(AR) The Rain Part 4

Title: Rain Part 4 [Trap]

Rain poster New

Author:

Youngwonie

Cast:

Choi Siwon | Tiffany Hwang

Additional Cast:

Hwang Chansung | Choi Seunghyun|Cho Kyuhyun | Kim  Yoojin

Genre:

Romance, sad, angst, action

Rating:

PG 15

Length:

Series

Disclaimer:

The cast are belong them self, parents and God. I just borrow their name for my story.

The story is mine, so don’t be a plagiator. Keep comment and like if you enjoy this story.

Warning : Typo

“Something happen when the rain is fall…”

_____ Rain Part 4 [Trap]_____

“Boleh ku lihat yang itu?”

Siwon menunjuk sebuah cincin dengan sebuah batu permata kecil di tengahnya.

“Silahkan.” Pelayan toko perhiasan itu pun memperlihatkan barang yang ditunjuk Siwon tadi. Siwon memperhatikannya dengan seksama.

“Apakah anda membeli cincin untuk melamar?” Tanya sang pelayan.

“Nde. Menurut Anda, apa cincin ini cocok untuk melamar?”

“Saya rasa cincin itu terlalu sederhana. Bagaimana kalau Anda pilih yang ini?”

Pelayan toko itu pun menunjukkan cincin yang lain. Siwon pun melihatnya. Sebuah cincin dengan bagian depan membentuk sebuah lengkungan diagonal yang berisi tiga buah batu saphir. Tidak terlalu mewah, namun  terkesan elegan.

“Aku suka. Kalau begitu aku ambil yang ini saja.”

***

Tiffany sedang mempersiapkan makan malam di rumahnya. Ia dibantu Han ahjumma memasak dan menghidangkannya di meja makan. Chansung yang baru saja pulang dibuat heran dengan keadaan di rumahnya.

“Wah, sepertinya aku melewatkan sesuatu. Kapan kau pulang? Dan, tumben sekali kau memasak sebanyak ini. Sebenarnya ada acara apa?” Ujarnya saat menghampiri Tiffany di ruang makan.

“Tidak usah banyak bicara. Mandilah dulu lalu turun untuk makan malam.” Jawab Tiffany sambil meneruskan kegiatannya bersama Han ahjumma.

Chansung mendesis.

“Apa ini ada hubungannya dengan Siwon?”

“Hmm.”

“Kau mengundangnya kesini untuk makan malam?”

“Eoh.”

“Ya! kau sudah gila. Bagaimana dengan Ab—“

“Abeoji yang menyuruhku.”

“Jinjja?”

Chansung membulatkan matanya. Ia tidak percaya kalau ayahnya sendiri yang menyuruh Tiffany mengundang Siwon ke rumahnya. Bukankah beliau tidak setuju pada hubungan mereka?

“Ehem. Chansung-ah, sebaiknya kau segera bersiap- siap.”

Chansung tersadar dari kebingungannya saat mendengar suara ayahnya.

“Abeoji, apa maksud semua ini?”

“Kau tidak dengar perintahku? Cepatlah bersiap- siap.”

“Nde.” Bukannya mendapat jawaban, Chansung hanya bisa patuh pada perintah ayahnya. Ia pun segera naik ke kamarnya di lantai dua.

‘Pasti Abeoji merencanakan sesuatu’ pikir Chansung.

Ting! Tong! Ting! Tong!

“Biar aku yang buka. Pasti itu Siwon oppa. Ahjumma selesaikan saja semuanya.”

“Baik nona.”

Tiffany melepas celemeknya lalu menghampiri pintu utama rumahnya. Namun, ia mengerutkan kening saat melihat wajah seseorang yang tampak di layar intercom bukanlah Siwon.

“Nuguya?” Tiffany pun bertanya melalui speaker yang terpasang di alat itu.

“Aku Cho Kyuhyun dari kantor kejaksaan Seoul. Apakah Hwang sajang ada?”Jawab orang itu.

“Oh, tunggu sebentar.”

Tiffany pun membuka pintunya. Tampak seorang pria bertubuh tinggi dengan wajah yang tampan dan senyum yang ramah. Tiffany hampir tidak percaya kalau orang itu adalah seorang jaksa. Dia lebih pantas menjadi seorang kpop star.

“Anneyonghashimikha.” Orang itu pun memberi salam.

“Anneyong. Silahkan masuk. Aku akan memanggilkan Abeoji.”

Tiffany mempersilahkan orang yang bernama Cho Kyuhyun itu masuk. Kemudian ia memberitahu kepada ayahnya tentang kedatangan Kyuhyun.

