(AF) MY SECOND LOVE MY WIFE TWINNING part 2

MY SECOND LOVE MY WIFE TWINNING

PhotoGrid_1432099178895

Author : @q2lovepink
Main Cast: Tiffany Hwang, Choi Siwon
Other Cast: Jessica Jung, Choi Sooyoung, Lauren Hanna
Genre : Sad, Romance, Marriage Life
Rating : PG (17+)
Length : Chapter

Disclaimer :
FF ini murni hasil pemikiranku, apabila ada kesamaan cerita, ataupun karakter tokoh adalah hal yang tidak disengaja.

So Happy Reading 😉

Sudah satu jam Siwon dan Tiffany berdiri di depan batu nisan yang bertuliskan ‘Song Stephany’. Tidak ada niat mereka sedikitpun untuk beranjak dari tempat itu.

“Eonni.. mianhae.. aku baru mengunjungimu sekarang. Seandainya aku tahu bahwa aku memilikimu, aku pasti tidak akan pernah kesepian. Kenapa mereka begitu kejam Eonni? Apa salah kita? Kenapa mereka tega memisahkan kita? Salahkah aku jika aku membenci mereka? Eonni!!! Jebal!!! Kembali lah..!! kenapa kau pergi sebelum aku bertemu denganmu? Aku ingin mengenalmu Eonni, aku ingin memelukmu… hiks…hiks…” air mata Tiffany pecah seiring turunnya hujan yang membasahi sekujur tubuhnya.

Siwon berlari mengambil payung yang selalu tersedia di dalam mobilnya, kemudian Ia kembali ke tempat dimana Tiffany berdiri dan segera memayunginya.

“Fany-ah sebaiknya kita segera pulang, sepertinya hujan akan semakin lebat.”

Tiffany hanya menganggukkan kepalanya pelan, Ia sudah tidak sanggup untuk berkata – kata.

Hening

Itulah suasana yang terjadi di dalam mobil yang ditumpangi Siwon dan Tiffany, tidak ada satupun diantara mereka yang memulai pembicaraan. Siwon sibuk dengan kemudinya, sementara Tiffany menatap kosong jalanan yang ada di depan.
Sesekali Siwon melirik kearah Tiffany, matanya menperhatikan tangan Tiffany yang terus menerus menghapus air matanya.

“Uljima Fany-ah..” ucapnya dalam hati.


“Ahjuma, kenapa Daddy belum pulang juga?” Tanya Lauren cemas pada salah satu maid nya.

“Mungkin Tuan sedang dalam perjalanan, Agasshi.” Lauren menghela napas kasar seraya mengerecutkan bibir mungilnya.

Tidak lama kemudian ……

“Lauren-ah!!! Lihatlah siapa yang Daddy bawa?”

Mendengar suara Daddy nya, Lauren langsung berlari menuju ruang tamu.

“AUNTYYYY!!!!!!!” teriak Lauren senang. Ia tidak menyangka orang yang dirindukannya sejak kemarin, kini ada dihadapannya.
“Give me hug, baby,”

Dengan senang hati Lauren memberikan pelukannya pada Tiffany. Lama mereka berpelukan seolah telah berpisah selama bertahun – tahun. Setelah mengetahui kebenarannya, Tiffany semakin menyayangi Lauren. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa Ia akan membahagiakan Lauren.

“Aku kira Aunty marah padaku,” Tiffany melepaskan pelukannya dan menatap Lauren lekat.

“Kenapa Aunty harus padamu baby, eoh?”

“Bukankah kemarin Aunty menangis dan pergi tanpa pamit?”

“I’m sorry baby, kemarin Aunty sedang tidak enak badan, makanya Aunty langsung pergi. Aunty tidak sempat berpamitan padamu.”

“Jinjja??”

Siwon melangkah mendekati mereka, Ia mensejajarkan tubuhnya dengan Lauren dan Tiffany.

“Tiffany Aunty benar Lauren-ah, kau tidak boleh berperasangka buruk pada orang lain. Arraseo?”

Lauren menganggukkan kepalanya berkali – kali, tanda Ia mengerti. Tiffany bahagia melihat Lauren tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar, meskipun tidak ada sosok ibu disampingnya. Ia melirik Siwon sekilas, dan tersenyum manis. Gomawo Oppa, kau sudah menjadi ayah yang baik untuk Lauren dan terima kasih telah memberikan cintamu untuk Stephany Eonni. Seandainya Eonni masih hidup, Ia pasti akan sangat bahagia berada di tengah keluarga kalian. Batinnya.

“Kau melamun lagi Fany-ah?”

“Nde?? A-aniyo,”

“Kajja!! Lauren sudah menunggu kita di meja makan.”
Sungguh pemandangan yang indah. Siapapun yang melihatnya, pasti akan sangat iri.
Tiga insan manusia tengah menikmati makan malam mereka dengan penuh kehangatan. Mungkin sebagian orang akan mengira bahwa mereka adalah sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis. Namun sayang kenyataannya tidak seperti itu.



Tuuuuutttttt tuuuuuttttttttttt

Jessica melempar ponselnya kesal. Sudah berkali – kali Ia menelepon Tiffany, tapi tidak diangkat sekalipun.

“Come on Fany!! Angkat teleponnya!!! Aish jinjja… kau dimana Fany-ah? Oh God, semoga tidak terjadi apa – apa padanya. Arrrggghhhhh kau membuatku gila Fany!!!!”

Entah yang keberapakalinya Jessica menggerutu cemas. Ia sangat sangat mengkhawatirkan Tiffany.
Jam sudah menunjukkan 10 pm waktu KST, dan Tiffany belum menghubunginya.
Jessica terus mondar – mandir di dalam apartementnya, Ia sangat takut Tiffany berbuat sesuatu yang membahayakan nyawanya.

“Ah Jessica pabo! Kenapa kau tidak menanyakannya pada Choi Siwon? Orang yang terakhir bersama Tiffany adalah DIA” ucapnya pada dirinya sendiri.

Dengan tergesa – gesa Jessica menekan nomor Siwon pada ponselnya.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Empat detik

Lima detik

“Yeoboseo..”

