[Re-Post] Love In Hurts Part 4

Love in Hurts-4

Love in Hurts

Author : Vietha Choi

Genre : Sad, Angts, Romance, Brothership, Family(?) and Happy Ending

Main Cast : Choi Siwon, Stephanie Hwang, Park Jungso, Kyuhyun, Choi Jiwon

Ratting : PG-15

***

“Karena benturan di kepala Tn. Muda Siwon cukup keras, menyebabkan luka dalam yang cukup serius di bagian otak kecilnya. Jeongmal mianhae, Tn. Muda Siwon mengalami koma.”

 

Jdeerr

 

Semua orang yang diruangan tersebut menatap dokter tak percaya. Wajah Fany seketika memucat, sedangkan Jiwon menangis histeris ditenangkan oleh Kangin. Semua larut dalam kesedihan. Setelah cukup menenangkan diri, mereka menuju ruangan tempat dimana Siwon dirawat di Seoul Internationa Hospital ini. Jiwon yang sudah kelelahan di bawa pulang oleh kangin. Meski awalnya menolak, berkat bujukan Fany iapun luluh. Jadilah Tiffany diantar oleh dr. Kim ke ruangan Siwon.

Fany memasuki sebuah ruangan VVIP dirumah sakit tersebut. Ruangan tersebut luas dengan sebuah ruang tamu, tempat tidur pasien dan tempat tidur penunggu. Bahkan ruangan ini lebih dikategorikan seperti hotel. Memang Jiwonlah yang merservasi agar oppanya mendapat perawatan yang terbaik. Hal itu bukan masalah besar mengingat investor terbesar rumah sakit ini merupakan Tn. Choi Kiho. Fany mendekati ranjang pasien dimana siwon terbaring. Bagian pelipis Siwon ditutup perban. Masker oksigen menutupi wajah tampannya, tangan kanannya digips untuk membenahi posisi patah tulangnya. Disampingnya terdengar teratur nada dari mesin kardiografi. Fany membelai lembut rambut kekasihnya. Bulir-bulir kristal mulai membasahi pipi mulusnya. Fany meraih tangan siwon yang terinfus, di genggamnya tangan kekar itu. Air mata Fany membasahi tangan siwon. Akhirnya Fany pun tertidur sambil menggenggam tangan siwon.

*end Author POV*

 

3 hari kemudian.

 

*Fany POV*

Siang ini, pekerjaan di kantor membuatku penat. Semuanya terasa hampa tanpa siwon oppa. Ya, siwon oppa masih terbaring koma di rumah sakit. Setelah semua urusan di kantor selesai akupun memutuskan untuk mengunjungi siwon oppa. Namun, aku melihat bunga lily putih kesukaan siwon oppa. Jadi aku berhenti sebentar untuk membelinya.

Aku berjalan menuju lift. Ruangan siwon oppa terletak di lantai 4 rumah sakit ini. Aku menenangkan diri sebentar din depan pintu kamarnya. Setelah siap barulah aku masuk. Ku lihat ada eomma dan appa siwon sedang duduk disamping ranjang siwon. Sedangkan Teuki oppa sedang sibuk dengan dokumen yang sengaja ia kerjakan di rumah sakit sambil menunggu siwon siuman. Tepat sehari setelah siwon oppa dibawa ke rumah sakit, Jiwon memutuskan untuk menelfon Teuki oppa. Aku tidak tau bagaimana orang tua siwon juga bisa tau. Saat aku mendekat eomma siwon yang pertama melihat kehadiranku langsung bangkit dari tempat duduknya dan menghampiriku

“Kau sudah datang? Bagaimana pekerjaanmu?” sungguh aku merasa sosok Ny. Choi begitu hangat

“Ne eomma, semua lancar” jawabku sambil tersenyum.

