(AD) The Touch Of Love

THE TOUCH OF LOVE Chapter 1

  

Author: Allyn Veren 

Cast: Tiffany Hwang [Girls Generation] | Choi Siwon [Super Junior]

Genre :  Romance, Hurt, Sad, Drama

Rating: PG-17 

Disclaimer : All casts belong to their God, parents, manajement and their self. I just borrow their name and character to support my story. The story is original by me, so Don’t  be a plagiator and dont copy this fan fiction without permission. Sorry if you got a typo and please keep RCL 

TIFFANY POV’S

April 2015

Siang itu, aku makan dengan tenang dimeja makan dirumahku bersama seorang wanita memuakkan yang bersikap sok anggun. Seperti biasa, semua dilalui dengan sepi dan hanya dentingan alat makan yang terdengar.

“Tiffany, aku dan ayahmu akan segera menikah.tolong restuilah kami”

Suara itu seperti akan merusak gendang telingahku. Wanita itu berani mengangkat wajahnya dan menatapku dengan ekspresi memelas yang ku percaya adalah bagian dari sandiwara bodohnya.

Aku menahan satu sendok makanan menggantung dimulut yang sudah setengah terbuka. Kemudian aku membanting sendok makanku itu dengan kasar. Juga mengangkat wajahku membalas tatapannya yang memuakkan.

“Tolong berhenti bicara tentang pernikahan.” Kataku penuh tekanan dan aku melanjutnya. “sudah cukup memuakkan menyaksikan drama keluarga bodoh yang kau mainkan disini, dan tolong, Jangan buat aku makin membencimu dengan sesuatu yang kau sebut pernikahan itu”

Dia masih menatapku. Kini matanya tampak teduh. “aku minta maaf untuk banyak waktu sulit yang telah kau lalui. Tapi lebih dari dirimu, aku juga terluka. Aku hanya memohon restumu untuk pernikahan ini. Aku melakukan semua ini demi Luhan, putraku” Wanita itu juga menurunkan nada suaranya sehingga terdengar lebih tenang. Namun aku tidak akan terpengaruhi wajah kepalsuan itu.

“Aku sebenarnya tidak peduli pada hidupmu. Seberapa terluka dan seberapa sulit waktu yang kau alami, aku tidak ingin memperdulikannya. Aku tidak peduli dengan masa lalumu dengan ayahku, tapi kenyataannya itu sungguh mengganggu. Bahkan kenyataan itu mampu merenggut ibu kandungku”

Kami mempertahankan kontak mata itu untuk beberapa saat dan dia lebih dulu menurunkan wajahnya. Kulihat tangannya menggapai gelas kaca tinggi dengan gemetaran. Tapi wajahnya masih tampak teduh.

“Tiffany….” kurasa dia kehilangan kata-katanya saat aku menaikkan sebelah alisku tanpa merespon. Lalu setelah menemukan seluruh keberaniaannya, dia kembali memohon. “tolong restuilah kami”

Aku tersenyum. Berusaha terlihat tulus. Lalu kuputuskan bangkit dari dudukku. Menggapai gelas kaca birisi setengah air mineral milikku dan menumpahkannya seluruh isinya dengan pelan hingga membasahi wajah, rambut, dan baju wanita itu. dia menunduk. Entah apa yang dirasakannya, aku bahkan tidak memperdulikannya. Bukankah aku sudah menjelaskan? Bahwa aku tidak peduli padanya.

Dan begitu saja, tanpa menunggu dia menggangkat wajahnya lagi, aku tahu dia baru saja kehilangan harga dirinya didepan putri dari pria yang begitu ingin dinikahinya.

Setelah aku berlalu, dia menatap kearah punggungku yang mulai menjauh. Dia memandang penuh amarah dan ambisi serius dimatanya.

oOo

Aku membanting pintu mobil Range Roverku dengan kasar. Aku duduk dijog pengemudi dengan kedua tangan yang menggenggam kemudi dengan erat.

Aku cemas, khawatir. Aku tidak bisa memungkirinya. Meski aku tampak hebat saat melawan wanita keturunan Cina itu dimeja makan, tapi aku tidak bisa untuk tidak cemas dengan ungkapannya.

Mungkin aku sudah mendengar banyak tentang pernikahan ayahku dengan wanita Cina itu yang bernama Cae Kyung. Xi Cae Kyung. Tapi aku tidak pernah mempercayainya kalau bukan salah satu diantara mereka yang angkat bicara padaku. Tapi kali ini aku mendengarnya langsung dari bibir Cae Kyung. Tapi bukankah aku harus mendengar juga perihal ini dari ayahku? Dia bisa memberi jawaban yang pasti.

Dan ini tidak bisa dibiarkan. Aku menggeleng membayangkan hal itu akan menjadi kenyataan. Kuputuskan untuk pergi menemui ayah dan bertanya tentang berita ini padanya.

Aku memutar kunci mobil dan menyalahkan mesinnya. Kemudian membanting stir kejalan raya. Membawa Range Rover merah ini kejalan dengan cepat.

Setelah memastikan aku ada ditempat yang tepat, selesai memarkir mobil, aku keluar dan berjalan masuk Ke Tae San Group.

Begitulah nama perusahaan besar milik keluargaku. Gedung dengan 16 lantai bertingkat itulah tempat ayah menghabiskan seluruh hidupnya. Bahkan dia melupakan keluarganya. Tempat ini juga yang membuatnya meninggalkan ibu dan membuat ibu meninggal dengan serangan jantung saat dia memberitahukan ingin bercerai. Sungguh, aku tidak bisa melupakan kejadian itu. tapi hey, Tiffany. kau disini bukan untuk menangis karena dukamu dimasa lalu. Kau kesini untuk menuntut jawaban dari pernyataan Cae Kyung dimeja makan tadi.