Akhirnya panggilan yang sedari tadi ditunggunya datang juga.

“Yeoboseo Siwon-ssi, mianhae aku meneleponmu malam – malam. Eummmm apakah Tiffany sedang bersamamu?” tanyanya to the point.

“…….”

“Ah syukurlah, aku bisa tidur tenang sekarang. Gomawo Siwon-ssi, Annyeong.”

“…….”

Huuuhhh, Jessica menghela napas lega. Fany-ah, aku berharap kau dan Siwon-ssi bisa hidup bersama. Doanya dalam hati.


“Good night baby.”

Setelah makan malam dan bermain – main sebentar, Tiffany menemani Lauren tidur. Ini pertama kalinya bagi Tiffany, entah dari mana insting itu berasal, Tiffany begitu sangat telaten dalam menjaga Lauren.

Tiffany melangkah perlahan meninggalkan kamar yang didominasi pink tersebut, berusaha untuk tidak menimbulkan suara yang dapat membuat Lauren terbangun.

Ketika Tiffany akan menutup pintu, tiba – tiba Siwon muncul di depannya. Tentu saja Tiffany terlonjak kaget.

“OMO!! Opaa!!”

“Apa Lauren sudah tidur?”

“Ne, dan sepertinya aku harus pulang sekarang. Jessica pasti sudah menungguku, aku tidak mau mendengar omelannya lagi.” Tukas Tiffany bergidik ngeri membayangkan ekpresi marah Jessica.

“Tadi dia sudah meneleponku, dan aku bilang kau akan menginap disini,” jawab Siwon santai.

“MWO!!! YAAAKKK OPPAAA!!! Kenapa kau mengatakan hal itu padanya???”

Tanpa diduga, Tiffany berteriak didepan Siwon. Bagai disambar petir, siwon hampir tersungkur ke belakang. Selama mengenal Tiffany, Ia belum pernah mendengarnya berteriak seperti tadi.
Melihat raut wajah Siwon yang syok, Tiffany langsung mendekatinya dan menggenggam tangannya seraya meminta maaf.

“Jeongmal mianhae Oppa, aku tidak bermaksud berteriak padamu.”

Belum habis rasa terkejutnya karena teriakan tadi, Siwon sudah dikejutkan kembali dengan perlakuan Tiffany yang menggenggam erat tangannya. Ini tentu membuat Siwon menjadi gugup sekaligus senang.

“Gwe-gwenchana Fany, a-aku hanya sedikit terkejut saja.”

“Syukurlah, kalau begitu aku pulang dulu Oppa,”

Belum sempat Tiffany melangkah, Siwon terlebih dahulu menahan lengannya.

“Changkamman!! Aku tidak bisa membiarkanmu pulang malam hari. Fany-ah, ini sudah larut, tidak baik seorang gadis pulang sendirian dan mianhae aku sangat lelah, aku tidak bisa mengantarmu. Jadi sebaiknya kau menginap saja malam ini.” Tutur Siwon panjang lebar.

Bingung, itulah yang dirasakan Tiffany saat ini. Entah apa yang harus diputuskannya. Memang Ia akui, Ia juga tidak berani jika harus pulang di jam segini. Tapi disisi lain, Ia juga tidak mungkin menginap di rumah Siwon yang notabene nya adalah kakak ipar plus partner kerjanya. Apalagi mereka baru satu bulan saling mengenal. Ottokhe??? Tiffany memukul – mukul kepalanya pelan.

“Aku pulaaangggg..!!!!! eoh?? Fany Eonni… Siwon Oppa… ada apa?”

Sooyoung melirik tangan Siwon yang masih dengan nyaman menggenggam lengan Tiffany. Menyadari pandangan Sooyoung, Siwon segera melepas genggamannya. Sooyoung tersenyum kecil melihat keduanya salah tingkah.

“Ehem… Youngie, malam ini Tiffany akan menginap disini. Jadi Fany-ah kau bisa bertanya pada Sooyoung jika kau membutuhkan sesuatu, dan Youngie tolong kau antarkan Fany ke kamarnya.”

Dengan sikap berpura – pura tenang, Siwon berjalan santai meninggalkan Tiffany dan Sooyoung yang masih memandangnya heran.

“Ckckck.. dia pikir ini di kantor? Seenaknya saja nyuruh – nyuruh orang. Kajja Eonni!”

Sooyoung mengantar Tiffany ke kamar yang telah disediakan khusus untuk tamu. Kamarnya tidak sebesar miliknya, tapi cukup nyaman untuk istirahat. Design yang modern dengan cat warna putih ditambah furniture yang elegan dan pastinya terdapat balkon yang menghadap ke taman belakang dengan pemandangan yang menyejukkan mata siapapun.

“Eonni jika kau butuh sesuatu, aku ada di kamar kedua sebelah kamar Lauren. Mmmmm keunde… kamar Siwon Oppa lebih dekat denganmu. So up to you… bye.” Sooyoung mengerlingkan sebelah matanya sebelum menutup pintu dan pergi dengan senyum yang mengembang.



Matahari telah keluar dari tempat persembunyiannya, hampir semua orang ikut menyambut kedatangannya. Tidak terkecuali dengan Tiffany. Ia berdiri di balkon kamar yang semalam ia tempati, mamandang langit biru, menghirup udara segar dan semilir angin menerpa wajah cantiknya. Tiffany memejamkan matanya menikmati suasana pagi dengan kicauan burung yang terdengar merdu.

“Yeppuda” gumam Siwon pelan.

Ya, sedari awal Tiffany berdiri di balkon kamarnya, Siwon telah memperhatikannya. Bagaimana gadis itu memejamkan matanya, menghirup udara pagi, sampai tersenyum cantik yang memperlihatkan eye smilenya.

Bagi Siwon pemandangan pagi ini lebih indah dari biasanya.

Setelah merasa cukup menikmati udara pagi, Tiffany beranjak ke dapur. Ia ingin menyiapkan sarapan untuk keluarga Choi. Tiffany memang sudah terbiasa menyiapkan segalanya sendiri ketika Ia tinggal di LA, jadi kemampuan memasaknya sudah tidak diragukan lagi.