“Baiklah. Kau mau menjaga siwon sebentar kan.? Aku dan appanya harus pulang untuk mengambil beberapa pakaian. Biar teuki tetap disini untuk membantumu jika terjadi apa-apa” pesannya

“pulanglah eomma, kau pasti sangat lelah. Aku akan menjaga siwon oppa. jika dia siuman aku pasti akan menghubungi eomma” kataku.

“arraeso, yeobo ayo kita pulang”

Setelah berpamitan, tinggalah aku dan Siwon oppa diruamngan ini. Karena teuki sedang mengantar eomma dan appa siwon.

Aku mengambil sebuah washlap dan kucelupkan ke dalam air hangat. Perlahan aku mulai membasuh wajah siwon oppa. Pipinya tirus dan terlihat pucat, namun itu tak mengurangi ketampanan seorang Choi Siwon. Setelah selesai akupun menata bunga lily yang tadi ku beli. Kuajak siwon oppa bercengkrama meskipun aku tau, ini akan menjadi pembicaraan satu arah. Namun inilah kebiasaanku selama 3 hari terakhir. Berusaha membuat siwon oppa sadar.

“Oppa apa kau tidak mau membuka matamu?”

“……”

“apa kau tidak ingin melihat bunga lily yang indah ini?”

“…..”

“kau tau oppa, semua orang mengkhawatirkan oppa. Lihatlah eomma dan appa mereka langsung ke Seoul dari prancis” Kataku sambil menggenggam tangannya. Air mataku mulai jatuh. Oh tuhan, ku mohon sembuhkan siwon oppa.

*end Fany POV*

*Teuki POV*

Setelah mengantar eomma dan appa, aku kembali ke ruangan dimana siwon dirawat. Kalian pasti bertanya bukan, mengapa orang tua kami bisa tau.?!

FLASHBACK

Saat tengah meeting dengan kolega appa, hp ku berdering. Saat kulihat, ternyata Jiwon. Aku mengabaikannya, karena meeting ini lebih penting. Ketika pulang ke rumah aku baru ingat, kalau tadi siang Jiwon menghubungiku. Akhirnya aku menghubungi Jiwon.

“yoboseo” katanya dengan suara parau

“yoboseo Jiwon, kenapa dengan suaramu? Apa kau sakit.?”

“oppa..hiks..siwon oppa dia..” dia menjawab sambil menangis.

“ada apa.? Apa yang terjadi.?” Tanyaku panik

“siwon oppa dia terjatuh dan sekarang sedang koma”

Deg

“Siwon koma.?” Kataku mengulangi

PRAAANG

Kubalikan badanku dan mendapati eomma berada di depan kamarku. Aku segera menghampirinya.

“Eomma “ pekikku.

“katakan, apa benar yang eomma dengar itu?” kata eomma.

Akhirnya akupun tidak bisa menyembunyikan hal ini lebih lama. Akupun menceritakan kondisi siwon yang sebenarnya. Dan saat aku selesai menjelaskannya Eomma dan Appa langsung berangkat ke seoul dengan Jet pribadi mereka.

FLASHBACK END

Aku melihat Fany tertidur sambil menggenggam tangan siwon. Sungguh miris melihat keadaan keluargaku sekarang. Aku mendekati ranjang siwon. Bahkan sampai detik ini siwon belum menunjukan perubahan yang signifikan. “cepat bangun Siwon, semua orang menunggumu sadar” aku berbisik tepat di sampingnya. Sebuah cairan kristal turun di pipi Siwon. Dan tak lama setelah itu bunyi mesin kardiografi sedikit berbeda.

“Siwon, apa yang terjadi?” kataku kaget. Fany pun bangun.

“Oppa ada apaa? Lihat, detak jantung siwon oppa tidak stabil” katanya.

Akupun langsung memanggil dokter. Tak beberapa lama, bebrapa dokter ahli pun masuk. Sedangkan aku dan Fany menunggu di luar.

