(AD) That Mushroom is Mine !!!

That Mushroom is Mine !!!

bts (10)

“SiFany Series”

Author : Elsa Mardian

Main cast : SiFany

Other cast : Yoona, Sooyoung, Yuri, Kyuhyun

Author’s Note : Terima kasih untuk semua reader atas semua idenya. Special untuk Valentine. Happy reading!

***

Sumpah demi apapun Tiffany merindukan kekasihnya!

Sudah 2 minggu ini Siwon tidak berada di Seoul, tetapi di Malaysia untuk mengurus tender yang dimenangkannya tiga minggu lalu. Tiffany tidak mengerti proyek apa yang sedang ditangani Siwon. Yang jelas ia sudah sangat merindukan kehadiran pria yang telah satu tahun menjadi kekasihnya itu.

Tiffany berguling di atas ranjangnya sambil memandangi ponsel yang tergeletak manis di dekatnya. Seharusnya di jam seperti ini Siwon sudah menghubunginya untuk menanyakan apakah ia tadi makan siang atau tidak, ada jadwal pemotretan atau tidak, pergi hang out  bersama Yuri atau tidak, dan—

Drrrttt drrrrt

Seperti seorang anak kecil yang mendapatkan permen kapas, Tiffany melompat dan menyambar ponselnya. Ia mengetuk tanda accept sebelum menempelkannya di telinga. Tiffany jelas-jelas tidak melihat terlebih dahulu nama pemanggilnya.

“Siwon Oppa! Baby, kenapa baru sekarang menghubungiku? Apa kau tidak merindukanku? Aku rindu setengah mati kepadamu, kau tahu. Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Disana pagi, siang atau malam?” cerocos Tiffany.

“Ck, aigoo gadis ini.”

Bahu Tiffany merosot ke bawah ketika mendengar suara di telinga kanannya. Bukan Siwon, melainkan Yuri.

“Memangnya Siwon Oppa belum menghubungimu. Kasihan sekali kau, Mushroom. Hahaha!”

“Yah! Diam kau, Yul! Kau tidak mengerti perasaanku,” rengek Tiffany seraya mengacak-acak rambutnya.

“Aku sangat mengerti dengan perasaanmu, oleh karena itu aku menghubungimu. Hey, cepatlah keluar dari apartemenmu itu dan temui kami di Rabbit Café. Duo shikshin akan mentraktir kita makan enak.”

Mendengar kata duo shikshin membuat mata Tiffany melebar senang. “Jeongmal? Sooyoung dan Yoona?”

“Hemmm. Siapa lagi kalau bukan mereka. Sebaiknya kau bergabung dengan kami karena aku akan mati berdiri melihat porsi makan mereka sendirian.”

 

 

Tak perlu waktu lama bagi Tiffany untuk menyusul ketiga sahabatnya. Setelah ia resmi menjadi kekasih Siwon, Tiffany semakin dekat dengan Sooyoung serta Yoona. Karena mereka dan Yuri-lah hubungannya dan Siwon bersatu. Terlebih lagi karena Yoona yang selalu bersikap manis kepadanya. Tiffany tersenyum-senyum sendiri membayangkan pertemuan mereka yang akan terjadi sebentar lagi.

Beberapa menit kemudian, Tiffany memarkirkan mobilnya di depan café yang dimaksud. Gadis itu segera turun dari mobil dan berjalan cepat ke dalam. Seorang waitress menyambutnya dengan ramah dan Tiffany menyebutkan nomor meja yang diberitahu Yuri padanya.

Pelayan wanita itu menunjukkan ruang khusus yang dipesan Yoona di dalam café tersebut. Tiffany memasuki pintu ruangan yang berbentuk kepala kelinci itu dan mendapati Sooyoung, Yoona dan Yuri duduk di satu-satunya meja yang ada disana.

“Annyeong!” sapa Tiffany ramah lalu duduk di samping Yuri. Yoona dan Sooyoung tersenyum lebar di hadapan mereka.

“Akhirnya kau keluar dari sarangmu, Fany-ah.”

Tiffany mendengus pada Yuri. “Kau kira aku serangga?”

Sooyoung dan Yoona tertawa.

“Aku dengar Eonnie uring-uringan karena Siwon Oppa belum menelepon hari ini. Jinjja?” tanya Yoona. Ia melipat kedua tangannya di atas meja seperti seorang murid yang baik.

“Nde. Oppa-mu itu tidak sensitive.”

Yoona berdecak prihatin.

“Aku dengar ia juga tidak pernah cemburu kalau kau berpasangan dengan model pria saat pemotretan,” sambung Sooyoung. Tiffany melirik Yuri yang memasang tampang polos. Ia tahu Yuri yang mengatakannya.

“N-nde. Siwon Oppa tidak pernah mengatakan kalau ia cemburu,” jawab Tiffany malu-malu.

Sooyoung melakukan apa yang dilakukan Yoona tadi. “Ckckck.”

“Syoo, Yoongie, kenapa Siwon Oppa begitu? Sifat kakunya membuatku penasaran apakah ia pria normal atau tidak,” seloroh Yuri. Tiffany terperangah.

“Hmm sebenarnya aku juga meragukan hal itu,” jawab Yoona polos. Sooyoung tampak terkejut. Lantas ia mendorong kepala Yoona, membuat Yoona memberikan tatapan menggerutu padanya.

“Aish, kau ini. Kau ingin mengatakan kalau Siwon Oppa gay, begitu?” omel Sooyoung. Bibir Yoona maju beberapa senti karena cemberut.

Tiffany hanya tersenyum melihat tingkah ketiga sahabatnya. Ia mengerti kalau Siwon selalu sibuk dengan pekerjaan kantornya, bukan berarti Siwon tidak romantis. Jika mereka sedang bersama, Siwon memperlakukan Tiffany seperti seorang putri raja. Siwon dengan senang hati memasak, membereskan kamar, sampai menyapu serta mengepel lantai. Tiffany memang tidak menggunakan jasa maid untuk membersihkan rumahnya. Hanya jika ia terlalu lelah setelah melakukan jadwal nonstop, barulah Tiffany memanggil seorang maid. Tetapi semenjak ada Siwon, pria itu melakukannya sendiri.

Seperti awal pertemuan mereka dan juga satu bulan yang lalu. Tiffany kembali demam yang sedikit parah dari sebelumnya. Ia bahkan tidak bisa bangun selama 2 hari karena kepalanya pusing dan mual. Hal itu disebabkan oleh kurangnya darah merah dan kelelahan yang membuat gadis itu limbung kalau berdiri.

Flashback

“Apa keadaanmu sudah membaik?”

Tiffany mengangguk tanpa mengeluarkan suaranya. Ia hanya memandangi Siwon yang tubuhnya kini basah oleh keringat. Siwon tidak menyadari tatapan Tiffany sebab ia sibuk mengatur makanan dan obat-obatan di atas meja kecil di atas ranjang Tiffany. Siwon menghidangkan sup tomat, bubur wortel serta buah jeruk. Ia tahu Tiffany sangat sulit minum obat, oleh sebab itu ia menyediakan buah-buahan untuk menawar rasa pahit.

“Kenapa kau berkeringat seperti itu?” Tiffany berusaha mengeluarkan suara lemahnya. Ia ingin tahu apa saja yang dilakukan Siwon hingga berkeringat seperti seorang yang baru saja berolah raga.

Siwon tersenyum manis lalu duduk di tepi ranjang, menghadap kepada Tiffany. Ia memandangi kaos tipis putih yang dipakainya. Baju itu melekat di tubuhnya sehingga abs nya tercetak sempurna. Siwon terkekeh.

“Sepertinya aku tidak perlu ke gym karena kalori ku sudah terbakar setelah membersihkan apartemenmu, Honey.”

Tiffany menahan senyuman. “Memangnya apa saja yang kau lakukan? Oppa, kau tidak perlu melakukannya. Aku bisa memanggil seorang maid kesini.”

Siwon menggeleng. “Gwaenchana. Aku senang melakukannya. Nah, sekarang kau harus menghabiskan makananmu. Sup tomat baik untuk kesehatanmu.”

Tiffany mengangguk. Asal ia tidak diberi ikan saja karena Tiffany tidak menyukai binatang itu. Walaupun dimasak oleh koki terhebat di dunia sekalipun, Tiffany tak akan pernah memakannya. Siwon senang melihat Tiffany memaksakan nafsu makannya. Jika Tiffany menuruti kemalasannya untuk makan apalagi meminum obat, ia tidak akan cepat pulih.

“Rasanya enak tidak?” tanya Siwon.

Tiffany menelan suapan keenamnya lalu mengangguk malas. Sebenarnya sensor rasa di lidahnya sedang kacau, ia tidak merasakan apa-apa selain rasa tawar. Namun demi menyenangkan hati Siwon, Tiffany mengangguk dan terus menyuapnya.

Sampai Tiffany sudah tidak sanggup lagi melanjutkan makannya. Ia mual. Tiffany meletakkan sendok lalu menerima segelas air mineral yang diberikan Siwon. Siwon tersenyum. Setidaknya Tiffany mau menghabiskan lebih dari setengah makanannya.Sekarang waktunya Tiffany meminum obatnya.

Banyaknya macam obat yang harus diminum gadis itu tidak membantu Siwon sama sekali. Siwon bingung bagaimana cara membujuk Tiffany untuk meminum semua obat itu. Ada tiga pil dan dua kapsul. Sebelum Siwon membujuknya, gadis itu sudah menutup mulutnya sendiri sambil menggelengkan kepala kuat-kuat.

“Baby, ayolah minum obatnya agar kau cepat sembuh,” bujuk Siwon. Tiffany menggeleng kuat. Ini hari pertamanya minum obat. Masih ada hari-hari berikutnya untuk ia meminum obat-obatan itu dan itu artinya selama itulah Siwon harus terus membujuknya.