“Lauren baby, wake up honey!” bisik Tiffany di telinga Lauren.

Lauren menggeliat pelan, Ia merasa dirinya sedang bermimpi karena mendengar suara Tiffany. Lauren memang tidak tahu bahwa Tiffany menginap di rumahnya semalam. Jadi wajar saja jika Ia kaget ketika Ia membuka matanya, orang yang pertama kali dilihatnya adalah Tiffany.

“Tiffany Aunty..????”

“Hai, Good morning baby!”

“Oh thanks God, I’m so so happy this morning.”

Lauren meloncat – loncat bahagia di atas tempat tidurnya. Ia tidak pernah menyangka impiannya akan menjadi kenyataan.

“Stop it baby! Sekarang mandilah! Aunty akan menyiapkan pakaianmu. Palli!!”

“Yes, madam!”

Tiffany tertawa kecil melihat tingkah lucu Lauren.
15 menit kemudian…

“Kau sudah selesai baby? Kemarilah!” Tiffany memakaikan baju untuk Lauren, menyisir rambutnya, mendandaninya, seolah Ia ingin mengembalikan semua kasih sayang Stephany pada Lauren yang telah hilang sejak 5 tahun yang lalu.

Lauren tidak ingin hari ini berlalu, bahkan Ia berdoa dalam hati semoga kejadian hari ini akan terus terjadi setiap hari.

“Oh….. Kyeopta!”

“Thanks Aunty, I love you so much.” Lauren mencium kedua pipi Tiffany bergantian.

“I love you too baby.” Tiffany pun membalas ciuman Lauren di keningnya.

Tanpa mereka sadari, Siwon tengah berdiri di depan pintu kamar memandang haru moment langka ini. Tak terasa cairan bening jatuh dari pelupuk matanya.

“Gomawo Fany-ah, saranghae.” Bisiknya.


Suara gelak tawa memenuhi meja makan keluarga Choi dan Tiffany. Sooyoung tidak henti – hentinya mengeluarkan cerita – cerita lucu di tambah tingkah Lauren yang menggemaskan.

Siwon terus bersyukur dalam hati atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Sama halnya dengan Lauren, Ia juga berharap moment hari ini bisa terjadi setiap hari.

Drrrrttt drrrrrtttt

Melihat nama si penelepon, Siwon langsung pergi menghindar dari tiga gadis yang masih asyik tertawa.

“Yeoboseo Eommonim,”

“…….”

“Ne,”

“…….”

“Nde???”

“……”

“Ne, arraseo Eommonim. Annyeong”

Wajah Siwon berubah menjadi muram setelah menerima telepon dari ibu mertuanya. Ia bingung bagaimana cara menyampaikannya pada Tiffany.

“Arrrrgggghhhhh” Siwon megusap wajahnya kasar.

Dengan langkah gontai, ia menuju meja makan dan duduk tanpa menatap mereka.

Melihat perubahan raut wajah pada Oppa nya, Sooyoung memberanikan diri untuk bertanya,

“Oppa, ada apa? Siapa yang meneleponmu?”

Sebelum menjawab pertanyaan Sooyoung, Siwon menghela napas berat terlebih dahulu.

“Eumm… Fany-ah , bisakah kita bicara sebentar?” tanyanya ragu.

Mengetahui situasi yang sepertinya serius, tanpa diperintah Sooyoung langsung membawa Lauren ke ruangan lain.

“Ada apa Oppa? Jangankan membuatku penasaran” desak Tiffany.

“Tn. Hwang dilarikan ke rumah sakit, Ia pingsan. Menurut sekretaris pribadinya Tn. Hwang tidak mau keluar kamar seharian. Ia juga menolak untuk makan, Ny. Hye Ri sudah berusaha membujuknya tapi Ia tetap tidak bergeming. Yang dia pikirkan hanya kau Tiffany, Ia sangat takut kehilanganmu. Ia tidak akan pernah memaafkan dirinya jika kau juga tidak memaafkannya. Ia……”

“ANDWEEEEEEE……………………………!!!!!!!”

Tiffany menjerit histeris, tubuhnya bergetar hebat. Siwon langsung mendekapnya erat, mengelus punggungnya lembut, mencoba memberinya ketenangan. Tiffany tidak berhenti menangis, Ia sangat terpukul dengan berita yang disampaikan Siwon. Tubuhnya juga sangat lemah tak berdaya. Tiffany menyesal karena Ia lah yang telah membuat Tn. Hwang harus dilarikan ke rumah sakit.

“Oppa, tolong antarkan aku ke rumah sakit. Jebal!!” lirih Tiffany pelan.

“Apa kau yakin Fany?” Tiffany mengangguk lemah.

Dengan tenaga yang masih tersisa, Tiffany bangun dibantu oleh Siwon. Mereka segera pergi ke rumah sakit yang telah disebutkan oleh Ny. Hye Ri.


Ny. Hye Ri masih terisak di depan pintu ICU, sudah 2 jam Tn. Hwang berada di dalam. Namun sampai detik ini belum ada tanda – tanda dokter yang menanganinya keluar ruangan, lampu merah yang berada di depan pintu ruang ICU juga masih menyala, menandakan operasi masih berlangsung.
Siwon dan Tiffany berlari tergesa – gesa di lorong rumah sakit, semua orang yang berada disana memandang heran ke arah mereka, terutama pada Tiffany yang tampak berantakan.

Ketika mereka sampai di depan pintu ruang ICU, Tiffany tak sengaja bertemu pandang dengan Ny. Hye RI. Seketika mereka saling diam, menyadari hal itu Siwon mencoba mencairkan kecanggungan diantara mereka.

“Ehem!! Annyeonghaseo Eommonim, bagaimana perkembangan Tn. Hwang?” Siwon membungkuk hormat.

“Belum ada perkembangan apapun Siwon-ah,” ucapnya terisak.

“Kenapa anda baru menangisinya sekarang Nyonya? Daddy cukup kuat bertahan tanpamu selama 24 tahun, setiap Daddy sakit aku yang selalu menemaninya, menjaganya bahkan mengorbankan waktuku untuk tetap berada disisinya. Dan kau?? Apa yang kau lakukan selama ini? Apa kau pernah memikirkannya? Mencemaskannya? Oh kau bodoh sekali Tiffany, mana mungkin Ia melakukannya. Semua itu hanya harapan kosongku.” Ungkap Tiffany tajam.

