapkan Mi Young kepadanya. “Tak bolehkah… aku- mencintaimu?”

***

 

Kini keduanya berada didalam bus yang akan membawa mereka kekawasan Suwon. Tempat tinggal Mi Young. Tangan mereka masih saling menggenggam satu sama lain. Dalam kebisuan, keduanya memikirkan semua hal yang telah mereka lewati berdua.

Siwon yang terlihat lelah. Menutup matanya secara perlahan, mencoba menghantarkannya kealam mimpinya. Melihat Siwon yang tak nyaman dalam tidurnya. Tangan Mi Young pun bergerak meraih kepala Siwon untuk diletakkan pada bahu kirinya. Siwon yang sebenarnya belum benar-benar terlelap tersenyum dalam diamnya. Memperkecil jarak keduanya. Dan semakin mempererat genggaman keduanya.

Mi Young menghela napasnya berkali-kali. Rasa nyaman yang mengelilinginya, membuatnya tersenyum dengan lebar untuk pertama kalinya. Senyum yang tak pernah lepas sejak Siwon tertidur dipundaknya. Dilihatnya Siwon yang tersenyum pula dalam tidurnya. Dengkuran halus menyakinkan Mi Young. Bahwa Siwon terlelap dalam tidur nyamannya. Mi Young melonggarkan syal yang melilit pada lehernya. Berusaha untuk melepaskannya.

Setelah berhasil melepaskannya, Mi Young meletakkan syal tersebut pada leher Siwon dan juga pada lehernya. Berusaha menutupi hawa dingin yang memasuki tubuh mereka. Dielusnya wajah Siwon yang begitu menenangkan hatinya.

Gomawo.. karena sudah menyukaiku. Siwon-ssi.” Guman Mi Young sebelum ia pun terlelap diatas kepala Siwon.

***

 

“Dari mana saja Chae Ri-yah?”

Chae Ri menatap ayahnya yang tengah terduduk di sofa keluarga milik mereka memandangnya penuh kekhawatiran. “Appa.” Lirih Chae Ri.

Wae?” Jendral Hwang menghampiri putrinya. Dan memeluknya dengan hangat. Membuat tangis Chae Ri mengeras seketika. Jendral Hwang jelas terlihat bingung, melihat Chae Ri yang tiba-tiba menangis kencang seperti itu.

“Ada apa Chae Ri-yah?” tanya Jendral sembari mengelus lembut rambut panjang Chae Ri.

“Jangan tinggalkan aku. Jebal!” ucap Chae Ri bergetar disetiap katanya. Memeluk erat Jendral Hwang, takut jika ia lepaskan. Maka Jendral Hwang akan pergi meninggalkannya.

“Siapa yang akan meninggalkanmu? Tidak ada yang mau meninggalkanmu, Chae Ri-yah.” Kata Jendral Hwang menenangkan Chae Ri yang semakin terisak dipelukannya.

Chae Ri melepaskan pelukan keduanya. Menatap Jendral Hwang dengan mata sembabnya. “Berjanjilah appa.” Ujar Chae Ri sesengukan.

Jendral Hwang tersenyum lembut. Dan mengangguk. “Janji.” Jendral Hwang mencungkan jari kelingkingnya, mengaitkannya dengan kelingking Chae Ri. Membuat Chae Ri tersenyum senang. Membuang napas kelegaan yang sejak tadi tertumpuk dibenaknya.

“Aku tidak ingin kehilangan appa. Seperti- aku kehilangan eomma.” Ungkap Chae Ri dengan nada lirihnya.

Appa, tidak akan meninggalkanmu! Bukankah appa sudah berjanji.” Sahut Jendral Hwang menenangkan Chae Ri.

“Sekalipun.. itu- menyangkut Hwang- Mi Young?”

 

 

 

“Ke-kenapa tiba-tiba kamu menanyakan itu?” tanya Jendral Hwang tergugup.

Chae Ri tersenyum miris. “Karena selalu dia, yang membuat orang-orang yang aku sayangi. Menjauh dariku.” Kata Chae Ri datar.

“Chae Ri-yah.”

“Dia.. karena dia, eomma pergi meninggalkan kita. Dan karena dia juga. Orang yang aku cintai selama ini, berpaling dariku.” Jendral Hwang mengernyitkan keningnya, bingung dengan maksud putrinya tersebut.

“Siwon oppa… bersama wanita itu. Aku- melihatnya tadi.” Chae Ri kembali terisak setelah mengatakannya.

Jendral Hwang memejamkan matanya. ‘Apa ini juga salahku?’

***

 

Siwon dan Mi Young berhenti tepat didepan kediaman Mi Young. Mereka terdiam sejenak, hingga suara Siwon memecahkan keheningan diantara keduanya.

“Mi Young-ssi. Gomawo.” Ucap Siwon tulus.

Mi Young mengangguk.

“Aku… sangat bahagia saat ini. Jeongmal Gomawo.”

Mi Young kembali mengangguk saat Siwon kembali berterima kasih kepadanya.

“Bisakah aku masuk sekarang?” tanya Mi Young.

“Eoh? N-ne.” Kata Siwon terbata-bata.

Mi Young melirik tangan kirinya yang masih ada digenggaman tangan Siwon. Menyadari itu dengan segera Siwon menarik tangannya dari tangan Mi Young.

Mian.” Ucap Siwon.

Gwenchana.” Setelah mengatakan itu Mi Young berjalan menaiki tangga, namun terhenti karena tiba-tiba Siwon menarik tubuh Mi Young dan memeluknya dengan erat.

“Bisakah hari ini tidak berakhir?” Bisik Siwon tepat ditelinga Mi Young.

“Aku- begitu takut,” lanjut Siwon lagi.

Siwon menghembuskan napasnya. Memperdalam pelukan mereka seakan takut jika esok ia tak dapat memeluknya kembali.

“Takut jika aku membuka mataku dipagi hari nanti. Aku tak dapat lagi melihat senyummu. Dan merasakan kehangatanmu… Youngie-yah.”

Siwon melepaskan pelukan mereka dengan ragu. Dan menatap Mi Young begitu dalam. Berupaya menyampaikan kekhawatirannya.

“Bolehkah aku meminta sesuatu?”

Mi Young mengangguk. Menyutujui permintaan Siwon.

“Bisakah…”

Siwon menghentikan ucapannya, mempertimbangkan kelayakan permintaanya pada gadis didepannya. “Bisakah kamu belajar mencintaiku?”

 

 

Mi Young tertegun ditempatnya. Sedangkan Siwon menantinya penuh harap.

 

***

 

Mi Young bersandar pada pintu kamarnya. Memegang dada sebelah kirinya. Merasakan debaran pada bagian itu. Senyumnya terukir seketika saat ia mengingat kembali kejadian 5 menit yang lalu.

 

FLASHBACK ON

 

“Ehem… Mi Young-sii?”

“Y-ye?”

“Tidak perlu dijawab sekarang. A-ku akan menunggumu!” kata Siwon lembut. Setelah dilihatnya Mi Young yang justru terpaku setelah ia meminta Mi Young untuk belajar mencintainya. Siwon sadar bahwa ini kesalahannya. Ini terlalu cepat untuk mereka, namun entah mengapa ia tak bisa mengendalikan perasaan yang tiba-tiba meluap.

Mi Young membalikkan badannya. Dan mulai meninggalkan Siwon. Beranjak menaiki tangga.

“Mi Young-ssi.” Lagi-lagi Siwon menghentikan langkah Mi Young. Gadis itu berhenti walau tak membalikkan tubuhnya.

Siwon beranjak menaiki tangga pula. Mensejajarkan tubuhnya disamping Mi Young. Tersenyum kearah Mi Young yang terkejut melihat aksi Siwon yang selalu mengejutkannya.

“Aku bosan berada dibelakangmu. Saat ini, aku ingin disampingmu! A-ku boleh mengantarmu sampai depan kamarmu?” Ucap Siwon seraya memberikan senyum lebarnya. Menunjukkan lesung pipi indahnya. Membuat Mi Young mengerjapkan matanya berulang kali.

Mi Young mengangguk.

Keduanya menaiki tangga dengan debaran jantung yang semakin mengencang. Berulang kali Siwon menghela napasnya. Mencoba mengontrol semua perasaan dan pikirannya yang ingin selalu memeluk tubuh dingin Mi Young.

Tanpa ada yang bicara satu sama lain. Baik Mi Young maupun Siwon mempertahankan situasi hening diantara keduanya. Tangan kanan Siwon dengan perlahan meraih telapak tangan Mi Young yang sebelah kiri. Dimana tangan itulah Mi Young tidak mengenakan sarung tangannya. Mengaitkan jari-jari mereka dan menggenggamnya lembut. Siwon suka sensasi dingin dalam diri Mi Young. Sensasi yang justru mengalir dengan hangat ditubuh Siwon.

“Ini tempatnya.” Ucap Mi Young lirih, saat mereka berdua sudah berada pada lantai dimana kamar Mi Young berada.

Siwon tersenyum dan mengangguk, melepaskan genggamannya dengan wajah tak rela. “Aku sungguh ingin terus menggenggam tanganmu, Mi Young-ssi.” Siwon tersenyum miris saat mengatakan itu. Dan tertunduk.

“Kamu bisa melakukannya lain kali.” Sahut Mi Young yang membuat kepala Siwon terangkat secara otomatis.

Jengmalyo?” tanya Siwon dengan wajah yang sudah sangat memerah menahan semua gembira dan malunya.

Mi Young mengangguk. “Aku masuk dulu. Annyeong!” ucap Mi Young pelan.

Chakkaman!” Mi Young menatap heran kearah Siwon yang terus-terusan saja menghentikan langkahnya.

 

Cup

 

Mata Mi Young membelalak sempurna saat dirasanya. Bibir Siwon mendarat sempurna dibagian pipi sebelah kirinya.

Jaljayo…” Bisik Siwon dan langsung bergegas meninggalkan Mi Young yang masih terpaku didepan pintu kamarnya.

 

FLASHBACK OFF

 

***

 

Siwon berjalan dengan gairah yang baru. Tersenyum lebar dan menyapa semua orang yang dijumpainya sepanjang koridor kepolisian Seoul. Saat ini suasana hatinya benar-benar bahagia. Kejadian semalam terus berputar dalam otaknya.

Bagaikan sebuah film yang terus berputar dalam layar televisi. Dimana Siwon dapat melihat dan mendengar dengan jelas. Walaupun kejadian itu sudah berlalu. Seperti sebuah mimpi indah yang tak pernah dijumpainya. Walau ia tertidur beribu-ribu kali. Dan keberuntung yang didapatnya semalam seakan sedang berpihak pada pria tampan tersebut.

Nama Hwang Mi Young terus mengalun indah dalam lubuk hatinya. Seakan sekali saja ia tak menyebutkan nama gadis itu, maka semua kebahagiaan yang ia dapatkan saat ini. Akan sirna begitu saja.

Langkah Siwon terhenti saat dilihatnya, seseorang yang baru saja keluar dari ruang rapat yang biasanya digunakan para pejabat tinggi kepolisian untuk membahas masalah penting yang menyangkut pekerjaan mereka.

“Annyeonghasimnikka, Jendral Hwang!” Sapanya sambil membungkukkan badannya hingga 90 derajat. Jendral Hwang yang memang tak menyadari kehadiran Siwon langsung menoleh dan tersenyum melihat Siwon membungkuk didepannya.

“Kalian duluan saja!” perintah Jendral Hwang kepada rekannya yang lain. Dan menoleh kembali kepada Siwon yang sudah menegakkan tubuhnya.

“Inspektur Choi? Kamu baru datang?” tanya Jendral Hwang.

Keduanya kini berjalan beiringan, sebelum Siwon menjawab pertanyaan Jendral Hwang, ia dan Jendral Hwang membalas sapaan orang-orang yang melihat mereka. “Ye! Saya baru saja mengunjungi Lee Corp. untuk menyelesaikan penyelidikan kasus mereka. Tn. Lee meminta untuk segera mempercepat persidangan. Maka dari itu, kami harus segera menyelesaikannya hari ini.”

“Apa ada hambatan dalam kasus ini setelah Pengacara Han tertangkap?” Jendral Hwang menatap Siwon yang terlihat berpikir.

“Sampai saat ini, semua perkara berjalan dengan baik. Tidak ada hambatan yang berarti, kecuali semua bantahan yang diberikan oleh Pengacara Han selama pemeriksaan.” Jendral Hwang mengangguk paham.

“Kerja yang bagus Inspektur Choi.”