Aku memutuskan berjalan cepat menuju lift. Aku tahu banyak pegawai yang mengenalku dan membungkuk hormat padaku. Tapi aku tidak ingin peduli dengan itu untuk saat ini. Aku berjalan terburu-buru masuk kelift seorang diri lalu menekan tombol untuk lantai 15. Dan bersandar didinding metalik besi itu sambil menunggu segera tiba dikantor ayahku.

Setelah dentingan sesaat kedua daun pintu lift terbuka lebar hingga aku bisa segera keluar. Aku hanya perlu berjalan beberapa meter kedepan dan belok kiri untuk sampai diruangan tempat ayah bekerja, namun aku merasa tubuhku baru saja ditabrak seseorang. Hingga aku hampir terjerembak jatuh kelantai. Untung aku punya kaki dan lutut yang kuat yang mampu menahanku untuk tetap berdiri. Tapi sesuatu yang baru saja jatuh kelantai marmer itu lebih menarik perhatianku.

Sebuah gadget mahal baru saja terpelanting kelantai dan kemudian tergeletak disana dengan layar retak dan beberapa goresan parah dibagian yang lain.

“Ohh God!” aku mendengar desahan frustasi seorang pria didepanku. Dia berdiri menjulang tinggi sebelum akhirnya memunguti gadget mahal yang kuyakini miliknya itu.

Ohh, aku mungkin melakukan kesalahan. Sebelum dia menyadari hal itu, aku berinisiatif pergi sesegera mungkin. Namun sebelum aku sempat menggambil dua langkah, kurasa lengan pria itu membungkus lenganku. Jari-jari tangannya yang panjang dan besar menekan kepergelanganku dengan posesif. Membuatku berbalik menatapnya.

“Maaf nona, tapi kurasa kau harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi”

Aku menatapnya dengan angkuh. Bergantian memandangi wajah dan lengannya dilenganku. Dia menyadari maksud tatapan itu dan segera mengangkat tangan seperti tanda menyerah di kedua sisi wajahnya. “maaf”

“bagus. Terima kasih”

Aku ingin pergi secepat yang kubisa. Aku sangat ingin menemui ayahku lebih dari berada disini dengan pria asing dan gadget mahalnya yang rusak.

“tunggu..” aku tahu dia berusaha menjangkau lenganku lagi, tapi aku lebih cepat menyadari itu dan segera menjauhkan diri darinya.

“maaf tuan, tapi aku punya urusan yang lebih penting disini. Permisi” aku berusaha terlihat baik dan akhirnya bisa pergi dari tempat itu.

Tapi aku bisa mendengar pria itu mengumpat dengan kesal atas kepergianku.

oOo

ketahuilah, aku bukan tipe wanita yang terlalu formal dan sopan untuk apa yang kulakukan. Aku lebih suka bebas dan bertingkah semauku jika aku menginginkannya. Sama seperti saat ini. tanpa permisi, tanpa mengetuk, aku membuka pintu ruangan ayahku dengan sedikit kasar, kurasa. Lalu diwaktu berikutnya aku dibuat terkejut dengan apa yang baru saja kusaksikan.

“Tiffany.. a-apa yang kau lakukan?” ayahku bertanya dengan gugup. Aku berdiri diambang pintu ruangannya, baru saja memergokinya tengah bercumbu mesra bersama seorang sekertaris muda yang baru dipekerjakan.

“Seperti inikah pekerjaan kantor?” kataku menyindir. Kulihat sekertaris itu menunduk dalam sambil berusaha memperbaiki tatanan pakaiannya yang sudah melorot sana-sini. Dia berjalan takut hendak keluar dari ruangan. Tapi dia berhenti didepanku saat aku menghalangi jalan keluarnya di pintu. Ingin sekali aku menampar wajahnya. Tapi ayah lebih dulu menangkap maksud tatapanku.

“ pergilah Hyun Ah-ssi” katanya penuh penekanan.

Setelah sekertarisnya pergi, aku dan ayah saling melempar tatapan dingin satu sama lain. Kudengar ayah berdehem penuh wibawah dan duduk dikursi besarnya.

“katakan padaku maksud kedatanganmu kemari”

Aku menghempaskan nafas dengan terpaksa. Memaksa diriku dengan tawa yang dibuat-buat.

“Aku baru saja terkejut dengan berita pernikahan ayah bersama wanita murahan itu. dan sekarang aku dapat kejutan lagi dari wanita murahan yang lainnya” kataku sarkastik sambil masuk kedalam ruangan itu dengan langkah pelan yang tenang.

“Tiffany Hwang!! Jaga ucapanmu!!” ayah menggertak dengan kasar dengan nada suara yang meninggi. Membuatku tersentak ditempat.

“harus kujaga bagaimana ucapanku? Sedangkan ayah sendiri tidak bisa melakukan sesuatu yang benar!” aku membalasnya dengan marah. Sangat marah. Seperti seseorang tengah membakar hatiku.

Sesuatu yang aku sadari saat itu bahwa aku mewarisi sifat keras kepala ayah. Berdebat adalah hal yang sia-sia. Aku memilih meninggalkan ruangan itu tanpa ingin mendengar lebih banyak lagi.

Aku membanting pintu ruangan itu dengan kasar dan bersandar disana dengan air mata yang meluncur dari kedua mataku.

Ayah. Aku membencinya. Aku juga marah pada Cae Kyung. Aku marah pada sekertarisnya. Bahkan aku marah pada diriku sendiri. Aku kecewa. Sangat. Ini terasa sangat rumit, dan tibat-tiba perasaan rinduku pada ibu mendominasi. Membuat dadaku makin sesak.