Setelah melakukan pemeriksaan Dr. Kim pun menjelaskan kalau hal itu terjadi karena siwon mendapat rangsangan perasaan dari luar. Mungkinkah karena hal yang kukatakan tadi? Aku segera melihat bagaimana keadaan dongsaenku itu.

“Terimakasih oppa untuk tetap kuat” kata fany sambil menggenggam tangan siwon.

*end Teuki POV*

 

 

VVIP Room, International Hospital Seoul

23.30 KST

*Author POV*

Semua keluarga Choi, Tiffany dan Kangin berkumpul untuk menemani Siwon. Mereka semua menungggu siwon siuman. Ini adalah hari ketiga siwon koma. Fany dengan setia duduk di samping tempat tidur siwon sambil menggenggam tangannya. Perlahan ia merasakan tangan siwon bergerak.

“Oppa.!” Pekik Fany saat menyadari Siwon mulai membuka matanya.

Siwon hanya tersenyum lemah dibalik masker oksigennya. Keluarga Choi pun terbangun mendengar pekikan Fany.

“Siwon kau sudah sadar nak.?” Kata Ny. Choi mengelus lembut rambut siwon. Teuki keluar untuk memanggil dokter. Sebenernya siwon ingin mengatakan banyak hal namun dia hanya mampu tersenyum lemah karena masih merasa sakit di sekujur tubuhnya terutama bagian kepalanya.

Setelah Dr. Kim memeriksanya, Fany menyuapi Siwon bubur karena tadi namjachingun-nya tersebut mengeluh lapar. Setelah itu Appa dan Eomma mereka harus kembali ke Prancis karena sudah terlalu banyak pekerjaan yang terbengkalai. Kondisinya sudah membaik. Semua yang ada diruangn tersebut larut dalam kebahagiaan. Mereka lega siwon sudah sadar dan kondisinya membaik. Tak terkecuali Fany, yang bahagia karena namjachingu-nya tersebut sudah sadar setelah koma selama 3 hari.

*end Author POV*

*Siwon POV*

Aku merasa seperti ada benda berat yang menindih kepalaku saat membuka mata. Samar-samar kulihat Fany menggenggam tanganku. Setelah berhasil membuka mataku secara sempurna aku melihat semua keluarga mengelilingiku. Bahkan Eomma dan Appa juga ada. Ini sungguh membahagiakan karena keluargaku bisa berkumpul, nemun ada perasaan bersalah karena harus membuat orang tuaku meninggalkan pekerjaan mereka.

Setelah aku sadar, Appa dan Eomma pamit untuk kembali ke Prancis. Teuki Hyung mengantar mereka. Sedangkan Jiwon diantar oleh Kangin ahjussi pulang karena dia sangat lelah. Akupun ditemani Fany yang setia menyuapiku bubur. Bahkan aku masih terlalu lemah untuk memegang sendok. Saat Tiffany sudah selesai menyuapiku akupun berusaha untuk duduk bersandar. Namun aku merasa suatu keanehan. Aku tidak bisa menggerakkan kakiku. Bukan lemas, tapi memang tidak bisa digerakkan bahkan aku mati rasa di seluruh bagian kakiku.

“Oppa kau kenapa.?” Tanya Fany karena melihat perubahan ekspresiku

“Changi, kenapa kaki ku tak bisa digerakka.?” Tanyaku

“Maksud oppa?” katanya kaget

“Kakiku tak bisa digerakkan Fany, seperti mati rasa” aku menjelaskannya sambil berusaha menggerakkan kakiku

“sebentar aku panggil dokter dulu” kata Fany.

Dr. Kim pun datang, dan mulai memeriksa kakikku. Beliau mengetuk-ngetukkan benda ke kakiku. Saat ditanya, aku tidak bisa merasakannya. Wajah dr. Kim menunjukkan ekspresi pasrah, sedih ahh sulit dijelaskan.