Entah apa yang merasuki Tiffany sehingga Ia mengeluarkan kata – kata pedas itu dari mulut manisnya. Rasa kecewa, kesal, sedih dan benci berkecamuk dalam hatinya.

Hati Ny. Hye Ri mencelos mendengar kata – kata Tiffany. Sebenci itukah Ia terhadapnya? Sakit, tentu saja. Namun jika rasa sakit ini harus dibandingkan dengan rasa sakit Tiffany selama Ia tinggalkan, mungkin ini tidak seberapa. Ny. Hye Ri tidak menyalahkan sikap Tiffany, karena memang Ia lah yang telah meninggalkannya, Ia lah yang bersalah, Ia lah yang telah membuat kedua putri kembarnya terpisah, Ia memang tidak pantas dimaafkan. Mengingat hal itu semakin membuatnya terisak. Apa yang harus Ia lakukan untuk menebus kesalahannya? Itulah yang ada dalam pikirannya saat ini.

Siwon tidak mampu berbuat apapun, Ia tidak ingin terlibat terlalu jauh dalam masalah ini. Di kursi tunggu sebelah kiri Ny. Hye Ri tidak henti – hentinya menangis. Di sisi lainnya, Tiffany tidak berhenti meraung. Bingung, itulah yang dirasakan Siwon. Siapa orang yang harus Ia tenangkan? Aish jinjja… kenapa mereka membuatku frustasi? Batinnya.

30 menit berselang, tim dokter yang menangani operasi Tn. Hwang keluar dengan raut muka yang tidak dapat diartikan. Tiffany langsung menghampirinya dan menghujaninya dengan beberapa pertanyaan.

“Bagaimana Daddy saya Uisa-Nim? Apa dia baik – baik saja? Apa dia bisa diselamatkan? Apa dia akan sembuh?”

“Fany-ah, tenanglah biarkan Uisa-nim menjelaskannya terlebih dahulu, Ne?” Ujar Siwon menenangkan seraya mengelus pundak Tiffany lembut.

“Mianhaeyo Agasshi, Tn. Hwang tidak bisa kami selamatkan.” Sesal salah satu dokter tersebut.

Tiffany tersenyum getir, Ia menggeleng – gelengkan kepalanya dan perlahan mundur.

“Kalian bercanda kan? Daddy tidak mungkin mati, Daddy pasti sembuh, IA TIDAK MUNGKIN MATI!!!!! KALIAN SEMUA PEMBOHONG!!!!! AAAAAHHHHHHHH!!!! ANDWEEEEEEEEE!!!!!!!”

Tiffany menjerit histeris, tubuhnya lunglai, sebelum Ia jatuh ke lantai Siwon dengan sigap menangkapnya dan mendekapnya erat. Tiffany terus meraung dalam dekapan hangat Siwon.

“Oppa, katakan kalau semua itu bohong! Daddy belum mati kan Oppa? Katakan Oppa!! Katakan kalau mereka bohong OPPA!!!”

Siwon tidak sanggup mengeluarkan sepatah katapun, Ia hanya sanggup mengelus punggung dan rambut Tiffany, mencoba memberinya kekuatan.

Tak dapat dipungkiri, Siwon ikut merasakan sakit melihat kepedihan Tiffany. Ia tidak akan membiarkan gadis yang dicintainya menderita lebih banyak.



Suasana pemakaman Tn. Hwang diliputi kesedihan yang dalam, langit yang mendung dan hujan yang mengguyur turut menangisi kepergiannya. Semua keluarga, kerabat dan para kolega nya ikut mengantar Tn. Hwang ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Tiffany Hwang tidak sedikitpun beranjak dari gundukan tanah yang masih basah tersebut, meskipun para pelayat yang lain satu persatu sudah meninggalkan area pemakaman. Siwon, Jessica, dan Sooyoung masih setia menemani Tiffany. Mereka tidak sanggup membujuknya untuk pulang.

Di sudut yang lain, tampak sosok wanita anggun berdiri dengan payung hitamnya. Ingin sekali rasanya Ia memeluk putrinya yang sedang rapuh itu. Tetapi apa daya, Putrinya sangat membencinya. Ia hanya bisa memandangnya dari kejauhan.

“Fany-ah, sebaiknya kita pulang sekarang hari sudah semakin gelap.” Bujuk Jessica untuk kesekian kalinya.

“Leave me alone, Sica!” tegas Tiffany.

“Shirreo! Kau harus menurutiku sekarang. Please Fany! Jangan seperti ini.” Jessica sudah merasa putus asa. Entah apa lagi yang harus dilakukannya untuk membujuk Tiffany.

Perlahan Siwon mendekati Tiffany, ikut berjongkok bersamanya. Ia mengisyaratkan pada Jessica untuk menyerahkan masalah Tiffany pada dirinya. Jessica mengangguk mengerti, lantas Ia dan Sooyoung memutuskan pulang karena hari memang sudah mulai gelap.

“Kau berniat bermalam disini?”

Siwon memberanikan diri membuka suaranya, namun Tiffany tak bergeming. Ia tetap memandang nisan sang ayah dengan buliran air mata yang tak ada habisnya. Siwon mendesah panjang,

“Baiklah kita putuskan untuk menginap disini.”

Tiffany sontak menoleh ke arah Siwon, Ia menyatukan kedua alisnya. Seolah mengetahui pertanyaan Tiffany, Siwon segera menjawab “Bukankah itu yang kau mau?”

Sejenak mereka saling pandang, tidak lama berselang tubuh Tiffany melemah terkulai ke tanah, Ia pingsan. Siwon panik, Ia bergegas menggendongnya ala bridal menuju mobilnya. Setelah meletakkan Tiffany di samping kemudi, Siwon segera menancap gas. Mobilnya melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Seolah tidak peduli dengan suara klakson dari kendaraan lain yang memprotesnya, Siwon tetap tidak berniat sedikitpun untuk menurunkan kecepatan mobilnya.
10 menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka tiba di kediaman mewah Tiffany. Siwon membuka mobilnya kasar, lantas Ia kembali menggendong Tiffany. Tubuh Tiffany sangat dingin, wajahnya pucat dan ada peluh yang membasahinya.