Siwon tersenyum malu. “Ini berkat kerja tim Jendral. Dan juga… anda!”

“Hahahaha…. Tidak perlu sesungkan itu! Saya bahkan tidak merasa melakukan hal yang berarti. Ini semua kerja keras kamu sebagai ketua tim dalam penyelidikan kasus ini.” Kata Jendral Hwang, sambil tertawa ringan.

Siwon hanya tersenyum mendengar bantahan Jendral Hwang. Ini lah yang ia sukai dari sosok Jendral Hwang yang begitu rendah hati. Jendral selalu mengatakan hal yang sama jika Siwon memuji sosok pria yang rambutnya sudah mulai memutih tersebut. Bagi Siwon. Jendral Hwang adalah sosok yang ramah namun tegas pada bawahannya. Tidak ada sifat mengusai walaupun jabatannya merupakan salah satu jabatan tertinggi di kepolisian Seoul. Sosoknya pun selalu membimbing anak buahnya, jika anak buahnya dalam kesulitan. Dan satu hal yang membuat Siwon begitu kagum pada sosok yang merupakan ayah dari wanita yang dicintainya. Beliau masih tetap terlihat gagah dan beribawa diusianya yang semakin menua. Sekalipun, Siwon tidak pernah mendengar keluhan yang keluar dari bibir Jendral Hwang. Yang ia lihat hanyalah semangat yang terus ada dalam diri Jendral Hwang. Walaupun terkadang Siwon merasa ada kekosongan dimata beliau.

“Inspektur Choi?”

Y-ye?” sahut Siwon tergagap, saat ternyata disadarinya Jendral Hwang memanggilnya.

Jendral Hwang tertawa geli melihat Siwon yang terlihat tak focus dengan pembicaraan mereka. “Ani!

Siwon mengelus tengkuknya merasa tak enak karena mengacuhkan atasannya tersebut.

“Kamu terlihat berbeda hari ini?” Siwon langsung menoleh kearah Jendral Hwang saat mendengar penuturannya.

“Apa yang membuatmu bahagia, hingga senyummu tak lepas dari wajahmu itu Inspektur Choi?” tanya Jendral Hwang lagi.

 

‘Aish, memalukan!’

 

Jendral Hwang kembali tertawa ringan saat melihat Siwon menunduk malu.

“Gejala ini biasanya terjadi pada seseorang yang sedang jatuh cinta. Bukan begitu Inspektur Choi?” Siwon memandang Jendral Hwang takjub. Bagaimana mungkin Jendral Hwang menebaknya dengan benar?

“Eeemm, itu…”

Arraseo! Tidak perlu menjelaskan! Kamu lupa, saya juga pernah melewati fase saat dimana saya jatuh cinta pada seorang wanita, Inspektur Choi. Jadi jangan malu!” ucap Jendral Hwang.

Siwon mengangguk setuju dengan ucapan Jendral Hwang. “Nugu?” Siwon menoleh saat Jendral Hwang bertanya padanya. Keningnya mengkerut tatkala tak paham atas pertanyaan Jendral Hwang.

“Siapa wanita yang telah membuatmu terus tersenyum akhir-akhir ini?” Siwon tergelak saat menyadari kebodohannya, yang terlihat jelas didepan Jendral Hwang.

“Apa itu terlihat dengan jelas Jendral?”

“Tentu saja! Walaupun kamu termasuk orang yang murah senyum dan ramah. Namun senyummu akhir-akhir ini berbeda Inspektur. Senyum itu pernah saya rasakan juga.” Jendral Hwang memelankan suaranya pada kata terakhir ucapannya. Membuat Siwon berhenti berjalan dan memperhatikan Jendral Hwang.

Jendral Hwang tersenyum kecil melihat Siwon yang menatapnya penasaran.

“Bolehkah aku bertanya?”

“Selama saya bisa menjawabnya. Kamu masih bisa untuk terus bertanya, Inspektur Choi!” Jawab Jendral Hwang.

“Siapa wanita yang membuatmu jatuh cinta untuk pertama kalinya?”

Jendral Hwang terdiam. Tatapannya menerawang kedepan, seperti mengenang sesuatu. Senyumnya pun terlihat miris.

“Jendral?”

Jendral Hwang tersentak saat suara Siwon membangunkannya dalam kenangan yang tiba-tiba muncul dalam pikirannya.

“Maaf atas kelancangan saya. Saya-“

“Seo Yerim!” Siwon menatap Jendral Hwang yang berguman lirih menjawab pertanyaannya semula.

“Seo Yerim. Hwang Mi Young ui eomeoni.” Kata Jendral Hwang mengulang ucapannya. Membuat Siwon tertegun menatap kesedihan dimata Jendral Hwang.

***

 

Oppaaaa…..!!!!

Siwon membalikkan badannya, saat terdengar darinya teriakan kencang berasal dari dalam rumah Jendral Hwang.

“Chae Ri-yah! Annyeong….” Ucap Siwon lembut.

 

 

Siwon tersentak saat Chae Ri tiba-tiba memeluknya. Namun tak lama setelah itu Siwon tersenyum dan mengulurkan tangannya membelai lembut rambut Chae Ri.

Oppa leul jusyeoseo gamsahamnida! (Terima kasih karena mau datang, kak!)” Siwon tertawa ringan mendengar nada manja dari Chae Ri terlebih dengan melihat eye’s smile yang terlihat indah dimata Chae Ri.

‘Hwang Mi Young, pasti lebih cantik jika menunjukkannya juga.’Pikir Siwon. Ia sangat yakin Mi Young juga menuruni gen Jendral Hwang yang memiliki eye’s smile dimatanya. Jika Saja Hang Mi Young mau tersenyum dan tertawa bahagia.

Ui jigeum gaja! (Ayo, kita pergi sekarang!)” Siwon tersentak dalam lamunannya saat Chae Ri tiba-tiba saja menarik tangannya. Dan masuk kedalam mobilnya.

Siwon hanya tersenyum geli. Melihat Chae Ri begitu semangat hari ini. “Uli eodi ganeungeoya? (Kita mau kemana?)”

“Myeong-dong!” Kata Chae Ri sambil tersenyum manis pada Siwon.

“Memangnya kamu mau ngapain kesana?”

“Beli kado.” Siwon mengernyit.

Appa, lusa ulang tahun.” Siwon berdecak. Mengapa ia bisa lupa kalau sebentar lagi ulang tahunnya Jendral Hwang.

Mian, oppa lupa.” Ujar Siwon menyesal.

Gwenchana.

Chae Ri tersenyum menghibur Siwon yang terlihat menyesali kelupaannya akan ulang tahun Jendral Hwang. Chae Ri terlihat senang sekali, karena Siwon menerima ajakannya saat ia meminta Siwon untuk mengantarnya kesuatu tempat.

***

 

Annyeong!” Sapa Siwon saat Mi Young baru saja keluar dari toko bubur tempatnya bekerja. Siwon tersenyum melihat keterkejutan Mi Young.

Mi Young berjalan menghampiri Siwon. “Museun iliya? (Ada apa?)”

Naega dangsineul geuliwo. (Aku merindukanmu).” Mi Young mengangguk dan tersenyum samar, saat Siwon menucapkan kata itu.

“Mau menemaniku?”

Eodiesseo?

“Kamu akan tahu nanti, gaja!” Siwon merangkul tubuh Mi Young untuk ikut bersamanya.

_____

Kini Siwon dan Mi Young berada disebuah toko untuk membeli benda apa yang cocok untuk dijadikan hadiah. Ya! Siwon membawa Mi Young karena ia ingin Mi Young memilihkan kado yang pantas untuk…. Jendral Hwang.

Saat Siwon sedang sibuk melihat-lihat benda-benda yang ada ditoko tersebut. Mi Young justru berada ditempat kartu ucapan. Lusa adalah ulang tahun ayahnya. Tentu saja Mi Young tidak melupakan hal itu. Mi Young teringat hal itu karena ia melintasi rak yang memuat bayak kartu-kartu. Ia tak mungkin bisa memberikan hadiah, sekalipun ia ingin melakukannya. Lagipula, ayahnya mungkin tak mengharapkan kedatangannya. Tak berharap ucapan selamat keluar dari mulutnya

“Mi Young-ssi!” Panggil Siwon. Mendengar panggilan Siwon, Mi Young pun menghampiri Siwon.

“Menurutmu… kado apa yang pantas untuk seorang ayah?”

 

 

Mi Young menatap Siwon dengan tatapan yang sulit diartikan. Namun Siwon tak peduli, ia ingin mendengar jawaban Mi Young. Mata Mi Young menjelajahi seluruh isi toko tersebut. Seperti menemukan sesuatu yang dicarinya. Mi Young berjalan menuju rak yang diatasnya terdapat satu set gelas beserta pocinya. Mi Young mengambilnya dan memberikan itu pada Siwon.

“Ini bagus untuk hadiah.” Mi Young langsung beranjak dari tempat itu ketika ia berhasil menemukan sesuatu yang mungkin baik untuk kado seorang ayah. Entah mengapa Mi Young malah memikirkan ayahnya. Sejujurnya, kado itu itu adalah benda yang ingin ia berikan kepada ayahnya jika saja Mi Young bisa memberikannya. Setahu Mi Young dari ibunya. Jendral Hwang sangat suka sekali menikmati teh. Maka tidak salah bukan? Jika Mi Young berpikir memberikan set gelas beserta pocinya kepada Jendral Hwang.

“Ayo kita keluar!”

“Sudah?” tanya Mi Young. Saat tiba-tiba Siwon menarik pergelangan tangannya. Dan hanya dibalas anggukan Siwon.

“Kenapa kamu membelinya?”

Siwon menoleh pada Mi Young yang tiba-tiba bertanya padanya, memecahkan keheningan mereka sesaat setelah mereka keluar dari toko tersebut.

“Bukankah kamu yang menyuruhnya?”

Mi Young mengernyit. “Aku tidak menyuruhmu!”

“Tapi kamu memberikan ini sebagai kado yang ingin aku berikan keseseorang!” jelas Siwon.

Mi Young hanya terdiam. Lagi-lagi keheningan yang tercipta. Siwon pun tak berniat untuk berbicara hari ini. Siwon memikirkan kembali pembicaraannya dengan Jendral Hwang tadi pagi. Ini pasti sangat sulit bagi Jendral Hwang. Jika ia berada diposisi Jendral Hwang, ia pun tak tahu harus melakukan apa yang terbaik bagi keluarganya. Memilih salah satu, maka yang satunya akan tersakiti. Jika memilih keduanya pun. Tak mungkin. Walau sebenarnya, menurut Siwon jika Jendral Hwang mau membicarakan masalah ini secara baik-baik dengan Chae Ri. Siwon yakin tak akan sesulit ini.

“Mi Young-ssi?”

Ne?” Siwon menahan senyumnya saat tak terduga Mi Young menyahut ketia ia memanggil namanya.

Wae?” tanya Mi Young.

“A-ani!” Mi Young mengernyit bingung.

Siwon langsung tersadar, saat Mi Young membuang wajahnya. Dan melanjutkan perjalanan mereka.

“Youngie-yah!” Mi Young tertegun ditempatnya. Siwon pun langsung menghampiri Mi Young yang terdiam seketika.

Waeyo?” tanya Siwon.

Mi Young menatap Siwon tajam. “W-wae?” Siwon merasa risih melihat tatapan Mi Young yang seperti mengulitinya tersebut.

“Sejak kapan kamu memanggilku itu?”

“Itu apa?” tanya Siwon polos.

“Youngie-yah.” Siwon membulatkan mulutnya mengerti maksud Mi Young.

“Sejak kemarin!” Jawab Siwon enteng, sembari menggenggam pergelangan tangan Mi Young mengajaknya jalan kembali.

“Kenapa aku tidak tahu?”

“Karena kamu terlalu sibuk meratapi nasibmu!” Ucap Siwon tenang.

Mi Young lagi-lagi terdiam. “Seperti ini!” Mi Young menoleh kepada Siwon saat Siwon berkata lagi padanya.

Siwon menghembuskan napasnya, dan menghadapkan dirinya kepada Mi Young. “Banyak-banyaklah bicara. Dan…” Siwon mengulurkan tangannya, menarik sudut-sudut bibir Mi Young. Memperlihatkan bentuk senyum diwajah Mi Young.

“Ini jauh lebih baik, daripada kamu harus terdiam!” ucap Siwon lembut.