“Bagaimana dok? Kenapa kaki dongsaengku tidak bisa digerakkan.?” Tanya teuki hyung yang baru datang dari mengantar eomma dan appa.

“Saat jatuh dari tangga, tulang belakang Tn. Muda Siwon mengalami benturan yang cukup keras, sehingga Tn. Muda siwon mengalami kelumpuhan.”

DEG

Nafasku terasa tercekat mendengar perkataan Dr. Kim barusan.

“Apa bisa disembuhkan.?” Tanya Fany.

“Mungkin jika melakukan pengobatan di luar negri beliau masih bisa disembuhkan”

Kini aku harus menerima kenyataan pahit untuk kedua kalinya dalam hidupku. Setelah vonis penyakit yang memaksaku untuk melakukan terapi yang menyakitkan kini aku harus menerima bahwa aku akan mengalami lumpuh. Parahnya ini tidak bisa disembuhkan dengan terapi seperti penyakitku. Aku merasa hancur. Untuk apa aku hidup jika hanya membebani semua orang.

*end Siwon POV*

 

*Author POV*

“Oppa ayo makan, kau bahkan belum makan dari tadi pagi. Kau kan masih harus minum obat” bujuk Fany pada siwon.

Namun siwon tak bergeming dan masih mengamati keluar jendela dengan tatapan kosong. Memang, sejak malam dimana siwon sadar sekaligus dia mengetahui kenyataan kalau dia harus lumpuh Siwon tidak bicara pada siapapun termasuk Tiffany. Parahnya lagi dia tidak mau makan dan baru mengkonsumsi bubur pada malam sebelumnya. Padahal dia harus meminum obatnya. Fany sedih melihat namjachingu-nya begitu terpuruk. Keadaan siwon melemah karena tubuhnya yang lemah belum mendapat asupan makanan. Bahkan tangannya pun kembali tidak bisa digerakkan. Hingga sore ini, penyakit asma siwon sudah 2x kambuh. Teuki membantu Fany untuk membujuk siwon namun hasilnya nihil. Sedangkan Jiwon sedang ada study penelitian ke jepang. Hingga akhirnya pada malam harinya siwon mau makan sepotong roti meski tidak dihabiskan.

Hari ini Teuki memutuskan untuk membawa siwon pulang, mungkin suasana rumah sakit tidak mendukung untuk pemulihan kondisi siwon. Meski begitu kamar siwon, sudah disiapkan Teuki layaknya ruang perawatan dan dia sudah menyewa beberapa dokter ahli untuk berjaga dirumah. Sebuah mobil alphard putih menjemput mereka di rumah sakit. Siwon menggunakan kursi roda dibantu Teuk, sedangkan Fany membawa beberapa peralatan. Setelah siwon dibantu masuk ke mobil, mereka pun menuju kediaman Kel. Choi. Selama perjalanan suasana hening, beberapa kali Fany mengajak siwon bicara namun siwon masih tak bergeming. Siwon bahkan tak mengucapkan sepatah kata apapun setelah mengetahui kondisinya. Hingga akhirnya mereka sampai di kediaman kel. Choi yang megah.

“oppa kita sudah sampai” kata Fany sambil mendorong kursi roda siwon.

“……”

“oppa untuk sementara kamarmu berada dibawah ya, tidak apa kan.?”

“…..” hening. Namun kali ini kristal bening jatuh membasahi pipi siwon

“oppa keanapa kau menangis.?” Tanya Fany sambil menhapus air mata siwon.

Namun siwon masih belum bicara. Ia hanya memandang kedepan dengan tatapan kosong.

*end Author POV*

 

*Fany POV*

“oppa ayo makan setelah itu minum obatnya” kataku pada siwon oppa

“…..” namun ia masih tak menjawab. Dia hanya diam sambil menatap dunia luar melalui jendela kamarnya.