Kyuhyun mengamati rumah keluarga Hwang yang tidak teralu mewah, cenderung minimalis dan sangat artistik. Ia memperhatikan foto keluarga yang terpajang di ruang tamu. Tidak berapa lama Tiffany kembali menghampirinya.

“Anda dipersilahkan masuk ke ruang kerjanya.”

“Nde. Apa kau putri Hwang Sajang yang bernama Tiffany?”

“Ye, Wae geurae?”

“Eobseoyo. Senang bertemu denganmu.”

Tiffany membalas dengan tersenyum lalu mengangguk. Kyuhyun pun segera meninggalkannya menuju ruang kerja Presdir Hwang.

“Anneyonghaseo Sajangnim. Lama tidak bertemu. Bagaimana kabar Anda?”

Kyuhyun berdiri di hadapan Presdir Hwang yang duduk di kursinya. Dengan sikap tenang, Presdir Hwang pun menjawabnya.

“Aku sangat baik belakangan ini. Bagaimana dengan Anda sendiri jaksa Cho? Ku dengar kau masih belum bisa mengungkap kasus yang melibatkan perusahaanku.”

“Benar. Saat ini aku memang belum mempunyai cukup bukti. Apalagi, Anda sudah membuat saksi kunciku hilang entah kemana. Tapi aku tidak akan menyerah begitu saja.”

Kyuhyun memberi tatapan menantang pada presdir Hwang. Namun sekali lagi, presdir Hwang tidak terpengaruh dengan tatapan Kyuhyun. Ia masih bersikap tenang seperti sebelumnya.

“Apa sudah cukup basa basinya? Aku masih punya acara setelah ini. Sebaiknya kau cepat selesaikan urusanmu.”

“Baiklah. Aku datang ke sini hanya ingin mengingatkanmu. Kasusmu belum ditutup. Aku akan terus mengumpulkan bukti- bukti dan mencari keberadaan rekanmu sekaligus saksi utamaku, Jung Il Woo. Jadi, sebaiknya kau bersiap- siap. Mungkin kau tidak akan lama bisa bersantai di kursimu itu pak tua. Geurom.”

Kyuhyun pamit dari ruangan presdir Hwang. Ia berpapasan dengan Chansung yang baru turun dari tangga. Mereka saling melempar death glare. Seperti sepasang musuh yang punya dendam lama. Kyuhyun pun akhirnya melanjutkan langkahnya keluar dari rumah besar pemilik Hwang Corp itu.

Saat keluar dari pintu gerbang, ia melihat Siwon yang baru turun dari taksi. Mereka berhadapan di depan pintu gerbang.

“Nuguya? Apa kau keluarga Hwang sajang?” Tanya Kyuhyun pada Siwon.

“Ani. Aku adalah salah satu karyawannya. Anda sendiri siapa?”

Bukannya menjawab pertanyaan Siwon, Kyuhyun malah balik bertanya,”Sejak kapan kau bekerja di Perusahaan Hwang? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya.”

“Enam bulan. Dan rasanya tidak sopan jika Anda terus bertanya padahal aku tidak mengenal Anda sama sekali.” Tegas Siwon.

“Eoh. Mian. Aku belum memerkenalkan diriku. Namaku Cho Kyuhyun. Aku dari kantor kejaksaan Seoul.”

“Jaksa? Untuk apa kau datang ke rumah Presdir?”

“Sebaiknya kau tanyakan itu pada pemilik rumah ini. Anneyong.”

Kyuhyun menepuk pundak Siwon sambil tersenyum. Lalu ia menuju mobilnya yang terparkir di sisi jalan. Siwon menatap heran pada Kyuhyun yang kini sudah memasuki mobilnya.

“Yeoboseo. Jong In-ah, aku ingin kau menyelidiki salah satu pegawai Hwang Corp. Dia terlihat di rumah keluarga Hwang malam ini.”

Setelah menghubungi salah satu anak buahnya, Kyuhyun mengemudikan mobilnya melesat meninggalkan lingkungan perumahan elit di kawasan Gangnam itu. Sedangkan Siwon meneruskan langkahnya memasuki rumah Tiffany.

***

Mereka makan malam dalam diam dan suasana canggung. Tuan Hwang duduk di kursi utama. Tiffany dan Chansung duduk berhadapan di kursi sebelah ayah mereka. Sedangkan Siwon, duduk di sebelah Tiffany. Chansung menatap ayahnya, Tiffany dan Siwon secara bergantian. Ia masih tidak mengerti maksud ayahnya mengundang Siwon makan malam di rumah mereka. Sedangkan Tiffany, merasa sangat gembira karena ia berhasil membuat ayahnya menerima Siwon.