“Jangan selalu memikirkan hal-hal yang membuatmu sakit. Itu tidak baik untuk tubuhmu.” Kata Siwon lagi, lalu tangannya menangkup wajah Mi Young yang pucat. “Lihatlah! Wajahmu selalu pucat. Tubuhmu sudah terlalu lelah Youngie-ah!” Guman Siwon didepan wajah Mi Young sembari mengusap lembut kedua pipi Mi Young. Menatap Mi Young penuh sayang, dan dibalas anggukan oleh Mi Young.

“Berjanjilah! Setelah malam ini, kamu harus tersenyum saat bersamaku. Ani! Walau tidak bersama ku. Cobalah untuk tersenyum, tertawa. Percayalah padaku. Semua bebanmu akan hilang. Jika itu akan kembali teringat lagi. Maka tersenyumlah lagi, maka itu akan hilang lagi. Atau kalau perlu… panggil namaku. Dan percayalah, aku selalu berada disini! Disampingmu.” Kata Siwon yang begitu lembut terdengar di telinga Mi Young.

Ne.” Mi Young tersenyum kaku dan melepas tangkupan tangan Siwon di kedua pipinya. Melangkahkan kakinya kembali. Menyembunyikan rona merah diwajahnya karena hembusan napas Siwon yang menerpa wajah Mi Young.

Siwon mendesah lega. Setidaknya, ia sudah berusaha untuk meyakini Mi Young bahwa ia akan selalu berada disisinya. Walau semua orang meninggalkan Mi Young. Namun Siwon tidak akan pernah melakukan itu.

Siwon berlari kecil. Mengejar ketinggalannya karena langkah terburu-buru Mi Young. Dan menggenggam tangan Mi Youn yang ternyata sejak awal mengenakan sarung tangan pemberiannya. Mereka berhenti dihalte untuk menunggu bus yang akan mengantarkan mereka menuju kediaman Mi Young.

Bus datang setelah 5 menit mereka menunggu kedatangan bus tersebut. Mi Young melangkah, namun langsung membalikkan lagi tubuhnya. Tatakala tangannya masih tertahan dibelakang tubuhnya, karena genggaman tangan Siwon yang masih memegang erat tangannya. Siwon tersenyum lembut melihat raut bingung diwajah cantik Mi Young.

“Kamu bisa pulang sendiri kan?”

Waeyo?” tanya Mi Young pelan.

“Aku masih ada pekerjaan setelah ini. Jadi aku harus segera kembali ke kantor. Gwenchana?” Mi Young terdiam terlihat memikirkan pertanyaan Siwon. Lalu menghembuskan napas.

Mi Young mengangguk. “ Gwenchana!” Siwon tersenyum dan mengangguk. Lalu melepaskan genggamannya dengan berat.

“Langsung pulang dan istirahat. Tidak perlu menjaga mini market. Arachi?” Mi Young mengangguk patuh. Lalu melangkah masuk kedalam bus karena sopir bus tersebut terus memanggil, menanyakan apakah mereka akan ikut bus tersebut atau tidak?

Saat Mi Young ingin memasuki Bus, Siwon menghentikan Mi Young dengan menahan pergelangan tangannya. Dan meminta sopir bus tersebut untuk menunggu sebentar lagi. “Mi Young-ssi. Lusa tunggu aku dihalte ini pukul 3 sore. Aku akan mengajakmu kesuatu tempat. Arraseo?

N-ne!” Siwon mengangguk dan mendorong pelan tubuh Mi Young utuk memasuki bus didepan mereka.

Mi Young sudah memasuki bus tersebut. Dan berdiri didepan pintu kaca yang sudah tertutup rapat. Masih memandangi Siwon yang juga masih terdiam ditempatnya melihat kepergian Mi Young. Memastikan Mi Young akan baik-baik saja. Sebenarnya Siwon tak ingin membiarkan Mi Young pulang sendiri. Mengingat kejadian buruk selalu menimpa Mi Young saat ia tak ada. Tapi tuntutan pekerjaannya tak bisa membuat Siwon mengelak untuk hari ini.

***

 

Esok lusanya Mi Young sudah berdiri di dekat halte bus. Tempat dimana Siwon menyuruhnya untuk menunggu pria itu. Sudah hampir 20 menit lamanya Mi Young berdiri ditempatnya sekarang. Memang jarum jam belum menunjukkan pukul 3 sore. Namun Mi Young sudah berada di tempat itu karena tak ingin membuat Siwon menunggunya.

Sesekali Mi Young menggosokkan kedua tangannya, untuk menghangatkan tubuhnya yang mulai menggigil. Mi Young sangat berharap dalam hatinya, Siwon ada dihadapannya. Sejak malam itu Siwon tak lagi menemuinya. Mi Young khawatir hal buruk menimpa Siwon.

Saat Mi Young menghembuskan napasnya. Suara deruan klakson mobil menghentaknya untuk menoleh kearah sumber suara. Jendela mobil tersebut terbuka, membuat sang pemilik mobil tersebut mengeluarkan kepalanya dan tersenyum hangat pada Mi Young.

Annyeong, Mi Young-ah.” Siwon melambaikan tangannya. Tersenyum senang karena wanita yang ingin ditemuinya sudah ada ditempatnya bahkan sebelum Siwon datang.

 

‘Akhirnya dia datang!’

 

Siwon membuka pintu mobilnya dan melangkah menuju tempat Mi Young berdiri. “Ayo!”

Mi Young mengangguk patuh. Sedangkan Siwon menghela napasnya. “Ne… Seharusnya itu yang kamu katakana Mi Young-ah” Siwon menatap Mi Young gemas karena Mi Young masih saja kaku.

“Ne.” Ucap Mi Young lirih.

Siwon tersenyum senang dan menggelengkan kepalanya. “Geure. Ui jigeum gaja! (Baiklah. Ayo kita pergi sekarang!)”

Siwon mendorong bahu Mi Young lembut menuju kursi penumpang mobilnya tepat disamping kanan Siwon. Menyuruh Mi Young masuk kedalamnya. Setelah membukakan pintu mobil tersebut untuk Mi Young.

Siwon langsung beranjak menuju kursi kemudinya setelah yakin Mi Young duduk dengan nyaman didalam mobilnya.

 

 

Siwon menoleh ketika ia sudah duduk dikursinya. Tubuh Siwon bergerak menuju Mi Young, membuaat Mi Young tergugup ditempatnya. Siwon melirik kearah wajah Mi Young yang datar dan tak bisa ditebak tersebut. Memberikan senyuman terbaiknya. Tangan Siwon beralih pada bagian belakang tubuh Mi Young mengambil seat belt pada tubuh mungil Mi Young. Setelah itu kembali ketempatnya dan memasangkan seat belt juga pada tubuhnya.

“Kita berangkat!”

Mi Young mengangguk. “N-ne.” Mi Young langsung berucap saat dilihatnya Siwon mendelik kearahnya.

Good Girl.” Siwon mengusap rambut Mi Young lembut, membuat Mi Young tersentak. Namun masih dengan ekspresi biasanya. Datar dan terkesan dingin.

________________

Tubuh Mi Young membeku seketika saat ia menyadari tempat dimana ia berada sekarang. Bahkan matanya tak mampu berkedip setelah melihat rumah besar yang ada dihadapannya. Tempat yang sangat dikenalnya. Tempat dimana ia selalu melihat seseorang yang ia rindukan pulang dengan membawa senyum gembira dihadapan putri tercintanya. Memeluk putrinya tersebut dengan hangat.

“Siwon-ssi… un-tuk apa kita kemari?” tanya Mi Young terbata-bata. Siwon menoleh kearah M Young yang menatap kosong pada rumah besar yang akan mereka masuki.

“Rumah ini adalah rumah atasanku. Beliau ulang tahun hari ini, Mi Young-ah.” Ucap Siwon hati-hati.

“Ka-mu mau ‘kan menemaniku kedalam?” tanya Siwon pelan.

Mi Young menggeleng. “Aku pulang saja!” tangan Mi Young sudah terulur untuk membuka pintu mobil Siwon. Namun tertahan oleh tangan Siwon yang memintanya untuk tetap berada disisinya.

“Jika memang tidak bisa menghindarinya. Maka hadapilah!”

 

***

 

Appa…. Siwon oppa ya?” teriak Chae Ri bertanya pada Jendral Hwang yang tengah menyiapkan hidangan untuk disantap oleh mereka sore ini.

Molla. Appa lihat dulu ne?” ucap Jendral Hwang sembari melepaskan apron yang dipakainya.

 

 

Anyeonghaseyo, Jendral Hwang.”

“Anyyeonghaseyo, Ins-“ Ucapan Jendral terpotong tatkala kedua manik matanya menangkap siluet tubuh yang dikenalnya ada dihadapannya. Sedekat ini. Setelah 2 tahun lamanya ia hanya melihat gadis itu dalam kejauhan.

Siwon yang menyadari kondisi tersebut. Meraih bahu Mi Young, dan membalikkan tubuh mungilnya menghadap kepada Jendral Hwang yang kini mematung ditempatnya.

Mi Young membungkukkan badannya tanpa berani menatap langsung wajah sang ayah yang begitu dirindukannya.

Appa, kenapa terdiam didepan pintu? Siwon op-“ Chae Ri langsung membelalakan matanya saat dilihatnya seseorang yang selalu dihindarinya ada didepannya. Dirumahnya. Dan dihadapan ayahnya.

“Bolehkah kami masuk?” tanya Siwon memecahkan keheningan yang terlarut dalam dinginnya suasana kota Seoul saat ini.

“Ne, masuklah Siwon!” Kata Jendral Hwang setelah berhasil mengendalikan dirinya. Siwon tersenyum dan menggenggam tangan Mi Young yang terasa kaku. Menariknya masuk kedalam rumah yang tidak pernah ia bayangkan akan bisa masuk kedalamnya. Melihat seperti apa cita rasa sang ayah dalam menghangatkan keluarganya.

Sedangkan Chae Ri masih terdiam didepan pintu rumah tersebut. Mengepalkan kedua tangannya, menahan air mata yang sejak tadi ingin menyeruak keluar dari tempatnya. Jendral Hwang hanya mampu membelai lembut rambut Chae Ri.

“Ayo kita masuk!” ucap Jendral Hwang lembut. Menuntun tubuh Chae Ri yang sudah gemetar masuk kedalam rumahnya. Siwon dan Mi Young terlihat berdiri didalam ruang tamu rumah itu. Menunggu pemilik rumahnya mempersilahkan keduanya untuk duduk.

“Duduklah!”

Siwon tersenyum dan terduduk di sofa besar yang terdapat dalam ruang tamu tersebut. Dan melihat Mi Young yang masih berdiri terdiam memandang keramik rumah tersebut dalam tatapan kosong. Siwon menghela napas, dan menuntun tubuh Mi Young untuk duduk diatas sofa tersebut. Mi Young yang memang melamun sejak tadi tersentak karena ulah Siwon.

Sedangkan Chae Ri menatap tajam tangan Siwon yang merangkul bahu Mi Young. Melihat itu Jendral Hwang pun mendudukan Chae Ri di sofa yang berhadapan langsung dengan Siwon dan Mi Young.

“Terima kasih karena sudah datang Siwon.” Kata Jendral Hwang berusaha menetralisir ketegangan yang terjadi diruangan tersebut.

“Ne! Ahh ya… Ini kado untuk anda Jendral, dari kami.” Kata Siwon sambil menyerahkan sebuah kado yang sudah terbungkus rapih.

“Kami?” Tanya Jendral Hwang.

Siwon tersenyum dan mengangguk. “Ne, kami. Aku dan Mi Young.”

 

 

Mi Young meremas sisi mantelnya mendengar ucapan Siwon. Jantungnya berdegup kencang. Dengan rasa takut yang menyelimutinya. Mi Young melirik kearah Jendral Hwang yang ternyata menatapnya dengan lekat.

Gomawo Siwon-ssi… Mi Young.” Terdengar lirih saat Jendral Hwang menyebutkan nama Mi Young.

Cheonma. Hadiah itu pilihan Mi Young sendiri, sepertinya itu memang cocok untuk anda mengingat anda-“

“Kenapa kau datang?” tiba-tiba Chae Ri bersuara. Memberi pertanyaan kepada Mi Young yang duduk didepannya.

Jendral Hwang dan Siwon terkejut. Jendral Hwang hendak menahan Chae Ri namun putrinya tersebut sudah tak bisa dikendalikan.

“Apa ada yang mengharapkan kau datang kesini, huh?” Nada suara Chae Ri meningkat. Mi Young masih bergeming. Pertanyaan itu berhasil membuat hatinya merasa sakit.

“Chae Ri-yah.” Sahut Jendral Hwang dan Siwon bersamaan.