Sungguh ini sudah seminggu sejak siwon oppa tidak berbicara padaku. Ah ani, bahkan pada semua orang, dia membisu sejak mengetahui keadaan kakinya. Aku tidak bisa begini terus, siapa yang tak sedih melihat namjachingu-nya terpuruk. Siwon oppa begitu terpukul mengetahui semuanya. Namun aku juga tak bisa berdiam diri terus mengetahui pola makan siwon oppa berantakan. Sulit sekali untuk membujuknya makan. Bahkan tubuhnya terlihat kurus dan wajahnya sedikit pucat. Belum lagi sikapnya yang membisu seperti ini. Cukup.! Aku tidak kuat lagi dengan situasi ini. Aku meletakkan nampan yang berisi makanan dan susu untuk siwon oppa di meja nakas sebelah ranjangnya

“oppa mau sampai kapan kau akan mendiamkanku terus.? Apa kau sudah tak cinta pada ku.? Apa kau lebih memilih aku mati karena sikapmu ini.?!”

Siwon oppa menoleh kearahku, tapi kemudian expresi datarnya berubah mejadi ekspresi sedih.

“pergilah Fany, kau berhak bahagia” aku terkejut mendengar perkataan siwon oppa barusan

“maksud oppa.?”

“PERGILAH SEBELUM AKU MENJADI SEPERTI PENDERITA STROKE.! APA YANG BISA KULAKUKAN DENGAN KEADAAN KU SEKARANG SELAIN MENYUSAHKANMU.? SEMUA AKAN MEMANDANGKU LEMAH.! SEORANG NAMJA LUMPUH DAN MEMILIKI PENYAKIT. AKU TIDAK SANGGUP FANY” bentak siwon oppa sambil melempar seluruh bnda yang ada di dekatnya. Makanan yang tadi kubawapun jatuh berantakan.

Inilah titik akhir pertahanan Siwon oppa. Mengeluarkan semua yang ia pendam selama ini. Tubuhnya berguncang karena menangis, segera ku rengkuh dia dalam pelukanku. Aku menenangkannya sambil tak kuasa menahan air mata melihat siwon oppa berjuang nasibnya.

END

 

 

Haha belum kok belum ._.V

 

“uljima oppa” kataku sambil mengelus lembut punggungnnya. Setelah beberapa saat ku rasakan nafas siwon oppa semakin berat tubuhnya semakin melemah di pelukanku. Aku pun membalikkan badannya, dan betapa terkejutnya aku saat melihat betapa pucat wajahnya. Tidak salah lagi, asmanya kambuh. Aku segera membaringkannya dan memasangkan oksigen yang terletak disebelah ranjangnya. Setelah nafasnya kembali teratur akupun mendekatinya.

“oppa percayalah aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan berada disisimu apapun kekuranganmu” kataku. Siwon oppa tersenyum kemudian menarikku ke dalam pelukannya. Hangat.! Kesan pertama yang kurasakan setelah lama tak mendapat pelukan seperti ini.

“terimakasih chagi” katanya terpantul masker oksigen.

*end Fany POV*

*Author POV*

Sang surya menyapa, bagai alarm alam yang setia membangunkan insan yang terlelap dalam dunia mimpi. Sinarnya mengusik tidur dua insan yang terlelap sambil saling menggenggam tangan. Mereka adalah Fany dan Siwon yang semalam sudah berhasil saling meyakinkan untuk melewati masalahnya. Siwon yang tidur sambil bersandar di kepala tempat tidurnya yang disanggah oleh bantal, sambil tetap memeluk Fany yang bersandar pada tubuh siwon. Sungguh sepasang kekasih yang berhasil lepas akan belenggu cobaan cinta.

Fany mengerjapkan matanya. Menyesuaikan dengan cahaya yang berlomba masuk ke retinanya. Setelah terbiasa iapun sadar tidur dalam posisi berpelukan dengan namjachingu-nya. Senyum tipis terukir di wajah cantik Fany, saat mendapati dirinya tengah dalam pelukan siwon. Perlahan ia berusaha melepaskan pelukan kekasihnya agar tidak membangunkan dari tidurnya. Saat sudah berhasil dan akan bangun ternyata Fany ditarik oleh Siwon kembali ke pelukannya.