“Jadi, apa kalian sudah menentukan tanggal pernikahannya?” Tuan Hwang membuka suara yang berhasil membuat orang- orang yang berada di meja makan tertegun dan menghentikan aktifitas makan mereka.

“Jeoseohamidha, Sajangnim. Apa itu tidak terlalu cepat? Kami belum memikirkannya.” Jawab Siwon.

“Semakin cepat semakin baik. Aku tidak mau kalian menikah setelah perut Tiffany membesar.”

Chansung terbatuk saat mendengar pernyataan ayahnya. Siwon pun tak kalah kagetnya.

“Kenapa kau terkejut seperti itu? Apa Tiffany belum memberi tahu kalau dia sedang hamil?” Tuan Hwang malah balik bertanya padanya. Siwon menatap Tiffany yang duduk di sampingnya dengan tatapan meminta penjelasan. Seperti mengerti arti tatapan Siwon, Tiffany buru- buru menjawab.

“Aku belum memberitahu Siwon oppa mengenai kehamilanku. Aku sengaja ingin memberinya kejutan.”bohongnya.

“Oh jadi begitu. Ya sudah. Sebaiknya kalian cepat mencari hari baik di bulan ini.”

Siwon dan Tiffany mengangguk.

“Nde.”

Siwon baru mengerti kenapa Tuan Hwang bisa menerimanya di rumah itu. Rupanya Tiffany berbohong kalau dia sedang mengandung anak Siwon.

Selesai makan malam, Tiffany pamit pulang ke apartemennya bersama Siwon. Setelah mereka pergi, Chansung langsung menanyakan semua keanehan yang terjadi di rumah itu kepada ayahnya.

“Abeoji, sebenarnya apa yang terjadi? Apa benar Tiffany sedang hamil?”

Tuan Hwang duduk di sofa ruang tamu. Ia melihat ke arah Chansung yang kelihatan gelisah.

“Tadi siang, Tiffany datang kepadaku. Dia memohon agar aku merestui hubungannya dengan Siwon. Dia bilang kalau dia sedang mengandung tiga bulan. Kau pikir aku akan percaya padanya begitu saja? Aku tidak sebodoh itu.” Tuan Hwang terkekeh sendiri.

“Lalu kenapa tadi Abeoji menyuruh mereka untuk secepatnya menikah?” Chansung semakin penasaran.

“Bagaimanapun Tiffany adalah putriku. Aku tidak mau membuatnya membenciku. Aku akan memisahkan mereka tapi dia tidak boleh tahu kalau aku yang melakukannya. Kalau dia berpikir aku membenci Siwon, maka saat Siwon kita lenyapkan, kecurigaan Tiffany pasti langsung mengarah padaku.”

“Jadi,,,?”

“Selanjutnya adalah tugasmu untuk melenyapkan Siwon. Sebelum dia benar- benar menghamili Tiffany.”

“Bagaimana dengan perasaan Tiffany? Apa Abeoji tidak memikirkannya?”

Mata Presdir Hwang menerawang. Sepertinya ia pun memikirkan apa yang Chansung pikirkan. Setelah menghela nafas panjang, Presdir Hwang menjawab kekhawatiran Chansung dengan tegas.

“Dia akan patah hati. Tapi itu tidak akan lama. Pelan- pelan pasti dia akan melupakan Siwon dan menemukan penggantinya.”

***

Sementara itu, Siwon dan Tiffany berjalan kaki menuju halte bus. Dengan bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih pada umumnya.

“Oppa, apa kita harus selalu jalan kaki? Tidak bisakah kau menelepon taksi? Kau tidak kasihan pada calon istrimu yang sedang hamil muda ini?” rengek Tiffany.

Siwon terkekeh.

“Kau tahu, wanita yang sedang hamil muda tidak akan memakai high heels. Itu tidak bagus untuk perkembangan janin.” Siwon menunjuk sepatu Tiffany. Ia tahu Tiffany merengek karena kakinya pasti pegal harus berjalan memakai sepatu hak tinggi itu.

“Jinjja?”Tanya Tiffany polos.

“Neh. Seharusnya kau baca buku tentang kehamilan dulu sebelum berpura- pura. Bagaimana jika Abeoji-mu curiga? Dia akan segera membatalkan pernikahan kita kalau tahu kau berbohong.”

“Kalau begitu buat aku hamil sungguhan saja.” Jawab Tiffany asal.