Senyum sinis ditunjukkan Chae Ri saat didengarnya suara dua pria yang begitu disayanginya. Mencoba menahannya.

“Apa belum puas melihat keluargaku hancur?” ucap Chae Ri semakin sengit.

“Ya, Hwang Chae Ri!” tangkas Siwon tak terima Mi Young disudutkan gadis itu. Sepertinya Siwon lupa siapa yang disebutnya tadi. Gadis itu anak dari atasan yang selama ini dihormatinya. Namun dalam kasus ini Siwon tidak bisa tinggal diam jika bersangkutan dengan gadis yang kini ada digengamannya. Hwang Mi Young.

Siwon bisa merasakan tangan Mi Young yang mulai gemetar. Meski wajah Mi Young terlihat datar dan seperti tak bernyawa. Sesungguhnya Mi Young menahan semua sakit yang ia rasakan selama ini.

Wae? Kau membawa ajudan? Tsk, kau benar-benar licik Mi Young. Kenapa kau berani datang kehadapanku. Setelah apa yang kau lakukan pada keluargaku. Karena kau sampai saat ini, aku tidak tahu dimana keberadaan eomma ku. Dan juga karena kau aku harus menggunakan kaki palsu ini.” teriak Chae Ri histeris sambil melemparkan kaik palsunya kehadapan Mi Young yang ia lepas paksa dari kakinya.

“Chae Ri-yah.” Jendral Hwang menghampiri Chae Ri dan memeluk tubuh putrinya dengan lembut. Namun tangis Chae Ri semakin meledak saat ayahnya memeluknya dengan tubuh yang gemetar. Chae Ri sangat tahu ayahnya tersebut ikut tersakiti melihat Mi Young yang dibentaknya tadi.

“Siwon, bawalah Mi Young pergi dari sini. Terima kasih sudah datang.” Ucap Jendral Hwang masih memeluk Chae Ri yang semakin histeris.

Siwon mengangguk. Dan membantu Mi Young bangkit dari duduknya. Tubuh Mi Young terlihat lemah saat ini.

 

 

Mata Siwon terbelalak saat dirasanya setetes air jatuh diatas lengannya. Saat ia mengangkat wajahnya, dilihatnya air mata Mi Young sudah mengalir dengan sendirinya melalui pipi putih pucatnya itu.

“Mi Young-ah.” Desis Siwon lirih.

A-appa.” Panggil Mi Young terbata. Tubuh Jendral Hwang menegang seketika mendengar panggilan yang begitu dirindukannya. “A-appa.

Chae Ri menatap tajam Mi Young yang memanggil ayahnya dengan sebutan ‘appa’.

“Berhenti memangilnya appa. Dia bukan appa mu.” Bentak Chae Ri.

“Chae Ri-ah. Kajima!” suara Jendral Hwang semakin lirih. Ia tak sanggup menyakiti keduanya lebih jauh lagi.

Siwon berdiri mematung masih dengan tangan yang merangkul tubuh Mi Young. Dilihatnya Mi Young yang masih mengharapkan Jendral Hwang berbalik menatap Mi Young. Siwon memejamkan matanya. Ia tahu situasi rumit ini akan terjadi, saat ia bertekad membawa Mi Young masuk kerumah Jendral Hwang. Salahkan ia yang sedang berusaha menyatukan keluarga kecil ini. Tapi bukan ini tujuannya. Melihat keluarga ini bersatu bahagia, hanya itu tujuannya.

Suara tangis Chae Ri masih terdengar ditelinga Siwon. Dilihatnya Mi Young yang masih menatap adegan didepannya. Dimana Jendral Hwang masih memeluk Chae Ri untuk menenangkan gadis itu.

“Ayo kita pulang!” bisik Siwon tepat ditelinga Mi Young. Tak ada respon namun Siwon tetap memaksa tubuh Mi Young untuk beranjak dari tempat itu.

“Jendral Hwang kami- pulang dulu. Annyeonghaseyo.” Jendral Hwan hanya mengangguk. Walau ia tak melihat Siwon dan Mi Young. Jendral Hwang yakin, saat ini keduanya membungkuk hormat padanya. Chae Ri menenggelamkam kepalanya pada pundak ayahnya. Menangis lagi setelah kepergian Mi Young dan Siwon.

Mianhae… mianhae appa.” Guman Chae Ri lirih dipundak Jendral Hwang.

Uljimayo.. uljima Chae Ri-yah!” ucap Jendral Hwang bergetar.

Jendral Hwang melepas pelukan keduanya. Menghapus air mata yang masih mengalir dari kedua bola mata Chae Ri. Dalam hati Jendral Hwang berharap, ia juga mampu untuk menghampus air mata Mi Young. Ia tahu gadis itu pun menangis dalam diamnya.

Jendral Hwang bangkit dan berjalan menuju tempat dimana Chae Ri melemparkan kaki palsunya. Tepat berada ditempat Mi Young duduk tadi, Jendral Hwang mengambil kaki palsu tersebut. Namun ekor matanya menangkap sesuatu. Sebuah sapu tangan putih yang memiliki rajutan tepat disudut sapu tangan tersebut.

 

HJS

 

DEG~. Jendral Hwang mengambil sapu tangan tersebut. Memperhatikannya dengan seksama. Ia sangat tahu benda itu. Masih sama. Pikirnya.

Appa?

Jendral Hwang menoleh, melihat Chae Ri yang masih sesengukan menatapnya heran. Karena terdiam ditempatnya saat ini.

Ne!” Jendral Hwang memasukkan sapu tangan itu kedalam saku celananya. Laluberjalan menuju Chae Ri, menjongkokkan tubuhnya. Memasang kembali kaki palsu Chae Ri dikakinya yang sebelah kanan.

“Lain kali jangan melepasnya lagi! Arraseo?” ucap Jendral Hwang lembut. Jendral Hwang mengangkat kepalanya, dan tersenyum lirih melihat mata Chae Ri yang sembab.

“Jangan biarkan dirimu sakit Chae Ri-yah! Biarkan appa saja yang sakit.” Kata Jendral Hwang pelan. Membuat air mata Chae Ri mengalir kembali.

Ap-pa…

***

 

Siwon mendesah. Dilihatnya Mi Young yang terdiam sambil menyenderkan kepalanya pada kaca bus yang ditumpanginya. Mi Young menolak untuk diantarkan pulang oleh Siwon menggunakan mobilnya. Mi Young justru ingin pulang sendiri dan menyuruh Siwon untuk tidak mengikutinya.

Disinilah Siwon sekarang. Dimana ia ada didalam mobilnya memperhatikan Mi Young yang menangis dalam diamnya didalam bus. Siwon tidak mengindahkan permintaan Mi Young yang menyuruhnya untuk membiarkan Mi Young sendiri. Siwon bersikeras untuk mengikuti Mi Young.

Uljima…” guman Siwon lirih. Tentu saja itu tak akan terdengar oleh Mi Young. Mengingat jarak keduanya yang terlampau jauh. Siwon mengutuk dirinya karena telah membuat Mi Young menangis. Ini pertama kalinya Mi Young menagis didepannya. Selama mengenal Mi Young hanya ekspresi datarlah yang selalu ditunjukkan Mi Young kepada Siwon.

Mi Young menutup matanya. Meredakan rasa sesak yang menghimpitnya saat ini. Bayangan ayahnya yang memeluk Chae Ri dan tak memandangnya saat ia memanggilnya ‘appa’. Membuat Mi Young merasakan lagi sulitnya untuk bernapas dengan normal.

 

Drrt. Drrt.

 

Mi Young membuka matanya perlahan. Begitu merasakan ponselnya bergetar, diambilnya ponsel tersebut yang diletakkan didalam tasnya. Dilihatnya Calling ID yang tertuliskan ‘Eomma’.

Youngie?

Mi Young terdiam, tak disahutinya panggilan ibunya yang memanggilnya dalam nada khawatir.

“Youngie? Gwenchana?”

“….”

“Young-“

Eomma…

Napas kelegaan terdengar keluar dari ibunya. “Ne, Youngie.”

Eomma boghosippo.” Ucap Mi Young dengan nada bergetar.

“Nado boghosippo.”

Air mata Mi Young kembali mengalir saat mendengar suara lirih dari ibunya. Seperti apa ibunya sekarang? Apa dia baik-baik saja selama ini? Pertanyaan-pertanyaan itu tiba-tiba saja terlintas dalam benak Mi Young. Selama 2 tahun ini, ia tak pernah sekalipun mengunjungi ibunya yang kini tinggal di Busan. Mi Young terlalu sibuk untuk bertemu dengan ayahnya. Tanpa ia sadari, sudah terlalu lama ia menelantarkan ibunya sendiri. Ibu yang selalu ada disisinya, tak peduli seperti apa sikap Mi Young kepada ibunya tersebut.

“Pulanglah! Sudah cukup kamu disana. Appamu sudah punya kehidupan lain. Kita hanyalah masa lalunya. Pulanglah Youngie!”

Suara isakan Mi Young mulai terdengar ditelinga ibunya, membuat sang ibu ikut menangis ditempatnya. Mi Young memang tak pernah menceritakan bagaimana keadaannya disana. Bahagiakah atau sebaliknya. Namun Seo Yerim sangat paham bagaimana anaknya itu. Jika sekalipun Mi Young tidak pernah terdengar bahagia. Maka disana ia tak baik-baik saja.

“Pulanglah! Kamu tak ingin melihat eomma?”

“Ayo kita mulai kehidupan kita juga. Kita berdua bikin kebahagian kita sendiri. Biarkan appa mu bahagia dengan kebahagiaannya saat ini. Ini bukan kesalahan appa mu, Youngie. Ini kesalahan eomma, tidak seharusnya appa mu yang menanggung semua kesalahan eomma. Eomma yang meninggalkannya, sekalipun dia tidak pernah meninggalkan kita. Jadi biarkan eomma yang menebus kesalahan ini. Biar eomma yang membahagiakanmu. Eomma… akan berusaha membahagiakanmu, Youngie.”

Keduanya sama-sama menangis setelah Seo Yerim mengungkapkan semua yang selalu ia pendam karena tak ingin menyakiti hati Mi Young. Yerim sangat tahu anaknya Hwang Mi Young sangat ingin bertemu dengan ayahnya. Maka dari itu Yerim membiarkan Mi Young menemui Hwang Jong Suk.

***

 

Siwon masih setia dengan terus berada dibelakang Mi Young. Tubuh Mi Young bergetar hebat disetiap langkahnya. Siwon merasakan sakit dihatinya, tatkala mendengar isakan lirih yang bersumber dari Mi Young.

Siwon mendesis kesal saat ia merasa seperti pecundang yang hanya mampu memandang Mi Young dari belakang. Mi Young tak memperdulikan umpatan banyak orang yang tak sengaja ditabraknya.

Sampai akhirnya, tubuh lemah Mi Young tumbang terjatuh diatas tanah. Membiarkan pakaiannya kotor terkena tanah yang didudukinya. Menundukkan kepalanya, mencekram erat dada sebelah kirinya. Tangisnya tertahan, ucapan ibunya yang menceritakan semua alasan mengapa kedua orang tuanya tak bersama seperti orang tua lainnya, membuat hati Mi Young semakin teriris.

Rahang Siwon mengeras dengan kedua tangan yang mengepal keras dikedua sisi tubuhnya. Siwon tidak berusaha untuk menghampiri Mi Young dan menenangkan gadis yang dicintainya tersebut. Bukan karena Siwon tak menginginkannya. Siwon sangat paham bahwa gadis itu butuh waktu sendiri untuk mengontrol semua emosi yang membelenggu relung hati Mi Young.

Siwon melepas mantelnya lalu beranjak jalan menuju Mi Young. Memakaikan mantelnya pada tubuh Mi Young bagian belakang. Membuat Mi Young mengangkat kepalanya. Siwon masih berdiri dibelakang tubuh Mi Young. Tak sanggup untuk melihat wajah sembab gadis itu.

“Siwon-ssi!” Siwon tertegun mendengar suara Mi Young yang parau memanggil namanya.

Ne?” sahut Siwon dengan suara tercekat.

“Kamu harus membayar kesalahanmu hari ini!” kata Mi Young membuat Siwon mengernyit. Mi Young menoleh kebelakang, menatap wajah Siwon yang berdiri dibelakangnya. Membuat Mi Young harus menengadahkan kepalanya agar dapat melihat wajah Siwon yang sempurna.

“Ayo kita kencan lagi!” Siwon membelalakan matanya melihat Mi Young yang meminta Siwon untuk kencan dengan mata puppynya.