Lalu aku tersadar pada kenyataan, aku berdiri didepan ruangan ayah sambil menangis. Tidak. Ini bukan aku. Aku tidak harus terlihat serapuh ini. bukankah sesuatu yang lebih buruk pernah terjadi berulang kali dimasa lalu? Kenapa  aku selemah ini? aku mengumpat pada diri sendiri dan memilih menghapus jejak air mata diwajahku. Jangan biarkan kau keluar dengan wajah menyedihkan ini, Tiffany. Tidak!

Aku berjalan kembali hendak pergi dari tempat ini. saat akan masuk ke lift, aku melihat seorang pria tinggi berpakaian rapi menghampiriku. Dia menahanku untuk alasan yang tidak kuketahui. Dan sekilas, saat pandanganku beredar kesegala arah, aku melihat gadget rusak yang tadi dipegang erat ditangan kirinya. Dia pria yang sebelumnya.

“permisi nona. Tapi sebelumnya kau telah mengahancurkan gadgetku dan menghancurkan semua data penting untuk perusahaanku. Tolong jangan pergi sebelum kita bicarakan masalah ini” Pria itu berkata dengan sopan sebisa mungkin. Aku memang mendengar yang dia katakan, tapi aku tidak bisa berpikir rasional untuk membalas perkataannya.

Tanpa sadar, tangan kananku terayun begitu saja dan berhenti disisi kiri wajahnya dengan keras. Aku baru saja menamparnya. Dia menatapku marah dan terkejut.

“Ya! kau pikir apa yang sedang kau lakukan??!!” pria itu membentak dengan keras. Dia memegang pipinya yang mulai memerah. Sementara aku bagai wanita yang rapuh dihadapannya. Air mataku jatuh lagi. Entah karena suara kerasnya atau karena aku memang masih ingin menangis. Yang jelas aku yakin aku terlihat menyedihkan.

Pria itu menatapku dengan bingung dan khawatir. “Aggashi..gwanchana? mianhae” pria itu kehilangan semua kata-katanya dan pertanyaan itu menyadarkanku bahwa aku begitu lemah. TIDAK. Sekali lagi aku kehilangan diriku yang tegar. Kemana perginya semua kekuatanku itu?

“Maaf.. aku harus pergi” aku tidak memperdulikan si pria itu. aku memilih mengakhiri drama bodoh ini dan bergegas masuk kedalam lift.

oOo

SIWON POV’S

Aku tidak mengerti kenapa gadis itu menangis. Seharusnya aku akan protes karena dia baru saja menamparku saat aku meminta pertanggung jawabannya atas rusaknya gadgetku. Tapi dia menangis.

“Maaf.. aku harus pergi” aku masih dapat mendengar suaranya bergetar saat berlalu masuk kedalam lift. Aku jadi sangat tidak mengerti dan sebagian dari diriku khawatir pada keadaannya.

Aku memilih menyusulnya. Setidaknya mungkin itu akan menjelaskan kenapa dia menangis. Aku berjalan kelift yang satunya. Menekan tombol dan masuk kedalam. Mungkin dia pergi kelantai dasar gedung ini. lalu kurasakan ponselku bergetar disaku celana.

“Presdir, rapat akan segera dimulai 5 menit la-“

cancel, please, Jack. Aku baru saja kehilangan data penting untuk rapat hari ini. gadgetku rusak, dan aku butuh sekertaris Ahn untuk mengirim filenya padaku. Tapi aku juga punya urusan penting. Tolong katakan pada Ketua Hwang, aku sangat menyesal karena harus menundanya”

“Baik, Tuan Choi. akan kusampaikan”

“terima kasih, Jack”

Setelah sambungan telepon terputus, aku sadar sudah sampai dilantai dasar Tae San Group. Kedua daun pintu lift terbuka lebar dan aku melangkah keluar dari sana. pandanganku tersebar kesegala arah berharap bisa menemukan gadis tadi. Dan ahh, kulihat dia baru saja keluar gedung dan berjalan keparkiran. Aku berjalan cepat atau mungkin setengah berlari agar bisa menyusulnya dan memastikan keadaannya baik-baik saja. Tapi aku terlambat. Aku hanya bisa melihat dia memasuki mobilnya dan begitu cepat, dia pergi melaju dijalanan.

“permisi Tuan Choi Siwon, ada yang bisa dibantu?” aku menatap seorang karyawan disampingku. Memberi sedikit senyum padanya dan pandanganku kembali pada mobil gadis itu yang menghilang dibelokkan.

“apa anda tahu siapa gadis yang baru pergi tadi?”

Karyawan itu menatap kearah luar area gedung. “Ahh, mungkin maksud anda nona Tiffany Hwang. Dia adalah anak kedua dari Presdir Hwang”

Aku menggangguk paham. Pantas saja dia bisa bebas keruangan ketua Hwang, tapi kenapa dia menangis? Aku bertanya-tanya dalam hati.

“tolong beritahu pada Presdir Hwang bahwa aku ingin menunda rapat poyek karena aku baru saja kehilangan semua data pentingku yang ada digadget. Katakan putrinya tidak sengaja menabrakku dan menghancurkan gadgetku.”

Karyawan itu mengangguk dan membungkuk sopan tanda mengerti.

“baik, Tuan Choi Siwon”

Aku memberi senyum terbaikku dan berjalan hendak keluar dari kantor tersebut. Baru tiga langkah kulalui aku merasa melupakan sesuatu. Dengan cepat aku berbalik.

“Ahh, siapa nama putrinya tadi?”