“Mwo?”

“Iya. Oppa buat saja aku hamil agar Abeoji tidak membatalkan pernikahan kita.”

Siwon menatap manik mata Tiffany. Ia tidak habis pikir, kenapa melihat wajah polos Tiffany malah membuatnya ‘bersemangat’.

“Kau lupa, bukankah aku sudah melakukannya seminggu yang lalu? Atau,,,kau mau aku mengingatkanmu?”

Sedangkan Tiffany, ia malah jadi serba salah. Antara malu, senang dan perasaan aneh setiap mengingat peristiwa malam itu.

Mereka berdua sudah berdiri dalam posisi tanpa jarak. Siwon sudah siap melahap bibir Tiffany dan Tiffany pun sudah memjamkan matanya. Sedetik lagi mungkin ciuman itu akan terjadi, kalau saja supir bus tidak membunyikan klaksonnya.

Tin! Tin! Tin!

Siwon dan Tiffany terkesiap.

“Kalian mau naik tidak?” teriak supir bus.

“Nde.” Jawab Siwon. Padahal Tiffany berharap mereka naik bus berikutnya saja.

Dengan wajah ditekuk, Tiffany pun mengikuti Siwon naik ke dalam bus.

“Ini bus terakhir. Aku tidak mau kita jalan kaki hanya karena menuruti hawa nafsu.” Ujar Siwon saat melihat wajah kecewa Tiffany. Mereka sudah menempati kursi penumpang paling belakang. Kebetulan saat itu penumpang bus tidak terlalu banyak.

Tiffany mendesis,”Kita kan bisa naik taksi.”

“Aigoo,,, kau benar- benar ingin aku menciummu, baby?” ledek Siwon.

Tiffany malu sekaligus tidak terima Siwon meledeknya seperti itu. Ia pun mencubit lengan Siwon sebagai pelampiasan kekesalannya.

“Aww! Neomu appo.” Siwon menggosok- gosok lengannya. Tiffany pun tertawa melihat Siwon meringis kesakitan.

“Ha ha ha,,, mianhae Oppa.” Ia tersenyum kemudian menyandarkan kepalanya di pundak Siwon.

Siwon mengusap kepalanya dengan lembut,”Gwaenchana. Asalkan terus bersamamu, aku rela merasakan sakit seperti apapun.”

“Oppa sudah pandai menggombal rupanya.” Tiffany bangkit menegakkan kembali kepalanya.

“Ani. Aku sungguh- sungguh. Berikan tanganmu.”

“Wae?”

“Berikan saja.”

Tiffany mengulurkan tangan kirinya kepada Siwon. Lalu Siwon memakaikan cincin yang dibelinya tadi di jari manis Tiffany.

“Baby, maukah kau menjadi istriku?”

Tiffany melongo dengan aksi tiba- tiba Siwon. Ia memandangi wajah Siwon dan cincin di jarinya secara bergantian. Ia terlihat sangat terkejut. Tapi ekspresinya perlahan berubah menunjukkan kekecewaan. Siwon cemas dengan perubahan mimik Tiffany.

“Wae? Kau tidak mau?” Tanya Siwon.

Tiffany menggeleng,”Aniyo. Aku menerima lamaran oppa. Tapi,,,”

Siwon yang tadinya sudah merasa lega kembali menegang mendengar kata ‘Tapi’ yang keluar dari mulut Tiffany.

“Tapi apa?”

“Kenapa oppa melamarku di sini, di dalam bus. Harusnya kan oppa mengajakku makan malam romantis di restoran seperti di film- film.”

“Ahh, arasseo. Aku terlalu bersemangat hingga lupa kalau kekasihku ini ingin lamaran yang romantis dan tak terlupakan. Iya kan?”

“Nde.”

“Kalau begitu kita akan melakukannya besok malam di Zeus Tower. Di bawah sinar bulan, aku akan berlutut dan memintamu menjadi istriku. Ottokhae?”

“Hmm.” Tiffany tersenyum senang sebelum ia menyandarkan kepalanya lagi ke pundak Siwon.

***

Kyuhyun keluar dari apartemennya dengan mengenakan setelan olahraga. Matahari masih mengintip di balik awan saat ia mulai berlari di tepi jalan raya. Memang waktu yang sangat pas untuk pergi jogging. Karena menurut pekiraan cuaca, hari ini akan cerah tidak seperti hari- hari sebelumnya. Sepasang headset terpasang di telinganya. Orang pasti akan mengira dia berlari sambil mendengarkan musik. Tapi, bukan itu tujuannya memakai benda kecil yang terhubung dengan smartphone di saku celananya.