“Lalu bagaimana caranya agar kau mau meminumnya? Honey, jika obat ini terlalu pahit, cepat-cepat makan jeruk ini. Rasa manisnya akan membantumu,” ujar Siwon lembut.

“Aku tidak mau, Oppa. Rasanya benar-benar mengerikan,” rengek Tiffany.

Siwon semakin mendekatinya lalu menangkup wajah cantik itu. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepalanya. Ia mengurangi satu bantal yang menjadi sandaran Tiffany di kepala ranjang sehingga gadis itu terbaring terlentang. Siwon tidak ingin mereka berdebat hanya karena minum obat. Ia ingin langsung bertindak jadi Tiffany tidak akan merajuk lagi.

Tiffany bingung melihat Siwon merubah posisinya di ranjang. Pria itu memasukkan obat-obat berukuran kecil itu ke mulutnya dan meminum dua teguk air. Ia tidak menelan obat-obat itu, tentu saja, tetapi merendahkan kepalanya hingga sejajar dengan kepala Tiffany. Kedua tangannya membuka mulut Tiffany kemudian segera saja mencium kekasihnya itu. Tiffany melebarkan mata ketika air serta obat-obatan itu masuk ke dalam mulut dan otomatis tertelan olehnya dengan lancar. Ajaibnya Tiffany tidak tersedak!

Siwon melumat bibir Tiffany singkat lalu menjauhkan lagi wajahnya. Ada senyum puas di bibir Siwon sementara Tiffany masih mengerjap kaget. Pintar sekali cara Siwon!

“Kau tidak perlu merasakan pahitnya, Baby. I love you,” bisik Siwon lembut. Ia mengelus sisi-sisi wajah Tiffany yang masih terasa panas. Tiffany tersenyum haru.

“Yah! Kau bisa tertular olehku, Tuan Choi. Seenaknya saja mencium orang sakit,” gerutu Tiffany padahal hatinya senang bukan main. Siwon terkekeh lalu mengecup ujung hidung Tiffany.

“Itu bagus. Jadi giliranmu yang merawatku.”

Tiffany tertawa kecil. “I love you too, Choi Siwon.”

 

Flashback end

“Bagaimana kalau kau buat Siwon Oppa cemburu, Fany-ah. Dengan begitu kau akan tahu apakah ia benar-benar serius mencintaimu.”

Tiffany terkejut ketika Yuri berbicara sambil menyenggolnya. Berbagai makanan sudah terhidang di hadapan mereka. Yoona dan Sooyoung terkekeh melihat Tiffany yang ternyata sejak tadi tidak mendengar ocehan Yuri karena keasyikan melamun.

“Mwo?” tanya Tiffany heran. Aigoo, berapa lama ia melamun sampai-sampai tidak tahu teman-temannya masih membicarakan Siwon dan pesanan mereka telah siap disantap.

“Ck, Fany-ah. Jadi kau tidak mendengarku sejak tadi ya?” Yuri kesal.

“Mianhae, aku melamun. Memangnya kenapa aku harus membuat Siwon Oppa cemburu?”

Yuri mendekatkan tubuhnya pada Tiffany. “Fany-ah, coba kau ingat-ingat. Apakah ia pernah cemburu melihatmu berfoto mesra dengan model-model pria yang tidak kalah tampan darinya? Dan saat kau melakukan foto contoh pra-wedding bersama Cho Kyuhyun, apakah ia cemburu? Tidak kan?”

Tiffany termenung. Ya, beberapa hari lalu ia melakukan pemotretan tersebut bersama teman satu agensinya yang bernama Cho Kyuhyun. Pemuda itu adalah anggota baru, tentu saja Siwon belum mengenalnya sebab rata-rata Siwon mengenal teman-teman model Tiffany. Yoona dan Sooyoung menyimak dari seberang meja.

“Siwon Oppa tidak pernah membicarakan hal itu, Yuri-ah. Bukankah itu bagus? Jika ia cemburu otomatis kami akan bertengkar,” ungkap Tiffany. Sooyoung dan Yoona mengangguk semangat. Berbeda dengan respon Yuri, sepertinya gadis manis itu belum puas.

“Kalian ini tidak mengerti ya? Jika seorang pria cemburu, itu berarti ia sangat mencintai pasangannya. Jika ia diam saja, itu berarti ia tidak serius! Percaya padaku!” tukas Yuri menggebu-gebu.

“Eiiih, Eonnie saja tidak mempunyai kekasih, kenapa berbicara seperti seorang pakar cinta begitu?” sindir Yoona. Mulut Yuri terbuka tertutup karena tidak menyangka Yoona akan menyangkalnya.

Tiffany dan Sooyoung menyamarkan tawa mereka dengan berpura-pura batuk.

“Aish, Yoona. Kau ini,” desis Yuri. Kemudian ia berpaling lagi pada Tiffany. “Fany-ah, aku mempunyai sebuah rencana. Kau harus menurut padaku, arraseo? Aku yakin kau tak akan menyesal. Dan Choi,” lalu Yuri beralih pada duo shikshin. “Bantuan kalian sangat diperlukan. Kalian bersedia kan?”

Tiffany masih mengernyit bingung. Ia tahu Yuri selalu mempunyai ide-ide aneh untuk hidupnya. Kemudian kedua gadis Choi mengangguk patuh seakan-akan Yuri adalah bos mereka.

“Baiklah kami setuju. Apakah sekarang kita boleh makan?”

 

 

Tiffany kembali ke apartemennya setelah menghabiskan malam bersama ketiga sahabatnya. Mereka pergi ke mall untuk berbelanja serta ke salon untuk merawat diri. Tiffany sudah lama tidak menyentuh tempat itu, hampir sekitar satu bulan lebih. Kini tubuhnya terasa segar kembali setelah 3 jam melakukan perawatan tubuh serta rambut bersama teman-temannya.

Tiba di pintu apartemen, Tiffany termagu ketika menyadari kalau pintu itu sudah tidak terkunci. Jantungnya berdegup kencang. Apa ada perampok yang masuk ke apartemennya? Omo! Tidak ada yang tahu password apartemennya selain Siwon dan Yuri. Dan kedua orang itu tidak mungkin berada di dalam! Siwon masih berada di luar negeri sedangkan Yuri semalaman ini bersamanya.

Tiffany menelan ludah. Bagaimanapun ia harus melihat keadaan di dalam. Ia membuka pintu dengan tangan gemetar. Untung saja ia selalu menaruh payung di dekat pintu. Benda itu bisa menjadi senjatanya untuk melawan penyelundup yang kini mungkin tengah berkeliaran di dalam apartemennya.

Gadis itu mengernyit ketika menutup pintu apartemennya kembali. Aneh! Jika memang benar perampok, kenapa semua lampu dinyalakan? Ia ingat belum menyalakan satu lampu pun saat pergi tadi. Lagipula bukankah penjahat seperti itu suka bekerja di tengah kegelapan? Tiffany terus mengendap-endap menuju ruang tamu setelah meletakkan barang-barang belanjaannya di lantai dan menyambar sebuah payung.

Tiffany berhati-hati menginjak lantai kayu apartemennya. Matanya melirik liar ke segala arah. Namun ia tidak mendengar apa-apa. Anehnya ia tidak merasa takut sedikitpun. Padahal ini adalah pertama kalinya apartemennya dimasuki seorang penyelundup. Tiffany terus mengawasi sekitar sampai aroma makanan tercium olehnya.

Ia segera melangkahkan kaki menuju dapur sekaligus meja makan. Ada yang tidak beres disini. Penyelundup itu menyiapkan makanan untuknya! Tiffany terperangah melihat meja makannya telah diisi berbagai masakan serta dua batang lilin dan satu buket bunga mawar merah

Wah, perampoknya romantis!

“Selamat datang, Baby.”

Tiffany nyaris mematahkan hidung pria yang tiba-tiba berbisik di telinganya. Entah darimana ia datang, tetapi Tiffany benar-benar kaget. Ia membalikkan badan secepat kilat lalu mengayunkan payung ke arah pria itu sambil menjerit keras.

“Aaaaaaaarrrgghh!”

“Woo wooo…tenanglah, Fany-ah. Ini aku!”

Tiffany melebarkan mata. Ia tidak percaya dengan siapa yang dilihatnya sekaligus senang bukan main. Choi Siwon! Pria itu hadir di hadapannya dengan masih mengenakan pakaian dari perjalanannya pulang ke Seoul. Lengan kemejanya digulung hingga siku lalu beberapa kancing terbuka sampai dada bidangnya. Rambutnya sedikit panjang dan terlihat sedikit bayangan gelap di rahangnya. Tiffany mendesah lega kemudian melempar payung ke lantai. Siwon pun merentangkan tangan dan Tiffany tidak menunggu lama untuk memeluk kekasihnya tersebut.

Siwon tersenyum di bahu Tiffany seraya menghujani bahu terbuka gadis itu. Ia sangat merindukan kekasihnya. Seharian ini ia sengaja tidak memberi kabar kepada Tiffany karena ia berniat pulang tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Jadi Tiffany akan terkejut saat melihatnya.

“Aku kira kau perampok. Jahat sekali! Kenapa tidak memberitahu kalau sekarang kau akan pulang, Oppa?” rengek Tiffany lalu mempererat pelukannya di leher Siwon.

Siwon menaik turunkan tangannya dengan lembut di punggung Tiffany. “Mianhae, aku hanya ingin mengejutkanmu.”

Tiffany merengek. “Dan kau berhasil melakukannya.”

Siwon tersenyum puas. “Aku merindukanmu.”

Tiffany mengangguk. “Hmmm.”