“Biarkan seperti ini, I love you and this position make me so relax” bisik siwon di telinga Fany.

“As you wish Wonnie” balas Fany. Siwon melepas masker oksigennya. Fany terkejut dengan tindakkan Siwon. Namun belum sempat ia protes bibirnya sudah dibungkam oleh siwon.

CHU~

“Morning kiss baby” kata siwon tanpa dosa. Sedangkan Fany masih terkejut dengan perlakuan siwon yang tiba-tiba. Setelah berhasil tersadar dari kekagetannya Fany langsung meninggalkan siwon dengan wajah merah karena malu. Dan siwon.? Hanya terkekeh melihat yeojachingu-nya blushing.

At Icheon International Airport

Gate A, VIP Arrived Place

Seorang gadis dengan kacamata Gucci dan pakaian casual yang sangat menawan nampak menarik kopernya. Sambil matanya mencari sesorang, dan begitu menangkap sosok yang dicarinya gadis itu langsung menghampirinya. Orang yang jadi incaran gadis itupun langsung menoleh saat merasakan bahunya ditepuk. Langsung dipeluk erat gadis tersebut olehnya.

“Bogoshipo Jiwon-ah”

“Nado oppa” balas gadis yang tak lain adalah Choi Jiwon yang sedang melepas rindu dengan kekasihnya Cho Kyuhyun. Setelah berpisah selama 8 hari karena Jiwon mengikuti kegiatan sekolahnya ke jepang akhirnya mereka bertemu. Kyuhyun sengaja permisi dari satu mata kuliahnya untuk menjemput sang yeojachingu. Setelah puas berpelukan mereka menuju parkir untuk mengambil mobil dan segera pulang kerumah. Bertemu dengan orang yang dirindukan oleh Jiwon. Terutama oppa-nya yang sedang sakit. Siwon. *end Author POV*

*Jiwon POV*

Senang sekali rasanya bisa kembali ke Seoul. Baru 8 hari aku meninggalkan negeri ginseng ini aku sudah merindukan berbagai hal. Dan jujur saja selama di Jepang aku selalu khawatir akan keadaan oppa-ku, Choi Siwon. Karena saat aku pergi dia belum sadar dari komanya. Namun setelah 2 hari di Jepang aku dikabarkan oleh Teuki oppa bahwa dia sudah sadar. Dan sekarang dia adalah orang kedua yang ingin aku ketahui keadaannya setelah Kyu Oppa. Perjalanan dari jepang ke seoul cukup membuatku lelah. Namun semua hilang saat aku mengobrol dengan Kyu oppa. Tak terasa setelah 45 menit menempuh perjalanan dari bandara, akhirnya mobil kami tiba di depan gerbang besar rumah mewah milik keluargaku. Kami disambut beberapa security dan para maid yang siap membawa barang-barangku. Akupun langsung masuk kedalam bersama Kyu Oppa. aku berlari kecil menuju kamar Siwon oppa. Tapi ternyata kamarnya kosong, kyu oppa pun memberitahuku kalau siwon oppa sedang sarapan di halaman belakang bersama Fany eonnie setelah sebelumnya bertanya pada maid.

Saat sudah sampai dihalaman belakang, aku tidak langsung mendatangi siwon oppa. Aku memperhatikannya dari jauh, ia tengah sarapan sambil dibantu Fany eonni. Aku sedih melihat siwon oppa harus duduk di kursi roda. Sebelumnya saat aku masih di Jepang, Fany eonnie sempat menelfon dan memberitahuku tentang hal ini.

“Chagiya, mengapa melamun.? Katanya kau akan menemui Siwon hyung” suara kyu oppa sukses membawaku ke dunia nyata

“Ah ne oppa” balasku sambil berjalan menuju tempat Siwon oppa.