“Nde?oh itu, dia Tiffany. Tiffany Hwang”

Aku mengulang-ulang nama itu dalam hati. “Tiffany. baik terima kasih, sampai Jumpa”

Karyawan itu membungkuk hormat padaku dan aku membalasnya. Lalu aku meninggalkan gedung Tae San.

oOo

Untuk alasan yang sangat jelas, aku harus menunda rapat proyek pembangunan pusat perbelanjaan dikawasan Gangnam yang sebelumnya telah direncanakan bersama Tae Sae Group, sebuah perusahaan elit yang bergerak dibidang departemen Store. Padahal aku sudah mendapatkan kontrak kerja menjanjikan dan sudah mempersiapkan presentasi memukau dihadapan para pemegang saham, tapi karena gadgetku rusak itu semua ditunda. Sial!

Tapi sesuatu yang lain mengusik pikiranku. Tentang wajah sedih yang kulihat dari putri kedua Ketua Hwang saat dia selesai menamparku tadi siang. Itu kenangan yang buruk, mungkin. Tapi aku sangat tidak bisa melupakan bagaimana wajah cantiknya itu datar dengan air mata yag mengenang disana sini. Tapi kuakui, dia gadis yang cantik. Sangat. Dan sebagian dari diriku penasaran setengah mati padanya.

“maaf Siwon, apa kau lama menunggu?” aku tersadar pada kenyataan. Jessica, sahabatku baru saja tiba dan terburu-buru duduk dikursi didepanku. “aah, aku benci saat Seoul sangat macet di sore hari.” Aku terkekeh saat dia mengerutu pelan.

Kami sedang berada di Red’s Cafe. Sebuah cafe sederhana yang jadi tempat favoritku yang lain setelah rumah dan kantor. Aku sudah mengenal tempat ini sejak SMA dan selalu kemari jika ada waktu. entah untuk menikmati sandwich dengan selai kacang kesukaanku atau untuk reuni dengan teman lama sama seperti saat ini.

“aku belum lama sampai. Sebaiknya kita memesan sesuatu untuk dinikmati”

Aku melambaikan tangan pada waiter di counternya dan dia segera menuju kemeja nomor 7 yang kami tempati.

“apa yang mau kau pesan, Jess?” tanyaku padanya. Dia melihat menu sekilas sebelum menemukan pilihannya. “segelas red wine dan seporsi salad. Itu saja untukku”

“2 gelas red wine, seporsi salad dan sandwich dengan selai kacang” waiter itu menulis pesanan kami dan segera menghilang kembali ke counternya.

“ku pikir kau ada rapat hari ini” Jessica berbicara dengan wajah yang sibuk dengan ponselnya, tanpa menatapku. Aku menggeleng berharap dia melihatku.

“Ya! kau sedang bicara padaku, kenapa masih terus memelihat ponselmu. Aissh kau ini memang selalu menyebalkan” selanjutnya kudengar Jessica tertawa. Dia segera meletakkan ponselnya dimeja dan memasang wajah polosnya didepanku.

“maafkan aku Choi Siwon.” Dia berekspresi menggodaku bagai boneka barbie yang lucu. Aku tertawa. “jangan begitu padaku, kau mau kulaporkan pada Suho? Dia mungkin akan mengejarmu sampai jatuh dikolam renang seperti minggu lalu haha”

“kau seperti tukang pengadu. Aku sampai heran kenapa adikku jatuh cinta setengah mati padamu, apa yang sebenarnya kau lakukan padanya hingga dia lebih memilihmu daripadaku, eoh?”

“astaga Choi Siwon, kau berlebihan. Kenyataannya aku hanya menjadi diriku sendiri dihadapannya. Jangan salahkan aku, aku memang terlahir penuh pesona” dia mengibaskan rambutnya dengan sengaja.

“baik-baik.  Kau sudah bertingkah berlebihan didepan calon kakak iparmu. Apa kau tidak ingin mendapat restu dariku?”

Jessica lagi-lagi tertawa. Dia seperti sedang merendahkanku. “kurasa aku bisa mendapat restumu, lagipula jika memang tidak Suho pasti tahu apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan itu darimu”

Memang bicara dengan gadis yang satu ini selalu menjadikan diriku kalah. Dia selalu lebih hebat dariku, mungkin itulah kenapa Suho begitu mencintainya.

“terserah padamu.”

“baik, aku hanya bercanda, Siwon. Oh yah, kau tidak rapat hari ini?” dia mengalihkan pembicaraan menjadi lebih baik. Lalu waiter membawakan pesanan kami.

“tidak. Sebenarnya ada, tapi gadgetku rusak. Jadi aku harus menunggu sekertarisku mendapatkan datanya lalu mengirimnya padaku.” Kataku setelah sang waiter pergi. Aku mengigit pinggiran sandwichku. Selai kacangnya sungguh lembut dan nikmati.

“kenapa bisa begitu?” tanya Jessica.

“seorang gadis menabrakku saat aku berada di Tae San Group tadi siang. Gadgetku jatuh membentur lantai dan langsung rusak seketika. Sayangnya aku tidak bisa meminta pertanggung jawabannya.”

Jessica menggelengkan kepalanya tanda iba. Dia meminum red wine miliknya. “kasihan sekali dirimu ini”

Aku tersenyum dan melanjutkan makanku. “tapi dia gadis yang cantik, Jess”

Aku melihat ekspresi terkejut Jessica. Dia menyunggingkan senyum menggoda padaku. “kau jatuh cinta pada pandangan pertama?”

Aku diam kikuk sambil berpikir jawaban atas pertanyaannya. “aku tidak tahu” aku menggeleng dan mengangkat bahu. “aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Meskipun dia menangis dihadapanku, tapi kenyataan bahwa dia terlihat cantik tak bisa dipungkiri”

Jessica tertawa manis ditempatnya. “apa kau mengajaknya berkenalan?”