Merasa tidak mendapat jawaban yang memuaskan, Siwon melonggarkan pelukan kemudian menatap mata indah Tiffany. Lekat dan penuh arti. “Kau tidak merindukanku?”

“Ck, tentu saja. Aku hanya kesal padamu,” ungkap Tiffany. Siwon merendahkan wajahnya sehingga tepat berada di depan wajah Tiffany.

“Kalau begitu, aku akan mencoba menghilangkan rasa kesalmu,” bisik Siwon. Tiffany mengernyit. Apapun yang dilakukan Siwon saat ini tetap sama saja. Tiffany sangat merindukan Siwon namun kata-kata Yuri tadi terngiang-ngiang di kepalanya. Namun disaat Tiffany ingin mengatakan sesuatu, Siwon telah membungkam mulutnya dengan ciuman dalam.

Tiffany sampai lupa kalau mereka juga merindukan ciuman manis mereka.

 

 

“Jadi, Yoona dan Sooyoung tahu kalau kau pulang sekarang? Aish, duo shikshin itu!”

“Aku yang melarangnya mengatakan padamu.”

Tiffany mengangguk mengerti. Kini mereka duduk saling berhadapan di meja makannya. Sebenarnya Tiffany sudah kenyang, tetapi ia tidak tega meninggalkan Siwon yang sepertinya sangat lapar. Siwon berkata kalau ia langsung kesini setelah melakukan perjalanan panjang dari Malaysia. Tiffany juga melihat koper pria itu di ruang tengah. Dan sekarang Siwon makan dengan lahap sekali.

“Kenapa tidak makan di pesawat?” tanya Tiffany seraya mengaduk-aduk spagettinya.

“Aku sangat lelah jadi aku tidur saja selama di pesawat,” jawab Siwon.

Tiffany memandangi Siwon. Pria itu selalu tampak lelah karena pekerjaannya, namun bukannya pulang ke rumah malah mengunjunginya di apartemen. Tak dapat dipungkiri kalau Tiffany senang, tetapi Siwon juga harus memperhatikan kesehatannya. Siwon memang gila kerja, namun sebisa mungkin selalu menengok dirinya.

Tiba-tiba Tiffany kembali teringat dengan rencana Yuri. Bukannya ia meragukan cinta Siwon, namun ia penasaran ingin mengetahui bagaimana sikap Siwon kalau cemburu. Setiap gadis mempunyai rasa bangga yang berbeda ketika pasangannya cemburu.

Untuk memulai rencananya, Tiffany berdehem.

“Ehem. Ng…Oppa?”

Siwon mendongak dari atas piringnya. “Hmm?”

“Apa Oppa telah melihat teaser pemotretan terakhirku di situs majalah Vogue? Majalahnya keluar sekitar 2 minggu lagi, tepat di hari Valentine. Tetapi aku dengar dari Yuri teasernya sudah di posting,” ujar Tiffany. Siwon mendelik lalu terbatuk kecil.

“Jinjja? Yang mana?” tanya Siwon dengan nada datar.

“Foto pra-wedding bersama Cho Kyuhyun, teman baruku.”

Siwon hampir mematahkan sendoknya namun ia berhasil bersikap seperti biasa. Tenang dan tersenyum. Tiffany menggigit bibirnya. Siwon tetap bereaksi biasa saja.

“Sayang sekali aku belum melihatnya. Aku tidak sempat melihat internet, Baby. Jadwalku padat sekali. Mungkin besok pagi aku akan melihat foto-foto barumu. Pasti kau sangat cantik,” ujar Siwon.

Tiffany menaikkan kedua alisnya dengan malas.

“Arraseo, Oppa.”

 

Siwon menghembuskan napas berat untuk kesekian kalinya. Matanya terpejam lelah kemudian terpaksa membukanya hanya untuk melihat foto-foto mesra Tiffany bersama si model baru itu. Siwon telah melihatnya puluhan kali sejak teaser foto itu diposting di twitter serta situs resmi majalah tersebut.

Ia berbohong kepada Tiffany karena tidak ingin menunjukkan kemarahannya di depan gadis yang sangat dicintainya itu. Bukan hanya saat Tiffany berfoto dengan Kyuhyun, tetapi juga model-model pria lainnya. Setiap kali Tiffany melakukan apa yang menjadi tugasnya, Siwon mencoba memahami bahwa itulah tugas kekasihnya. Siwon mencoba bersikap timbal balik. Tiffany tidak pernah protes dengan kesibukan Siwon, lalu apa salahnya Siwon juga bersikap sama. Lagipula kecemburuan hanya milik anak remaja, pikir Siwon.

Tetapi hatinya tidak bisa dibohongi. Siwon seringkali cemburu. Hanya saja ia tidak pernah memperlihatkannya untuk menjaga perasaan Tiffany.

Tok tok tok

“Oppa! Waktunya sarapan!!!”

Siwon mendesah malas. Ia mengabaikan suara Sooyoung yang memanggilnya untuk sarapan. Sekarang hari Minggu jadi ia ingin melewatkan aktivitas rutin itu. Atau ia bisa menggabungkannya dengan makan siang.

TOK TOK TOK

“Oppa! Aku paling tidak suka dengan orang yang melewatkan waktu makannya! Cepat keluar!!!”

Siwon mengacak-acak rambut hitamnya kemudian dengan tergesa-gesa menghampiri pintu kamar. Ia membuka kasar pintu itu lalu dalam hitungan detik sudah melihat Sooyoung berdiri manis di hadapannya.

“Aish, aku masih mengantuk! Memangnya kau tidak tahu semalam aku pulang jam berapa?” geram Siwon. Bukannya takut digertak sang kakak, Sooyoung malah melipat tangannya di dada seperti seorang bos.

“Aku tahu. Tetapi kau harus sarapan. Aku sudah bersusah payah memasak untuk kita,” katanya membela diri.

“Kau kan bisa menyisakannya saja.”

“Tentu saja tidak bisa. Porsiku sudah menghilang setengah. Siapa lagi kalau bukan Yoona. Ia telah melahap separuh sarapanku saat aku lengah. Sekarang ia sudah pergi dan aku terpaksa makan kurang dari biasanya. Jadi jika kau tidak ikut sarapan, aku akan memakan porsimu itu!” omel Sooyoung.

Ya Tuhan, bisakah kedua adikku kembali ke dalam perut Eomma, batin Siwon gemas. Tentu saja ia tidak serius dengan doanya itu.

“Arra arra! Aku akan turun sebentar lagi. Oh ya, kenapa Yoona pergi cepat sekali? Bukankah ia seharusnya libur?”

“Dia tidak pergi ke kantornya, tetapi pergi bertemu teman! Ya sudah, aku, Eomma dan Appa menunggu di meja makan!”

 

“Mwo? Kau mengunjungiku pagi-pagi begini hanya untuk membujukku melakukan hal itu? Shirreo!”

“Kyuhyun-ssi, aku ini Sunbae-mu, jadi kau harus melakukan apa yang kuminta!”

“Mian, jika kau lupa aku lebih tua dari kalian berdua. Jadi jangan menjadikan berapa lama kalian bekerja di agensi kita sebagai alasan untuk memaksaku!”

Yuri dan Yoona saling pandang. Sejak tadi hanya Yuri yang memaksa Kyuhyun, sedangkan Yoona menjaga sikapnya. Ia memang suka seenaknya kepada siapa saja, tetapi entah mengapa saat di depan Kyuhyun, Yoona berubah menjadi perempuan yang sebenarnya.

“Sudahlah, Eonnie. Mungkin Kyuhyun-ssi tidak ingin melakukannya,” bisik Yoona pada Yuri.

Yuri menatap kesal pada Kyuhyun. Padahal mereka hanya meminta sedikit bantuan, tapi Kyuhyun menolaknya mentah-mentah.

“Kenapa kau pelit sekali, Cho. Lagipula ini kan hanya pura-pura,” Yuri masih mencoba membujuk tetapi nada suaranya lebih lembut. Yoona memberikan senyuman manisnya pada Kyuhyun dan pemuda itu pun mengerjap gugup.

“Itu hakku, Yuri-ssi. Aku tidak ingin mencampuri kehidupan cinta Tiffany-ssi, itu saja. Dan aku ini model, bukan pemain drama.”

Yoona mengerti dengan keputusan Kyuhyun. Menurutnya Kyuhyun benar. Ia hanya seorang teman baru, jadi maklum saja kalau Kyuhyun bersikap seperti itu. Ia juga tidak terlalu dekat dengan Tiffany, hanya sebatas teman kerja. Yoona bertanya-tanya dalam hati, apakah ada alasan lain yang membuat Kyuhyun menolak. Apa ia sudah memiliki kekasih?

Tiba-tiba perasaan Yoona tidak nyaman.

Drrtttt drrrrtt

Ponsel Yuri bergetar. Yoona mengintip dan melihat nama Tiffany terlihat di layar ponsel itu.

“Aku menjawab Tiffany dulu, Yoong.”

Yoona mengangguk kemudian Yuri menjauh dari mereka. Kyuhyun berdehem ketika hanya ia dan Yoona yang duduk di ruang tamu rumahnya itu. Ada sesuatu di mata Kyuhyun ketika memandang Yoona.

Saat Yoona balas memandangi Kyuhyun, pemuda itu segera berdehem.

“Ehm…silahkan diminum tehnya,” Kyuhyun mempersilakan Yoona untuk meminum teh yang telah disediakannya. Ia sendiri mengambil cangkirnya dan menyesap isinya perlahan. Yoona melakukan hal yang sama.

“Mmm, Kyuhyun-ssi, mianhae. Kami datang pagi-pagi begini hanya untuk meminta bantuan konyol itu,” ujar Yoona. Kyuhyun mengangkat bahu.