Ketika Siwon akan masuk ke kamar yang didominasi pink tersebut, Ia melihat seorang dokter yang telah dihubunginya tadi sudah berada di kamar Tiffany. Perlahan Siwon membaringkan Tiffany di tempat tidur king sizenya.

“Uisa-Nim tolong periksa Tiffany!” serunya cemas.

“Ne, tentu saja Tuan Choi.”

Dengan telaten dokter tersebut memeriksa Tiffany, mulai dari denyut nadinya hingga mengecek suhu tubuhnya.

“Anda tidak perlu khawatir Tuan Choi, Tiffany Agasshi hanya kelelahan. Ia butuh banyak istirahat. Pastikan Ia meminum obatnya dan usahakan jangan menambah pikirannya ”

Siwon mendesah lega, “Ne, Arraseo. Khamsahamnida Uisa-Nim.”

Dokter tersebut tersenyum seraya menepuk pundak Siwon pelan. “Kalau begitu saya permisi dulu Tuan Choi,”

“Mari saya antar.” Ucap Siwon.

Setelah mengantar dokter itu pulang, Siwon kembali melihat keadaan Tiffany yang terbaring lemah. Ditatapnya wajah pucat Tiffany, dielusnya pipi mulusnya, dan tanpa ragu Siwon mencium kening Tiffany untuk kedua kalinya.

“Neomu neomu saranghae Tiffany Hwang,” bisiknya tepat di telinga Tiffany, lalu Siwon pun ikut tertidur.



Cahaya matahari yang masuk melalui celah – celah jendela kamar Tiffany, mengusik mata indahnya. Tiffany mengerjap bingung, Ia tidak ingat kenapa pagi ini Ia bisa berada dikamarnya. Seingatnya Ia masih berada di pemakaman ayahnya.
Keterkejutannya tidak sampai disitu, Ia lebih tersentak lagi mendapati Siwon tengah tidur dengan kepala yang bersandar di tepi ranjang milik Tiffany, terlebih tangan kanan Siwon menggenggam erat tangannya.
Tiffany mencoba menarik tangannya dari genggaman Siwon, namun pergerakannya membuat Siwon terbangun.

“Eoh? Kau sudah sadar Fany-ah? Syukurlah.” Ujar Siwon dengan suara yang masih serak.

“Oppa, apa yang terjadi? Kenapa aku bisa ada disini? Dan kau…. Apa kau berada disini semalaman?”

Siwon menatap Tiffany intens, tangannya terulur menyentuh kening Tiffany.

DEG

‘Ada apa ini? Kenapa jantungku berdegup kencang? Oh God, selamatkan aku dari perasaan aneh ini.’ Ucap Tiffany dalam hati.

“Panasmu sudah turun, aku akan membuatkan sarapan untukmu. Kau tidak boleh bergerak dulu, Ne!”

Sebelum Siwon beranjak pergi, Tiffany menahannya terlebih dahlu.

“Oppa, kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa aku bisa ada disini?”

Tampaknya Tiffany tidak akan membiarkan Siwon pergi sebelum pertanyaannya terjawab.

“ Kau pingsan Fany-ah, Aigoo badanmu itu sangat berat sampai urat – urat tanganku sakit semua.” Ungkap Siwon seraya meregangkan otot – ototnya, tentu saja Ia tidak benar – benar lelah, Siwon hanya ingin menggoda Tiffany.

“Jadi Oppa menggendongku? Huft… memalukan sekali.” Gumam Tiffany pelan, Ia mengerucutkan bibirnya. Siwon terkekeh melihat ekspresi Tiffany lantas Ia pergi ke dapur untuk mempersiapkan sarapan.
Tiiiiiittttttttttt
Jessica membunyikan klaksonnya agar para penjaga di runah Tiffany membukakan gerbang untuknya. Pagi ini Ia berniat mengunjungi sahabatnya, karena Ia yakin sahabatnya ini pasti membutuhkan teman. Terlebih lagi keadaannya kemarin sangat kacau.

“Eoh? Siwon-ssi? Kau ada disini? Apa semalam kau tidak pulang?” selidik Jessica. Ia heran mendapati Siwon berada di dapur rumah Tiffany di pagi – pagi begini.

“Panggil saja aku Oppa Sica-ya, bukankah kita berada diluar kantor?”
Bukannya menjawab pertanyaan Jessica, Siwon malah mempermasalahkan sebutan yang dipanggil Jessica.

“Baiklah.. baiklah Oppa!! Sekarang katakan, apa semalam kau tinggal disini?”Jessica bertanya ulang.

“Ya, seperti yang kau lihat sekarang.” Jawab Siwon santai.seraya melenggang menaiki tangga menuju kamar Tiffany. Jessica mendengus kesal, lantas kemudian Ia mengikuti Siwon dari belakang.

Siwon dan Jessica terlonjak kaget melihat Tiffany berada di atas balkon kamarnya, Ia hendak meloncat ke bawah. Kontan Siwon berlari ke arahnya dan mencoba menahannya.

“TIFFANYYYYYYYY!!!!! APA YANG KAU LAKUKAN?” jerit Jessica frustasi.

Siwon berhasil menahannya dan memaksanya masuk kedalam.

“LEPASKAN AKU OPPA!! BIARKAN AKU MATI!!” Tiffany memberontak dalam pelukan Siwon, namun kekuatan Siwon lebih kuat Tiffany tidak mampu melawan, Ia menyerah dan menangis histeris dalam pelukan Siwon.

Jessica menghampiri mereka. Ia sama sekali tidak menyangka Tiffany nekad melakukannya. Belum pernah Ia melihat Tiffany se-frustasi ini. Tanpa bisa dicegah, buliran cairan hangat di kelopak mata Jessica mengalir deras membasahi pipi nya.