Aku menggeleng, dia menepuk jidatnya. “kau bodoh Tuan Choi.”

“Hey Nona Jung, aku tidak mungkin mengajaknya berkenalan disaat itu. saat dia menghancurkan gadgetku, kemudian menangis dan terakhir menamparku. Apa kita bisa berkenalan disaat seperti itu?”

“Dia menamparmu? Benarkah? Kenapa bisa?” Jessica bertanya dengan penasaran. Aku meneguk red wine sebelum menjawabnya.

“Entahlah. Mungkin dia mengalami sesuatu yang buruk.” Aku menerawang, memikirkan wajah sedih itu. “ahh hentikan bicara soal itu. Sekarang kembali ketopik awal kenapa kita bertemu disini. Kau bilang ada yang ingin disampaikan?”

Jessica cemberut, Ekspresi karena gagal mengorek informasi dariku. Beberapa saat kemudian dia mengambil sesuatu dari tas Prada miliknya. Dia mengeluarkan sebuah kertas persegi panjang berwarna pink yang lucu. Undangan ulang tahunnya.

“Datanglah besok lusa.” Aku menerima undangan itu dengan baik. Memperhatikan sampulnya yang lucu yang dihiasi foto Jessica.

“kenapa harus memberikannya disini? Kau bisa titipkan pada Suho atau datang kekantorku, Jess”

“Aku sudah mencoba menitipkannya pada Suho dan dia bilang aku bisa memberikannya sendiri. Aku juga tidak mau kekantormu karena kau punya sekertaris yang selalu menggodaku jika aku muncul disana” Jessica makan saladnya dengan tenang.

“baiklah Nona Jung. Sebenarnya aku punya jadwal yang sibuk, tapi karena ini pesta ulang tahunmu, aku akan menyisahkan waktu berhargaku untuk hadir disana.”

Jessica mencibir. “kau sok sibuk sekali Siwon. Oh yah, ayahku juga ingin bicara denganmu sebagai sesama relawan di Universitas, dan jangan lupa katakan pada Suho bahwa aku ingin memperkenalkannya pada Ayah.”

Mataku melebar menatapnya dengan tak terduga. “kau serius?” Jessica mengangguk.

“kenapa memangnya? Kau pikir aku bercanda dengannya?”

“tidak, bukan begitu. Aku hanya berpikir ini terlalu cepat” Jessica menatapku sebentar dan dia tertawa.

“kau berkata seolah-olah aku adalah pacarmu yang sedang melamarmu.” Aku tertawa. “Siwon, aku serius dengan Suho.” Lanjutnya. Suaranya berubah jadi lebih serius.

“aku tahu, Jess.”

“bagus. Jadi datanglah oke? Siapa tahu kau bertemu gadis cantik lainnya yang bisa kau bawa kepelaminan.” Dia lagi-lagi tertawa lalu meneguk red winenya hingga habis. Menyisahkan gelas kosong dimeja.

Sejujurnya, aku berharap bisa bertemu lagi dengan gadis itu. Putri ketua Tae San, Tiffany Hwang.

 

oOo

Lusanya, aku hadir diacara ulang tahun Jessica. Pesta meriah seperti yang diduga, tamunya juga datang dari berbagai kalangan. Mulai dari teman di Universitas, kenalan, sampai kolega bisnis keluarga Jung juga turut hadir disana.

Pesta didesain seperti pesta kebun yang mewah. Dekorasi begitu meriah dibuat dihalaman belakang rumah keluarga Jung yang luas, sangat luas. Dengan panggung lengkap dengan peralatan musik dan kolam renang ditengah. Aku menikmati lagu like I’m gonna Lose You yang dinyanyikan seorang pria dan wanita diatas panggung. Itu lagu yang indah.

Kemudian aku mendapati Jessica didekat panggung yang juga menikmati musik dengan wajah bahagia. Aku mendekatinya, sedikit memberi kejutan dengan menutup kedua matanya. Lalu ketika dia merenggek, aku membuka matanya dan menampilkan senyum terbaikku.

Happy birthday, Jung Soo Yeon” aku menyalaminya. Dia tampak cantik dengan dress mini selutut berwarna pink. Lebih cantik ketika dia tersenyum atas ucapanku.

“terima kasih sudah datang, Siwon. Dimana Suho?”

“Dia disana” aku menunjuk dengan wajahku dan Jessica mengikuti arah pandangaku, dia tersenyum lebar. “dia sempurna malam ini.” gumamnya saat Suho berjalan menghampiri. Suho memeluknya begitu tiba.

Selamat ulang Tahun, Princess. Kau cantik sekali, setiap saat” katanya saat selesai berbagi pelukan. Aku menatap mereka aneh.

“Ya! jangan bermesra-mesraan didepanku.” Protesku menatap mereka berdua bergantian. Jessica membalas tatapanku dengan mengejek.

“Jangan salahkan kami. Lagipula ini hari ulang tahunku, jadi terserah padaku. Jika kau tidak ingin melihat kami begini, pergilah jauh-jauh” Suho tertawa. Membuatku semakin jengkel.

“Pergilah Hyung. Nikmati hidangannya” dia mengusirku dengan halus. Anak baik.

“Ahh, aku memang seharusnya makan daripada disini” aku berlalu menuju meja penuh hidangan nikmat. Meninggalkan kedua pasangan itu.

Aku meraih segelas minuman berwarna merah dari seorang pelayan. Meminumnya untuk sekedar menghangatkan tenggorakanku dan cairan itu mengalir dengan manis.