“Gwaenchana, Yoona-ssi. Aku sudah mendengar bagaimana bossy-nya Yuri dari teman-teman di kantor kita. Jadi aku paham,” kelakar Kyuhyun. Yoona tertawa kecil dan menurut Kyuhyun, tawa itu sangat cantik.

“Kalau boleh aku tahu, ada apa dengan hubungan kakakmu dengan Tiffany-ssi? Apa tidak baik?” tanya Kyuhyun lagi.

“Aniyo. Bahkan sangat akur. Tetapi Siwon Oppa tidak pernah cemburu pada pekerjaan Tiffany Eonnie, jadi Yuri Eonnie menyimpulkan kalau Siwon Oppa tidak serius mencintai Tiffany Eonnie. Oleh karena itu kami meminta bantuanmu karena akhir-akhir ini kau dan Tiffany Eonnie malakukan pemotretan bersama. Tapi tidak apa-apa jika kau tidak bersedia, Kyuhyun-ssi. Aku mengerti.”

Mendengar itu Kyuhyun mengangguk-anggukkan kepala. Tidak sepenuhnya benar, batin Kyuhyun. Tiba-tiba ia penasaran dengan kedua orang itu. Di matanya Tiffany Hwang adalah gadis yang ramah, supel serta cantik. Jika Kyuhyun yang menjadi kekasihnya, mungkin ia akan uring-uringan melihat foto mesra bersama model pria.

“Jadi begitu ya? Ck, haruskah aku membantu kalian?” gumam Kyuhyun, namun cukup keras untuk didengar Yoona.

“Kyuhyun-ssi, apakah kau berubah pikiran? Aku akan sangat berterima kasih jika kau bersedia membantu,” ucap Yoona. Kyuhyun tersenyum manis pada gadis cantik di hadapannya itu. Ia mempunyai cara sendiri untuk meminta balasannya dari Yoona.

“Kalau begitu, aku akan membantu kalian. Tapi dengan satu syarat,” Kyuhyun sengaja menggantung kalimatnya untuk melihat ekspresi Yoona.

Yoona berpikir ternyata Kyuhyun tidak suka dengan cara Yuri yang memaksa. Kyuhyun akan luluh jika meminta bantuan dengan cara lembut seperti yang dilakukannya. Lalu tidak ada salahnya jika ia terus bersikap lembut dan mengabulkan permintaan pemuda itu.

“Apa itu, Kyuhyun-ssi?” tanya Yoona. Kyuhyun meletakkan cangkirnya di atas meja kemudian mencondongkan tubuh ke depan. Ia senang melihat mata Yoona yang berseri-seri.

“Berkencanlah denganku.”

Yoona terdiam untuk beberapa detik tanpa mengedipkan matanya. Kyuhyun menyeringai namun matanya menunjukkan keseriusan. Yoona tidak yakin kalau ia mendengar dengan benar. Lalu disaat ia akan membalas ucapan Kyuhyun, terdengar suara Yuri yang ternyata telah kembali ke ruang tamu itu.

“Tiffany meminta kita ke apartemennya sekarang, Yoong.”

Yoona tidak bisa menjawab. Wajahnya memerah.

“Yuri-ssi, aku bersedia membantu kalian. Beritahu saja apa yang harus kulakukan dan dimana tempatnya,” suara Kyuhyun terdengar sangat jenaka ketika memberitahu Yuri.

Yuri terperangah. Namun ada senyum konyol di wajah manisnya itu. “Jeongmalyo? Kau bersedia? Yess! Akhirnya aku tidak perlu menyamar menjadi laki-laki hanya untuk sandiwara konyol ini. Gomawo, Kyuhyun-ssi!”

 

“Wah, Tiffany Hwang sangat cantik di foto ini!”

“Kau benar. Ia adalah model favoritku!”

“Tapi siapa pemuda ini? Apa ia model baru? Aku tidak menyangka mereka bisa sangat serasi menjadi pasangan.”

“Aish, Jung Mi, jangan bicara seperti itu. Jika Tuan Siwon mendengarnya ia bisa cemburu.”

“Tapi pemuda ini benar-benar tampan. Hebat sekali kalau Tiffany Hwang tidak tergoda dengan ketampanannya selama pemotretan. Aku jadi tidak sabar membeli majalahnya.”

Tanpa sengaja Siwon mendengar komentar-komentar karyawan perempuannya ketika melintasi pantry. Siwon termenung di tempatnya berdiri. Tidak dipungkiri hatinya semakin panas. Di awal minggu yang seharusnya fokus pada pekerjaan, Siwon malah sebaliknya. Foto-foto Tiffany dan Kyuhyun yang beredar di internet membuat konsentrasinya pecah. Sebenarnya wajar saja kalau Kyuhyun memegang pinggang Tiffany, atau Tiffany memeluk Kyuhyun dari belakang sambil memegang balon, atau bahkan wajar kalau Kyuhun mencium kening Tiffany. Siwon memperingati diri sendiri kalau hal itu wajar. Tema mereka kan pre-wedding.

Siwon kembali ke ruangannya dengan wajah gusar. Ia tidak bisa menahannya lagi. Bukan ingin marah-marah, tetapi menanyakannya baik-baik kepada Tiffany. Tapi apakah nanti Tiffany akan menanggapinya? Ia takut kalau Tiffany tersinggung. Siwon menggeram sambil mengacak-acak rambutnya.

“Ada masalah, Tuan Choi?”

Siwon mendongak saat mendengar suara Joo Chae Min, sekretarisnya. Gadis itu masuk lalu meletakkan map bersampul coklat di atas meja Siwon.

“Gwaenchana, Sekretasis Joo. Apa ini?”

“Materi rapat untuk siang ini, Tuan Choi. Rapat akan dimulai satu jam setelah makan siang.”

Siwon menghela napas. “Baiklah. Kamsahamnida.”

 

“Jadi, kita makan malam dimana?” tanya Kyuhyun tanpa memandang Tiffany yang duduk di samping kemudi.

“Yuri sudah memesan tempat di Café Rabbit,” jawab Tiffany singkat. Ia membaca ulang pesan yang di ponselnya. Beberapa jam lalu ia mengirim pesan kepada Siwon untuk membatalkan acara makan malam mereka. Tiffany beralasan akan mengunjungi pesta temannya malam ini. Dan jawaban Siwon hanya ‘oke’.

“Kyuhyun-ssi, mianhae. Kau harus terlibat dalam rencana Yuri ini.”

Kyuhyun tertawa kecil. “Gwaenchana. Memangnya kau juga tidak mempunyai niat untuk memancing kekasihmu?”

Tiffany tidak menjawab. Tentu saja ia ingin melihat Siwon protektif padanya dalam batasan wajar. Tapi pada kenyataannya Siwon sama sekali tidak mengekangnya. Aneh memang, disaat semua gadis di dunia ini tidak ingin diatur oleh kekasihnya, Tiffany bahkan mengharapkan hal sebaliknya.

Mereka sampai di café Rabbit, tempat langganan Yoona. Tiffany langsung mengirimkan pesan pada ketiga sahabatnya kalau mereka sudah sampai di tempat tujuan. Saatnya bertindak.

“Mmm, Tiffany-ssi. Seberapa baik kau mengenal Choi Yoona?” tanya Kyuhyun tiba-tiba ketika mereka sudah duduk di meja yang sudah dipesan.

“Nde? Yoona?”

Kyuhyun mengangguk semangat. Dilihat dari kasat mata, Tiffany bisa menebak isi kepala pemuda itu. Tiffany pun tersenyum tulus. “Aku sangat mengenalnya, Kyuhyun-ssi. Jika kau memilihnya sebagai gadis yang patut kau sukai, aku berani mengatakan kalau kau tidak salah pilih.”

“Oppa. Huhuhu cepatlah sedikit. Aku sudah lapar sekali!” rengek Yoona di depan meja kerja Siwon. Tetapi Siwon tetap tidak memandang adik bungsunya itu. Ia berpura-pura sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya. Sejak 10 menit yang lalu Yoona terus merengek di hadapannya, minta diantarkan untuk makan diluar. Karena suasana hati Siwon sedang buruk, terlebih lagi Tiffany membatalkan janji makan malam mereka, Siwon tidak berminat menemani Yoona.

“Oppaaaaa!!!!”

“Yah! Kau tidak lihat kalau aku sedang sibuk? Lagipula dimana Sooyoung? Kenapa tidak meminta bantuannya saja? Kalian berdua kan hobi makan!” hardik Siwon.

Yoona langsung ciut. Ia menundukkan kepala, tidak berani menatap sorot mata Siwon yang tajam. Siwon tidak bermaksud menghardik adiknya. Ia hanya terbawa emosi karena Yoona tidak berhenti merengek seperti gadis kecil.

“Aku disini!” seru Sooyoung yang baru muncul dari balik pintu ruangan kerja Siwon. Sejak tadi ia berdiri di luar untuk mencuri dengar pembicaraan kedua saudaranya. Sooyoung berjalan menghampiri Yoona dan pura-pura terkejut melihat adiknya murung bahkan hampir menangis.

“Omo! Oppa, kau membentak Yoona? Suaramu terdengar sampai lantai dua, kau tahu?” Sooyoung balas membentak Siwon. Siwon mengerjap polos.

“Eonnieeeee! Perutku sedang lapar tetapi Siwon Oppa malah memarahiku. Hatiku sedih Eonnie!” Yoona mengadu sambil memeluk Sooyoung dengan tangisan tersedu-sedu.

“Oh, adikku yang malang!” ucap Sooyoung dramatis lalu mengusap-usap kepala Yoona. Siwon terperangah melihat kedua adiknya tiba-tiba menjadi drama queen.

“Yah! Choi Siwon! Apa kau tidak mempunyai perasaan? Kenapa memarahi adikku satu-satunya?” omel Sooyoung.