“Jong In-ah, pastikan aku tidak diikuti.” Kyuhyun memberi instruksi pada anak buahnya.

‘Nde.’ Jawab Kim Jong In yang mengawasinya di dalam sebuah van warna hitam yang terparkir di depan sebuah gang kecil dekat gedung apartemen Kyuhyun.

Kyuhyun pun meneruskan kegiatan larinya. Ia tahu kalau ada dua orang anak buah Presdir Hwang yang mengikutinya sejak ia keluar dari apartemen tadi. Tapi dia percaya Jong In dan temannya, Sehun bisa mengatasi mereka. Saat sampai di tikungan, Kyuhyun pun segera membelok ke gang kecil yang merupakan jalan pintas menuju tempat tujuannya. Kedua anak buah Presdir Hwang pun turun dari mobil mereka untuk terus mengikuti Kyuhyun. Namun, Jong In dan Sehun yang sudah siap di tempat itu pun langsung menghadang mereka. Terjadilah pertarungan satu lawan satu antara mereka berdua dan dua orang penguntit itu. Dengan kemampuan bela diri mereka, Jong In dan Sehun bisa melumpuhkan mereka dengan mudah.

Mission Completed.” Jong In memberi laporan pada Kyuhyun lewat sambungan telepon.

Kyuhyun pun menyeringai puas setelah mendengar laporan itu. Tak ada lagi yang menghalanginya menuju apartemen Siwon.

***

“Anneyong,,,”

“Neo?”

Siwon terpaku melihat sosok namja dengan setelan hoodie warna abu- abu dan celana training warna senada berdiri di depan pintu apartemennya dengan peluh yang mengucur di wajah tampannya. Ia pernah bertemu namja itu sebelumnya di depan rumah Tiffany. Tapi bagaimana orang itu bisa sampai di apartemennya sepagi ini.

“Tidak sopan rasanya membiarkan tamu yang kehausan tetap berdiri di luar. Kau tidak menyuruhku masuk Siwon-sshi?”tutur Kyuhyun yang dibalas seringaian oleh Siwon.

“Bertamu di rumah orang sepagi ini di hari minggu juga tidak sopan. Dan, bagaimana kau bisa tahu namaku dan tempat tinggalku? Kau menguntitku?” Siwon bertanya penuh selidik.

Kyuhyun tersenyum evil.

“Kau akan tahu jawabannya setelah mempersilahkan aku masuk dan memberiku air.”

Siwon mendengus. Namun ia membuka lebar pintu aparetemennya pertanda Kyuhyun boleh masuk ke dalam wilayah pribadinya itu. Dan tanpa sungkan Kyuhyun langsung masuk dan mengikuti Siwon yang menuju dapur untuk mengambilkannya minum.

“Ini.” Siwon menyerahkan sebotol air mineral kepada Kyuhyun.

“Gumawo. Ahh, aku haus sekali setelah berlari dari apartemenku menuju kesini.”

Kyuhyun menguk air mineral itu dalam satu tegukan. Siwon yang berdiri dua meter di depannya menatap Kyuhyun dengan tatapan waspada. Bagaimana pun ia tidak mengenal Kyuhyun walaupun namja itu mengaku sebagai jaksa wilayah Seoul.

“Apa maksud kedatanganmu kemari.” Siwon langsung to the point setelah Kyuhyun menyelesaikan minumnya.

“Aku tahu kau sedang mencari Jung Il Woo.”

Kyuhyun menskakmat Siwon dengan ucapannya. Tapi Siwon tidak mau terpancing begitu saja. Ia berusaha bersikap tenang.

“Lalu?”

“Aku bisa membawamu kepadanya—“  Kyuhyun menatap Siwon sebelum melanjutkan kalimatnya, “asalkan kau mau membantuku mengungkap kasus penggelapan pajak dan pencucian uang yang terjadi di perusahaan Hwang.”

“Mwo?”

Kyuhyun sudah mengira kalau Siwon tidak tahu apa- apa mengenai kejahatan yang dilakukan atasannya. Ia pun menjelaskan tentang kasus yang ditanganinya setahun yang lalu yang melibatkan pemilik dari Hwang Corp itu.

“Saat itu aku hampir berhasil menangkap Presdir Hwang dengan bantuan bawahannya yang bersedia menjadi saksi atas kasus itu. Tapi, kenyataan berkata lain. Orang yang akan menjadi saksi yang merupakan sahabat Presdir Hwang yang bernama Jung Il Woo— menghilang bersama bukti- bukti yang akan dia serahkan padaku malam itu.”