“Choi Siwon”

Aku menoleh kesamping dan mendapati pria parubaya dengan tuxedo hitam. Dia tuan Jung, ayah Jessica, sekaligus rekan bisnis dan sesama relawan di Seoul Universitas. Aku tersenyum dan kami saling berjabatan.

“Terima kasih sudah datang. kau menikmati pestanya?” aku tersenyum dan meletakkan minuman dimeja. “tentu. Pestanya menyenangkan” aku mendengar tuan Jung tertawa rendah dengan suara penuh wibawanya. Lalu seorang wanita parubaya dengan gaya yang elegant menghampiri kami. Dia nyonya Jung.

“Siwon. Lama tidak bertemu” Aku menampilkan wajah dengan senyum sopan lalu membungkuk sedikit untuk menghormatinya.

“Senang melihatmu, Nyonya Jung.”

“senang juga melihatmu. Bagaimana dengan perkembangan Empire Choi Group?”

“Empire selalu baik. Sekarang kami dalam proyek pembangunan pusat perbelanjaan dikawasan Gangnam.” Nyonya Jung tersenyum kagum. “itu perkembangan yang bagus. Aku tahu kau bisa menjalankan perusahaan dengan baik”

Aku merendah. “Empire bisa berkembang sebaik ini juga karena bantuan besar dari keluarga Jung. Aku sangat berterima kasih karena telah berperan besar saat aku membangun kembali Empire setelah kematian ayah dan ibu”

Nyonya Jung tersenyum simpati. Kemudian lengannya menarik lengan Tuan Jung dengan manis. “orang tuamu adalah sahabat baik kami. Dan kami sangat senang bisa membantu, aku yakin jika mereka masih ada mereka akan bangga melihatmu sehebat ini sekarang.”

“terima kasih lagi, Nyonya Jung”

“kalau begitu Silahkan nikmati pestanya, Siwon” Aku mengangguk dan membungkuk hormat saat mereka berlalu meninggalkanku untuk menyalami tamu yang lain.

Aku sangat berterima kasih pada mereka karena telah membantuku untuk mendirikan Empire setelah kepergian ayah dan ibu. Setelah luka dalam karena kehilangan mereka, aku banyak belajar bisnis dari tuan Jung. Dan Empire bisa seperti sekarang. Itulah kenapa aku sangat dekat dengan Jessica dan keluarganya.

Perhatianku dan semua tamu teralih keatas panggung saat sound system mulai menyala. Beberapa pemain musik berbincang sambil saling mencocokan nada satu sama lain. Seseorang dengan gaun hitam yang anggun naik kepanggung. Gadis itu duduk dibagian terdepan untuk bersiap menyanyi.

Aku memandangnya dengan saksama. Sepertinya aku pernah melihatnya. Aku berpikir untuk memastikan siapa gadis itu. lalu sebelum aku selesai dengan analisa pikiranku, aku mendengar musik dialunkan dan gadis itu bernyanyi.

Aku terkesan dengan suaranya yang indah. Dia bernyanyi dengan baik dan lampu sorot menyinari wajahnya dengan baik. Tunggu… wajah itu, suara itu..

Tiffany Hwang?

Ya, aku tidak salah lagi. Itu Tiffany, putri ketua Tae San yang menangis dan menamparku beberapa waktu lalu.

Aku melihatnya dengan terkesan. Dia sangat cantik. Dan dia punya suara yang indah. Aku terpukau dengan penampilannya setelah dia selesai bernyanyi. Semua orang bertepuk tangan berseru atas penampilannya. Dia lalu turun dari panggung setelah memberi senyuman terbaiknya.

Aku tidak ingin melewatkannya. Aku berjalan mendekatinya dan berhenti ketika melihat dia memeluk Jessica dengan akrab.

“Kau sangat hebat, Tiffany” aku mendengar Jessica memujinya setelah mereka selesai berpelukkan. Aku juga melihat Tiffany tertawa dan tersenyum dalam setiap pembicaraan mereka. Dan aku makin jatuh dan tenggelam dengan memandanginya. Dia sungguh cantik jika tersenyum. Berbeda ketika dia menangis saat itu.

“Aku ke toilet dulu” dia berjalan menjauh dari pesta dan pergi kearah toilet. Entah apa yang terjadi denganku. Aku mengikutinya dari belakang dengan jarak jauh namun masih bisa melihatnya.

“Kau sangat memukau Tiffany” seorang wanita mendekatinya dan memujinya. Dia ingin memeluk Tiffany, tapi Tiffany menjauh dan aku bisa melihat dia menatap wanita itu dengan dingin.

“tidak ada ayah disini. Berhentilah bersandiwara” Nada suaranya datar.

“Tiffany, aku tidak ingin mengatakan ini. tapi kau sudah melewati batas. Tolong hargai aku sebagai ibumu karena ayahmu dan aku akan segera menikah.” Setelah perkataan itu, aku dapat mengenal wanita yang tengah bicara dengan Tiffany. dia adalah Cae Kyung. Wanita yang menurut kabar akan segera menikah dengan ketua Hwang.

Tiffany tertawa dengan terpaksa. “kau yang sudah melewati batas, Cae Kyung. Kau yang sudah datang, masuk dan menghancurkan hubungan orang tuaku. Kau yang harus tahu diri. Siapa kau, dan kau hanyalah wanita simpanan ayah”

Cae Kyung terlihat marah dengan perkataan Tiffany. aku bisa menyimpulkan mereka tidak memiliki hubungan yang baik.