“Huhuhuhu,” Yoona terus tersedu-sedu.

“Adikmu satu-satunya? Choi Sooyoung, dia juga adikku. Kau juga adikku. Kenapa memarahiku seperti itu? Lagipula Yoona tadi kan sudah makan. Coba tanya dia kenapa perutnya seperti tidak mempunyai alas begitu? Dan kau bisa menyetir, Youngie! Kau saja yang mengantarnya.”

Yoona menahan tawa di bahu Sooyoung.

“Oppa seperti tidak mengenal Yoona saja. Selain bernafas, makan adalah prioritas di hidupnya!”

Mendengar itu Yoona melepaskan pelukannya. Bibirnya melengkung cemberut. “Yah Eonnie! Bukankah kau juga begitu?”

Sooyoung mengerjap datar lalu mengabaikan Yoona. Ia beralih lagi pada Siwon. “Pokoknya kau harus mengantarkan kami makan diluar, Oppa.”

“Kami?”

“Aku juga lapar. Cepatlah!”

Siwon hampir saja mencekik kedua gadis itu jika mereka tidak segera lari keluar ruangan.

“Aish, kalian ini benar-benar ingin membunuhku!!!” teriak Siwon frustasi.

 

Yoona bersenandung riang di jok belakang sementara Sooyoung sibuk mengetik pesan untuk Yuri. Siwon melirik kedua adiknya bergantian lalu terpaku kepada Sooyoung. “Kau mengirim pesan kepada siapa? Kenapa senyum-senyum begitu?”

Sooyoung menoleh pada Siwon lalu terkekeh. “Aku sedang memilih-milih pemuda yang mengajakku kencan di hari Valentine. Ada teman kampus, teman masa SMA, bahkan teman satu agensi dengan Yoongie. Menurutmu aku harus pilih yang mana?”

Sooyoung bohong. Ia tadi mengirim pesan kepada Tiffany dan Yuri kalau mereka sedang dalam perjalanan ke café Rabbit. Yuri membalas kalau ia juga baru sampai di TKP dan melihat Tiffany serta Kyuhyun sudah berada di tempat.

“Eonnie, pilih saja yang uangnya banyak atau yang mempunyai restoran mewah!” tukas Yoona dari belakang. Sooyoung menengok Yoona lalu mereka tertawa bersama.

Siwon menggeleng heran. Kenapa sifat tenangnya tidak ditiru oleh kedua adiknya? Bicara tentang Valentine, Siwon belum merancanakan sesuatu untuk dirinya dan Tiffany. Apa makan malam yang romantis akan membuat kekasihnya itu senang?

“Oppa!” seru Yoona di telinga Siwon. Pria itu kaget dan hampir saja menyetir melewati jalur yang seharusnya.

“Apa?” geram Siwon.

“Kalau Oppa akan melakukan apa di hari Valentine? Apa Oppa akan melamar Tiffany Eonnie?” tanya Yoona antusias.

“Melamar itu terlalu cepat, Yoongie-yaa. Bukan urusanmu, jangan tanya-tanya lagi!”

Yoona cemberut lalu kembali duduk dengan benar di jok belakang. Ia melipat kedua tangannya di dada. “Oppa, kalau Tiffany Eonnie tergoda oleh pria lain, baru kau tahu rasanya!”

“Yoongie benar. Apalagi teman-teman satu agensinya tampan dan peduli padanya. Oppa tidak cemburu?” tambah Sooyoung.

“Tetapi Tiffany Eonnie sangat mencintai Oppa, Eonnie. Ia sangat professional. Meskipun harus melakukan pose mesra dengan banyak model, ia hanya menganggap mereka sebagai partner.”

“Tiffany juga sangat perhatian pada model-model pria itu. Aku takut mereka salah mengartikan sikap baik Tiffany itu, Yoong.”

“Eonnie benar. Setahuku mereka juga membuat fandom pecinta Tiffany Hwang. Dan yang mendapatkan job bersamanya akan senang bukan main.”

“Apalagi Kyuhyun.”

“Ya, terutama Kyuhyun. Dia bahkan mengakui kalau tidak bisa tidur setelah mencium kening Tiffany saat pemotretan.”

CIIIIIIIIIITTTTTTTT

Yoona hampir saja terlempar ke jok depan karena mobil yang berhenti mendadak. Sial, ia tidak memasang sabuk pengaman. Untung saja tangannya cepat menahan tubuhnya di kursi yang diduduki Siwon dan Sooyoung. Sooyoung melotot pada Siwon yang tampaknya bisa meledak setiap saat. Lalu ketika kedua saudarinya akan mengomel, Siwon sudah menyemprot mereka terlebih dahulu.

“KALIAN BERBICARA SEPERTI TIDAK MENGANGGAPKU ADA. KALIAN HARUS TAHU, AKU TIDAK AKAN TERPENGARUH KARENA TIFFANY HWANG HANYA MILIKKU! ARRASEO??!”

 

“Baiklah, Fany-ah, Kyuhyun-ssi. Aku harus keluar dulu karena mereka sebentar lagi sampai disini. Aku harus berpura-pura tidak sengaja bertemu mereka agar Siwon tidak curiga. Oke?”

Tiffany dan Kyuhyun hanya mengangguk mendengar aba-aba Yuri.

“Baiklah. Kalau begitu mainkan sandiwara ini sebaik mungkin. Hwaiting!”

Tiffany berdecak. “Tch, lagakmu sudah seperti sutradara handal.”

Yuri tersenyum bangga. Ia pun bergegas keluar dan meninggalkan Tiffany dan Kyuhyun. Mereka telah memesan makanan dan sekarang tinggal menunggu. Yuri sengaja memilihkan meja yang sangat strategis dilihat dari pintu masuk. Jadi saat nanti Siwon masuk, ia langsung melihat Tiffany.

Tak lama kemudian, Tiffany melihat mobil Siwon memasuki area parkir. Dinding café itu terbuat dari kaca, jadi sangat mudah untuk melihat siapa saja yang keluar masuk. Jantung Tiffany berdegup kencang. Ia melihat Choi bersaudara turun dari mobil itu. Wajah Siwon tampak mengerut kesal. Apa karena dirinya Siwon cemberut begitu?

Kyuhyun menyadari arah pandang Tiffany dan ikut melihat kesana. Ia tersenyum melihat Yoona bersama kedua kakaknya. Kemudian Kyuhyun mengamati Siwon. Ia beralih menatap Tiffany yang termenung.

“Apa itu Choi Siwon? Seleramu cukup bagus, Tiffany-ssi.”

Tiffany memaksakan tawanya. “Gomawo, Kyuhyun-ssi. Hmm sebentar lagi mereka akan bertemu dengan Yuri diluar dan masuk kesini.”

Kyuhyun berpikir ragu sejenak kemudian menyeringai. “Apa aku harus memegang tanganmu?”

Tiffany mengernyit lalu menggeleng kuat. “No! Itu terlalu berlebihan.”

“Oh, baiklah.”

 

 

Siwon mengikuti Yoona, Sooyoung dan Yuri berjalan di depannya. Ia tidak menyangka bisa bertemu dengan Yuri di tempat ini. Apa mereka sudah mempunyai janji?batin Siwon. Siwon malas memikirkannya lebih lanjut karena ia masih kesal dengan kedua adiknya. Seenaknya saja memanasinya seperti tadi.

“Eoh, Tiffany Eonnie?”

Siwon mengernyit ketika Yoona tiba-tiba berhenti ketika mereka baru saja memasuki café. Dan yang membuatnya sangat heran, kenapa adiknya itu menyebut nama Tiffany. Tiffany-nya atau Tiffany lain? Untuk memastikan Siwon ikut menoleh ke arah gadis yang tengah dipandangi ketiga gadis di depannya.

Awalnya Siwon hanya mengerjap tak percaya dengan pemandangan di hadapannya. Bukankah itu Tiffany? Tiffany Hwang, kekasihnya? Yang beberapa jam lalu membatalkan acara makan malam mereka dengan alasan akan mengunjungi pesta teman. Siwon melihat tawa lepas Tiffany di depan pemuda berambut coklat itu. Siapa dia? Sepertinya Siwon pernah melihat pemuda tersebut.

Kini ketiga gadis di hadapannya menoleh padanya. Tatapan mereka prihatin dibuat-buat.

“Hmm, Oppa. A-aku tidak tahu Tiffany Eonnie….”

Siwon tersenyum kaku. Ia mengingatkan dirinya untuk bersikap seperti biasa.

“Kalau begitu, mari kita menyapa mereka. Itu kan Kyuhyun, jadi tidak apa-apa. Kita bisa memperkenalkan Siwon Oppa padanya,” ujar Yuri.

Siwon tidak menggeleng maupun mengangguk. Ia mengikuti saran Yuri untuk menghampiri meja mereka. Yoona menggandeng Siwon lalu memberikan senyuman penyemangat pada kakak sulungnya itu. Lalu dalam hitungan detik, mereka berempat telah sampai di samping meja Tiffany. Tiffany terkejut melihat ada Siwon diantara mereka—pura-pura tentunya.

“Siwon Oppa?”

Siwon tidak menjawabnya. Ia mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Ia sendiri tidak tahu apakah ia masih bisa menahan emosinya setelah melihat mereka dari dekat. Kyuhyun menatap Siwon yang tampaknya bersusah payah tidak membalikkan meja mereka. Kemudian Kyuhyun mengedip pada Yoona, membuat gadis itu tersipu.

“Erm, Kyuhyun-ssi, perkenalkan ini Siwon Oppa.”

Kyuhyun berdiri lalu mengulurkan tangan kepada pria yang bertubuh lebih tinggi darinya. “Halo, aku Cho Kyuhyun.”

Siwon menatapnya sebentar lalu balas menyalami Kyuhyun. Ia menggenggam tangan Kyuhyun cukup keras, membuat Kyuhyun menggeram.