Y-ye?” Siwon merasakan kepalanya pening saat ini. Setelah melihat Mi Young menangis, seluruh organ tubuh dan pikiran Siwon menjadi tak berfungsi seperti semestinya.

“Bawa aku kesuatu tempat. Tempat bermain!”

Siwon hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Dan menatap lama tangan Mi Young yang terulur padanya.

“Bantu aku bangun!”

Ne!” Siwon langsung mengambil tangan Mi Young dan membantu gadis itu untuk bangun. Dengan susah payah Mi Young beranjak dari duduknya. Dengan sekali sentak Siwon menarik Mi Young, membuat gadis itu masuk kedalam dekapan Siwon.

Siwon mengerjapkan matanya menatap wajah Mi Young yang melihatnya tanpa berkedip. Siwon menghapus sisa air mata Mi Young yang masih membekas dipipi gadis itu. “Neo isang uljimayo! (Jangan menangis lagi!)”

Mi Young mengangguk. “Palli gaja! (Ayo cepetan!)” ucap Mi Young masih dengan suara paraunya.

Siwon mengangguk dan melepaskan pelukannya. Menggenggam tangan Mi Young. “Eodieseo?” tanya Siwon.

“Taman bermain!” Siwon terlihat berpikir, masih dengan menggenggam tangan Mi Young.

“Seoul Land?” tanya Siwon setelah menemukan tempat yang mungkin dimaksudkan oleh Mi Young.

Mi Young mengangguk.

 

***

Jendral Hwang terduduk dikursi yang berada dalam kamar tidurnya            .Memandang nanar sapu tangan yang berada dalam genggamannya. Ia masih mengingatnya dengan jelas. Sapu tangan ini adalah sapu tangan milik ibunya Mi Young. Seo Yerim.

Rajutan kecil yang berada dsudut sapu tangan itu. Merupakan inisial namanya. Hwang Jong Suk –HJS.

 

 

Jendral Hwang tak kuasa menahan air mata yang sejak awal ia tahan selama ini. berusah sekuat tenaga menegarkan hatinya. Aroma sapu tangan yang masih melekat, menyeruak memasuki indera penciumnya. Kerinduannya selama 26 tahun ini ia tutup serapat mungkin, membucahkan hati nuraninya. Benteng pertahanan yang ia bangun sedemikian rupa agar tetap bisa menjalani hidup tanpa gadis yang dicintainya berada disisinya, hancur seketika hanya dengan mencium aroma tubuh Seo Yerim yang melekat di sapu tangan tersebut.

 

Drrt. Drrt. Drrt.

 

“Jong Suk-ah!”

 

***

 

Keduanya –Siwon dan Tiffany- berada di Seoul Land. Taman bermain yang biasanya akan banyak dikunjungi dihari libur. Karena sekarang bukanlah hari libur, tempat ini tak terlihat ramai.

Mi Young menatap takjub tempat itu. Mi Young menatap Siwon yang sejak tadi hanya memandangi Mi Young.

“Ayo, kita naik itu!” tunjuk Mi Young pada salah satu wahana yang ada di Seoul Land.

“I-itu?” tanya Siwon.

Mi Young mengangguk cepat dengan senyum yang mengembang dari bibirnya. Siwon menatap takjub gadis didepannya itu. Belum sempat Siwon mengiyakan, Mi Young menarik cepat lengan Siwon. Membuat Siwon hampir saja terhempas jatuh, karena Mi Young menariknya dengan kuat.

Siwon menelan air liurnya dengan susah payah saat sabuk pengaman sudah terpasang sempurna ditubuhnya. Mi Young tersenyum geli melihat wajah Siwon yang tiba-tiba memucat. Mi Young menggenggam tangan Siwon, dan pria itu menoleh dan tersenyum kaku pada Mi Young.

“Ahhhhh~” Teriak Siwon tiba-tiba saat Roller Coster mulai bergerak maju.

 

______________

 

Mi Young menupuk-nepuk pundak Siwon, memandang pria itu khawatir. Siwon masih memuntahkan isi perutnya yang selalu mendesak keluar dari mulut Siwon.

Gwenchana?

Siwon mengangguk. Mi Young memberikan air mineral kepada Siwon, dan disambut Siwon dengan baik. Siwon meminumnya dengan tergesa-gesa membuat air tersebut keluar dari mulutnya dan membasahi pakaian yang dikenakannya.

“Hahahahaha…” Siwon memandang Mi Young heran saat tiba-tiba gadis itu tertawa dengan senangnya. Siwon tertegun melihat pemandangan didepannya. Mi Young tertawa dengan menutup sebagian mulutnya dengan kedua tangannya. Menampilkan bentuk mata yang berbeda dari biasanya. Kedua matanya melengkung dengan sempurna, meperlihatkan keindahan yang selama ini disembunyikan gadis itu. Siwon merasakan darahnya berdesir cepat, menyaksikan senyum dan tawa Mi Young yang menyejukkan jiwanya. Membuatnya terpaku ditempatnya, dan ikut tersenyum melihat gadis itu tersenyum senang.

Yeppoda..” ucap Siwon lirih.

Mi Young yang ternyata mendengar ucapan Siwon menghentikan tawanya dan menatap Siwon. Mereka berdua saling bertatapan tanpa suara sedikitpun. Merasa bahwa hanya mereka saja yang ada ditempat itu.

Siwon bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Begitu pun dengan Mi Young. Gadis itu terlihat tersenyum lembut pada Siwon.

“Kita mau main apalagi?” tanya Siwon memecahkan keheningan.

Baegopa! (Aku lapar!)”

“Kamu mau makan?”

Mi Young mengangguk. “Samgyetang! Aku mau makan samgyetang!”

Siwon tersenyum lembut dan mengulurkan tangannya. “Ayo kita cari samgyetang!” Mi Young menerima uluran tangan Siwon dan berjalan beriringan mencari kedai makan yang menjual samgyetang.

***

 

Siwon dan Mi Young baru saja keluar dari kedai penjual samgyetang. Sejak mereka memulai makan tadi tidak ada pembicaraan apapun diantara keduanya. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sampai akhirnya Siwon yang baru saja ingin memulai pembicaraan diantara mereka terpotong karena Mi Young mengintrupsinya dengan sebuah pernyataan yang membuat jantug Siwon seakan berhenti berdetak saat itu juga.

“Aku akan kembali ke Busan,”

“Eomma menyuruh ku kembali ke Busan besok.” Lanjut Mi Young semakin membuat Siwon terdiam.

Mi Young menatap Siwon yang memandangnya dengan pandangan kosong. “Gomawo. Hari ini aku bahagia. Jinjja!” Ucap Mi Young dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Jeongmal?” tanya Siwon. Banyak kata yang ingin diucapkan Siwon namun hanya itu yang mampu diucapkannya. Mi Young mengangguk.

Gomawo.” Kata Mi Young lagi.

“Untuk?” tanya Siwon lirih.

“Sudah menjaga ku selama ini.” Siwon tersenyum samar. Siwon menggeleng lemah.

“Itu sudah sepantasnya.” Ucap Siwon lirih.

Mi Young mengernyit bingung. “Aku mencintaimu. Apapun yang ku lakukan sudah sewajarnya ku berikan pada wanita yang kucintai.” Jelas Siwon.

“Kenapa kamu mencintaiku?” tanya Mi Young.

Siwon terdiam sebentar. Lalu mengangkat wajahnya yang sempat tertunduk. “Karena hatiku yang memilihmu. Maka ku putuskan untuk mencintaimu,” Siwon menghentikan ucapannya untuk mengambil napasnya yang sesak bukan karena ia menyesal telah mengatakan ia mencntai Mi Young. Perkataan Mi Young yang mengatakan bahwa besok ia akan pergi, membuat hati Siwon menjadi gelisah.

“Sebelumnya, aku tak pernah merasakan perasaan seperti ini. Perasaan ingin memiliki, ingin menjaga, ingin terus berada disampingmu. Tidak peduli seberapa banyak kamu menolakku, aku akan tetap disini. Disisimu. Aku pernah mengatakan itu bukan? Mi Young-ssi. Ini… pertama kalinya aku mencintai seorang wanita.”

“Aku jatuh cinta padamu. Maka ku pertaruhkan semuanya. Waktuku, tenagaku, hatiku. Hanya untuk berada disisimu. Bahkan jika sampai akhirnya kamu tetap menolakku. Aku mohon, biarkan aku untuk tetap disampingmu. Tetap mencintaimu.”

Mi Young menunduk dalam. Senyum kecil menghiasi wajahnya yang bersemu merah. Namun sayang, saat itu Siwon tak melihat bagaimana Mi Young berusaha menyembunyikan perasaanya yang sedang berbunga-bunga. Siwon terlalu sedih karena terus teringat Mi Young akan pergi besok.

Mi Young kembali jalan, meninggalkan Siwon yang masih terdiam ditempatnya. Siwon ikut beranjak menyusul Mi Young dengan langkah gontai. Setelah menyadari Mi Young sudah jauh didepannya. Bahkan Siwon tak menyadari jika mereka kini sudah sampai didekat mobil Siwon yang terparkir ditempat parkir yang telah disediakan.

Siwon menghela napas. Dan membukakan pintu untuk Mi Young, membiarkan Mi Young untuk memasuki mobilnya. Setelah itu Siwon sendiri memasuki mobilnya. Hening. Siwon belum juga menyalakan mobilnya dan berniat pergi meninggalkan tempat tersebut. Sedangkan Mi Young pun ikut terdiam.

“Siwon-ssi.

“Bolehkah aku mengantarmu?” tanya Siwon dengan wajah yang frustasi menghadap Mi Young.

“Besok- bolehkah aku antar kamu ke Busan?” tanya Siwon lagi. Mi Young masih diam tak menjawab. Ada keraguan dalam diri Mi Young.

Jebal!” mohon Siwon dengan suara yang parau.

Mi Young tersenyum samar. “Ne.” Mi Young sungguh tak tega melihat Siwon yang begitu sedih ketika ia memutuskan untuk kembali ke Busan. Mi Young sadar, tak seharusnya ia terus-terusan ada di sini. Mengingat ibunya seorang diri tinggal di Busan.

Jinjjaro?” tanya Siwon antusias, mengagetkan Mi Young yang sedang memikirkan ibunya.

N-ne!” Siwon tersenyum lebar dan menarik Mi Young kedalam pelukannya.

“Besok aku, akan izin untuk tidak masuk kerja. Aku akan menemanimu seharian.” Ucap Siwon sambil melepaskan pelukannya.

A-aniyo. Jangan melakukan itu! Lagi pula aku berangkat malamnya, aku harus minta izin dulu pada boss tempatku bekerja.” Jelas Mi Young tak enak, karena harus mengganggu pekerjaan Siwon.

“Benarkah?” tanya Siwon kembali dengan wajah muram.

“Ne. Kamu datang malamnya saja, dan langsung mengantarku.”

Siwon menghela napas panjang. “Tadinya aku pikir bisa bermain-main dulu. Sebelum kamu benar-benar pergi ke Busan.” Mi Young hanya menaggapinya dengan senyum kecil. Ia sungguh lelah hari ini. Ingin cepat-cepat pulang ke Busan dan memeluk ibunya.

“Baiklah kalau begitu. Aku akan memahaminya.” Kata Siwon lagi.

Gomawo.” Ucap Mi Young dengan senyum kecil untuk Siwon.

Siwon mengangguk dan menyalakan mobilnya meninggalkan Seoul Land.

***

 

Dentingan suara gesekan sendok dan garpu menghiasi keheningan diruang makan yang hanya terisikan dua orang manusia dengan usia yang jauh berbeda. Jendral Hwang dan Chae Ri. Sejak mereka duduk diruang makan tersebut. Tak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suaranya. Jendral Hwang terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan. Chae Ri pun enggan menanyakan karena takut Jendral Hwang tak ingin diganggu saat ini.

“Chae Ri-yah.”

Ne appa!”

“Bolehkah appa mengatakan sesuatu? Appa janji ini untuk terakhir kalinya.”

Chae Ri mengangguk, Jendral Hwnag masih memakan makanannya tanpa selera. Lalu menghentikannya setelah 5 menit ia rasa cukup untuk menyiapkan hati mengungkap semua yang ia pendam selama ini.

“26 tahun lalu. Ada seorang wanita yang sangat appa cintai. Dia memberikan kasih sayangnya yang begitu besar ke pada appa. Merawat appa dengan baik. Selama kami menjalin kasih, appa selalu berpikir. Begitu banyak cinta yang appa berikan. Sehingga appa selalu merasa, appa berhak menerima imbalan yang sama besarnya dengan apa yang appa berikan. Yaitu dengan memilikinya seutuhnya.” Jendral Hwnag mengela napas sesaat sebelum akhirnya melanjutkan ceritanya lagi.