“Fany-ah, Jebal!!! Jangan kau lakukan lagi hal bodoh tadi. Aku masih ada untukmu, aku tidak akan meninggalkanmu, aku masih membutuhkanmu Fany-ah” Ungkapnya tulus.

Siwon melepaskan pelukannya pada Tiffany, dan membiarkan Jessica memeluknya.
Tangis kedua gadis itu pecah. Tiffany menumpahkan semua kepedihannya di pundak Jessica.
Tiffany sangat terpukul dengan kepergian ayahnya, bagaimana tidak selama ini Tuan Hwang telah berperan sebagai seorang ayah sekaligus ibu bagi Tiffany. Meskipun Tiffany kehilangan kasih sayang ibunya, tetapi Ia mendapat kasih sayang lebih dari ayahnya, Ia tidak pernah kekurangan apapun. So, wajar kan jika Ia mengalami depresi seperti ini.

“Apa kau sudah gila, Eoh? Kenapa kau lakukan ini Fany? Apa kau pikir tindakan bodohmu tadi bisa menyelesaikan semua masalahmu?” Jessica terus menepuk – nepuk punggung Fany pelan.

Tangis Tiffany tiba – tiba berhenti, dan pelukannya pada Jessica melonggar. Merasa ada yang janggal, Jessica menelengkan kepalanya agar dapat melihat wajah Tiffany, dan ….

“OMONA!!!! OPPA!!! Fany pingsan!!!” panik Jessica.

“MWO?? Fany-ah ireona! Ireona!” Siwon langsung mengangkat Tiffany dan membaringkannya di tempat tidur dengan hati – hati seolah Tiffany adalah benda yang sangat rapuh.

Jessica tidak berhenti menangis, Ia sangat takut melihat keadaan Tiffany sekarang. Kali ini Tiffany benar – benar seperti mayat hidup.


Seorang gadis kecil nan cantik dengan mulut mungilnya yang dipoutkan, tengah mengetuk – ngetukan jari – jari lentiknya di atas meja, Ia lelah menunggu Daddy nya yang belum pulang sejak kemarin. Biasanya Siwon akan meneleponnya jika Ia telat atau tidak pulang, namun kali ini jangankan menelepon memberi pesan singkat saja tidak Ia lakukan.

“Aishhh dimana Daddy sekarang? Kenapa Daddy tidak mengabariku?” gerutu Lauren kesal. Ia melirik jam dinding yang ada di sampingnya, sudah pukul 08 a.m namun masih belum ada tanda – tanda kepulangan Daddy nya.

“Masih menunggu Daddy mu, hm?” suara lembut Sooyoung membuyarkan lamunan Lauren.

“Imo, apa Daddy sedang berkencan dengan wanita lain?” selidik Lauren.

“MWO?? Hahahaha, aku adalah orang pertama yang akan menghajarnya jika hal itu terjadi Lauren-ah.” Kelakar Sooyoung, Ia tidak percaya Lauren akan berpikiran sempit seperti itu.

“Jadi kemana Daddy? Kenapa Ia tidak pulang? Bahkan Daddy tidak menghubungiku.” Lirih Lauren, Ia menundukkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca.

“Kau tenang saja Lauren-ah, Daddy mu ada di rumah Tiffany Aunty. Saat ini Tiffany Aunty sangat membutuhkan Daddy.”

Sooyoung menjelaskan dengan lembut seraya membelai rambut panjang Lauren.

“Jinjja??”

Soyoung hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis. Lauren lega karena Daddy nya tengah bersama Tiffany, bukan bersama wanita – wanita aneh yang ada dalam pikiran Lauren.



Sudah 30 menit Tiffany tidak sadarkan diri. Siwon dan Jessica hanya memandanginya nanar. Wajahnya yang pucat, tubuhnya yang dingin, mata sembab dan penampilan yang sangat kacau, siapapun yang melihatnya pasti akan merasa miris.

Tiffany Hwang gadis yang ceria, gadis yang selalu memberi senyuman kepada setiap orang, gadis yang bisa membuat siapapun merasa nyaman berada di dekatnya, kini berubah menjadi gadis yang rapuh, gadis yang tidak memiliki semangat hidup lagi,

“Oppa, sebaiknya kau pulang saja. Kau pasti sangat lelah menjaga Fany semalaman.” Ucap Jessica di sela tangisannya.

Sebenarnya Siwon memang sudah sangat lelah, namun mengingat kejadian tadi bagaimana mugkin Ia rela meninggalkan Tiffany, Siwon tidak sanggup membayangkan jika hal itu terulang kembali. Ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu yang buruk pada gadis yang dicintainya.

“Daddy jeongmal mianheayo… jeongmal mianhaeyo… please!!! Don’t leave me, Dad!” gumam Tiffany dalam keadaan tidak sadar. Ada cairan bening yang mengalir dari ujung mata indahnya.

“Kau lihat sendiri Sica, bagaimana mungkin aku bisa meninggalkannya.” Ucap Siwon tanpa mengalihkan pandangannya dari Tiffany.

Jessica hanya bisa memberikan jawabannya dengan tangis pilu.


Dua minggu telah berlalu, namun keadaan Tiffany masih tetap sama, menyedihkan. Berbagai cara sudah dilakukan Siwon, Jessica, maupun Sooyoung, untuk mengembalikan kehidupan Tiffany, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil.

Tiffany lebih sering mengurung diri di kamarnya, Ia hanya bicara seperlunya. Perusahaan Hwang untuk sementara di pegang oleh Jessica. Tentu saja atas persetujuan Tiffany. Lauren sangat kehilangan Aunty nya, Ia merindukan Tiffany. Ia merindukan pelukan hangatnya, belaian lembutnya, dan panggilan sayangnya.

Pagi ini, Siwon berniat membawa Lauren menemui Tiffany. Ia berharap Lauren dapat mengobati lukanya. Ya, sejak kepergian Tuan Hwang, Lauren tidak pernah bertemu lagi dengan Tiffany. Itu disebabkan karena Siwon takut Lauren akan kecewa dengan sikap dingin Tiffany. Namun kali ini, Lauren bersikukuh ingin bertemu dengan Tiffany, Ia tidak peduli jika nanti Ia diperlakukan buruk. Yang Lauren inginkan saat ini adalah memeluknya erat, menatap wajahnya yang damai, dan melepas semua kerinduannya.