“Choi Siwon. Dan gadis yang sedang makan malam denganmu adalah kekasihku,” bisik Siwon sinis.

Kyuhyun melepaskan tangannya segera atau kalau tidak akan remuk sedikit lagi. “Oh, jadi Tiffany adalah kekasihmu? Well, Choi Siwon, kau adalah pria paling beruntung di dunia.”

Siwon menyipitkan mata. “Apa maksudmu?”

Tiffany, Yoona, Yuri dan Sooyoung menelan ludah mendengar suara dingin Siwon.

“Maksudku sangat jelas, Siwon-ssi. Tiffany sangat digilai teman-teman satu profesinya, begitupun denganku. Tetapi sayang, kau telah mencuri hatinya terlebih dahulu. Biar aku tebak, kau pasti sangat mencintainya. Karena sepertinya ia juga begitu. Sejak tadi ia tidak berhenti membicarakanmu.”

Yoona akui kalau Kyuhyun sangat bisa mengaduk-aduk emosi kakaknya. Pemuda itu sangat berbakat menjadi seorang evil. Siwon melirik Tiffany. Ada sorot menyakitkan di matanya dan Tiffany tertegun melihatnya. Hati Siwon terlalu lembut jika menyinggung tentang hubungan cinta mereka.

“Benarkah, Tiffany?” tanya Siwon. “Seharusnya seseorang kekasih yang mencintai pasangannya tidak sanggup berbohong seperti ini.”

Tiffany berdiri dari kursinya. “Mianhae Oppa. Tadinya aku memang ingin pergi ke pesta temanku. Tetapi Kyuhyun sangat memerlukan bantuan dan saranku, jadi aku menemaninya.”

Siwon tertawa hambar. “Bantuan dan saran ya? Kau baik sekali.”

“Mianhae, Siwon-ssi. Aku memang meminta bantuannya. Jangan berbicara dengan nada sindiran seperti itu.”

Tanpa disangka Siwon melompat ke depan dan menarik kerah kemeja Kyuhyun. Keempat gadis itu menutup mulut mereka. Suasana café semakin gaduh karena keributan kecil yang ditimbulkan Siwon dan Kyuhyun.

“Jangan berani-berani mengaturku, Kyuhyun-ssi. Aku tidak pernah meninju orang sebelumnya, jadi jangan jadikan dirimu orang pertama. Urusanku bukan denganmu, tetapi dengan Tiffany.”

Tiffany menarik tangan Siwon lembut namun pria itu segera menepisnya.

“Jangan sentuh aku!”

Bukan hanya Tiffany yang kaget bukan main, tetapi ketiga gadis lainnya. Kini mereka bisa melihat kemarahan Siwon yang sebenarnya. Tiffany merasa matanya panas. Baru kali ini Siwon berkata sinis padanya.

“Aku sangat kecewa padamu, Tiffany. Jika selama ini aku tidak pernah menyatakan kecemburuanku bukan berarti aku tidak memperhatikanmu. Aku menghormati pekerjaanmu, tetapi aku tidak suka dibohongi seperti ini.”

Lalu Siwon pun berlalu dari sana, meninggalkan keempat gadis yang terperangah dan Kyuhyun yang menyesal.

Siwon sedang marah besar!

Tiffany termenung sejenak. Ini tidak bisa ia biarkan begitu saja. Tujuan mereka telah tercapai, yaitu membuat Siwon cemburu. Tetapi Tiffany tidak menyangka Siwon akan semarah ini. Tanpa menoleh kepada sahabat-sahabatnya, Tiffany pun menyusul Siwon. Ia harus menuntaskan kesalah pahaman yang dibuatnya sendiri.

“Siwon Oppa, tunggu!”

Siwon menghentikan langkahnya tepat di samping mobil. Ia memang berniat langsung pulang dan meninggalkan kedua adiknya yang ternyata juga ikut andil pada masalah ini. Namun Siwon menolak untuk membalikkan tubuhnya. Tiffany bergegas menghampiri pria tersebut. Ia berdiri di hadapan Siwon. Matanya berkaca-kaca.

“Jeongmal mianhae, Oppa.”

Siwon menatap matanya tajam.

“A-aku sengaja b-berbuat seperti ini agar…agar kau c-cemburu pada Kyuhyun.”

Siwon lebih terkejut mendengar kalimat yang baru saja diucapkan Tiffany. Keningnya mengernyit dalam. Tiffany sengaja membuatnya cemburu? Rahang Siwon berdenyut menandakan sedang menahan amarahnya yang bisa saja meledak tiba-tiba. Ia mendekatkan tubuhnya pada Tiffany, membuat gadis itu mundur sampai bersandar pada mobilnya.

“Sengaja berbuat kekanakan seperti ini? Ya Tuhan, Tiffany. Memangnya darimana ide gilamu ini muncul? Kau tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Apa kau meragukan cintaku, eoh?”

Tiffany menelan ludah. Siwon menyerangnya secara verbal dan menurut Tiffany ia lebih baik ditampar saat ini juga. Tega sekali Siwon mengatakan hal itu. Ia sama sekali tidak kekanakan dan yang ia lakukan hanya untuk memastikan apakah Siwon benar-benar mencintainya.

“Kau telah menyakiti perasaanku, Fany-ah.”

“Jangan menyalahkanku sepenuhnya, Choi Siwon!” seru Tiffany. Airmata sudah menumpuk di mata indahnya. “Aku melakukan semua ini juga karena ketidakpekaanmu! Kau selalu mengatakan kalau kau mencintaiku tetapi kau tidak pernah bersikap jujur. Saat kau mengatakan kalau kau menghormati pekerjaanku, coba kau pikirkan selama ini apa yang kulakukan untuk menghormati pekerjaanmu! Kau terlalu kaku dan tidak sensitive. Kau tidak pernah menanyakan bagaimana pekerjaanku, apalagi dengan siapa aku melakukannya. Kau tidak pernah menyatakan bagaimana perasaanmu ketika aku berpasangan dengan pria lain, seolah-olah kau tidak peduli. Ketidakpedulianmu itu membuatku ragu! Aku tidak akan marah jika kau mengatakan kalau kau tidak suka saat aku disentuh dan dipeluk pria lain. Lalu apakah aku bersalah sepenuhnya dalam hal ini?”

Siwon menelan ludah. Sejak dulu ia benci melihat Tiffany menangis. Ungkapan hati Tiffany menyadarkannya bahwa selama ini ia adalah kekasih yang tidak peka. Siwon terlalu pengecut untuk mengatakan perasaan yang sebenarnya, bahkan selalu berpura-pura ‘aku baik-baik saja’.

“Fany-ah…”

“Aku sudah meminta maaf padamu. Kini semua terserah padamu. Jika kau merasa hubungan ini tidak bisa dilanjutkan lagi, aku akan menerimanya. Mungkin kau terlalu baik untukku, Oppa.”

 

Siwon tidak pergi ke kantor hari ini. Ia tidak berminat melakukan apapun. Kata-kata Tiffany masih segar dalam ingatannya. Terlepas dari sandiwara konyol itu, Siwon merasa dirinya memang seperti apa yang dikatakan Tiffany. Tidak sensitive dan terlalu kaku. Namun Siwon mempunyai alasan kuat untuk tidak menunjukkan rasa cemburunya. Tetapi Tiffany tidak mengerti akan hal itu.

Siwon serba salah.

Tok tok tok

Siwon memejamkan matanya. Itu adalah suara ketukan pintu yang ke-22 kali sejak pagi. Siapa lagi kalau bukan Sooyoung dan Yoona, pasangan pembuat masalah. Siwon berdecak sebal sambil memandangi pintu kamarnya. Ia memandanginya sangat tajam seolah-olah bisa menembus pintu tersebut.

“Oppa, buka pintunya. Jebal. Kami benar-benar minta maaf. Keluarlah sebentar.”

“Nde, Oppa. Disini juga ada Yuri Eonnie. Dia menyempatkan waktunya kesini untuk meminta maaf padamu.”

Siwon tergelak sinis. Menyempatkan waktu? Kenapa terkesan terpaksa seperti itu? Siwon bertolak pinggang dan melangkah ke pintu. Ketiga gadis itu memang harus omelan darinya.

Clek.

Pintu terbuka. Yuri, Sooyoung dan Yoona berdiri sejajar di hadapannya. Siwon menatapnya satu persatu. Wajah mereka benar-benar tampak menyesal. Lalu tatapan Siwon berhenti di Yuri. Ia melipat tangannya di dada. “Apa kalian mempunyai pengakuan?”

Ketiganya serentak mengangguk. Siwon menghela napas. Ia tidak percaya ketiga gadis ini telah merencanakan hal konyol untuk hubungannya dengan Tiffany.

“Katakanlah.”

“Aku yang mempunyai ide itu, Oppa. Aku bersalah,” aku Yuri. Siwon mengangguk.

“Lalu?”

“Aku dan Yoona ikut membantu,” timpal Sooyoung.

Siwon menatap kesal pada kedua adiknya. “Aku tidak meragukan hal itu. Kalian berdua memang biangnya masalah. Sekarang apa kalian tahu apa akibatnya? Tiffany pasti sangat marah padaku.”

Yuri tampak tak setuju. Kemudian ia menantang tatapan tajam Siwon.

“Siwon Oppa, kami memang bersalah. Tetapi kami tidak sepenuhnya bersalah. Tiffany marah kepadamu karena kau memang orang yang tidak sensitive dan kaku. Tiffany hanya ingin sedikit perhatianmu!”

Siwon mengerjap kaget. Kenapa Yuri menyerangnya balik?

“Tentu saja aku memperhatikannya. Dia kekasihku dan aku mencintainya.”