Appa memintanya untuk menikah dengan appa. Tapi dia selalu menolaknya. Appa pikir saat itu ia belum siap. Hingga pada akhirnya, puncak dari semua kesabaran appa. Appa memintanya kembali menjadi istri appa, karena appa harus meninggalkannya jauh dari tempat yang dia tempati saat itu. Dan appa harap dia kan menerimanya.”

“Namun… tanpa diduga. Lagi-lagi wanita yang mengaku mencintai appa, kembali menolak perminta appa. Dan menyuruh appa untuk pergi saja. Padahal saat itu, dia sedang mengandung anak appa.”

 

 

“Dia mengandung buah cinta kami.” Jendral Hwang melihat Chae Ri yang mulai berkaca-kaca. Jendral Hwang tahu pasti bahwa Chae Ri mengerti siapa yang dimaksud buah cintanya dengan wanita yang dicintainya dulu bahkan sampai saat ini.

“Seo Yerim. Itu namanya. Nama yang cantik untuk wanita secantik dia. Appa sangat mencintainya. Sampai-sampai appa lupa, tak selamanya cinta itu sama. Terkadang walau kita saling mencintaipun, tak selamanya takdir mempersatukan cinta itu. Sama halnya seperti appa dan Yerim. Kami- terpisah karena keegoisan appa. Yang tidak mementingkan perasaanya. Yang hanya ingin mendapatkan apa yang appa inginkan. Yaitu menikahinya. Tanpa berpikir apa dia siap atau tidak. Puncak keegoisan appa, membuat appa menjadi seorang pengecut saat itu. Appa justru meninggalkannya seorang diri disaat ia sedang mengandung anak kami.”

Terdengar isakan yang keluar dari mulut Chae Ri.

Appa kembali ke Seoul. Lalu menerima perjodohan dengan eomma mu. Menjalani pernikahan tanpa cinta selama bertahun-tahun. Appa berusaha untuk mencintai eomma mu, namun saat semua sudah mulai tumbuh. Yoon Hyo Na, eomma mu. Berselingkuh dibelakang appa.”

Chae Ri membelalakan kedua matanya. Napasnya memburu, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya.

Appa biarkan. Bukan karena appa takut pada eomma mu atau laki-laki yang menjadi selingkuhannya. Tapi karena appa sadar, hanya laki-laki itu yang bisa membuat eomma mu bahagia. Hanya laki-laki itu yang bisa memberikan cinta yang tulus pada Hyo Na.”

Appa.” Panggil Chae Ri dengan suara yang tercekat.

Appa tak tersakiti karena eomma mu. Appa justru bahagia karena dia menemukan cintanya. Dan bersyukur karena dia masih bersama kita saat itu. Sampai akhirnya Mi Young, anak kandung appa dan Yerim. Datang menemui kita. Berharap bisa melihat appa, yang bertahun-tahun tak diketahuinya. Berharap appa memeluknya dengan hangat, seperti appa memelukmu.”

“Hwang Mi Young. Hanya ingin appa memanggilnya seorang anak. Hanya ingin appa menatapnya dengan senyum kebahagian. Karena bisa bertemu kembali, setelah bertahun-tahun meninggalkannya.” Suara Jendral Hwang parau. Jendral Hwang berusaha untuk meredakan emosinya yang menekan hatinya. Membuatnya kesulitan untuk bernapas.

“Tapi apa yang appa berikan? Kesakitan yang dia jalani selama dua tahun memantau appa, dibalik pohon depan rumah kita? Apa yang appa lakukan? Hanya terdiam tanpa bisa menyuruh untuk pulang dan beristrihat.”

Appa tak ingin menyakitimu Chae Ri-yah. Appa sangat menyayangimu, karena hanya kamu masih mau berada disamping pria seperti appa.”

Appa.” Isak Chae Ri mendengar penuturan ayahnya.

“Walupun appa harus menyesal untuk kesekian kalinya. Appa akan tetap memilihmu. Karena hanya appa yang kamu miliki. Mengharapkan eomma mu pulang, sama saja mengharapkan sesuatu yang tak mungkin. Appa tidak akan meninggalkan mu walaupun appa ingin bersatu dengan Yerim dan Mi Young. Appa ingin melihatmu tumbuh sampai akhir hayat appa. Hanya itu yang appa inginkan saat ini.”

Air mata Chae Ri semakin mendesak keluar dari kedua bola matanya. Ia tak pernah melihat ayahnya semenyedihkan ini. Ayahnya terlihata kacau, dengan tubuhnya yang semakin tua bergetar hebat. Sorot matanya yang kelam, ada lingkar hitam yang membesar mengelilingi mata teduhnya. Wajahnya pun pucat.

“Jangan khawatir Chae Ri-yah. Demi tuhan, demi janji appa pada Yerim semalam. Appa akan berada disisimu dan melupakan semua masa lalu appa. Mianhae, karena kamu harus memiliki appa seperti appa ini. Mianhae.”

Chae Ri menangis ditempatnya dalam diam. Melihat ayahnya menunduk dalam, terlihat tetesan air mata yang mengaliri wajahnya yang mulai keriput. Chae Ri memejamkan matanya merasakan sakit yang mungkin kini ayahnya rasakan pula.

***

“Chae Ri?”

Chae Ri menengok saat suara yang dikenalnya memanggil namanya. “Siwon oppa!”

Waeyo?” tanya Siwon khawatir karena tiba-tiba Chae Ri menangis melihat kedatangannya. Langsung saja Siwon menghampiri Chae Ri yang terduduk dibangku taman dekat kantor kepolisian Seoul.

Chae Ri memeluk Siwon tiba-tiba. Membuat Siwon hampir terjatuh kebelakang kalau saja ia tak siap siaga menahan tubuhnya dengan tangan sebelah kanan memegang bangku taman tersebut.

“Ada apa Chae Ri?” tanya Siwon lembut.

Oppa. Katakan padaku! Apa aku ini jahat?” Siwon mengernyitkan keningnya. Siwon melepas pelukan Chae Ri dan menatap Chae Ri yang terisak.

“Siapa yang bilang kamu jahat?” tanya Siwon dengan tangan yang menghapus air mata yang mengalir dari mata Chae Ri.

“Katakan saja oppa! Katakan kalau aku ini jahat, katakan kalau aku ini anak durhaka! Jebal oppa?”

“Kamu ini kenapa Chae Ri?” tany Siwon semakin gusar.

“Tidak seharusnya aku memisahkan mereka. Appa sangat mencintaiku, sampai-sampai dia harus menyakiti orang yang dicitainya untuk melindungiku. Appa begitu merindukannya! Jelas-jelas aku tahu itu, tapi keegoisanku mengahncurkan semua rasa empatiku selama ini. Seharusnya appa sudah membuangku. Membuang anak yang eommanya telahnya menyakitinya. Seharusnya appa-“

“Hey! Hentikan jangan bicara lagi, kamu membuat oppa tak mengerti! Jelaskan pada oppa.”

Chae Ri memandang Siwon dalam.

___________

 

Siwon terdiam setelah mendengar semua cerita yang baru saja diceritakan oleh Che Ri. Siwon sungguh tak menyangka akan serumit ini. Berapa banyak sakit yang diterima Mi Young selama ini. Ternyata kejadian Mi Young yang pingsan didepan rumah Jendral Hwang bukanlah pertama kalinya Mi Young berada ditempat itu. Selama 2 tahun ini Mi Young selalu ada disana mengawasi Jendral Hwang.

Siwon mendesah pelan. “Apa yang harus aku lakukan oppa?” tanya Chae Ri pelan.

Siwon menatap Chae Ri tajam. Ingin rasanya memarahi, membentak bahkan membenci Chae Ri. Bagaimanapun Chae Ri juga telah membuat gadis yang dicintainya tersakiti. Tapi sayang semua rasa itu hilang dalam sekejap saat Siwon melihat tatapan penyesalan dalam diri Chae Ri. Apalagi mengingat Chae Ri pun tersakiti dikasus ini.

Sebuah ide tiba-tiba mucul dipikiran Siwon. Membuat Siwon menjentikan jarinya, Chae Ri tersentak saat Siwon menghentakan bahunya. Menatap Siwon dengan tatapan tak mengerti saat Siwon mengeluarkan senyum menyeringainya.

***

Drrt. Drrt.

 

Mi Young tersentak ketika merasakan getaran yang bersumber dari dalam saku mantelnya. Diambilnya ponsel yang terus bergetar sejak tadi itu.

 

Choi Siwon calling…

 

Mi Young mengernyitkan keningnya. ‘Choi Siwon?’ gumannya dalam hati. Mi Young bingung karena seingatnya ia tak pernah menyimpan nomer pria tersebut.

 

Drrt. Drrt.

 

Mi Young mengerjapkan matanya. Saat lagi-lagi Siwon menghubunginya, diangkatnya telpon itu dengan segera.

Yo-yoebseyo?

“Mi Young-sii, eodiega?”

“Euh?”

“Neo eodieseo?”

“A-aku?”

“Ne!”

Mi Young memutarkan kepalanya melihat sekitarnya saat ini. Mi Young sama sekali tak menyadari jika ia sudah berada didepan toko bubur milik bossnya. Ia memang berniat akan meminta izin untuk berhenti dalam pekerjaanya tersebut, karena harus kembali ke Busan.

Mi Young-ssi!

“N-ne?”

“Neo eodiseo?” ulang Siwon ditelpon dengan kesal karena tak mendapat jawaban dari Mi Young.

“Toko bubur.” Ucap Mi Young pelan.

“Kemarilah!”

Eodiseo?

“Rumah Jendral Hwang.”

Mi Young terdiam lama. Mendengar nama ayahnya yang dimaksud Siwon membuatnya tak bisa berpikir lagi.

“Mi Young-ssi kamu masih disana?”

Ye.” Jawab Mi Young lirih.

“Mi Young-ssi cepatlah kesini!”

Wae?

“Jendral Hwang…”

***

 

Teng Tong. Teng Tong.

 

Mi Young memencet bell dengan tak sabar. Peluh menghiasi wajahnya, napasnya memburu. Bahkan detak jantungnya bertak tak karuan. Air matanya sudah mengalir sejak ia berlari dari toko bubur menuju rumah Jendral Hwang.

Ini hari sabtu, apa mungkin ayahnya itu ada dirumah? Mi Young memencet bellnya lagi dengan tergesa. Berharap seseorang akan membukakan pintu rumah besar ini.

 

 

“Maaf me-“

Mi Young langsung menghambur pada tubuh Jendral Hwang saat dilihatnya Jendral Hwang membukakan pintu untuknya. Tangisnya pecah dalam diam saat merasakan kehangatan yang selama ini ia rindukan.

Sedangkan Jendral Hwang hanya mampu berdiri dengan rasa yang tak dapat ditafsirnya. Perasaan yang pernah ia rasakan saat dulu pelukan Yerim menghangatkannya. Tangannya terulur untuk membalas pelukan putri dari wanita yang dicintainya tersebut. Suatu pelukan yang hanya mampu ia mimpikan dalam setiap tidurnya selama ini.

“Mi Young-ah.”

Appa Gwenchana? Dangsini apeun? (Ayah baik-baik saja? Kamu sakit?)” Mi Young melepas pelukannya menatap wajah Jendral Hwang yang pucat pasi.

Tangannya terulur mengelus wajah tampan ayahnya yang telah menua. Berapa lama ia melewati masa-masa tua ayahnya ini?

Gwenchana?” tanya Mi Young dengan suara parau.

“Mi Young-ah!” panggil Jendral Hwang gemetar.

Abeojiui beolgeum. (Ayah baik-baik saja)” Mi Young tersenyum lega dengan air mata yang masih mengalir dikedua pipinya. Ini pertama kalinya Jendral Hwang mengaku dirinya ayah untuk Mi Young.

“Syukurlah kalau begitu!” ucap Mi Young pelan. Lalu ditatapnya lagi wajah ayahnya yang terlihat lelah.

“Ta-pi kenapa wajah appa pucat?” Jendral Hwang tersenyum. Lalu membelai rambut hitam milik Mi Young. Lagi-lagi mengingatkannya pada sosok Ye Rim.

Appa hanya lelah!”

Jeongmalyo?

Jendral Hwang mengangguk. Mi Young membuang napas lega. “Kalau begitu, aku- pulang dulu. Aku pikir sesuatu yang buruk menimpa appa. Makanya aku datang kesini.” Jelas Mi Young.