Seperti biasa, kegiatan Tiffany di pagi hari adalah menatap kosong foto Tuan Hwang, tersenyum getir dengan air mata yang entah kapan akan habis.

Suara pintu kamar terbuka, tidak menggoyahkan kegiatannya. Ia bahkan tidak menyadari siapa orang yang masuk ke kamarnya.

“Aunty….” Suara lembut itu mampu membuat Tiffany menolehkan kepalanya.

“Lauren baby…” lirih Tiffany dengan suara parau.

Lauren langsung menghambur kedalam pelukannya, dan Ia menumpahkan air mata rindunya dalam pelukan Tiffany.

“Aunty.. bogoshippo..” isaknya.

Entah perasaan apa yang disalurkan Lauren pada Tiffany, sehingga dengan mudahnya Tiffany membalas pelukan Lauren. Lama mereka dalam posisi itu, hingga akhirnya Tiffany melepas pelukan mereka terlebih dahulu. Ia menghapus air mata Lauren dengan ibu jarinya, seraya berkata, “Uljima baby.”

Lauren memberikan senyuman terbaiknya dan Tiffany ikut tersenyum. Ia kembali memeluk Lauren. Melihat wajah malaikat Lauren, membuat Tiffany teringat dengan ucapan Tuan Hwang bahwa Ia harus menggantikan semua kasih sayang yang tidak sempat Stephany berikan untuk Lauren.

Siwon dan Jessica ikut meneteskan air mata menyaksikan pemandangan indah dihadapan mereka.

“Oppa pabo! Seandainya sejak awal Oppa mengizinkan Lauren bertemu Tiffany, mungkin Fany tidak akan menderita lebih lama.” Komentar Jessica

“Bukankah ini lebih terlihat dramatis?” Siwon menggerlingkan matanya dan mereka berdua tersenyum bahagia.



Sejak hari itu, Tiffany mulai membuka hatinya meskipun belum sepenuhnya pulih. Setidaknya Ia mau kembali bersosialisasi dengan dunia luar.
Hari ini, Tiffany kembali menginjakkan kakinya di kantor perusahaan Hwang. Semua pegawai merasa senang dengan kehadiran Tiffany. Mereka membungkuk hormat ketika Tiffany berjalan menghampiri mereka.

“Aku senang kau kembali ke kantor Fany. Kantor terasa sepi tanpamu.”

Suara bass yang berasal dari belakangnya, menghentikan langkah Tiffany. Tanpa menoleh pun Tiffany tahu siapa pemilik suara tersebut. Dengan melipat tangan di depan dadanya, Tiffany membalikkan tubunhya guna menghadap ke sumber suara.

“Setahuku hari ini aku tidak membuat perjanjian denganmu Siwon-ssi. Jadi jika anda hanya ingin menyapaku, anda akan membuang waktuku yang berharga, Tuan.” Ucap Tiffany pura – pura sinis.

Siwon tersenyum dan perlahan mendekati Tiffany. Ia memberikan smriknya.

“Kalau begitu ayo kita buat perjanjian.” Tanpa menunggu jawaban Tiffany, Siwon sudah menarik tangannya ke ruang kerja Tiffany.

“Yak Oppa! Apa yang kau lakukan?” desis Tiffany. Ia malu ketika para pegawainya memperhatikan mereka berdua dan tersenyum penuh arti.

Sesampainya mereka di tempat tujuan, Siwon semakin mendekatkan tubuhnya pada Tiffany.

“Ya ya ya Oppa! Kau mau apa??” Tiffany semakin mundur hingga tubuhnya menabrak
dinding yang ada di belakangnya.

“Menurutmu?” goda Siwon dengan smriknya.

“Ka-kalau kau be-berani melangkah lagi a-aku akan berteriak.” Ucap Tiffany gugup. Jujur jantungnya saat ini berdegup kencang dua kali lipat. Tiffany berusaha mengalihkan pandangannya dari tatapan Siwon.

“Berteriak saja kau mau Nona Hwang.” Bisik Siwon yang lebih seperti desahan.

Pada awalnya Siwon hanya ingin menggoda Tiffany, namun entah kenapa hatinya menginginkan lebih. Ketika Siwon akan mendekatkan wajahnya, tiba – tiba……

TOK TOK TOK

Siwon kembali menjauhkan wajahnya dari wajah Tiffany dengan raut muka kecewa. Ia menggaruk tengkuknya kaku. Tiffany mendesah lega dan mengatur nafasnya karena terlalu gugup.

“Masuklah!” Ucap Tiffany pada akhirnya setelah mereka terdiam beberapa detik.

“Fany-ah a—- Eoh? Oppa?? Sedang apa Oppa disini?”

Orang yang ternyata mengganggu kegiatan Siwon dan Tiffany adalah Jessica. Siwon geram dengan kedatangan Jessica, sebaliknya Tiffany merasa senang karena Jessica secara tidak langsung telah menyelamatkannya.

‘Kenapa Ia harus datang disaat yang tidak tepat?’ geram Siwon dalam hati.

“Oh Sica-ya syukurlah kau datang, thanks baby.” Ucap Tiffany senang sambil memeluk Jessica. terang saja Jessica mengernyitkan keningnya bingung. Sedetik kemudian Ia melepaskan pelukan Tiffany, dan menatap Siwon tajam.

“Apa yang kalian lakukan berdua? Oppa, apa kau berbuat sesuatu pada Fany ku?” selidik Jessica. Ia memincingkan matanya curiga.

“A-a-aniyo.. Yak! Sica! Kenapa kau menuduhku? Mana mungkin aku melakukan hal buruk pada Fany.” Elak Siwon.

“Kau tidak bohong kan Oppa?” Rupanya Jessica masih belum percaya dengan ucapan Siwon.

Melihat Siwon yang gelagapan dengan pertanyaan Jessica, Tiffany segera mengalihkan perhatian teman terbaiknya ini.

“AWWWW APPO!!!!” Tiffany pura – pura meringis kesakitan.