“Kau memperhatikannya hanya untuk dirimu sendiri! Disaat kau bersamanya kau memang memperhatikan dan mencintainya. Tetapi jika berjauhan dengannya kau terkesan tidak peduli. Jika ada pria lain yang merebutnya darimu, apa kau tetap akan diam saja?”

Siwon terdiam mendengar perkataan Yuri. Tidak ada sangkalan lagi keluar dari mulutnya karena Yuri tepat sasaran. Yoona dan Sooyoung memandang bimbang.

“Maaf kalau aku terlalu lancang. Aku hanya mengatakan pendapatku,” tambah Yuri lagi.

“Yuri benar, Oppa. Aku setuju dengannya,” Sooyoung menimpali.

Siwon tidak berkata apa-apa. Ia membiarkan saat Sooyoung dan Yuri beranjak dari hadapannya. Kini tinggal Yoona yang menemaninya. Yoona menyandarkan tubuh kurusnya di dinding dan memandangi kakaknya. Ada segaris senyum di wajah Yoona.

“Siwon Oppa, gwaenchana?” tanya Yoona. Siwon menghembuskan napas berat kemudian bersandar ke pintu. Kejadian dua hari ini benar-benar menyita pikirannya. Ia bagaikan pria bodoh yang membiarkan masalahnya berlarut-larut.

“Aku harus meminta maaf pada Tiffany,” ungkap Siwon. Yoona tersenyum cerah.

“Itu baru, Oppa-ku! Kebetulan besok adalah hari Valentine. Oppa harus melakukan sesuatu yang spesial untuknya. Hwaiting!”

Siwon tertawa kecil mendengar semangat dari si maknae. Ia mengangguk setuju. Bagaimanapun juga ia harus mendapatkan hati kekasihnya kembali. Perlahan Yoona mendekatinya.

“Oppa?”

“Mwo?”

“Apa Oppa ingin mendengar ide dariku? Aku yakin Tiffany akan luluh olehmu.”

Siwon mendengus lalu kembali masuk ke kamarnya. Ia mengayunkan pintu di depan Yoona setelah berkata, “Aku tidak sudi memakai ide konyol darimu, Sooyoung apalagi Yuri. Pergi sana!”

BLAM

“YAH CHOI SIWOOOON!!!”

 

Mobil Tiffany hampir mencapai apartemennya. Saat ini sudah pukul 9 malam. Tak ada hal yang spesial di hari Valentine ini. Hanya sebuah majalah yang menemani dirinya yang menyetir dari kantor menuju apartemen. Majalah itu adalah majalah edisi khusus bulan Februari dengan bertemakan cinta. Tiffany dan Kyuhyun menjadi model cover-nya. Disana mereka tampak sangat mesra, seperti pasangan pengantin asli. Tiffany bertanya-tanya apakah Siwon sudah melihat majalah ini?

Ia tidak ingin memikirkan Siwon sekarang. Tubuhnya lelah karena seharian menghabiskan waktu di kantor. Ikut melihat workshop junior, fitting baju, sampai ikut mengedit hasil pemotretan bersama Editor Lee.

Tiffany melihat tempat-tempat di pinggir jalan yang telah disulap dengan ornament-ornamen serba pink dan merah. Warna kesukaannya. Saat ini pasangan kekasih pasti sedang merayakannya. Tiffany menghela napas. Seandainya Siwon ada bersamanya. Tiffany bisa gila karena terlalu mencintai pria itu. Huft!

Akhirnya Tiffany sampai di gedung apartemen tempatnya tinggal. Sebelum turun dengan majalah serta baju-baju yang dibawanya, Tiffany sempat memeriksa ponselnya. Yuri, Yoona maupun Sooyoung tidak mengirimkan pesan padanya seharian ini. Apa mereka merayakan Valentine bersama? Ah tega sekali tidak mengajaknya!

Tiffany bersusah payah membawa barang-barangnya. Sepertinya ia harus mempekerjakan seorang asisten untuk membantu pekerjaannya. Tiffany memasuki pintu gedung lalu terkejut dengan apa yang dilihatnya di lantai. Ia yakin gedung apartemen ini tidak merayakan Valentine seperti tempat-tempat umum di luar sana. Namun mengapa di lantai ada bunga mawar yang dibuat seperti tanda panah, menunjuk ke arah tangga darurat.

Tidak hanya itu yang menarik perhatian Tiffany, tetapi juga catatan kecil yang tergeletak disana. Ia mengernyit lalu segera mengambil catatan itu sebelum penghuni lain melihatnya.

Jika kau Tiffany Hwang, segera ke kamarmu. Kau harus lewat tangga darurat karena banyak hadiah menantimu^^

“Tulisan Yuri? Aigoo, apa yang dilakukannya? Ia mengotori apartemen ini,” gumam Tiffany. Demi mengikuti perintah Yuri, Tiffany tidak masuk ke dalam lift melainkan mengikuti tanda panah yang menuju tangga darurat tersebut. Tiffany tertawa geli ketika di perjalanannya ia melihat banyak buket bunga serta boneka yang serba pink dan merah. Ada pula memo-memo yang berisikan tulisan “Saranghae.” “I miss you.” “Forgive me.”

“Ini bukan tulisan Yuri, tetapi Sooyoung dan Yoona juga. Ada apa dengan mereka? Apa karena mereka tidak mempunyai kekasih mereka berubah menjadi gay semua? Haha!”

Namun ada satu hal yang aneh disini. Jika ini kejutan dari ketiga sahabatnya, mengapa ia merasakan jantungnya berdebar-debar tak karuan? Ia menyayangi sahabatnya, tetapi debaran jantung yang dirasakannya berbeda. Seperti yang ia rasakan kepada Siwon. Tiffany tersenyum sinis mengingat hubungannya dengan Siwon sekarang.

Mustahil Siwon bisa merencanakan hal seromantis ini.

Beberapa menit kemudian, Tiffany sampai di depan pintu apartemennya. Kedua tangannya sudah penuh dengan bunga, memo, boneka serta barang bawaannya dari mobil tadi. Pintu apartemennya tentu saja sudah tidak terkunci. Kira-kira apa yang diperbuat Yuri, Yoona dan Sooyoung di dalam.

Tiffany masuk dan terkesima melihat apa yang dilihatnya. Semua lampu di ruangan apartemennya mati, tetapi cahaya lilin menggantikan kegelapan. Tiffany meletakkan semua barangnya di dekat pintu lalu berjalan perlahan ke dalam. Susunan lilin yang sangat indah, batin Tiffany. Sahabat-sahabatnya romantis sekali.

Tiffany tersenyum penuh haru. Ia melihat berkeliling. Ada banya bunga mawar dan keharumannya memanjakan hidung Tiffany. Tidak ada satu ruangan pun yang luput dari bunga dan hadiah.

“Yuri-ah, Youngie, Yoongie! Keluarlah. Jangan bersembunyi lagi! Kalian harus membersihkan apartemenku dari kekacauan ini,” seru Tiffany bermaksud menggoda sahabat-sahabatnya.

“Biar aku yang bertanggung jawab.”

Tiffany terlonjak kaget ketika suara baritone itu hadir di telinga kanannya. Ia membalikkan tubuhnya dengan cepat dan melotot demi melihat siapa yang berdiri di depannya.

“S-Siwon Oppa?”

Siwon mengeluarkan kedua tangannya yang sejak tadi ia sembunyikan di belakang. Ternyata ia memegang satu buket bunga mawar lalu mengulurkannya kepada Tiffany.

“Maafkan aku, Baby.”

Tiffany mematung. Jika tidak ada permasalahan di antara mereka, saat ini ia pasti sudah menghambur ke dalam pelukan pria itu. Ia begitu merindukan Siwon. Siwon juga sebenarnya tidak bersalah sepenuhnya. Namun Tiffany harus sedikit mempertahankan harga dirinya. Ia melipat tangan di dadanya.

“Kenapa kau baru minta maaf sekarang?” tanyanya dingin. Siwon memutar bola matanya.

“Karena hari ini adalah hari kasih sayang. Aku pikir kau akan lebih mudah memaafkanku dibandingkan hari-hari biasa. Dan alasan lainnya aku juga harus memikirkan kesalahanku,” ujar Siwon bijak.

Sorot mata Tiffany berubah lembut.

“Lalu, apa sekarang kau sudah tahu apa kesalahanmu?”

Siwon terdiam sejenak namun langkah kakinya mendekati Tiffany. “Oleh karena itu aku meminta maafmu. Aku sadar kalau aku adalah kekasih yang tidak sensitive, terlalu kaku dan pengecut.”

Tiffany menurunkan kembali tangannya. “Oppa, aku tidak pernah mengatakan kau pengecut.”

Siwon tersenyum kecut. “Tapi aku merasa diriku seperti itu. Aku selalu berkata pada diriku sendiri, that mushroom is mine, kau adalah milikku, tetapi aku tidak merealisasikannya. Sebenarnya aku sangat cemburu jika kau berpasangan dengan pria lain dalam pekerjaanmu, terkadang membuat pekerjaanku tidak fokus dan berantakan. Tetapi aku merasa lebih baik memendamnya sendiri. Karena jika aku menyatakan pendapatku, aku takut tidak bisa mengendalikan diriku sendiri. Aku akan berubah menjadi seorang kekasih yang mengekang gadis yang dicintainya, melarangnya bekerja sebagai seorang model dan menyuruhnya berdiam diri di rumah. Sementara aku tahu kalau menjadi seorang model adalah impianmu. Fany-ah, aku takut kalau aku seperti itu, kau akan menjauh dariku. Aku hanya tidak ingin kau tersinggung. Jadi, aku mohon maafkan aku.”