Siwon terperangah. Ia ingin sekali tidak percaya pada omongan namja di depannya itu. Tapi wajah Kyuhyun tak sedikit pun memancarkan kebohongan. Bahkan Siwon merasakan kalau Kyuhyun sedikit bergetar saat mengatakan tentang hilangnya ayah kandungnya.

“Aku sangat menyesal karena tidak sanggup melindungi Direktur Jung.” Lirih Kyuhyun.

“Dan untuk menebus penyesalanku waktu itu, aku berjanji akan menuntaskan kasus ini.” Lanjutnya.

“Kau yakin aku mau membantumu?”

“Sebenarnya tidak. Tapi, kalau kau berubah pikiran,,,hubungi aku.”

Kyuhyun memberikan kartu namanya pada Siwon.

“Aku tidak bisa lama- lama. Sekarang, anak buah Presdir Hwang pasti sedang melacak keberadaanku. Anneyong.”

Siwon masih terdiam di tempatnya memegang kartu nama yang diberikan Kyuhyun dan melihat pria itu menghilang di balik pintu apartemennya.

***

Siwon duduk dengan gelisah di apartemennya. Otaknya terus berputar pada ucapan Kyuhyun tadi pagi. Haruskah dia percaya ucapan pria itu. Benarkah ayah Tiffany yang menyebabkan ayah kandungnya  menghilang. Mengingat Presdir Hwang adalah orang yang keras dan sedikit menakutkan bisa saja yang dikatakan Kyuhyun itu benar. Tapi, apakah ia sekejam itu? Dia tega melenyapkan sahabatnya sendiri demi melindungi kejahatannya?

Tiba– tiba Siwon melebarkan matanya tanda menyadari sesuatu.

“Kalau ayahku adalah sahabat sajangnim, Tiffany pasti mengenalnya kan? Kenapa aku tidak terpikir untuk bertanya pada Tiffany?” Gumam Siwon.

Ia segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Tiffany, namun sebelum ia sempat menekan tombol dial, ponselnya sudah berbunyi duluan.

‘Hyung’

Nama yang tertera diayar ponselnya. Siwon menautkan alisnya. Selama dia pergi dari rumah keluarga Choi, baru kali ini hyung-nya menghubunginya. Apakah terjadi sesuatu di rumah? Pikir Siwon khawatir.

“Yeob—boseo?“ Jawab Siwon ragu.

‘Wonnie-ah, bagaimana kabarmu?’ terdengar suara berat di seberang sana. Suara yang amat Siwon kenal meskipun selama enam bulan ini tak terdengar olehnya. Itu memang suara hyungnya.

“A-ku baik- baik saja hyung.”

‘Syukurlah kalau begitu. Aku berada di Seoul sekarang. Bisakah kita bertemu?’

“Ne. Hyung menginap dimana?”

‘Kebetulan aku belum memesan hotel. Bagaimana kalau kau berikan alamat rumahmu saja. Aku akan menemuimu setelah rapatku selesai.’

“Arasseo. Aku akan meng-sms alamatku.”

‘Ne.’

Siwon menutup teleponnya. Kemudian mengirim alamat apartemennya kepada hyung-nya. Ia mengurungkan niatnya menghubungi Tiffany. Toh, nanti malam mereka akan bertemu saat makan malam. Ia malah bersiap- siap pergi ke kantornya.

Siwon sampai di kantornya. Karena hari minggu, kantor dalam keadaan sepi. Hanya petugas keamanan yang ia jumpai.

“Anneyong manajer Choi. Kenapa hari minggu seperti ini anda datang ke kantor?”

“Ada barangku yang tertinggal. Aku ke sini untuk mengambilnya. Geurom.”

Siwon meneruskan langkahnya masuk ke dalam gedung kantor. Alih- alih menuju ruangannya, ia malah masuk ke ruangan manajer keuangan. Ia ingin membuktikan omongan Kyuhyun. Apakah benar perusahaannya melakukan penggelapan dan penucian uang.

Setelah memastikan security tak mengikutinya sampai ke ruangan itu, Siwon segera masuk dan menutup pintu ruangan dengan hati- hati. Ia mulai mencari berkas- berkas transaksi dan catatan keuangan perusahaan di semua tempat di ruangan itu. Mulai dari meja sang manajer beserta lacinya, sampai lemari tempat menyimpan berkas- berkas transaksi yang terletak di sudut ruangan itu. Namun dari berkas- berkas yang di bacanya tak ada satu pun yang mencurigakan. Semuanya hanya berisi rekaman transaksi perusahaan yang wajar.