“Bukan aku yang seharusnya kau salahkan, Tiffany. salahkan ibumu yang tidak bisa membahagiakan ayahmu. Salahkan keluargamu yang tidak bisa membuatnya nyaman sampai dia memilihku. Dia yang berlutut dan mengejarku agar bisa bersamanya. Dia yang mengajakku berhubungan dan dia yang bilang ingin menikah. Dan aku memilihnya hingga aku bisa menjadi seperti ini dihadapanmu.” Cae Kyung mendekati Tiffany. mereka tidak memutuskan kontak mata berbahaya itu.

“Jika kau tidak mengerti keadaannya, cukup diam. Ingatlah, sebentar lagi aku akan menjadi bagian keluargamu. Aku akan menjadi ibu bagimu dan pendamping seutuhnya bagi ayahmu. Jadilah anak baik untuk waktu yang akan datang, atau menyingkirlah jika kau tidak ingin berakhir seperti ibumu” Setelah mengatakan kalimat pahit itu, Cae Kyung meninggalkan Tiffany sendirian. Aku melihat Cae Kyung kembali kepesta. Mungkin untuk menemui Tuan Hwang.

Tiffany. aku tahu dia terpukul dengan perkataan Cae Kyung. Aku berjalan mendekatinya. Dan aku bisa melihat dia menangis lagi. Aku hanya memandangnya tak tegah ketika dia berwajah sedih dan air mata mengalir diwajahnya. Aku semakin mendekatinya dan mengeluarkan sapu tangan dari saku jasku.

“Kau baik-baik saja?” aku bertanya hati-hati. Lalu wajahnya terangkat dan dia menatapku heran.

“kau siapa?” dia bertanya datar. “apa kau melihat semuanya?” dia melanjutkan pertanyaannya sebelum aku bisa menjawab pertanyaan yang pertama. Dia pasti melupakanku.

“Apa kau tidak mengingatku?” dia menggeleng dan sebelah alisnya terangkat. “tidak.”

Aku binggung harus memperkenalkan diri seperti apa. Apakah aku harus mengingatkannya akan insiden dua hari lalu saat dia menghancurkan gadgetku, menamparku dan menangis dihadapanku? Oh, aku tidak tegah dengan bagian akhir.

“Aku Choi Siwon. Kita pernah bertemu dua hari lalu di gedung Tae San.” Mungkin itu perkenalan yang lebih baik. Tapi aku melihat dia masih bingung dan tidak menemukan aku pada ingatannya di dua hari yang lalu.

“Maaf, aku tidak ingat” tidak. Dia berusaha pergi dariku. Dan sebelum aku kehilangan kesempatan, aku meraih lengannya yang bebas dan menahannya.

“Kau menabrakku dan membuatku kehilangan gadgetku. Kau ingat?” dia mungkin berpikir. Dan diwaktu selanjutnya dia mengingatku.

“Oh aku ingat. Maafkan aku atas insiden waktu itu.” aku tersenyum dan menarik lenganku dari lengannya. Aku memandangi wajahnya yang masih basah dengan air mata. Aku mengulurkan sapu tangan untuknya.

“aku tidak ingin melihatmu menangis” dia menerima sapu tangan dariku dan menghapus air mata diwajahnya dengan hati-hati.

“Terima kasih, Tuan…?”

“Siwon. Choi Siwon.” Aku memperkenalkan diriku lagi dengan wajah penuh senyuman. Dia membalas dengan senyuman.

“Terima kasih, Tuan Choi Siwon. Aku Tiffany Hwang”

Aku tahu. “senang bertemu lagi denganmu, Tiffany” aku mengulurkan tanganku padanya. Dia menatap dengan ragu-ragu namun pada akhirnya menerima jabatan tanganku. “aku juga” dia menjawab dengan suaranya yang indah. Dia sangat memukau bagiku.

“Siwon, Tiffany?” kami menoleh bersama dan menemukkan Jessica yang terkejut dengan kami yang saling berjabatan. “kalian saling mengenal?” tanyanya yang terdengar tidak percaya.

Aku berbisik didekatnya setelah melepaskan tanganku dari tangan Tiffany. “Dia gadis yang kuceritakan padamu waktu kita di Red’s Cafe” kataku sambil menahan senyuman. Tapi aku malah melihat ekspresi aneh diwajah Jessica yang tak dapat kuartikan. Dia menatap aku dan Tiffany bergantian.

“permisi Tiffany, aku harus bicara dengan Siwon” Jessica segera menarikku dan menjauh dari Tiffany.

Aku menggeluh saat dia dan aku berhenti didekat kolam. “kau kenapa, Jess?”

“jangan katakan padaku bahwa kau jatuh cinta pada Tiffany?” aku melihatnya yang tampak begitu serius. dia mengajungkan jari telunjuknya didepan hidungku.

“memangnya kenapa jika aku jatuh cinta padanya? Dia temanmu kan?” aku menyingkirkan jari telunjuknya dari wajahku. Tapi aku mendapati Jessica terlihat gelisah dengan perkataanku barusan.

“Siwon..” dia mendesah frustasi dan menatapku. Ada apa dengannya?

“jangan jatuh cinta pada Tiffany” aku mengerutkan keningku ketika Jessica selesai mengatakannya.

“memangnya kenapa?”

Jessica memejamkan matanya kuat-kuat. Aku tidak pernah melihatnya gelisah seperti ini. “Aku memperingatkanmu untuk tidak jatuh cinta pada Tiffany Hwang. Kau harus membuang perasaanmu jauh-jauh.”

Aku sangat-sangat tidak mengerti kenapa Jessica seperti ini. memangnya kenapa dengan Tiffany? kenapa jika aku mencintainya?