“Terima kasih karena telah mencemaskan appa!” Mi Young mengangguk. Sadar bahwa ia tak bisa berlama-lama ditempat itu. Mi Young melangkah mundur, dan membungkukkan badanya. Sedangkan Jendral Hwang menunduk tak mampu mengatakan apapun, walau jauh dalam lubuk hatinya yang terdalam. Ia masih menginginkan Mi Young berada disisinya.

Saat Mi Young membalikkan tubuhnya, tanpa ia sadari bahwa ada tubuh kekar yang berdiri tepat dibelakangnya. Menahannya dengan memegang kepala belakangnya. Kini wajahnya berhadapan langsung dengan dada bidangnya. Ia tahu siapa orang tersebut. Hanya pria ini yang memiliki aroma tubuh yang menjadi aroma favoritenya, karena sama dengan aroma tubuh ayahnya yang menyejukkan. Choi Siwon.

Siwon menundukkan kepalanya. Melihat wajah Mi Young yang terangkat melihat wajahnya juga.

“Aku sudah bilang. Jika tidak bisa menghindarinya, maka hadapilah!” bisik Siwon didepan wajah Mi Young. Mi Young menggelengkan kepalanya, tidak ingin lagi kejadian waktu itu terulang lagi. Ia tak ingin menyakiti Chae Ri.

Appa, kenapa membiarkan Mi Young berada diluar?” teriak Chae Ri memecahkan keheningan yang terjadi ditempat tersebut. Membuat Siwon dan Mi Young menolehkan kepalanya kepada Chae Ri. Termasuk Jendral Hwang yang sejak tadi menundukkan kepalanya.

Chae Ri tengah menyender dipagar rumahnya, sambil berkacak pinggang. Menggeleng-gelengkan kepalanya. “Pantas saja Yerim imo menyuruh appa pergi. Appa saja tidak pernah memperdulikan perasaan orang lain.”

Semua orang yang disana terkecuali Siwon memandang heran Chae Ri yang tiba-tiba bicara seperti itu. “Ya! Appa kamu masih terdiam juga? Disini begitu dingin dan kamu tidak menyuruh kami masuk?”

“Chae Ri!”

“Mi Young-ssi. Palli Gaja!” Chae Ri menarik Mi Young dari pelukan Siwon. Membuat Siwon mendengus kesal.

“Ayo appa! Udara diluar sangat dingin.” Ucap Chae Ri yang juga menarik Jendral Hwang masuk kedalam rumah.

“Ya! Chae Ri kamu tidak menyuruhku masuk?” teriak Siwon dari luar rumah.

“Tiddaakkkk!!!” Sahut Chae Ri dari dalam rumah.

***

 

Siwon tersenyum geli melihat kecanggungan ketiga orang yang ada dibelakang mobilnya. Jelas-jelas ketiganya sudah mulai untuk menjalin hubungan baik.

‘Kenapa Chae Ri ikut terdiam?’ tanya Siwon dalam hati. Lalu mengalihkan pandangannya kepada gadis cantik yang berada dekat jendela mobil sebelah kiri. Sejak mobil ini bergerak meninggalkan kediaman Mi Young. Gadis itu hanya terdiam memandangi jalan diluar.

Siwon tidak ingin bicara apapun karena ia rasa sudah cukup ia masuk wilayah privasi dalam keluarga Hwang ini.

“Kita sampai. Disinikan tempatnya, Youngie-yah?”

Ye!” jawab Mi Young cepat saat Siwon mengagetkannya dengan seruannya.

“Ayo kita turun!” kata Chae Ri. Siwon mengangguk.

Saat Chae Ri dan Siwon sudah turun dan membuka bagasi untuk mengambil barang-barang Mi Young yang berada didalamnya. Jendral Hwang dan Mi Young hanya terdiam ditempat duduk mereka.

Appa, tidak ingin turun?” tanya Mi Young hati-hati.

“Kamu dulan saja, Mi Young-ah.” Mi Young mengangguk patuh dan turun keluar mobil Siwon. Mi Young membantu Siwon dan Chae Ri yang membawakan tasnya.

Gwenchana, biar aku saja yang bawa.” Ucap Siwon lembut, membuat Chae Ri mencibir geli melihat Siwon yang begitu manis pada Mi Young. Atau lebih tepatnya. Cemburu.

Yah. Walau Chae Ri sudah merelakan Siwon kepada Mi Young. Saat mendengar dari mulut Siwon sendiri kalau pria itu sangat mencintai Mi Young. Tapi Chae Ri tak bisa memungkiri bahwa ia masih menyimpan hati pada pria tampan itu.

Chae Ri menoleh saat dilihatnya sang ayah yang keluar mobil dengan wajah gugup. Dalam hati Chae Ri tertawa geli. Bagaimana mungkin ayahnya begitu gugup hanya karena akan bertemu dengan mantan kekasihnya. Ibunya Mi Young. Seo Yerim.

Gajja!” Seru Chae Ri berjalan duluan dengan menggandeng tangan ayahnya. Sedangkan Siwon dan Mi Young berjalan dibelakang mereka. Chae Ri selalu menanyakan dimana letak rumah Mi Young. Mi Young menjawabnya dengan pelan dari belakang tubuh Chae Ri. Sedangkan Chae Ri dengan paham mengikuti semua arah petunjuk jalan yang diberi tahu oleh Mi Young.

“Youngie-yah…” panggil Siwon lirih. Mi Young menoleh kearah Mi Young.

Siwon tersenyum dan balik menatap Mi Young. Mengaitkan kedua tangan mereka. “Jika nanti akhir dari kisah Jendral Hwang dan Yerim ajhumman berakhir bahagia. Bagaimana kalau kita juga buat kisah yang sama?”

Mi Young mengernyitkan keningnya bingung. “Kita juga harus bisa seperti mereka, saling mencintai sampai usia mereka menua seperti saat ini. Tapi bedanya… aku tak ingin melihat air mata dikisah kita. Otte?” Mi Young tertegun saat Siwon mengucapkan kalimatnya tepat didepan telinga Mi Young.

 

 

Siwon dan Mi Young tersentak ditempat mereka saat mendengar sebuah benda mengeluarkan bunyi yang cukup keras, karena berbenturan dengan bebatuan yang memang menjadi struktur jalan perumahan yang ditempati Mi Young dan ibunya –Seo Yerim.

Eomma…” ucap Mi Young lirih ketika ia melihat ibunya berada diberanda rumah mereka. Sebuah panci tergeletak tak berdaya dibawahnya.

“Yerim-ah.” Panggil Jeendral Hwang melihat Seo Yerim yang memandangnya penuh keterkejutan.

“Hwang Jong Suk?”

“Yerim imo…” Chae Ri berlari menuju Yerim dan langsung memeluk wanita yang masih terlihat cantik walau usianya tak lagi muda.

Omo, Jinjja! Neomu neomu yeppoda!” kata Chae Ri yang masih berada dipelukan Yerim.

Yerim tersenyum kaku. Ia yakin bahwa saat ini yang memelukanya adalah putri Hwan Jong Suk dari istrinya Yoon Hyo Na.

Chae Ri melepas pelukannya. Dan melambaikan tangannya kepada 3 orang yang masih dibelakangnya berdiri mematung melihat tingkah Chae Ri yang hyperactive.

“Ya! Cepetan kesini!”

Siwon mengangguk dan menuntun Mi Young untuk melanjutkan jalan mereka. Jendral Hwang berjalan dengan canggung menuju Chae Ri dan Yerim yang tengah menatapnya.

Annyeonghaseo ajhumma.” Sapa Siwon dengan hormat sambil membungkukkan badannya. Mi Young pun melakukan hal yang sama. Mereka masih menggenggam tangan satu sama lain.

“Tsk. Lihatlah imo. Siwon oppa tidak melepaskan genggamannya dari tangan Mi Young eonnie.

“Mereka berpacaran!” Bisik Chae Ri melanjutkan perkataanya.

Seo Yerim tersenyum lembut kepada Mi Young yang tertunduk malu. Lalu dialihkan perhatiannya pada seseosok pria yang pernah mengisi hari-harinya dulu.

“A-annyeong, Yerim-ah.” Jendral Hwang membungkuk dan dibalas hal yang sama oleh Yerim.

“Pasti kalian repot sekali. Karena harus mengantarkan Mi Young sampai tujuan.” Ucap Yerim lembut. Membuat Jendral Hwang tersenyum tipis. ‘masih sama’ pikir Jendral Hwang.

Gomawoyo.” Yerim membungkuk mengucapkan terima kasihnya karena mereka telah mengantar Mi Young sampai rumah dengan selamat.

Anniya, ajhumma. Ini sudah kewajiban kami.” Ujar Siwon.

“Ahh, begitu rupanya. Jadi kalian benar berpacaran?” terdengar kikikan yang bersumber dari Chae Ri. Sedangkan Siwon tersenyum kaku mendengarnya. Berbeda dengan Mi Young yang justru membelalakan matanya.

Imo!

Ye?

“Perkenalkan namaku Chaeri! Hwang Chae Ri putri Hwang Jong Suk.” Chae Ri memperkenalkan dirinya dengan manis.

Aigoo, kamu tubuh dengan baik. Kedua orang tuamu merawatmu dengan baik pastinya.” Chae Ri mengangguk setuju.

“Siwon oppa perkenalkan dirimu!” Kata Chae Ri saat tersadar jika Siwon pun belum memperkenalkan dirinya.

“O-oh.. Choi Siwon imnida, bageupsimnida!” ujar Siwon gugup.

Mi Young hanya tersenyum melihat kegugupan Siwon saat ini.

Ne~ ajhumma sudah mengenalmu. Mi Young sudah menceritakanmu!” Siwon terbelalak mendengar penuturan dari ibunya Mi Young dan menatap Mi Young penuh tanya. Sedangkan Mi Young hanya menatap Siwon dengan tatapan polosnya.

“Masuklah! Kalian tidak berencana langsung pulangkan? Udaranya semakin dingin.” Ucap Yerim mempersilahkan mereka masuk kedalam rumahnya yang jauh berbeda dari rumah Jendral Hwang.

Chae Ri bersorak gembira. Karena memang ia sudah tak tahan berada diluar yang sangat dingin malam ini. Ia langsung masuk kerumah Mi Young.

Siwon sendiri mempersilahkan Mi Young masuk terlebih dahulu, dan ia membawa barang Mi Young yang tergeletak begitu saja karena ulah Chae Ri yang terburu-buru masuk kerumah Mi Young. Dan tentunya barang Mi Young yang juga ada ditangannya. Lalu masuk kedalam meninggalkan Yerim dan Jendral Hwang yang tersisa diluar.

“Masuklah!”

“Yerim-ah.” Panggil Jendral Hwang menghentikan langkah Yerim yang akan masuk kedalam rumahnya.

Yerim menoleh kearah Jendral Hwang. “Ne?

“Kamu masih ingat ucapanku kemarin?” tanya Jendral Hwang.

Yerim mangagguk pelan. “Jika kita tidak bisa menghindarinya. Maka yang harus kita lakukan adalah menghadapi takdir yang ada didepan mata kita.”

Jendral Hwang tersenyum lebar. “Jadi… apa keputusanmu?”

Yerim terdiam. Lalu berbalik meninggalkan Jendral Hwang yang menantikan jawabannya. Melihat Yerim yang melangkah masuk meninggalkannya. Jendral Hwang menghempuskan napasnya. Tersenyum kecut.

“Jika mereka mengizinkan. Apa yang bisa ku perbuat, kecuali menurutinya.” Ucap Yerim tiba-tiba membuat desiran yang menyejukkan hadir dalam hati Jendral Hwang.

Gomawo… Yerim-ah!” kata Jendral Hwang pelan. Ia sangat bahagia sampai-sampai tak mampu untuk berteriak senang. Seperti dulu ketika Yerim menerima pernyataan cintanya.

Yerim tersenyum dan mengagukkan kepalanya. Walau Jendral Hwang tidak dapat melihat senyum Yerim itu. Namu ia yakin Yerim merasakan kelegaan yang sama sepertinya.

Cinta mereka yang sempat terputus -walau tak benar-benar hilang dari kedua hati mereka- telah bersatu pada waktu yang lama. Kesabaran dan kesetian mereka terbayar pada malam ini. Mengahpus kesedihan dan rasa sakit yang bertahun-tahun mereka pendam.