“Tidak ada. Apa jaksa itu hanya membual?” gumam Siwon.

Ia membereskan dan mengembalikan semua dokumen yang dibacanya tadi ke dalam lemari dan bermaksud meninggalkan ruangan itu sebelum petugas mencurigainya. Saat Siwon sudah memegang kenop pintu, ia mendengar suara derap langkah seseorang yang semakin mendekat ke arah  ruangan. Ia pun segera berbalik dan bersembunyi di balik lemari berkas tadi. Dan benar saja, sesaat kemudian Chansung yang merupakan pemilik ruangan itu pun masuk sambil membawa sebuah amplop. Dengan hati- hati Siwon mengintip dari balik lemari. Ia melihat Chansung menggeser lukisan yang ada di dinding samping meja kerjanya dan terlihatlah sebuah brankas di balik lukisan itu. Chansung memasukkan kode rahasia brankas, lalu terbukalah brankas itu dan ia pun langsung memasukkan amplop yang ia bawa. Setelah menutup brankas dan mengembalikan posisi lukisan, Chansung bersiap meninggalkan ruangannya. Ia memperhatikan setiap sudut ruangnnya untuk kewaspadaan. Siwon yang menyadari hal itu langsung menghimpitkan badannya agar tak terkihat oleh Chansung. Setelah merasa tak ada yang mencurigakan, Chansung pun meninggalkan ruangannya.

Siwon keluar dari persembunyiannya setelah langkah kaki Chansung sudah tak terdengar lagi dari ruangan itu. Ia menatap lukisan yang di dalamnya terdapat brankas yang di buka oleh Chansung tadi.

“Apakah disembunyikan di sini?” Tanya Siwon dalam hati. Ia menggeser perlahan lukisan itu. Brankas itu terkunci dan Siwon tidak tahu sama sekali kode rahasianya. Ia mencoba memasukkan tanggal lahir Chansung yang sangat dihafalnya karena sama dengan tanggal lahir Tiffany. Warna merah pada lampu brankas menyala. Pertanda kode yang dimasukkan Siwon salah. Siwon berpikir ulang. Apa yang disukai seorang Hwang Chansung. Tentu saja ia tidak tahu. Ia tidak pernah dekat dengan pria itu. Chansung sangat acuh padanya. Apalagi setelah hubungannya dengan Tiffany ketahuan.

Bagimana kalau ulang tahun Presdir Hwang, pikir Siwon. Ia menekan angka tanggal dan bulan kelahiran ayah Tiffany. Ia ingat karena saat itu Tiffany memintanya menemani membeli kado untuk ulang tahun ayahnya. Warna merah kembali menyala. Siwon mulai putus asa. Ia mengedarkan pandang ke seluruh ruangan. Saat matanya menangkap sebuah bingkai foto Chansung dan Tiffany kecil bersama ibu mereka, Siwon teringat kata- kata Tiffany kalau Chansung sangat menyayangi ibunya.

Dengan sedikit keyakinan dan harapan, Siwon memasukkan angka kelahiran ibu Tiffany. Dan,

Pip!

Brankas terbuka. Siwon menatap tidak percaya pada berkas- berkas yang tertumuk rapi di dalam brankas itu. Ia mengambil salah satunya dan membukanya. Ia tercengang setelah membaca isi berkas itu. Ia pun tidak puas hanya dengan membaca satu. Diambilnya berkas yang lain. Isinya sama. Catatan keuangan dan deposit yang tersimpan di bank Swiss. Yang nilainya teralu besar untuk perusahaan konstruksi sperti Hwang Corp yang masih mengandalkan kucuran dana dari investor.

Siwon mengambil berkas- berkas itu dari dalam brankas dan menyembunyikannya di balik jaket yang dia kenakan. Setelah merapikan kembali brankas dan lukisannya, Siwon segera keluar dari ruangan Chansung.

Setelah berada dalam taksi, Siwon menghubungi nomor Kyuhyun. Namun setelah beberapa kali menghubunginya, Kyuhyun tak juga mengangkat teleponnya. Siwon memutuskan untuk mengirim sms.

Aku sudah menemukan bukti- buktinya. Datanglah ke apartemenku sekarang.

Siwon berharap Kyuhyun segera menerima pesannya. Entah kenapa perasaannya saat ini sangat tidak enak.

Drrt…drrrt…

Siwon menerima pesan masuk di ponselnya. Ia berharap itu adalah Kyuhyun.