“Fany-ah gwenchana?” Tanya Jessica khawatir.

“Nde, sepertinya tadi aku lupa meminum obatku.” Bohong Tiffany.

“MWO?? YAAKKK!!! Kenapa kau bisa melupakan obatmu mushroom? Aish jinjja kau benar – benar membuatku gila. Dimana kau menyimpan obatnya, eoh? Kau tidak boleh sakit lagi. Oh God, aku tidak menemukannya.”cerocos Jessica seraya mencari – cari obat Tiffany.

“Sepertinya aku meninggalkannya dirumah.” Ujar Tiffany santai.

“Ya ya ya ya jawaban apa itu? Mushroom berhentilah bermain – main, bagaimana bisa kau meninggalkannya di rumah?”

Tiffany hanya menatap Jessica nanar. Dalam hati Ia bersyukur, betapa beruntungnya Ia memiliki Jessica, teman sekaligus kakak baginya. Meskipun Jessica sangat sangat cerewet, namun Ia selalu memberi perhatian lebih pada Tiffany.

“W- wae? Ke-kenapa kau menatapku seperti itu?” Jessica merasa risih dengan tatapan sendu Tiffany.

“Love you honey,” Ungkap Tiffany tulus.

“N-nde?’

“I love you so much Sica-ya.” Tiffany lantas memeluk Jessica erat, Ia tidak mampu mengungkapkan apa – apa lagi.

“Love you too my mushroom.” Jessica membalas pelukan Tiffany.

“Ehm, Yaakk!!! Apa kalian melupakanku?” protes Siwon yang merasa diacuhkan oleh kedua gadis Amerika ini.

“Sayangnya kami tidak mengenalmu, Tuan Choi.” Seringai Jessica dan menarik tangan Tiffany keluar ruangan.

“YAAAKKK!!! Changkamman!!!!!”

TBC
Hai… hai… prophet! Gimana part 2 nya? Masih kurang menarik? Hehehe.
Aku gak tahu apa akan ending di part 3 atau masih berlanjut, soalnya masalah Tiffany dengan ibunya masih belum selesai. So ditunggu aja yaaa…
See u and don’t forget! Keep RCL 

89 pemikiran pada “(AF) MY SECOND LOVE MY WIFE TWINNING part 2

  1. Kasian tiffany … daddy ny meninggal..
    Tpi berkat Lauren, tiffany akhirnya bsa tersenyum kmbli..
    D tnggu part selanjutnya thor. ..

  2. Hiks sedih deh liat fany kyk gtu untung masih ada siwon, jessica sma lauren 😂 tpi sbnernya msih ada ibunya ayoo dong baikan 😢 smg mreka bisa baikn di part 3 🙏 aiihh choi siwon ternyata udh mulai berani ni ya 😏 haha sica ganggu aja pdhl dikit lagi tuh 😄 okay ditunggu part slnjutnya 😊

  3. aww sica-yaaa kangen ya jadinya..
    banyakin momen sifany nya dong kiyowo soalnya hehe
    ditunggu part selanjutnya author-nim.. :))

  4. waaah part 2 semakin menarik.. ceritanya semakin complicated.
    gak sabar nunggu part 3 😀
    fighting ya thor! ditunggu untuk kelanjutannya 🙂

  5. Yah kecepetan dong author kalo ending di part 3 , sifany moments’nya belum banyak nih disini. Pasti seru kalo lebih dikembangin ga cuma konflik keluarga hwang aja.
    Sedihnya part ini tapi di ending ditutup dengan berseri-seri, tingkah siwon oppa lucu banget, hahaha tiffa juga syukurnya udah kembali seperti semula. Semakin penasaran sama part selanjutnya.
    Semangat yah author tulisnya ^^

  6. JeTi ;-( jadi kangen moment mereka ,,disini jeti bener” sweet banget persahabatan yg sangat erat *berharap di dunia nyata juga kek gitu. Alur’y agak kecepetan sih tpi gpplah biar cepet selesai :p :* next part juseyo~ 😀

  7. Woahh, keren. Aku baru baca sekarangg, jaaa:v Ceritanya keren thor, jadi penasaran sama hubungan fany eonni sama eommanya terus hubungan sifany akan seperti apa. Ditunggu part selanjutnya..

  8. Jessica Tiffanyy 💕<3 kangen sama merekaa. Semoga di real life mereka tetep deket yah. Sifany udahh sana nikah. Banyak yg ngerestui kokk, Izin lanjut baca ya thorr

  9. wowww cerita nya daebakkk kasihan fany untung ada lauren persahabatan sica dan fany so sweet kali fany semoga fany dan ibu nya cepat baikkan kembali biar tambah seru kan kasihan klw fany sendiri

  10. Sedih bnget dech pas tn.hwang meninggal, kasian juga ngeliat tiffany jadi depresi gitu ditinggal orang tuanya tapi untung aja ada lauren yang jadi obat penawar luka tiffany..
    So sweet bnget sich persahabatn jeti

  11. Kasian Tiffany eonni…. ditinggal Daddynya
    Ikut nangis juga😨😵😭
    Siwon oppa sama Tiffany eonni udah ga canggung nih
    Ekhmmmm…… apa ya selanjutnya….
    Tiffany eonni udah cocok kok jadi Mommy hehe😆
    Sumpah Author keren pake bahasanya jadi bisa ngebayangin juga

  12. Kasian tiffany di tinggal daddy nya tiffany faithiing…
    Jessica i miss you…
    Siwon kyknya bener bener jatuh cinta sama tiffany…

    Kxkxkx…..

  13. Bc JeTi kangen mrk kala bersama di muka umum.mrk sll berplukn n slg perhatian satu sm lain.
    stlh th klo dia msh pny ibu n sdr kmbr ayh fany meninggl n smkin bikin dia frustasi, aplg fia blm maafkn ibuny. siwon sll as dismpingny bgt jg dgn sica. fany hwaiting..
    rupnu siwon udh g bs bendung hati n hasrtny ke fany smg fany jg sprt itu ktn itk kbhgiaan semua trutm lauren….

Tinggalkan Balasan ke tiffany_98 Batalkan balasan