Didalam sana. Tepatnya didepan jendela rumah Mi Young. Sesosok gadis cantik tersenyum haru melihat wajah ayahnya yang berseri. Ia tak pernah melihat ayahnya sebahagia ini. Dan Chae Ri bersyukur karena bisa melihat senyum bahagia ayahnya. Walau sampai saat inipun Chae Ri masih belajar untuk mengikhlaskan semuanya.

Menerima Seo Yerim sebagai sosok wanita yang dicintai ayahnya. Dan Hwang Mi Young sebagai kakak tirinya. Begitu pula cintanya kepada Siwon yang sampai detik ini belum terungkapkan, karena Che Ri tahu. Bukan ia yang dicintai pria tampan itu. Tapi kakak titinya. Hwang Mi Young.

 

 

 

 

EPILOG

Mi Young tersentak ketika dirasanya sebuah benda melekat ditubuh bagian balakangnya. “Siwon-ssi?”

Siwon mengangguk. “Apa yang kamu lakukan disini? Udaranya sangat dingin malam ini!” ucap Siwon berdiri disamping Mi Young yang sedang melihat pemandangan indah dibawah mereka.

Rumah Mi Young terletak diatas bukit, sehingga mereka bisa melihat pemandangan lampu-lampu kota yang terlihat seperti titik dari tempat mereka berdiri saat ini.

“Aku memang terbiasa berdiri ditempat ini sebelum tidur!”

Siwon mengangguk paham. “Mi Young-ah!”

“Hmm?” sahut Mi Young tanpa memandang Siwon.

Eomma dan appa mu sudah kembali seperti semula. Tingggal menunggu waktu sebentar lagi untuk meresmikan ikatan mereka. Apa… kamu bahagia?”

Mi Young terdiam. Lalu tersenyum lebar, memandang Siwon yang semula melihat kearah depan mereka berbalik memandang Mi Young.

“Aku bahagia.” Guman Mi Young lirih.

Siwon mengangguk. “Jadi.. tak ada alasan untukmu bersedih lagi bukan?”

Mi Young mengangguk.

Siwon memutar tubuh Mi Young untuk menghadap kepadanya. “Aku.. ingin seperti appa mu.”

Mi Young tetap diam, membiarkan Siwon mengatakan semua yang ingin ia katakan malam ini.

“Hanya memiliki satu cinta, menua dengan cinta yang dia miliki. Tersenyum dan menangis karena satu cinta. Dan tetap berdiri tegap karena cintanya pada eomma mu. A-ku sungguh ingin seperti beliau. Berani menghadapinya, karena beliau tahu kalaupun dia menghindar akan jauh lebih banyak hati yang tersakiti.”

“Seperti kata beliau. Hadapilah jika memang tidak bisa menghindarinya. Dan saat ini aku benar-benar memahami perkataan beliau. Bukan hanya digunakan dalam tugas kepolisan. Tapi.. cinta. A-ku tidak bisa menghindari perasaan ku yang terus ingin mencintaimu. Jadi aku memutuskan untuk mencintaimu semampuku. Dan jika memang kamu belum siap, aku akan membuatmu belajar mencintaiku. Asalkan kamu mengizinkanku untuk belajar mencintaimu lebih baik lagi.” Siwon menatap Mi Young dalam pada kedua mata indah milik gadis itu.

“Aku tak mengenal cinta dan kasih sayang sebelumnya. Kehadiranmu membuatku bingung harus menjawab apa atas semua pertanyaan yang hadir dibenakku.
Aku tak mengenal cinta. Tapi dengan mudahnya kamu bilang, mencintaiku….?”

Siwon ingin menjawab namun terputus karena Mi Young melanjutkan ucapannya. “Aku ingin mencintaimu seperti kamu mencintaiku.” Siwon membelalakan matanya mendengar penuturan Mi Young.

“Jangan terus menerus memberiku cinta. Aku bahkan belum membalasnya satuppun kepadamu. Jangan membuatku memilki hutang cinta padamu.”

Siwon tersenyum menahan tawanya. Mendengar ucapan Mi Young yang begitu polos.

“Lalu apa yang akan kamu lakukan untuk membayar cintaku?” tanya Siwon yang terlihat gemas dengan tingkah polos Mi Young.

“Igo?”

 

 

Kali ini Siwon benar-benar seperti kehilangan persedian oksigen. Ia bahkan seperti ingin mati atas apa yang dilakukan Mi Young.

Mi Young melepas tautan bibir mereka. Hanya sebuah kecupan tapi mampu membuat Siwon terdiam tak bergerak. Mi Young melambaikan tangannya didepan wajah Siwon. Sadar akan apa yang dilakukan Mi Young. Siwon pun menangkap lengan Mi Young dan menarik tubuh mungil itu kedalam pelukannya.

“Kamu hanya perlu mengatakan sa-rang-hae!” ucap Siwon didepan wajah Mi Young terlihat gugup.

Saranghae?

Siwon mengangguk. “Katakanlah!”

Mi Young menatap wajah Siwon. Jantungnya kembali berdetak kencang. Ia bahkan merasa darahnya mengalir dengan cepat. Napasnya tercekat karena merasakan hembusan napas Siwon yang menerpa wajahnya.

Saranghae, Siwon-ssi.” Ucap Mi Youg pelan tanpa bisa ia cegah keluar dari bibir ranumnya.

Siwon tersenyum senang. “Nado saranghaeyo, Mi Young-ah!”

Setelah itu Siwon mendekatkan wajah keduanya. Merasakan hembusan hangat dari Mi Young yang mengenai wajahnya. Memejamkan kedua matanya keteika bibir mereka saling bertemu untuk kedua kalinya. Dengan perlahan Siwon menyesap bibir ranum Mi Young. Melumatnya dengan lembut. Tangannya menuntun kedua lengan Mi Young untuk mengalur dilehernya. Memperkecil jarak keduanya.

Siwon berterima kasih kepada Tuhan karena telah menciptakan gadis manis seperti Hwang Mi Young. Yang membuat jantungnya tak pernah berhenti berdetak dengan kencang. Membuatnya terus hidup ditengah kesepian yang selama ini ia rasakan.

Dan juga. Siwon bersyukur karena ia tahu Mi Young mencintainya. Terbukti. Detak jantung mereka berdetak sama. Siwon berharap ditengah moment mereka saat ini. detak jantung ini akan tetap sama ditahun-tahun kedepannya.

 

***

 

12 Januari 2013…

 

Aku tak tahu apa alasannya mencintaiku. Tak tahu kenapa dia tiba-tiba hadir dihari-hariku. Semenjak melihat wajahnya dikegelapan itu, jantungku tak pernah bisa berdetak dengan normal.

Saat ku tahu, dia selalu berada dibelakangku. Aku bisa berjalan dengan tenang. Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Aroma itu. Aroma yang sama dengan appa. Membuatku merasa hidup kembali.

Choi Siwon. Kamu terlihat seperti appa. Aku memang tak mengenal jauh tenatang appa, kecuali mendengar ceritanya dari eomma.

Eomma bilang. Jika seorang laki-laki mencintai satu wanita. Kemanapun wanita itu pergi maka laki-laki itu akan berada disekitarnya. Entah itu dibelakang untuk menopang wanita itu apabila terjatuh. Atau disamping wanita itu, memberikan genggamannya yang tidak akan pernah dilepas. Atau berada didepan wanita itu, untuk tersenyum menenangkan hati wanitanya. Itulah appa yang selalu mencintai eomma dimanapun ia berada.

Aku… ingin laki-laki seperti appa. Yang mencintaiku, tanpa batas waktu dan ruang. Mencintaiku tanpa sebuah alasan. Karena hatinya sendirilah yang memilihku.

Akankah hatimu memilihku?

 

 

Hwang Mi Young.

 

 

 

[end]

 

85 pemikiran pada “[Re-Post] When a Man Falls in Love

  1. woooaaahhh siwon oppa jadi polisi hmmm ngebayangin siwon oppa pakai seragam kepolisian pasti tampan banget :’) #ingatdramaposeidon
    fany unnie kasian banget, harus kehilangan kasih ayahnya sendiri 😥
    tapi untungnya ada siwon oppa yg selalu ada untuk fany unnie ^^
    sweet banget moment kencan mereka ❤ pengen di dunia nyata mereka juga begitu, ayo dong siwon oppa rebut kembali fany unnie !!
    cerita yg panjang tapi gak membosankan malah ngerasain feel nya yg sweet dan romantis ❤
    gomawo admin udah nulis ff yg sweet dan romantis ini di tunggu karya selanjutnya dan gomawo juga admin yg udah ngepost ff wamfil ini ^^
    SiFany Island DAEBAK !!!

  2. Baca nih ff lagi, feelnya selalu dapat jika bca nih ff 😦 perjuangan tiff unnie bner” kren untuk bersatu kembali dgn appanya :’) wonpa juga daebakk bisa mmbuat tiff unnie bisa tersenyum dan slalu mnjaganya (y) bner” pengorbanan seorang pria sejati 😉 daebakkkkk!! Bikin sequelnya dong unnie, nanggung nih hehe d tnggu ff” lainnya 😉 hwaiting!! ❤ Saranghae :*

  3. sumpah ya…ni ff oneshoot pertama yg gw baca,yg bikin gw mw muntah krn panjangny.
    tp g mw berenti bacanya krn penasaran…
    aarrghh…gw pengen siwon….aaaaaaaa
    btw ya…ni ff kalo difilmkn or dibuatin ftv,oke lo…
    fighting buat authorny y…

  4. aq sblmny da prnh coment di FF ni, n skrng aq mw coment lagi..
    cz, ad 1 hal yg blm aq smpaikan.. yaitu….

    THOR, KAYA’NYA AKU BUTUH SEQUEL UNTUK FF NI… #Huuuaaaaaa :'(:'(:'(

  5. Seru ffnya ^^ .. baru ubek ubek gugel buat cari ff setelah berkutat ama buku2 pelajaran 🙂 .. seneng banget nemuin blog sifanyisland ini ^^ .. semoga blog ini bisa tetep langgeng 😀 .. buat author semangat terus bikin ff nya 🙂 aku bakal berusaha untuk selalu ningglin jejak di ff ff disini ^^ ..

  6. duh,nyesekk bgtt awal.a . .kasian miy0ung yg terus”n trsakiti . . ampe trharu deh bCa.a , 😥
    tp akhr.a happy ending. .
    hm,daebak bgt ff.a chingu ^^

  7. Ini ff yang terpanjang yang pernah aku baca! Dari sore sampe malem gak kelar2sumpah! Dan ini feelnya dapet baget pake z. Saking kerennya jadi pengen koprol sambil bilang wow/? So sweetnya yampunnnn >w< dan nyeseknya itu nyessssss banget. Perfect perfect perfect!!!!! Salut deh buat author, hwaiting ^^)9

  8. wow daebak..!!!! ceritany bner menyayat hati., bkin aku termehek mehek hehehe.. dsni karakter kduanya bner2 kuat n feel nya jg dpet bgt., pkok nya aku suka bgt smua yg ada d ff ini.. thanks buat author yg udh bkin cerita sebagus ini.. dtnggu ff2 lainny.. figthing :*

  9. Wow……siwon jadi polisi,pasti keren apalagi dengan seragamnya tambah ganteng and makin cinta deh ama siwon.kasian ama fannynya harus diam diam memperhatikan appanya.ff ini sangat menyentuh hati saya,dan saya tidak bisa berkata apa2 lagi,is very very great story,and happy ending daebak.
    Thanks buat authornya.

  10. Pertm q g kuat byngin btp tampnny siwon pakai seragamny.
    crt ini awlny penuh misteri krn skp miyoung yg sgt bikin pnsarsn siwon. simpn ksdihn n kerinduan yg tnyta adl ank dr atasanny, Jendral Hwang.
    tp justru krn skp miyoung inilh yg bikin siwon ingin mnjgn n mcintainy. n jg satukn miyoung n ayhny yg sgt ingin miyoung temui.bkn hny ayh miyoung bhkn ibu n adikny. sprti yg diinginkn ayh hwang.
    siwon jg dgn tulus bisa yakinkn miyoung utk trm cintany. mrk ingin sprti ayh hwang yg bersatu slmny dg hny seorg dihati mrk.
    yg bikin menarik karakter miyoung jd bikin pnsaran ingin th crt ini lbh lnjt….daebak👍👍

  11. Biarpun kisah cinta mreka rumit , akhirny bisa kembali bersatu…jendral hwang dg mantan kekasihnya. And hwang miyoung dg swonn…
    Kyaa ingin sekali mendpat suami yg cintnya tak terbatas…
    Daebakkkkk…chuwaa…

Tinggalkan Balasan ke q2_uz Batalkan balasan