“Hei baby, bogoshipo.” Fany eonnie menghampiri sambil memelukku. Akupun membalasnya

“nado Eonie”. Aku pun mendekati siwon oppa yang duduk di kursi roda. Ia tengah asyik dengan laptopnya di meja dekat kolam renang kami.disampingnya terdapat banyak sekali obat dan sarapan yang belum dihabiskan.

“Wonnie, let’s see who come” kata Fany eonnie pada siwon oppa. iapun berbalik dan tersenyum menampilkan 2 lesung pipi yang indah sambil merentangkan tangannya untuk memelukku. Akupun mensejajarkan tubuhku agar Siwon oppa bisa memelukku. Kami berpelukan melepas rasa rindu. Kuperhatikan tubuhnya sedikit lebih kurus dan bahkan pipinya tirus.

“Oppa sangat merindukanmu baby” kata siwon oppa sambil mengacak rambutku.

“Aku juga oppa” balasku dan memeluknya sekali lagi. Kulihat Kyu oppa dan Fany eonnie tersenyum melihat tingkah kami berdua. Setelah puas akupun berdiri.

*end Jiwon POV*

*Siwon POV*

Kehidupan kita ini tak ubahnya bagaikan roda yang terus berputar. Ada saat dimana kita diatas. Namun sudah hukum alam bila suatu saat kita juga akan berada di bawah. Mungkin saat ini aku sedang berada di roda kehidupan yang di bawah. Aku sadar dengan kondisiku saat ini tak banyak yang bisa kulakukan. Hal yang paling kutakutkan adalah sendiri berjuang menghadapi semua ini. Aku adalah namja lemah tanpa dukungan dari orang-orang yang setia berada disisiku. Namun aku bersyukur karena mereka mau menerima kekuranganku dan memebriku dukungan. Hari ini dongsaenku pulang dari Jepang. Aku senang karena rumah tidak akan sepi lagi. Setelah menghabiskan sarapan pagiku, ia mendorongku masuk kedalam rumah. Menggantikan Fany yang biasanya dengan setia akan membantuku mendorong kursi roda. Kami memutuskan untuk berkumpul diruang keluarga. Aku dibantu pindah untuk duduk di sofa. Aku berusaha untuk meluruskan kaki namun sia-sia. Kyuhyun pun membantuku. Setelah nyaman, beberapa maid membawa soft drink dan kue untuk kami.

“oppa kau tahu, di Jepang aku sempat mecicipi Green Tea cupcakes. Mashita” kata Jiwon di sela-sela ceritanya.

“lalu kenapa kau tak bawa untuk kami.?” Tanya Fany

“karena aku membelinya saat mengunjungi daerah Osaka. Kalau aku beli pasti sampai di Seoul sudah rusak” Jiwon memberi penjelasan. Entah kenapa aku selalu merasa mengantuk setiap meminum obat dari Dr. Kim. Namun untuk saat ini aku benar-benar tidak ingin melewatkan waktu berkumpul bersama seperti ini. Minus Teuki Hyung yang sedang bekerja. Tapi kurasa gagal, karena tanpa sadar aku sudah memejamkan mataku.

*end Siwon POV*

 

TBC

Mungkin ini 1 part terakhir sebelum end. Dan maaf kalau ada typo, haha ini revisi tulisanku di blog pribadi. Tapi dirombak cast sama sedikit jalan ceritanya.

20 pemikiran pada “[Re-Post] Love In Hurts Part 4

  1. untuk ff love in hurt, 99days dan snsd aku akan baca dan komen dari awal ya admin :>)
    jadi selesai baca ff yang lain baru deh selesaikan ff yang ini, karena ngak enak kalau baca terputus gitu 🙂
    gomawo admin 😀 #bow

Tinggalkan Balasan ke nur oktaviani Batalkan balasan