Oppa, aku sedang menemani Abeoji ke panti sosial.

Setelah ini aku langsung ke restoran. Oppa tidak usah menjemputku.

Kita bertemu di sana saja.

 Saranghae.

Ternyata Tiffany yang meng-smsnya. Ia sampai lupa kalau ada janji makan malam dengan Tiffany jam 8 nanti. Siwon melirik arlojinya. Sekarang sudah jam 5 sore. Siwon menatap ponselnya cukup lama.

Ia tidak tahu harus berkata apa pada kekasihnya. Sekarang dia memegang bukti kejahatan ayah Tiffany. Kalau bukti itu ia serahkan pada Kyuhyun, Presdir Hwang dan Chansung pasti akan ditangkap. Tiffany akan membencinya kalau tahu ia yang melaporkan ayah dan saudaranya. Tapi itu adalah satu- satunya cara untuk menemukan ayah kandungnya.

Siwon akhirnya memutuskan tetap menyerahkan bukti- bukti itu kepada Kyuhyun dan saat makan malam nanti, ia akan menceritakan semuanya pada Tiffany termasuk soal keluarganya dan ayah kandungnya yang sampai sekarang belum pernah ia temui.

Ne. Oppa juga ada urusan.

Kita bertemu di sana.

Nado Saranghae.

Setelah membalas sms Tiffany, Siwon melihat ke arah jalan. Ia terperangah saat menyadari kalau taksi yang membawanya sudah tidak berada di jalan raya kota Seoul. Pantas saja dari tadi ia belum sampai ke apartemennya. Harusnya hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai ke sana.

“Ya, ahjusshi. Kita dimana? Ini bukan jalan ke apartemenku.” Tanya Siwon pada supir taksi yang membawanya. Supir taksi itu malah menyeringai,”Ini memang bukan jalan ke apartemenmu Tuan, tapi ke kuburanmu.”

To be Continued….

124 pemikiran pada “(AR) The Rain Part 4

  1. Kyuhyunnya dibunuh? Berarti chansung tau kalo siwon ngambil amplop dr brankas rahasianya? Aih..aih.. Ceritanya makin menegangkan. Aish.. Harus nunggu 1 mgg lg ya u/ kelanjutan ff daebak ini? Masih lama 😦

  2. Omaigat siwon oppa mau dibawa kemana , jangan ke kuburanlah sepi , kesian dia mending bawa ke kamar Tiffany aja , kekee (‾⌣‾)♉
    Cerita semakin seru semakin penasaran jg jadinya , sepertinya siwon oppa disini kecelakaan gitu yah makanya dia hilang ingatan , kajja author lanjut , FIGHTING ♡
    Jangan lupa buat Tiffany’nya nanti hamil beneran anak SiFany yaaaah ^^

  3. Owhhhh jadi begitulah cerita awalnya
    hmmm
    kasian jg ya kisah cinta mereka terhambat dan terhalang karena suatu masalah yg sebener’a bukan karena mereka tp ortu mereka lbh tepat’a ortu tiffany
    hmmm
    dapatkah cinta’a d persatukan kembali??
    next’a authorrrr
    d tunggu…
    cerita’a menarik…

  4. Hore…..siwon beli cincin buat melamar fany.
    Wow…..fany bohong pada aboeji kalo dirinya hamil,agar hubungannya dengan siwon direstui oleh aboejinya.ternyata Tuan Hwang lah yg membunuh appa kandung siwon.aboeji fany menyuruh chansung membunuh siwon,tega sekali aboejinya dan tidak memikirkan perasaan fany.siapa yg jadi supir taxi yg ditumpang siwon?
    Daebak thor……konfliknya makin seru dan menegangkan.jjang thor.hwaiting.next part thor.

  5. Wow double wow disini konfliknya bener bener rumit!
    Penasaran kelanjutannya…😉😉
    Momentnya Fany eonni sama Siwon oppa selalu romantis….
    Romantis banget*romantisajakaliii* gadeng sumpah so romantic…😍😍😍😚
    Aishh kok aboejinya Fany eonni jahat sih sama Siwon oppa?? Jangan jangan saingan perusahaan Hwang itu perusahaan aboeji kandungnya Siwon oppa??😯😐😑😕

  6. Siwon udh th mslh yg sbnrny ttg mr hwang. bhkn dia ingin bntu utk membongkr kjhtn mr hwang. tp syg nyawany terancm, ap siwon akn dibunuh??? gmn ntr tiffany klo th???tmbh menarik crtny

Tinggalkan Balasan ke tiffany_98 Batalkan balasan