Tiffany menggelengkan kepala, takjub dengan isi hati Siwon. Ternyata ia mempunyai kekasih paling perhatian sedunia. Siwon selalu menjaga perasaannya dan ia tidak tahu itu. Tiffany merasa dirinyalah yang tidak pantas bersama Siwon. Tidak seharusnya ia menyakiti pria ini kemarin.

Dalam sekejap Tiffany berjinjit untuk mengalungkan tangan di leher Siwon, mendekap pria itu erat sekali. Siwon menjatuhkan bunga di tangannya lalu membalas pelukan Tiffany. Sungguh nyaman rasanya seperti ini lagi, batin Siwon. Ia menciumi leher Tiffany dan tersenyum saat mendengar isak lembut kekasihnya tersebut.

“Maafkan aku, Oppa. Seharusnya aku tidak membohongimu dengan sandiwara itu. Aku berjanji tidak akan mengulanginya.”

Siwon mengangguk. “Good girl.”

“Tidak mungkin aku meninggalkanmu karena kau adalah kekasih terbaik di seluruh jagad raya. Meskipun terkadang kau tidak peka, aku mengerti kalau itu sifat dasarmu. Jadi kuminta agar kau merubahnya. Arraseo?”

“Dengan senang hati aku akan melakukannya, Baby.”

Tiffany melonggarkan pelukan dan memandangi mata gelap Siwon. “Lalu, apa aku masih boleh berpasangan dengan model pria?”

Siwon pura-pura berpikir sementara pelukannya di pinggang Tiffany makin erat.

“Biar kupikirkan dulu. Cho Kyuhyun, Jang Geun Suk, Joo Ji Hoon, Lee Su Jin, Jung Il Woon, bahkan Won Bin tidak boleh lagi menyentuhmu disaat pemotretan berlangsung. Apa kau mengerti?”

Tiffany terkekeh. “Yah Oppa! Ternyata kau menghafal nama-nama model yang pernah menjadi partner-ku. Daebak!” goda Tiffany.

“Masih banyak lagi! Shim Chang Min, Jung Yunho, Xi Luhan, Oh Sehun, Kim Suho…”

“Oppa, hentikan! Aku bahkan tidak kenal semua nama yang kau sebutkan.”

“Lee Sungmin, Park Junsu, Jang Wooyoung, Joo Hye Dong…”

“Oppa, berhenti kalau tidak aku akan menutup mulutmu!”

Siwon tersenyum evil mendengar peringatan Tiffany. “Aku tahu apa hukumanmu. Masih banyak lagi nama di kepalaku ini, Baby. Kim Heechul, Byun Baekhyun, Lee Min Ho, Kim Kibum…”

Siwon memang menguji kesabarannya. Tiffany pun menarik kepala Siwon agar wajah mereka semakin dekat lalu menutup mulut Siwon dengan mulutnya! Siwon bersorak di dalam hati. Seperti yang dikatakannya, ia tahu apa yang dilakukan Tiffany untuk menutup mulutnya.

Detik selanjutnya, mereka berciuman saling melepas rindu. Siwon menekan belakang kepala Tiffany agar ciuman mereka semakin dalam. Tiffany tidak memerlukan kado apapun lagi untuk Valentine-nya kali ini. kehadiran Siwon serta selesainya masalah mereka telah cukup baginya.

Suara decak ciuman mereka tiba-tiba berhenti karena Tiffany melepaskan ciuman mereka secara mendadak. Napasnya sedikit tersengal namun matanya menatap heran pada Siwon.

“Tapi, Oppa. Apakah Yuri, Yoona dan Sooyoung ikut andil dalam kejutanmu ini?”

“Tentu saja. Mereka yang membuat kita bertengkar dan harus mereka pula yang memperbaikinya. Tetapi sebenarnya aku yang mempunyai ide ini. Aku tidak ingin mereka ikut menyumbangkan ide karena aku sudah pernah lihat akibatnya,” ujar Siwon.

Tiffany ingin bertanya lebih lanjut tetapi Siwon mengulangi ciuman mereka. Rasa lega Siwon tidak bisa ditutup-tutupi. Ia merasakan cinta Tiffany di bibirnya dan tentu saja, hatinya.

“Aku ingin kita selamanya bersama. Mulai dari sekarang aku akan jujur pada perasaanku,” ungkap Siwon. ia menempelkan keningnya di kening Tiffany.

“Aku akan menjadi kekasih yang mengerti segala hal tentang dirimu. Neomu saranghae, Choi Siwon.”

Siwon mengecup kening Tiffany. Tidak hal yang paling bahagia melebihi mendengar kata-kata itu.

Nado. Dan tetaplah menjadi milikku, Tiffany Hwang.”

 

Sementara itu di luar pintu apartemen Tiffany, ada tiga orang gadis yang sedang menguping pembicaraan sepasang kekasih tersebut. Siapa lagi kalau bukan Yuri, Yoona dan Sooyoung. Mereka menghela napas dan saling bertatapan satu sama lain.

“Apa menurut kalian mereka sudah berbaikan?” tanya Sooyoung.

“Sepertinya begitu. Mereka tidak saling teriak. Itu tandanya mereka berbicara baik-baik,” timpal Yuri. “Huft, aku lega sekali.”

“Apa mereka sudah berciuman? Aku ingin sekali melihatnya,” tambah Yoona polos. Otomatis kedua gadis disampingnya menatap Yoona.

“Aish, dasar yadong. Untuk apa kau ingin melihat hal itu?” omel Sooyoung.

Yoona cemberut. Lalu, tepat saat itu terdengar suara deheman dari belakang mereka. Mereka bertiga segera membalikkan badan. Seorang wanita setengah baya bertolak pinggang disana, memegang sebuah sapu dan satu keranjang sampah plastik.

“Apa kalian yang membuat kekacauan ini? Banyak sekali bunga dan benda-benda lainnya berserakkan dari lantai bawah sampai kesini. Cepat bersihkan! Aku sudah lelah membersihkan gedung ini, kalian malah mengacaukannya! Apa kalian tidak tahu kalau penghuni lain terganggu?”

Yoona, Yuri dan Sooyoung tidak henti-hentinya membungkuk seraya mengucapkan maaf. Mereka memang bersalah karena membuat rencana ini di tempat umum. Tentu saja cleaning service itu marah. Hingga wanita itu kembali turun dan meninggalkan mereka. Yuri dan Sooyoung membersihkan bunga-bunga dan sampah lainnya sambil bersungut-sungut.

Drrrt drrrt

Tiba-tiba ponsel Yoona bergetar, menandakan sebuah pesan masuk. Ia menaruh bunga-bunga di tangannya ke dalam keranjang sampah kemudian membuka pesan di ponselnya. Seketika senyuman lebar hadir di wajah cantik itu.

From : Cho Kyuhyun

Apakah semuanya berjalan lancar? Kau harus ingat janjimu padaku jika Siwon dan Tiffany telah berbaikan. Arrachi?

“Yah, Choi Yoona! Kenapa kau tersenyum-senyum sendiri? Cepat bantu kami!”

“Nde Eonnie!!!!”

 

The end

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

175 pemikiran pada “(AD) That Mushroom is Mine !!!

  1. Aigoo .. ckck .. main sandiwara buat siwon .. cari masalah mereka .. tuh kan kyuhyun jg kena getah nya kik kik pdhl dia suka sama yoona tuh .. ( bisa2 di blacklist tuh sama siwon oppa )

    Fuih akhirnya damai jg dunia hehehhe .. yg akur ya oppa sama mushroom nya …

  2. Aaa ada yang jeles nih wkwkw..
    Series ini sokyut banget yaamppuun gemes..
    Yoona janji apa tuh sama kyuhyun? Dari awal sudah tercium kapel ini uwww
    Good job authornim! Daebak

  3. This Story = Cool, so happily, jealously, when read this story
    i’ve got the feeling*Like “Catch Me If You Can”*
    Siwon oppa Jealous-nya ga dikeluarin sepenuhnya
    Tiffany eonni minta di Jealous-in haha^^ So funny
    So sweet banget kok….
    for Author Hwaiting!!! 😀

  4. Kyuhyun kacian deh mau bantuin fany malah kena getahnya.siwon gak peka sih,makanya fany mau berpura2 kencan dengan kyuhyun untuk ngetes siwon cemburu gak,ehhhh malah berantam dan hampir putus.tapi syukur deh,
    siwon dan fany berbaikkan lagi.
    So sweet banget unnie suka deh,baca berulang kalipun tetap gak bosan.
    For saeng hwaiting.

  5. aigoommg dasr yuri ya…n choi sister knp suka sekali mengangu hubungan sifany ……….untung aja mereka cptt sadar kesalahan masing 2 nh……..kalo tidak kan bisa ribet jadinya….tp lucu jg melihat siwon yg cemburu jk fany di pelk olh laki2 lain slain dia………ahhh siwon km sgt posesif nh trhdp fany…..suka sekali bc aa

  6. sifany sweet banget kayak permen….siwon kalo lgi cemburu trnyata nyeremin jg….lucu deh pas baca momentnya siwon ma kedua adiknya kalo ngebahas soal makanan, apalagi pas siwon bilang kalo perutnya yoona tuh g ada alasnya…haha…

  7. Udh fany g ush bukti lg klo siwon bnr2 cinta am kamu. emg ad2 aj tuh yuri cs, kn hal bkn berarti siwon g cemburu hny g mw jd beban fany aj. tp emg perlu jg sih agr fany mntap.

    OMG how romantic sifany, mrk emg psgan yg serasi….

  8. Baca lagi, baru bisa komen hihihi maaf yaa thor selama ini udah jadi silent readers hihihi.
    Tapi beneran semua ff di sifany island biarpun dibaca berulang ulang tetep gak bosen…
    Terus bikin ff yang bagus yaa FIGHTING

Tinggalkan Balasan ke hwang Batalkan balasan