“jangan bertanya tentang alasanku memperingatkanmu. Siwon, dia bukan gadis yang bisa kau taklukkan. Dia berbeda, dan kau tidak akan bisa memahami perbedaan itu”

Jessica meninggalkanku dengan kebingungan yang begitu besar. Perbedaan seperti apa itu? dan kenapa aku harus membuang perasaanku? Justru setelah melihatnya lagi malam ini, aku merasa aku semakin kagum padanya. Dan kemudian seseorang menyuruhku membuang perasaan itu jauh-jauh. Ini tidak masuk akal.

To Be Continue~

Hai-hai readers tercinta *pelukciumsatu-satu* senang bisa comeback lagi didunia ff setelah sibuk dengan tugas sebagai admin art. Ngomongin soal art, maaf banget soal yg request poster karena aku baru lihat page requestnya beberapa waktu lalu -,- sebenarnya sekarang lagi sibuk disekolahan jadi ada beberapa poster bahkan header blog yg belum diselesaikan. Maaf banget untuk hal-hal tersebut yah. Untuk ff kali ini aku bikin beda dari yang Paradox kemarin and for your information, ini ff mungkin bakal panjang, banyak konflik tapi semoga nggak ngebosenin haha, anyways makasih buat kak Echa yang ngebantuin nyari ide buat lanjutin ff ini di part 2nya. Semoga bisa membahagiakan para readers sekalian. Makasih deh :*

114 pemikiran pada “(AD) The Touch Of Love

  1. Aduuhhh…knpa jessie ngoming gtu ke siwon cba..
    Knoa rpnya dengan tiffany..
    Dan lgi ayah fany bber2 yah..da mw nikah jga smpet2nya brbuat gtu ma sekretarisnya..
    Prah nih..
    Oh ya..apa chae kyung tu bner2 jhat ya..
    Ksuan bnget fany klw gtu..
    Dtnggu klnjutannya thor..

  2. Ayolah jessie coba kasih tau alasan yg jelas dan logis.. Kasian siwon, knp ya kira2 fany?? Itu cae kyung geeran bgt kalo iyaa ayah fany cinta sama dia, ayahnya ga akan selingkuh sama si hyunah kan,,?? Aigoo.. Next min ditunggu bgt kelanjutanya

  3. aaa itu knapa coba jessie bilang gitu ke siwon ? astagaaa kiraiin ini tadi oneshottt lah kok di tengah jalan ada tulisan tebel to be continue agak syokk dan linglung jadinyaa hehe next chap ku tungguu looh authornim~ Fighting !

  4. Sepertinya memang ada misteri antara jessi sm tippa kenapa jessi ngelarang siwon bt jatuh cinta sm tiffa. Apa yg beda dr tippa?
    Bikin penasran thor
    Trus hubungan tiffa , ayahnya sm cae kyung juga masih tanda tanya. Kenapa mereka saling gasuka.
    Ditunggu kelanjutannya thor dan semangat nulis 😍

  5. Ihh, si jess bikin penasaran, knpa ma tippa? Prasaan dia baik2 aja gk ad yg aneh selain sifatny yg kssar. Apa ad sesuatu yg menakutkan ma tiffa??. Moga aj gk ya, moga aj it hnya kesalahpahaman org2 yg gk kenal tiffa 😁😁 ditunggu part 2 ny btw ☺

  6. cukup bikin penasaran dan heran dengan karakternya tiffany disini
    tiif terlihat angkuh, tegar dan keras kepala dihadapan cae kyung dan tuan hwang.
    di awal pertemuannya dengan siwon juga terlihat sangat angkuh, bahkan tidak meminta maaf pada siwon setelah gadget siwon rusak. tapi selanjutnya juga pas siwon menunggunya lagi terlihat lemah karena menangis. dan anehnya tiff malah menampar siwon, pdhl harusnya siwon yg kesal dan meminta pertanggung jawaban.
    siwon malah jatuh cinta pd pandangan pertama ke tiff padahal pertemuan mereka di pesta ultah sica saja tiff lupa pernah bertemu siwon dimana. mungkin tiff kurang fokus atau gimana ??
    tuan hwang juga tidak terlihat seperti ayah yg baik dan kurang memperhatikan tiffany, dan tiffany malah terluka dengan perbuatan ayahnya terhadap ibunya dulu, karena tuan hwang ternyata akan menikah dengan cae kyung. dan sepertinya hub tuan hwang dan ibu tiff dulu tidak harmonis, akibat tuan hwang mempunyai hub lain dengan cae kyung. tapi tuan hwang juga bercumbu dengan sekretarisnya d kantor. lelaki dan ayah seperti apa tuan hwang ini ??
    jessica juga tampak aneh, padahal bersahabat dengan siwon juga tiffany. tapi kenapa melarang siwon utk jatuh cinta ke fany ??
    ada apa dengan tiffany sebenarnya, perbedaan yg tidak dpt dimengerti sprti apa mksd jess ??
    masih belum jelas karena ini ff part 1
    tapi bikn penasaran thor…
    seru juga, banyak yg belum terungkap dan belum dpahami….
    d tunggu part selanjutnya….

  7. Keren Thor..
    Kenapa Jessica kok suruh Siwon lupain fany…
    Kan Baru aja suka kok gitu….
    Kasian fany… Siwon ttp suka sama fany ya….
    Next thor.. Jgn lama”

  8. Aduhh jessi knpa malah nyuruh siwon buat buang
    Perasaanny ke tiffany.bikin penasaran aj sih..
    Tiffany anak kedua ??. Berarti dia pny kk donk ??
    Makin tambah penasaran aj nih.
    Next ya thor.jangan. lama2 okk.
    Semangat buat nulis chapter selanjutnya ya.
    Faighting…

Tinggalkan Balasan ke anhiehwang0111 Batalkan balasan